KEPADA
KERASULAN
MUHAMMAD
Seorang Muslim beriman bahwasanya nabi yang ummi (buta
huruf), yaitu Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muththalib
al-Hasyimi al-Qurasyi al-Arabi yang berasal dari keturunan
Nabi Isma’il bin Ibrahim al-Khalil adalah hamba Allah dan
Rasul-Nya yang diutus kepada segenap umat manusia, baik
yang berkulit merah maupun yang berkulit putih, dan dengan
kenabiannya Allah menutup dan mengakhiri kenabian dan
kerasulan. Maka tidak ada nabi dan tidak pula rasul sesudah
beliau.
Nabi Muhammad telah didukung dengan beberapa
mukjizat dan diutamakan atas segenap nabi,
sebagaimana umatnya telah diutamakan atas segenap
umat. Allah telah mewajibkan cinta kepadanya,
memastikan taat kepadanya dan mengharuskan
mutaba’ah (mengikuti)nya. Allah juga telah memberikan
kelebihan-kelebihan (khasha’ish) kepada beliau yang
belum pernah diberikan kepada siapapun selain beliau,
yang diantaranya adalah al-Wasilah, al-Kautsar (telaga
dipadang mahsyar), al-Haudh (kolam) dan al-Maqam al-
Mahmud (kedudukan yang termulia).
Iman yang demikian itu karena adanya dalil-dalil naqli dan
‘aqli berikut ini :
Dalil-dalil Naqli
Kesaksian Allah dan para malaikat bagi Nabi Muhammad
bahwasanya beliau menerima wahyu, sebagaimana Firman
Allah :
“mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan
hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-
benar dalam kesesatan yang nyata.” (Al-Jumu’ah:2)
“Muhammad adalah utusan Allah.” (Al-Fath:2)
Dalil-Dalil Aqli
Apa gerangan yang menjadi penghalang bagi Allah SWT
untuk mengangkat Muhammad SAW sebagai rasul,
padahal Allah SWT sebelumnya Allah telah mengangkat
ratusan rasul dan ribuan nabi ?
Jika tidak ada penghalang, baik secara nalar maupun
secara syar’i, maka atas dasar apa kerasulan Nabi
Muhammad SAW diingkari dan kenabiannya kepada
seluruh manusia di tolak ?
Kondisi yang menyelimuti kerasulan Nabi Muhammad
SAW sangat menuntut adanya suatu Risalah Samawi
(risalah dari langit) dan seorang rasul yang
memperbaharui kembali ajaran tauhid bagi segenap umat
manusia, mengenalkan kepada mereka Pecipta mereka.
Dalil-dalil ‘Aqli
Kedua mata Ali bin Abi Thalib, sakit pada peristiwa Perang
Khaibar, lalu Rasulullah SAW menyeburnya dengan ludahnya,
maka keduanya sembuh total seperti tidak pernah sakit.
Doa beliau untuk Ibnu Abbas agar menjadi orang yang faqih di
dalam agama. Maka dari itu Ibnu Abbas, menjadi ulama bagi
umat Islam.