Khatimah
Jadi tidak ada yang salah dengan mati syahid. Mati syahid bukanlah sebuah kematian yang sia-
sia, terhina, harus ditangisi, dilecehkan dan ditakutkan oleh seorang Muslim. Karena mati syahid,
mati ketika memperjuangkan agama Allah SWT atau jihad fi sabilillah, adalah sebuah kematian
yang sangat tinggi dan mulia kedudukannya di dalam Islam, yang tidak mungkin dicapai dan
diraih kecuali oleh orang-orang yang memang dipilih oleh Allah SWT.
Nabi Muhammad SAW sebagai contoh dan teladan kaum Muslimin memberikan ilustrasi yang
begitu indah tentang mati syahid, dimana beliau begitu menginginkannya dan berharap bisa
mencapainya. Bukankah ini menjadi sebuah bukti yang tidak terbantahkan?
Adapun kehidupan mulia dalam Islam juga bukan berarti hidup mewah dan berfoya-foya serta
lantas lupa kepada Sang Pencitpa, Allah SWT, sebagaimana sangkaan orang kebanyakan yang
hidup pada saat ini. Hidup mulia di dunia dalam pandangan Islam adalah sebuah ketundukan
total seorang manusia, baik sebagai seorang hambaNya, dan juga sebagai khalifahNya.
Kehidupan mulia di dunia hanya bisa tercapai jikalau seluruh syariat Islam diberlakukan secara
kaafah (totalitas) sehingga tidak hanya orang Muslim yang akan mendapatkan rahmat, orang non
Muslim juga akan mendapatkan rahmat, bahkan alam semesta. Maka sudah merupakan
kewajiban bagi setiap Muslim untuk dapat meraih kehidupan mulia di dunia, yakni dengan jalan
selalu mengupayakan tegaknya syariat Islam di muka bumi.
Dengan demikian, betapa indah dan bertujuan indah, serta penuh maknanya semboyan dan
slogan yang telah diucapkan oleh Shahabat dan kini menjadi populer kembali, yakni Isy
Kariman aw Mut Syahidan. Hidup Mulia Atau Mati Syahid. Keduanya adalah kebaikan yang
sangat didambakan oleh setiap Muslim. Semoga kita bisa meraih salah satu dari keduanya, Insya
Allah…!