Anda di halaman 1dari 14

Tugas Besar Manajemen Operasional :

Perencanaan Agregat
Dosen Pengampu : Muhamad Al Faruq Abdullah S. Kom, M. M

Disusun Oleh Kelompok 2 :


1. Angga Tri Ardian (111192340)
2. M. Irfan Priyono (111192160)
3. Regina (111192173)
4. Seyna Julia (111192182)
5. Thomas Aquinas (111192189)
Manajemen B Sabtu Pagi Semester 3
Lights Your Future.  
Kampus Tanjung Duren

“ PERENCANAAN AGREGAT
Menurut Para Ahli :

1. Hendra Kusuma :
Perencanaan agregat ialah suatu hubungan antara perencanaan harian atau
penjadwalan dengan perencanaan jangka panjang. Untuk menyusun rencana
agregat, pertama-tama harus diidentifikasi pentingnya mengukur output.

2. Mohamad Syamsul Ma’arif dan Hendri Tanjung :


Perencanaan agregat ini memiliki horizon waktu sekitar 12 bulan, dengan memperbarui
rencana secara berkala. Tingkat permintaan agregat terdiri dari satu atau beberapa produk.

3. Nasution :
Perencanaan agregat yakni sebuah perencanaan produksi
untuk menentukan berapa unit volume produk yang
harus diproduksi setiap periode bulannya dengan
menggunakan kapasitas maksimum yang tersedia.
Tujuan Perencanaan Agregat
1. Pengumpulan (Aggregation)
Berfokus pada general course of action. Konsisten dengan tujuan strategik dan tujuan umum
perusahaan.Rencana produksi dan staffing dikelompokan menurut pengelompokan besar,
produk-produk yang sejenis, jasa-jasa, unit tenaga kerja maupun unit waktu.

2. Kelompok Produk (Product families)


Perusahaan kan dapat mengelompokkan produk atau jasa ke dalam kelompok-kelompok
besar, dengan tujuan menghindari detail yang terlalu banyak pada tahap-tahap proses
perencanaan.

3. Tenaga kerja (Labor)


Perusahaan juga dapat mengelompokkan tenaga kerja melalui beberapa cara (tergantung dari
fleksibilitas tenaga kerja).

4. Waktu (Time)
Waktu perencanaan ialah jangka menengah yang memiliki arti antara 3 bulan sampai dengan
18 bulan. Biasanya perencanaan ini dilakukan secara bulanan atau triwulanan.
Fungsi Perencanaan Agregat
• Alat komunikasi antara managemen teras (top management) dan manufaktur.
• Pegangan untuk merancang jadwal induk produksi.
• Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten terhadap rencana strategis perusahaan.
• Sebagai alat ukur performansi proses perencanaan produksi.
• Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap rencana produksi.
• Memonitor hasil produksi aktual terhadap rencana produksi dan membuat penyesuaian.
• Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target produksi dan rencana strategis.
• Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan jadwal induk produksi.
Strategi Perencanaan Agregat
1. Tipe Strategi Pilihan Kapasitas
• Mengubah Tingkat Persediaan
Para manajer dapat meningkatkan persediaan selama periode permintaan rendah untuk memenuhi permintaan yang tinggi di
masa datang. Jika strategi tersebut dipilih, maka biaya yang berkaitan dengan penyimpanan, asuransi, penanganan, keusangan,
pencurian, dan modal yang di investasikan akan meningkat.

• Meragamkan Ukuran Tenaga Kerja Dengan Cara Mengkaryakan atau Memberhentikan


Hal ini diberlakukan untuk menyesuaikan tingkat produksi. Pemberhentian atau PHK, tentu saja menurunkan moral semua
pekerja dan bisa mendorong ke arah produktivitas yang lebih rendah.

• Meragamkan Tingkat Produksi Melalui Lembur atau Waktu Kosong


Lembur juga bisa menyiratkan naiknya biaya overhead yang dibutuhkan untuk menjaga agar fasilitas bisa tetap berjalan. Disisi
lain, pada saat permintaan menurun, perusahaan harus menyerap waktu kosong pekerja yang biasanya merupakan proses yang
sulit.

• Subkontrak
Suatu Perusahaan bisa mendapatkan kapasitas sementara dengan melakukan subkontrak pekerjaan selama perioda permintaan
tinggi.

• Penggunaan Karyawan Paruh Waktu


Karyawan paruh waktu bisa mengisi kebutuhan tenaga kerja tidak terampil.
Strategi Perencanaan Agregat
2. Tipe Strategi Pilihan Permintaan
• Mempengaruhi Permintaan
Saat permintaan rendah, perusahaan bisa mencoba untuk meningkatkan permintaan melalui iklan, promosi, kewiraniagaan,
dan potongan harga. Bagaimanapun, bahkan iklan khusus, promosi, penjualan, dan penetapan harga tidak selalu mampu
menyeimbangkan permintaan dengan kapasitas produksi.
• Tunggakan Pesanan Selama Perioda Permintaan Tinggi
Tunggakan pesanan merupakan pesanan yang diterima perusahaan namun tidak mampu (secara sengaja atau kebetulan)
untuk dipenuhi pada saat itu. Jika pelanggan mau menunggu tanpa kehilangan kehendak baik mereka ataupun pesanannya,
tunggakan pesanan adalah strategi mungkin untuk dijalankan.
• Bauran Produk yang Counterseasonal
Suatu teknik penghalusan yang secara luas digunakan para manufaktur adalah mengembangkan sebuah bauran produk yang
terdiri dari barang counterseasonal. Bagaimanapun, perusahaan yang mengikuti pendekatan tersebut dapat mendapati diri
mereka terlibat dengan produk di luar target pasar mereka.
Biaya yang Terlibat Dalam Perencanaan Agregat
• Hiring Cost (biaya penambahan tenaga kerja) • Inventory Cost dan Backorder Cost (biaya
Penambahan tenaga kerja menimbulkan biaya-biaya untuk persediaan dan biaya kehabisan persediaan)
iklan, proses seleksi dan training. Biaya training merupakan Konsekwensi dari kebijaksanaan persediaan bagi perusahaan
biaya yang besar apabila tenaga kerja yang direkrut adalah adalah timbulnya biaya penyimpanan(inventory cost/holding
tenaga kerja yang belum berpengalaman. cost) yang berupa biaya tertahannya modal,pajak, asuransi,
• Firing Cost (Biaya pemberhentian tenaga kerja) kerusakan bahan, dan biaya sewa gudang.
Pemberhentian tenaga kerja biasanya terjadi karena semakin • Subcontract Cost (biaya subkontrak)
rendahnya permintaan akan produk yang dihasilkan,
sehingga tingkat produksi menurun dengan drastis. Konsekuensi dari kebijaksanaan ini adalah timbulnya
Pemberhentian ini mengakibatkan perusahaan harus biaya subkontrak, dimana biasanya biaya
mengeluarkan uang pesangon bagi karyawan yang di-PHK, mensubkontrakan ini lebih mahal dibandingkan
menurunnya moral kerja dan produktivitas karyawan yang memproduksi sendiri dan adanya resiko terjadinya
masih bekerja, dan tekanan yang bersifat sosial. kelambatan penyerahan dari kontraktor.
• Overtime Cost dan Undertime Cost (biaya lembur
dan biaya menganggur)
Penggunaan waktu lembur bertujuan untuk meningkatkan
output produksi, tetapi konsekwensinya perusahaan harus
mengeluarkan biaya tambahan lembur yang biasanya 150%
dari biaya kerja regular.
Metode – Metode Perencanaan Agregat.

a. Dengan pendekatan Optimasi : b. Dengan pendekatan Heuristik :

• Progamma linier • Metode grafik


• Aturan HMMS (Linier Decision Rule) • Metode koefisien manajemen
• Search Decision Rule, dll • Metode parametric, dll
Metode Grafik dan Diagram (Graphical and Charting Techniques)
Tahapan dalam metode ini adalah:

Metode ini sangat sering dipakai karena A. Tentukan permintaan pada tiap periode.
mudah dipahami dan digunakan. Pada B. Tentukan berapa kapasitas pada waktu
dasarnya, rencana ini menggunakan biasa, waktu lembur, dan tindakan
beberapa variable secara bersamaan agar subkontrak untuk tiap periode
perencana dapat membandingkan C. Tentukan biaya tenaga kerja, biaya
permintaan yang diproyeksikan dengan rekrutmen dan biaya pemberhentian
kapasitas yang ada. karyawan serta biaya penahanan persediaan.
D. Pertimbangkan kebijakan perusahaan
yang dapat diterapkan pada para pekerja
dan tingkatan persediaan.
E. Kembangkan rencana alternative dan
amati biaya totalnya.
Pendekatan Matematis Dalam Perencanaan

Beberapa pendekatan matematis terhadap perencanaan agregat, diantaranya:

Metode Transportasi Dalam Program Linear Linear Decision Rule Merupakan model
Jika masalah perencanaan agregat dipandang perencanaan agregat yang berupaya untuk
sebagai masalah alokasi kapasitas operasi mengoptimalkan tingkat produksi dan
untuk memenuhi permintaan yang tingkat jumlah tenaga kerja sepanjang
diperkirakan, maka rencana agregat dapat periode tertentu.
dirumuskan dalam format program linear.
Perencanaan Agregat Di Sektor Jasa
Pada kenyataan sektor jas seperti bank, usaha angkutan, restoran cepat saji,
penerapannya lebih mudah daripada di perusahaan manufaktur. Pengendalian biaya
tenaga kerja di perusahaan jasa merupakan sesuatu yang penting. Pengendalian Biayanya
meliputi:

1. Pengendalian yang ketat atas jam kerja di perusahaan jasa dapat dipastikan
menghasilkan tanggapan cepat terhadap respon konsumen.
2. Beberapa bentuk sumber tenaga kerja panggilan yang dapat ditambahkan atau
dihilangkan untuk memenuhi permintaan yang tak terduga.
3. Fleksibilitas keahlianpekerja kerorangan yang memungkinkan relokasi tenaga kerja
yang ada
4. Fleksibilitas keahlian pekerja peerorangan pada tingkat output atau jam kerja untuk
memenuhi permintaan yang sudah diperkirakan.

“ Kesimpulan
Perencanaan agregat merupakan suatu elemen yang
penting dalam proses produksi, yang juga berkaitan
strategi operasi yang digunakan oleh banyak perusahaan.
Perusahaan harus berhati-hati dalam menerapkan
perencanaan agregat ini, karena jika tidak maka
perusahaan merugi, hal ini desebabkan kapasitas barang
yang di produksi ternyata berlebih, hal itu biasanya
menyebabkan banyak biaya-biaya tambahan yang harus
dikeluarkan perusahaan yang seharusnya dapat
dinetralisir atau dihindari sebelumnya.
Oleh Kelompok 2

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai