Anda di halaman 1dari 18

HAKIKAT KHILAFAT ‘ALAA MIN HAJJINNUBUWWAH

DI AKHIR ZAMAN
Merupakan Suatu Tinjauan Terhadap Fatwa Sesat, Dhalim & aniaya MUI terhadap Saudara-Saudara
Islam Kita Kaum Ahmadiyah.
Ahmad B, Jakarta “12-Oktober” – 2007
Suatu Tulisan, Da’wah, Perang dengan Pena Lebih Efektif dan bermanfaat dari Serangan Teroris “12
Oktober” 2002 Bom Bali.

Landasan pijakan (1) Firman Allah SWT : An-Nur 24 : 56

$yJŸ2 ÇÚö‘F{$# ’Îû óOßg¨ZxÿÎ=øÜtGó¡uŠs9 ÏM»ysÎ=»¢Á9$# (#qè=ÏJtãur óOä3ZÏB (#qãZtB#uä tûïÏ%©!$# ª!$# (y‰tãur

ω÷èt/ .`ÏiB Nåk¨]s9Ïd‰t7ãŠs9ur öNçlm; 4Ó|Ós?ö‘$# ”Ï%©!$# ãNåks]ƒÏŠ öNçlm; £`uZÅj3uKã‹s9ur öNÎgÎ=ö6s% `ÏB šúïÏ%©!$# y#n=÷‚tGó™$#

ãNèd y7Í´¯»s9'ré'sù y7Ï9ºsŒ y‰÷èt/ t•xÿŸ2 `tBur 4 $\«ø‹x© ’Î1 šcqä.ÎŽô³ç„ Ÿw ÓÍ_tRr߉ç6÷ètƒ 4 $YZøBr& öNÎgÏùöqyz

ÇÎÎÈ tbqà)Å¡»xÿø9$#
“Allah Ta’ala telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh di antara kalian,
bahwa Dia pasti akan menjadikan mereka Khalifah-Khalifah di bumi, sebagaimana Dia telah
menjadikan Khalifah-Khalifah diantara orang-orang sebelum mereka ; dan Dia pasti akan
menguatkan, meneguhkan bagi mereka agama mereka, yang telah Dia ridhoi bagi mereka; dan Dia
pasti akan memberi mereka keamanan dan kedamaian sesudah ketakutan mereka. Mereka akan
beribadah kepada-Ku, dan mereka tidak akan menyekutukan sesuatupun dengan Aku. Dan barangsiapa
ingkar sesudah itu, mereka adalah orang-orang yang fasik.”
(2) Sabda Khalifah Umar bin Khatab r.a.

“Tidak ada Islam (yang satu) kecuali harus ada Jamaah-nya, tidak ada Jamaah kecuali harus ada Imam-
nya, tidak ada Imam kecuali harus ada baiat, tidak ada baiat kecuali harus ada itaat.”
(3). Hadits 4 Era dalam Islam
Artinya : Hudzaifah ra. Meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, ”Akan terjadi nubuat sampai
masa yang disukai/dikehendaki Allah, kemudian akan ada khilafat dalam nubuat sampai masa yang
disukai Allah…Kemudian akan berdiri kerajaan sampai waktu yang dikehendaki Allah…Kemudian akan
ada khilafat dalam nubuat.(khilafat ‘alaa min hajjinubuwwah)” Kemudian Beliau saw berdiam diri.
(Musnad Ahmad, Baihaqi, Misykat hal 461).

Didalam kitab Misykat tersebut, di bawah perkataan: terdapat keterangan

sebagai berikut: , artinya : Sudah jelas bahwa khilafat yang


dimaksudkan disini ialah (berlaku) di zaman (khilafat) Isa Kedua dan Imam Mahdi Muhammad.
(4). Hadits Tidak boleh ada Dua Khalifah dalam satu masa (Muslim, Misykat hal.320).
Rasulullah saw. Menjelaskan :

Artinya : Abu Sa’id meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. Bersabda,” Apabila bai’at kepada dua khalifah,
maka bunuhlah salah satu dari antara keduanya. Pada catatan pinggir hadist ini tertulis :

Artinya : Yang dimaksud dengan (kata) bunuh disini ialah, anggaplah batil dan tidak berlaku bai’at
khalifah yang kedua, dan jangan dihargai segala urusan dan perkaranya (Misykat hal.320).
(5). Hadits Setiap Muslim wajib Taat pada Imam Zaman dan Khalifah

Rasulullah saw. Bersabda : , artinya : Barangsiapa yang


tidak mengenal imam zamannya, maka matinya adalah mati jahiliyah. ( Abu Daud, Kanzul Umal ; Biharul
Anwar, hal 45).
(6). Hadist Segolongan Jamaah Islam selalu berada di atas kebenaran.
Rasulullah saw. Bersabda :

, artinya : Jabir ra. Meriwayatkan,


Rasulullah saw. Bersabda :”Di antara umatku selalu ada satu golongan yang akan mempertahankan
kebenaran sampai hari kiamat.” Beliau bersabda lagi, “ Maka Isa ibnu Maryam (Imam Mahdi
Muhammad) akan datang dan amir mereka akan berkata,”Silahkan jadi imam kami,’ maka Beliau
bersabda,’Tidak, sesungguhnya sebagian dari antara kamu adalah amir atas sebagian lainnya, sebab Allah
swt. Memuliakan umat ini.” (Muslim, Misykat hal.480).
(7). Hadist tentang Para Mujaddid/Pembaharu dalam Islam
Rasulullah saw. Bersabda :

, Artinya : Abu Hurairah ra. Meriwayatkan


Rasulullah saw. Bersabda : “ Sesungguhnya Allah swt. Akan mengirimkan untuk umat ini pada
permulaan setiap seratus tahun seorang Mujaddid (Pembaharu, ibarat bintang-bintang agama
Islam) yang akan memperbaiki agamanya.” (Abu Daud & Misykat hal.36).
Pendahuluan
Hizbut Tahrir Indonesia yang didirikan oleh Syaikh Taqiyyudin An Nabhani pada tahun 1953 pada hari
Minggu tanggal 12 agustus 2007 di Istora Senayan Jakarta telah mengadakan KONFERENSI
KHILAFAT INTERNASIONAL yang menghadirkan 90 ribu umat, termasuk undangan dari berbagai
negara, dimana kemudian mereka telah mengatakan, memberitakan bahwa organisasi HT telah berhasil
menerapkan sistem Khilafat dalam pemberitaan di Metro TV. Kemudian ucapan terima kasih telah
diberikan Dewan Pimpinan Pusat HTI kepada pihak-pihak atas terselenggaranya KONFERENSI
KHILAFAT INTERNASIONAL yaitu : Abdullah Gymnastiar (Pimpinan PP Darut Tauhid Bandung),
Prof.Dr. Din Syamsuddin (Ketua Umum PP Muhammadiyah), Tuan Guru H.Turmuzi (Syuriah NU
NTB), KH. Amrullah Ahmad (Sekretaris MUI Pusat), KH. Ahmad Thahlon (MUI Sumatera Selatan),
Prof. Hasan Ko Nakata (Ketua Asosiasi Muslim Jepang), Syaikh Utman Abu Khalil(jubir HT Sudan),
Dr. Mehmed Salim (HT Eropa), Dr.Imran Waheed (HT Inggris), Syaikh Isham Amirah (HT Palestina),
Syaikh Ismail al-Wahwah (HT Australia) ; Yang telah berkenan menjadi pembicara, baik langsung
maupun tidak langsung. Ust. H. Arifin Ilham (Pimpinan majlis Azzikra), Depag Pusat, Seluruh jajaran
aparat keamanan & kepolisian, Pengelola Gelora Bung Karno Jakarta, Seluruh ormas Islam, partai
politik, majelis taklim, pondok pesantren, tokoh dan ulama yang memberikan dukungan baik langsung
maupun tidak. Seluruh panitia, EO dan LO KONFERENSI KHILAFAT INTERNASIONAL, Seluruh
aktivis dan simpatisan HTI yang tidak pernah lelah dan selalu yakin akan izin dan pertolongan Allah
SWT. Seluruh pihak yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu. Teriring harapan dan doa, semoga
semua jerih payah yang telah dicurahkan diterima oleh Allah SWT, sebagai amal shaleh, dan dicatat oleh-
Nya sebagai saham dalam perjuangan menegakkan syariah dan Khilafah.
Jakarta, 13 Agustus 2007,
Muhammad Ismail Yusanto,
Juru bicara HTI (Diambil dari Buletin Dakwah AL ISLAM Edisi 368/Tahun XIV).

Sementara itu di Inggris, German dll, Jamaah Muslim Ahmadiyah yang didirikan oleh Imam
Mahdi Muhammad 118 tahun yang lalu ( berdiri tahun1889 M) yang telah dipimpin oleh seorang
Khalifah, Khalifatul Masih Hz. Mirza Masroor Ahmad (Khalifah Ahmadiyah yang Kelima) tengah
mengadakan Jalsah Salanah Internasional (Pertemuan Rohani & Damai Tahunan Internasional, dimana
perwakilan dari setiap negara datang dan diadakan Pengibaran bendera setiap negara yang datang yang
melambangkan bahwa Ahmadiyah telah berhasil berkembang, diterima dengan baik disana baik di
negara-negara Nasrani/barat, Atheis-Komunis, Islam di Arab; seperti pertemuan PBB dan pengibaran
bendera setiap anggotanya) dan Bai’at Internasional (pembacaan syahadat Islam Rasulullah, kesaksian
kebenaran dan kesetiaan seluruh anggota Ahmadiyah, baik yang baru masuk maupun yang lama kepada
Khalifatul Masih dan Khilafat kerohanian yang didirikan Imam Mahdi Muhammad, yang disiarkan online
ke seluruh dunia dengan ketiga MTA, Muslim Television Ahmadiyah dimana seluruh anggota di seluruh
dunia menyatakan ikrar baiat kesetiaannya lewat layar televisi di setiap cabang-cabang baik di perkotaan
maupun ujung-ujung terpencil di seluruh dunia secara bersamaan) yang diadakan di hadiqatul Mahdi
(Oakland Farm), Hampshire, UK, Minggu 29 Juli 2007. Di Jerman dan Amerika pada tanggal 31 Agustus
– 2 September 2007, Juga di Indonesia pada tanggal 25 – 26 Agustus 2007 di Lampung diadakan hal
yang serupa, Jalsah Wilayah, juga di Sulawesi, Medan, dll.
Di dalam Jalsah tersebut dibahas tentang masalah-masalah keruhanian, masalah meningkatkan
kecintaan kepada Allah Ta’ala dan Rasul KhatamanNabiyyin Muhammad saw., juga topik seperti “Cinta
Tanah Air merupakan asas keimanan dalam agama Islam” juga “Pentingnya Persatuan dan
Kepemimpinan Ilahiyah” ; “Bukti-Bukti Internal Dan Eksternal Pemeliharaan AlQur’an”, “Apa Yang
Rasulullah saw Berikan Kepada Dunia Ini?”, “Konsep Pemahaman Tentang Yesus di Berbagai Agama”.
Di dalam Jalsah itu juga ada pembicara tamu seperti dari Indonesia yaitu Masdar F. Mas’udi, Tokoh NU
Indonesia di panggung Jalsah German 2007.
Jadi hal ini sangatlah menarik untuk Kita lihat dan dipelajari sebagai tambahan “wawasan Islam
Internasional Rahmatal lil ‘alamin” untuk Kita semua, khususnya untuk orang Islam di Indonesia,
kalangan intelektual-peneliti Muslim baik S1 s/d S3 tingkat doktoral. Seperti Kita ketahui kebutuhan
keberadaan khilafah sudah lama dirasakan umat Islam seluruh dunia, mereka senantiasa merindukan
adanya sistem khilafat yang Allah janjikan, terutama sesudah turunnya Sultan Turki yang merangkap
sebagai KhalifahUsmaniyah, tahun 1924, setelah tertelan oleh dominasi sistem pemerintahan sekuler
Turki. Upaya mempersatukan umat di atas Khilafah Islamiyah sampai sekarang masih menjadi
pemikiran para intelektual Islam di luar Jamaah Ahmadiyah.
Philip Stodard di hadapan para peserta seminar kebangkitan Islam di Siracuse University New
York tahun 1981, secara tepat mengungkapkan borok umat Islam yang saat itu berjumlah 1 milyar
dengan mengatakan,”kebangkitan umat islam saat ini tidak akan mempunyai dampak yang besar,
sebabnya Umat Islam sekarang tidak mempunyai pemimpin yang efektif,” Katanya.
Juga, di Media Dakwah No. 249, Ramadhan-Syawal 1415 H/Maret 1995, telah dimuat sebuah
karangan dengan judul “Khilafah Suatu Keharusan”, dimana di beritakan bahwa pada bulan Januari 1995
Yayasan Risalah Jakarta telah mengadakan seminar yang bertema Khilafah is the Answer ; dalam seminar
tersebut para ulama Islam telah menjelaskan bahwa sekarang orang-orang muslim tidak memiliki ruh
Islam, yang nampak hanyalah pengaruh budaya barat.
Kemudian, di Lembaran Dakwah Hanif no.014/th VII 14 Dzulqaidah 1415 H/14 April 1995 M,
telah memuat artikel yang isinya antara lain : ”Umat Islam sekarang tidak mempunyai seorang pemimpin
yang dapat memberi petunjuk kepada mereka. Padahal jumlah pemeluk agama Islam sangatlah banyak
dan tersebar luas ke seluruh dunia. Di dalam Islam juga tidak ada bendera tertentu, dimana seluruh umat
Islam dapat berkumpul dan bernaung di bawahnya. Kita tidak punya Khalifah yang dapat diikuti dan
ditaati, dan kita tinggal bagai anak-anak yatim yang hina. Dan juga tidak punya seorang syeikhul Islam
(pemimpin Islam) yang suaranya dapat diikuti serta menjadi contoh dan tauladan bagi umat manusia.
Saat ini, berbagai kekuatan bangsa-bangsa dan golongan dunia sedang bersatu, tetapi dunia Islam
tidak ada kesatuan dan persatuan. Bahkansebaliknya bertentangan satu sama lainnya hanya karena
perbedaan masalah ilmu fiqh dan ilmu kalam saja. Padahal mereka sama-sama beriman kepada Allah,
mereka sepakat beriman kepada agama Islam, kitab suici Alquran dan kepada nabi besar Muhammad saw
sebagai nabi dan rasul mereka.”
Ketua MUI Banda Aceh, Prof. H.Ali Hasymy, dalam khutbah Jum’ah yang dimuat di dalam
harian Serambi Indonesia no. 2053/th 28, tgl 11 Ramadhan 1415 H/Sabtu 11 Februari 1995, pada
halaman 5 kolom 6-7, mengatakan bahwa menurut Alquran jika orang-orang Islam adalah mukmin dan
mengerjakan amal shaleh, mereka akan dijadikan khalifah-khalifah. Maksud Beliau, orang-orang
Islam sekarang ini tidak mukmin sebab menurut fahamnya sekarang ini tidak ada khalifah.
Usaha untuk menegakkan kembali kekhalifahan sebagai realisasi pemikiran-pemikiran mereka itu
sudah berulangkali dicoba, tetapi selalu gagal. Pertama Syarif Husain dari Mekah, kemudian Raja Fuad
dan anaknya Raja Faruk, Mesir ; Usaha menggantikan kekhalifahan Turki yang terakhir yaitu Raja Faisal,
Saudi Arabia pada tahun 1974 yang disponsori Idi Amin, Uganda & Zulfikar Ali Bhutto, Pakistan.
Kesemuanya berakhir dengan tragis mati terbunuh oleh lawan politiknya, termasuk juga sponsornya.
Tahun 1926 pasca kekhalifahan Turki Utsmani runtuh (1924), di Kairo-Mesir dan di Mekkah
Saudi Arabia, berlangsung kongres Islam sedunia, atas prakarsa ulama Al-Azhar dan raja Ibnu Sa’ud,
mewakili muslim Indonesia, hadir H.O.S. Tjokro Aminoto dari Syarikat Islam, K.H.Mas Mansyur dari
Muhammadiyah dan H.A Karim Amarullah ; kongres ini tidak berhasil mewujudkan apa yang dicita-
citakan.
Tahun 1974, di Lahore-Pakistan, berlangsung Konferensi Tingkat Tinggi Islam yang dihadiri 38
negara ; pesertanya terdiri atas kepala negara, perdana menteri, dan mentri-menteri luar negeri. Masalah
khilafat juga menjadi salah satu agenda pembahasan KTT saat itu, akan tetapi KTT tidak berhasil
mewujudkan apa yang menjadi harapan dan cita-cita umat Islam, gagal mendirikan khilafah Islamiyah.
Begitu juga dengan Hizbut Tahrir, salah satu kelompok Islam yang tak pernah surut berjuang
menempuh berbagai upaya untuk menegakkan kembali khilafah sudah 57 tahun berjuang (s/d 2007),
tetapi khalifah Islamiyah yang diidam-idamkannya itu tidak kunjung menjadi kenyataan, hanya katanya
sudah punya “blue print khilafahnya” tapi siapa nama khalifahnya tidak jelas. HTI mengklaim sebagai
partai politik ideologis dengan menjadikan idiologi Islam sebagai lampu penerang dalam kegelapan
sekularistik yang membelenggu dunia saat ini. Tidak heran, jika di tengah krisis multi dimensi yang
melanda dunia, termasuk melanda Indonesia saat ini, HT menawarkan sistem khalifah Islamiyah untuk
menggantikan sistem demokrasi yang diusung sekularisme dan kapitalisme. HT kerap kali turun ke
berbagai daerah di tanah air guna mengkampanyekan serta mensosialisasikan ide dan cita-cita yang
diusungnya
Permasalahannya adalah apakah yang menjadi penyebab utama ketidakberhasilan
pendirian khilafat diatas ??, apakah mungkin menghidupkan kembali kekhalifahan itu menurut
pola yang dikehendaki masing-masing jamaah Islam politik ? Dan satu pertanyaan kritis,
“Betulkah Khilafat dapat mempersatukan umat ? serta apakah urusan pendirian Khilafat ini
sebenarnya bukanlah urusan orang Islam (tidak perlu usaha secara zahir seperti melakukan
seminar khilafat) melainkan ini semata-mata urusan Allah SWT yang telah menjanjikan dalam
AlQuran dalam surah An Nur : 56, & terserah Allah Yang Maha Menepati janji, dengan cara
bagaimana menzahirkannya & kepada siapa diberikan tugas besar tersebut?? Dan apakah
Rasul suci Muhammad saw tidakkah memberikan petunjuk mengenai hal ini??? Semua ini
merupakan pertanyaan besar yang sangat berhubungan dengan MASA DEPAN ISLAM di
AKHIR ZAMAN yang harus dikaji & diselidiki oleh setiap muslim yang mencintai Islam &
peduli terhadap masa depan Islam rahmatallilalamin”
Keraguan adanya khilafat dalam Islam, ditengarai dengan berbagai pandangan seperti bahwa
setiap Muslim itu “khalifah”, atau bahkan ada yang sering mengatakan,”Setiap orang adalah khalifah”.
Pernyataan tersebut didasarkan pada beberapa kemungkinan, yaitu :
1. karena latah, ikut-ikutan saja pendapat orang, tidak tahu yang sebenarnya karena orang Islam
awam.
2. bisa karena perbedaan paham terhadap hadits “kullukum roo’in” (setiap orang adalah pemimpin).
3. bisa juga karena frustasi, yakni khalifah secara “tokoh” tidak kunjung tiba di tengah masyarakat.

Tetapi apapun alasannya, yang jelas hal tersebut sangatlah bertentangan dengan “fakta
sejarah” dalam Islam masa awal, dimana setelah wafatnya Rasulullah saw sebelum Beliau dikuburkan
maka terpilihlah Abu Bakar Ash-Shidiq r.a., kemudian berturut-turut kepemimpinan dilanjutkan Hadhrat
Umar bin Khatab r.a., Hadhrat Usman bin Affan r.a., dan Hadhrat Ali bin Abi Thalib r.a. yang dikenal
sebagai Khalifah-Khalifah Rasulullah saw, Al Khulafaa’u ar-raasyidiin ; dan sangatlah bertentangan
dengan Surah An-Nur : 56 diatas.
Pada zaman sekarang, (setelah 14 abad telah lewat dari zaman Rasulullah saw dan Khulafaur
Rasyidin) hanya Hz. Mirza Ghulam Ahmad as.—yang mendakwakan diri sebagai Imam Mahdi dan
Masih Mau’ud—telah memperoleh wahyu dari Allah swt seperti tertera berikut ini sampai 13 kali
banyaknya.

, Artinya : Aku telah beriradah untuk menegakkan Khalifah-Ku pada


zaman ini, maka Aku ciptakan Adam (Tadzirah, Al Syirkatul Islamiyah, 1969, hl.665).
Bagi Kita yang hidup di abad ke 20 keatas, siapakah Imam Kita, yang wajib Kita ikuti ??, Kapan
penggenapan dari sistem Khilafat alaa minhaajin-nubuwwah (kekhalifahan berdasarkan kenabian) yang
kedua ? Apa Anda & Jamaah Andakah sebagai penggenapannya ? Anda punya bukti dan dapat
menjelaskannya ??...Mari Kita sharing ilmu !!!
Jika tidak, Kami ajukan sebuah bukti, yakni pada 27 Mei 1908, telah berdiri Khilafat alaa
minhaajin-nubuwwah (kekhalifahan berdasarkan kenabian) yang kedua, yaitu sistem Khilafat
Ahmadiyah yang bertujuan untuk melanjutkan perjuangan dalam mengibarkan bendera “Laa
ilaaha illalah Muhammadar-Rasulullah.” Kekhalifahan ini berdasarkan kenabian (ummati) Isa
Muhammadi as.,/Imam Mahdi Muhammad/Krishna, Budha Yang kedua yang telah datang di
akhir zaman. Khilafat ini telah berusia 100 th (nanti pada tasyakur seabad tahun 2008), adapun
para khalifahnya adalah sebagai berikut :
1. Hazrat Mln. H. Hakim Nuruddin r.a. (1908 – 1914 M)
2. Hz. H. Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad r.a. (1914 – 1965)
3. Hz. Mirza Nasir Ahmad rh (1965 – 1982)
4. Hz. Mirza Tahir Ahmad rh. (1982 – 2003)
5. Hz. Mirza Masroor Ahmad a.t.b.a (2003 – hingga sekarang dan Insya Allah sampai
kiamat).
Menurut Imam Mahdi Muhammad pendiri Jamaah Muslim Ahmadiyah, sesuai ilham Ilahi bahwa
diamnya Nabi Muhammad saw. (seperti teks hadits diatas, “tsumma sakata”) adalah “hingga hari kiamat”
(Al-Wasiyat, hl.15).

Apakah Khilafat itu ?


Khilafat adalah bentuk kata jadian (masdar) dari kata kerja “khalafa-yakhlufu” artinya pemerintahan,
pengurusan dan kepemimpinan sebagai ganti dari yang lain. Oleh karena itu kalimat : , Ia
menjadi pengganti-Nya” sama dengan kalimat : , “Ia dijadikan oleh
Tuhannya sebagai pengganti-Nya dalam memimpin kaumnya”, sama juga dengan kalimat :
, “Dia menjadikannya sebagai khalifah atas mereka”, sama dengan
kalimat :
“Dia menjadikannya sebagai khalifah bagi-Nya.” (Al-Munjid, halaman 192).
Jadi pengertian “khilafat” itu adalah kepemimpinan sebagai pengganti untuk mengatur kehidupan
suatu umat. Orang yang memimpin umat sebagai pengganti disebut “khalifah”.
Kata “khalifah” jika berdiri sendiri, tanpa dikaitkan dengan nama lain berarti sebagai “khalifah
Allah”, misalnya firman Allah swt dalam Alquran :
( Zpxÿ‹Î=yz ÇÚö‘F{$# ’Îû ×@Ïã%y` ’ÎoTÎ) Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9 š••/u‘ tA$s% øŒÎ)ur
Dan ingatlah ketika Tuhanmu (Adam) berkata kepada malaikat sesungguhnya Aku menjadikan
khalifah di bumi. (Al-Baqarah 2 : 31). Juga dalam Surah Shaad 38 : 27, Allah berfirman :

y7¯=ÅÒãŠsù 3“uqygø9$# ÆìÎ7®Ks? Ÿwur Èd,ptø:$$Î/ Ĩ$¨Z9$# tû÷üt/ Läl÷n$$sù ÇÚö‘F{$# ’Îû Zpxÿ‹Î=yz y7»oYù=yèy_ $¯RÎ) ߊ¼ãr#y‰»tƒ

tPöqtƒ (#qÝ¡nS $yJÎ/ 7‰ƒÏ‰x© Ò>#x‹tã öNßgs9 «!$# È@‹Î6y™ `tã tbq•=ÅÒtƒ tûïÏ%©!$# ¨bÎ) 4 «!$# È@‹Î6y™ `tã

ÇËÏÈ É>$|¡Ïtø:$#
Hai Daud, Sesungguhnya kami menjadikan engkau sebagai khalifah, Maka aturlah manusia itu
dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, Karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan
Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat,
Karena mereka melupakan hari perhitungan.
Maksud “khalifah” dalam kedua ayat Alquran diatas adalah Khalifah Allah, artinya
pemimpin yang mengatur kehidupan uma manusia sebagai pengganti Allah swt, dengan kata lain
sebagai Nabi Allah atau Rasul Allah ; sebab fungsi mereka di bumi ini adalah bertugas untuk
memimpin umatnya sebagai pengganti Allah swt. Sebagaimana nabi Adam a.s. dan Nabi Daud a.s.
dalam ayat di atas.
Sedang Khalifah yang mengatur kehidupan umat manusia sebagai pengganti Nabi Muhammad
saw seperti Abu Bakar Ash-Shidiq r.a., Hadhrat Umar bin Khatab r.a., Hadhrat Usman bin Affan r.a.,
dan Hadhrat Ali bin Abi Thalib k.w. disebut sebagai Khalifah Rasulullah saw. Dimana fungsi mereka di
bumi ini adalah bertugas sebagai pengganti Rasulullah saw dalam memimpin kaum muslimin dan
manusia yang berada di seluruh wilayah kekuasaan Khalifah saat itu. Dan Khalifah pengganti Rasulullah
saw tidak boleh disebut Khalifatullah atau Khalifah saja, apabila mereka tidak berpangkat Nabi.
Sehubungan dengan hal ini, Hadhrat Abu Bakar Ash-Shidiq r.a. pernah menegur orang yang memanggil
Beliau dengan kata : Ya Khalifatullah !
: ! :

Diriwayatkan dari Abi Mulaikah r.a. ia berkata “ Wahai Khalifatullah…” Beliau r.a. berkata, “ Saya bukan
Khalifatullah, tetapi aku Khalifatu Rasulillah, dan saya senang dengan sebutan itu” (Ibnu Abi Asyaibah,
Ahmad bin Hanbal, Ibnu Sa’ad, Ibnu Muni’ dan Kanzul-Umal, Juz IV 14048).
Tatkala Hadhrat Abu Bakar Ash-Shidiq r.a. duduk di mimbar memandang ke seluruh wajah
kaum muslimin Beliau tidak melihat Ali bin Abi Thalib kw, lalu Beliau menanyakan tentang dia, maka
berdirilah orang-orang Anshar, lalu mereka datang bersamanya, maka Hadhrat Abu Bakar Ash-Shidiq r.a.
berkata :

Wahai anak laki-laki paman Rasulullah saw dan suami anak perempuannya, apakah engkau hendak
memecah tongkat (kaum) muslimin lalu Beliau k.w. berkata : Tidak cela wahai Khalifah Rasulillah,
lalu ia berbai’at kepadanya (Abu Daud Ath-Thayalisi, Ibnu Sa’ad, Ibnu Abi Syaibah, Ibnu Jarir, Bukhari,
Muslim, Al-Hakim dalam Al-Mustadrak, Ibnu Asakir dan Kanzul-Umal, Juz V / 14079)
Sedang kata “Khalifah” mempunyai dua bentuk jamak yaitu “khulafaa’ dan khalaaif”, khulafaa’
bentuk jamak untuk mudzakkar (laki-laki), misalnya artinya tiga khalifah laki-laki ;
sedang khalaaif bentuk jamak yang bisa digunakan untuk mudzakkar maupun muannats,
misalnya : dan ”.
Kedua kata ini jika digunakan untuk para manusia tidak boleh diartikan sebagai Khalifatullah
pengganti Allah swt atau Nabi, bahkan juga tidak boleh diartikan sebagai pengganti Rasulullah saw,
karena khalifah itu hanya diijinkan ada satu dalam umat Islam ini ; dan jika di dalam kaum muslimin ada
dua khalifah, maka khalifah yang lain harus diperangi.
Rasulullah saw bersabda :
Apabila dua khalifah dibai’at, maka perangilah yang akhir dari keduanya (Ahmad bin Hanbal
dalam Musnadnya, Muslim dari Abi Sa’ad r.a. dan Kanzul-Umal, Juz VI 14809).
Arti tafsir dari Surah An-Nur : 56 diatas yaitu :
1. Terdapatnya eksistensi kepastian terdapatnya 'untaian kepemimpinan' dalam Islam dari sejak
zaman rasulullah saw sampai dengan sekarang merupakan janji dari Dzat Yang mustahil
mengingkari janji, dimana pada kalimat layastakhlifanaahum (Dia pasti akan menjadikan khalifah
dari antara mereka) terdapat dua huruf penegas (harfut-taukid), yakni huruf lam dan nun. Ayat ini
juga menubuatkan akan adanya sistem khilafat di masa mendatang dalam Umat Islam (yang
satu) setelah masa kenabian Rasulullah saw., berdasarkan huruf ya’ pada kalimat diatas, sebagai tanda
bahwa kalimat tersebut bersifat sedang dan akan datang (fiil mudhori’). Hal ini diperkuat,
dilegitimasi, dibenarkan dari hadist 4 era dalam Islam (landasan pijakan nomer 3) di atas ;
dimana sangatlah jelas bahwa akan terjadi dua masa Khilafat alaa minhaajin-nubuwwah (kekhalifahan
berdasarkan kenabian).
2. Terdapatnya “janji bersyarat”, yaitu hanya dianugerahkan kepada “al-ladziina aamanuu minkum
wa ‘amilush-shoolihaat” (orang-orang yang beriman di antara kamu (orang-orang Islam) dan
yang mengerjakan amal saleh) ; artinya bila syarat ini dipenuhi maka janji Allah Ta’ala pun pasti
akan terwujud. Jadi apabila tidak ada wujud khalifah di antara suatu kaum, maka dapat dipastikan hal
ini karena syarat tersebut tidak ada pada kaum tersebut.
Nubuat berdirinya khilafat bagi orang-orang beriman dan beramal shaleh di zaman akhir ini akan
dipenuhi Allah SWT setelah kaum muslimin mengalami kemunduran ruhani selama 1000 tahun,
seperti yang tertulis & tersirat dalam Surah As-Sajdah 32 : 6

7puZy™ y#ø9r& ÿ¼çnâ‘#y‰ø)ÏB tb%x. 5Qöqtƒ ’Îû Ïmø‹s9Î) ßlã•÷ètƒ ¢OèO ÇÚö‘F{$# ’n<Î) Ïä!$yJ¡¡9$# šÆÏB t•øBF{$# ã•În/y‰ãƒ

tbr‘‰ãès? $£JÏiB
Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, Kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari
yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.
3. Khilafat alaa minhaajin-nubuwwah (kekhalifahan berdasarkan kenabian) yang kedua (di zaman akhir,
pada masa Imam Mahdi Muhammad/Isa Kedua) merupakan khilafat “sebagaimana Dia (Allah
Ta’ala) telah menjadikan khalifah bagi orang-orang sebelum mereka”(kamastakhlafalladziina
mingqoblihim), yaitu pada masa setelah Mulkan jabariyah (kerajaan Islam otoriter) maka nizam
khilafat yang terdekat yaitu sebagaimana Al Khulafaa’u ar-raasyidiin, walaupun di bawah suatu
kenabian tapi pada hakekat, ruh-nya kenabian tersebut merupakan kenabian ummati,
kedudukannya sebagai khalifah-nya Rasulullah saw, begitu juga khalifah pengganti nabi ummati
tersebut.
4. Agama Islam akan mendapat kekuatan dan kemenangan melalui para khalifah dan nizam
khilafatnya (bukan pemimpin-pemimpin politik negara Islam, ulama-ulama, MUI, dan
lewat konferensi-konferensi buatan manusia, orang-orang Muslim), dan pada zaman sekarang
ini menurut ilmu hakekat Jamaah Muslim Ahmadiyah, berdasarkan wahyu dari Allah swt kepada Hz
Mirza Ghulam Ahmad as. maka Beliau telah mengatakan bahwa Islam akan mendapat kemenangan
di seluruh dunia melalui Beliau serta murid-murid Beliau dalam tempo tiga abad semenjak Beliau
diutus. Jadi secara khusus tafsir ayat diatas hanya berlaku bagi Mujaddid Adhom/Imam
Mahdi Muhammad/Masih Mau’ud/Isa, Zoroaster, Krishna, Budha kedua yang datang di
akhir zaman serta bagi murid-murid Beliau yang meyakini bahwa 'untaian pemimpin
kerohanian Islam' senantiasa terus berjalan dari sejak zaman Rasulullah saw sampai dengan masa
sekarang dimana pada saat ini 'Khilafat Islam yang kedua' telah berdiri dan masih terus berjalan
sampai dengan kiamat !!!.
Dalam Surah An-Nur diatas sangatlah berhubungan dengan maksud-maksud kemajuan Islam
dan keunggulan ruhani pengikut-pengikutnya dimana Allah SWT secara khusus menjanjikan
'keberkatan khilafat' sebagai ganjaran untuk iman dan amal saleh mereka. Menerima sistem
khilafat merupakan 'sikap iman' tahap lanjut setelah iman terhadap 'sistem nubuat' yang datang
setelah Rasulullah saw, suatu nubuatan kedatangan Mujaddid Adhom/Imam Mahdi
Muhammad/Masih Mau’ud/Isa, Zoroaster, Krishna, Budha kedua yang datang di akhir
zaman. Terdapat 'ciri-ciri khas' keberkatan Jamaah-Nya yaitu Jamaah Islam tersebut pastilah
akan menerima banyak berkah seperti :
(1). Agama mereka (Islam) akan dikuatkan, semakin teguh.
Ayat dalam Surah An-Nur diatas menyatakan bahwa “Walayumakkinanna lahum
diinahumulladzirtadhoo lahum”, Dan Dia akan meneguhkan bagi mereka agama mereka yang
telah diridhai-Nya untuk mereka.
(2). Ketakutan mereka akan diganti dengan ketenangan dan keamanan.
Allah SWT berfirman : “Wa layubaddilannahum mim ba’di khoufihim amnaa”, Dan Dia
sungguh-sungguh akan menukar [keadaan] mereka dari kondisi takut menjadi aman sentosa.
Hazrat Masih Ma’uud a.s. menulis, ” Alhasil, Dia memperlihatkan dua macam kudrat :
Pertama, dengan tangan para nabi diperlihatkan tangan kudrat-Nya.
Kedua, setelah kewafatan nabi—ketika kesulitan-kesulitan menghadang, sedang musuh tengah
berusaha sekuat tenaga dan menyangka bahwa sekarang usaha ini gagal, dan mereka yakin bahwa
sekarang Jemaat ini akan hancur ; dan orang-orang dari kalangan Jemaat sendiri pun merasa
bimbang, mereka jadi putus harapan, malah beberapa yang sial menyimpang ke jalan murtad –
dalam keadaan demikianbarulah Allah Ta’ala untuk kedua kali akan menunjukkan kudrat-Nya
yang amat kuat, dan Jemaat yang hampir roboh itu disambut-Nya kembali. Jadi, orang yang sabar
sampai akhir, ia akan menyaksikan mukjizat Allah Ta’ala ini. Sebagaimana telah terjadi pada masa
Abu Bakar Shiddiq r.a., ketika kewafatan Rasulullah saw. Yang dianggap bukan pada waktunya,
dan banyak di antara orang-orang dusun yang bodoh balik menjadi murtad, dan para sahabat pun
karena terlampau sedih hampir-hampir seperti gila. Saat itulah Allah Ta’ala menegakkan Abu
Bakar Shiddiq r.a. untuk sekali lagi memperlihatkan kudrat-Nya, dan Islam yang hampir runtuh
itu ditopang-Nya kembali. Dan Dia telah memenuhi janji-Nya.”
(3). Ketaatan pada tauhid (yakni Keesaan Tuhan) yang sempurna akan terjamin.
– Menjadi Muwahhid sejati.
Allah SWT. Berfirman, ”Ya’buduunanii”, mereka akan selalu menyembah-Ku.
– Jauh dari kemusyrikan.
Firman-Nya : ”Laa yusyrikuuna bii syai-aa”, tidak akan mempersekutukansuatu apapun
dengan-Ku.

Jika Kita bai’at ke dalam jamaah yang didirikan berdasarkan khilafat, dengan bai’at yang
sesungguhnya, maka sebagai akibatnya kita pun akan selalu beribadah, hanya menyembah dan
berbakti kepada-Nya. Seorang khalifah yang dihadirkan sebagai wakil seorang nabi, pasti Beliau akan
semata-mata mengajarkan apa-apa yang ia dapatkan dari gurunya. Hal ini dapat kita dengar dari
pidato pertama Hazrat Abu Bakar Shiddiq r.a. ketika Beliau baru saja menerima karunia sebagai
seorang khalifah dari Rasulullah saw. : ” Saudara-Saudara, sekarang aku telah terpilih sebagai Amir
(Khalifah) meskipun aku tidak lebih baik dari siapa pun di antara kalian. Bantulah aku apabila aku
berada di jalan yang benar, dan perbaikilah aku apabila aku berada di jalan yang salah. Kebenaran
adalah suatu kepercayaan ; kesalahan adalah suatu pengkhianatan. Orang yang lemah di antara kalian
akan menjadi kuat bersamaku sampai (insya Allah) ku ambil apa yang menjadi haknya. Patuhlah
kepadaku sebagaimana aku mematuhi Allah dan Rasul-Nya. Jika aku tidak mematuhi-Nya dan Rasul-
Nya, janganlah sekali-kali kalian patuh kepadaku.”
Pada ayat berikutnya Surah An-Nuur 24 : 57, Allah memperingatkan bahwa mereka yang
meremehkan dan menghina karunia yang begitu besar akan diputuskan dari sumber keberkatan Ilahi ;
jelas ini merupakan satu peringatan yang sangat tegas dan keras !!.
Tentunya hal keberhasilan, keberkatan ini pastilah dengan 'dasar pijakan Kedua', Sabda
Khalifah Umar bin Khatab r.a. diatas, yakni terdapat hubungan yang tidak dapat dipisahkan antara
Jamaah Islam Sejati, Kepemimpinan Khilafat alaa minhaajin-nubuwwah (kekhalifahan berdasarkan
kenabian) dan bai’at karena keberadaan yang satu bergantung kepada keberadaan yang lainnya, yang
keberadaannya ini diikat oleh tali keitaatan yang dikukuhkan melalui bai’at sebagai persyaratan untuk
ikut serta dalam 'Jamaah Islam Sejati'. Bai’at bertujuan mengumpulkan orang-orang yang jujur &
benar pada satu cita-cita yang sama untuk berkhidmat mengembangkan Islam ke seluruh dunia.
Sedangkan kepemimpinan (kepada hal-hal yang ma’ruf, kebaikan) yang ditaati 'Jamaah Islam Sejati'
merupakan inti, ruh dari 'organisasi kerohanian' ini.
Jadi memang ini perjuangan yang berat untuk mencapai 'kemenangan rohani, penaklukan
hati manusia' tapi sangatlah mungkin dan masuk akal bila dilihat dari multi konsep teori dan juga
implementasi-nya ; dimana bagi 'Jamaah Islam lain' kenyataannya hanyalah sesuatu yang utopi
bahkan fatamorgana, yang jelas-jelas tidak akan mungkin bisa terlaksana secara teori & jika melihat
kondisi lahiriah sekarang ini, apalagi secara implementasi karena terdapatnya kesalahan-kesalahan,
kelemahan-kelemahan pada konsep fundamental-nya.
5. Nizam Khilafat merupakan nizam, lembaga kerohanian (yang berhubungan dengan keimanan dan
agama) sebagai sarana samawi yang membantu menegakkan keutuhan agama Islam serta
memelihara kekuatan rohaninya. Ayat dalam Surah An Nuur 24 : 56 diatas tidak merujuk pada
pemerintahan, kerajaan duniawi atau kenegaraan dengan politik dan partai politik-nya untuk
mencapai tujuan, apalagi pandangan bahwa lembaga khilafat merupakan sebentuk pemerintahan yang
berbuat dzalim.
Lima dalil dalam ayat Al-Quran tersebut menguatkan hal ini, yaitu terdapat penekanan pada segi-
segi keagamaan, yang berhubungan dengan keimanan dan peneguhan Islam, kebesaran dan
kemenangan –nya secara damai :
(1). Allah telah menjanjikan kepada 'orang-orang yang beriman' diantara kalian.
(2). Dan melakukan amal saleh.
(3). Dan pasti akan menguatkan untuk mereka agama mereka.
(4). Orang-orang beriman akan hanya menyembah Allah dan tidak mempersekutukan segala
sesuatu dengan Dia.
(5). Kemudian 'siapapun dia' yang tidak bersyukur (ingkar) sesudah itu (keberkatan khilafah),
mereka akan termasuk orang yang fasik.

Jadi sangatlah berbeda dengan kemenangan orang-orang yang berfikiran jahat dan orang-orang kafir
yang berdosa, yang juga berkeinginan dan telah dapat mendirikan dan meluaskan kerajaan dan
kekuasaan duniawi.

Sangatlah tidak tepat jika ayat dalam Surah An-Nur 24 : 56 diatas sudah terjadi dan zahir,
diterapkan kepada “Khulafaur-Rasyidin” karena beberapa fakta di bawah ini :
1. Usia Khilafat setelah Rasulullah saw hanya berlangsung 30 tahun dan tidak ada kelanjutannya.
Semua kaum muslimin meyakini sepenuhnya bahwa Muhammad saw itu Nabi, Rasul bahkan sebagai
'KhatamanNabiyyin', yang paling mulia derajatnya, yang mengemban amanat penyebarluasan syariat
Alquran untuk rahmatan lil’alaamin, baik untuk di bumi dan langit, sehingga 'ketika mereka,
Sahabat-Sahabat r.a. sadar' bahwa Nabi Besar Muhammad saw telah wafat maka mereka yakin dan
mempunyai pikiran yang sama bahwa kepemimpinan kaum muslimin pasti akan dipegang oleh
'seorang' Khalifah (Penerus) Rasulullah saw., sehingga Mereka sepakat untuk memilih Abu
Bakar r.a. sebagai KhalifaturRasulillah untuk melanjutkan perjuangan mulia yang diemban oleh
Rasulullah saw, sebelum jasad suci Beliau dikuburkan. Kesepakatan para sahabat itu berdasarkan
sabda Rasulullah saw yang menyatakan bahwa setiap kenabian itu pasti diikuti khilafat kenabian yang
menggantikannya, yang dalam hadits diistilahkan dengan 'Khilaafah ‘alaa minhaajin-Nubuwwah'.
Rasulullah bersabda :

Tidak ada kenabian saja kecuali diikuti oleh khilafat (ibnu Asakir dari Abdur-Rahman bin Sahl r.a. dan
Kanzul-Umal, Juz XI / 32246).
Jadi Umat Islam sekarang dapat menganalisa dengan kritis, mempertanyakan kepada dirinya
sendiri & kira-kira apa jawabannya, mengapa masa Khilafat Khulafaur-Rasyidin hanya sampai dengan
masa Hadhrat Ali bin Abi Thalib r.a. saja? Mengapa Allah Ta’ala mengangkat karunia-Nya, yang
telah dijanjikan pada Surah An-Nur : 56 diatas, sehingga selama 1000 tahun umat Islam 'telah
genap' terpecah belah menjadi lebih dari 73 golongan, menanggung banyak kerugian (bukannya
memperteguh & memperkuat Islam sebagai agama yang sempurna) dengan tanpa adanya
'persatuan yang satu & solid '…padahal mempunyai keyakinan sangat kuat akan kebenaran azas
kalimah syahadah yang satu, yang dalam sehari semalam bisa puluhan kali dibaca, …. ??

Aku bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (yang disembah) kecuali Allah Yang Maha Esa
yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba dan Rasul-Nya (Al-
Baihaqi dalam As-Sunan, Kanzul-Umal, Juz VIII / 22341).
Apakah dalam 'masa kegelapan Islam' tersebut Allah tidak memberikan jaminan
terhadap kemurnian Islam ?? Adakah hubungannya dengan janji Allah bahwa setiap
100 tahun sekali akan datang Mujaddid dalam Islam & di akhir zaman dengan
kedatangan Imam Mahdi Muhammad sebagai Mujaddid Adhom yang telah
dijanjikan Rasul Suci Muhammad saw. ??
Begitulah fakta kejadiannya dan semuanya telah berjalan sesuai dengan 'takdir Allah' yang
penuh hikmah.

Khilafat sesudahku dalam umatku selama tiga puluh tahun, kemudian kerajaan-kerajaan sesudah
itu (Ahmad bin Hambal dalam Musnadnya, Al Turmudzi, Abu Daud, An-Nasa’I, Ibnu Majah, Ibnu
Hibban dalam Shahihnya dari Safinah r.a. dan Kanzul-Umal, Juz VI / 14961).

Khilafat kenabian itu berlangsung tiga puluh tahun, kemudian Allah mendatangkan kerajaan
kepada orang yang dikehendaki (Abu Daud, Al Hakim dalam Al-Mustadrak dari Safinah r.a. dan
Kanzul-Umal, Juz VI / 1492).
Apakah 'orang Islam' tidak mau belajar & mengambil hikmah dari
kelalaian, egoisme kesukuan & madzab, sehingga laksana azab yang turun !!!
Tentunya 'umat Islam & Beriman' tidak akan mau mengulangi kesalahannya
sampai dua kali !!!

2. Nilai huruf dalam kalimat “Oßg¨ZxÿÎ=øÜtGó¡uŠs9 ” dalam ayat Alquran Surah An-Nur diatas yang artinya

“sungguh Dia akan menjadikan Khalifah” adalah 1305.

Kalimat ini jika nilai-nilai hurufnya dihitung, jumlahnya menunjuk kepada tahun datangnya
perintah untuk mendirikan lembaga khilafat sistem kenabian (Khilafat alaa minhaajin-nubuwwah,
kekhalifahan berdasarkan kenabian yang kedua, di zaman akhir, pada masa Imam Mahdi
Muhammad/Isa Kedua) yang dijanjikan Allah baik dalam Surah An-Nur : 56 maupun dalam Hadits
Rasulullah saw di atas (Landasan pijakan nomer 3). Agar nampak jelas, kami paparkan bahwa huruf
dalam kalimat di atas terdiri dari = 30, = 10, = 60, = 400, = 600, = 30, =
80, = 50, = 5, = 40, jadi jumlahnya ada 1305 (Al-Munjid, hl.1). Dengan demikian
maka dapatlah diketahui dengan pasti bahwa turunnya perintah mendirikan khilafat sistem kenabian
di zaman akhir ini adalah pada tahun 1305 Hijriyah bertepatan dengan tahun 1888 Masehi.
3. Markas Khilafat “Khulafaur-Rasyidin” berada di kota Madinah sedangkan pendiri Khilafat alaa
minhaajin-nubuwwah, kekhalifahan berdasarkan kenabian yang kedua, di zaman akhir, pada masa
Imam Mahdi Muhammad/Isa Kedua) yang dijanjikan Allah berada di Timur Damsyik (Qadian);
yang kemudian pada masa pecahnya daerah Hindustan menjadi India & Pakistan,
bermarkas di Rabwah, Pakistan,…bahkan sesuai dengan kehendak Allah SWT kemudian
hijrah ke London, Inggris).

Khilafat itu berada di kota Madinah, sedang kerajaan itu berada di Syam (Bukhari dalam At-
Tarih, Al-Hakim dalam Al-Mustadrak dari Abu Hurairah r.a. dan Kanzul-Umal, Juz VI /
4966)
4. Ciri-ciri pendiri Khilafat alaa minhaajin-nubuwwah, kekhalifahan berdasarkan kenabian yang kedua, di
zaman akhir, pada masa Imam Mahdi Muhammad/Isa Kedua yang telah disabdakan oleh Rasulullah
saw diantaranya :
4.1. Namanya seperti nama Rasulullah saw.
Rasulullah bersabda :

Dunia tidak akan hilang dan tidak akan roboh sampai seorang laki-laki dari ahli baitku yang
namanya menempati namaku akan memerintah (mengatur) (Ahmad bin Hanbal dalam
Musnadnya, Abu Daud, At-Turmudzi dari Ibnu Mas’ud r.a. dan Kanzul Umal, Juz XIV 38655)
4.2. Pendirinya berpangkat Nabi atau Rasul Allah.

ãNßgßJÏk=yèãƒur öNÍkŽÏj.t“ãƒur ¾ÏmÏG»tƒ#uä öNÍköŽn=tã (#qè=÷Ftƒ öNåk÷]ÏiB Zwqß™u‘ z`¿Íh‹ÏiBW{$# ’Îû y]yèt/ “Ï%©!$# uqèd

$£Js9 öNåk÷]ÏB tûïÌ•yz#uäur ÇËÈ &ûüÎ7•B 9@»n=|Ê ’Å"s9 ã@ö6s% `ÏB (#qçR%x. bÎ)ur spyJõ3Ïtø:$#ur |=»tGÅ3ø9$#

ÇÌÈ ãLìÅ3ptø:$# Ⓝ͕yèø9$# uqèdur 4 öNÍkÍ5 (#qà)ysù=tƒ


Dia-lah yang telah membangkitkan di tengah-tengah bangsa, kaum yang buta huruf seorang Rasul
dari antara mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka tanda-tanda, ayat-ayat-Nya,
mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan hikmah, walaupun sebelumnya
mereka berada dalam kesesatan yang nyata ; Dan Dia akan membangkitkannya di tengah-tengah
suatu golongan lain dari yang antara mereka, yang belum pernah bergabung dengan mereka. dan
Dia-lah yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana. (Q.S. Al-Jumu’ah 62 : 3, 4).
Mengapa pendiri Khilafat alaa minhaajin-nubuwwah, kekhalifahan berdasarkan kenabian
yang kedua, di zaman akhir, pada masa Imam Mahdi Muhammad/Isa Kedua, Masih
Muhammadi itu harus berpangkat Nabi atau Rasul Allah ?? Hal ini karena kaum muslimin
pada saat itu sudah pecah berfirqah-firqah, dan untuk mengembalikan kaum muslimin menjadi
'satu ummah dan saudara' lagi haruslah datang seorang Nabi atau Rasul Allah, karena
'mempersatukan umat' itu adalah salah satu tugas Nabi atau Rasul Allah, firman Allah dalam
Surah Al Baqarah 2 : 214 :

ãNßgyètB tAt“Rr&ur tûïÍ‘É‹YãBur šúïÌ•Ïe±u;ãB z`¿ÍhŠÎ;¨Y9$# ª!$# y]yèt7sù Zoy‰Ïnºur Zp¨Bé& â¨$¨Z9$# tb%x.

tûïÏ%©!$# žwÎ) ÏmŠÏù y#n=tG÷z$# $tBur 4 ÏmŠÏù (#qàÿn=tF÷z$# $yJŠÏù Ĩ$¨Z9$# tû÷üt/ zNä3ósuŠÏ9 Èd,ysø9$$Î/ |=»tGÅ3ø9$#

$yJÏ9 (#qãZtB#uä šúïÏ%©!$# ª!$# “y‰ygsù ( óOßgoY÷•t/ $JŠøót/ àM»oYÉi•t6ø9$# ÞOßgø?uä!%y` $tB ω÷èt/ .`ÏB çnqè?ré&

ÇËÊÌÈ ?LìÉ)tGó¡•B :ÞºuŽÅÀ 4’n<Î) âä!$t±o„ `tB “ωôgtƒ ª!$#ur 3 ¾ÏmÏRøŒÎ*Î/ Èd,ysø9$# z`ÏB ÏmŠÏù (#qàÿn=tF÷z$#
Manusia itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), Maka Allah mengutus para nabi,
sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk
memberi Keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. tidaklah
berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang Telah didatangkan kepada mereka kitab, yaitu
setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, Karena dengki antara mereka
sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal
yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. dan Allah selalu memberi petunjuk orang
yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.
4.3. Kedua orang tuanya keturunan (sahabat) Salman r.a. dan Fatimah binti Rasulullah saw.

artinya : ” Seandainya Iman telah terbang ke bintang Tsurayyya maka pastilah orang-orang
lelaki atau seorang laki-laki dari keturunan orang ini (Salman Al Parsi, Bangsa Iran) akan
mengambilnya, membawa kembali keimanan yang hilang itu kembali ke BUMI ini” (Shahih
Bukhari, Juz III, fasal surah Al-Jumu’ah, hl. 201). Hadits ini disabdakan ketika sahabat Abu
Hurairah r.a. menanyakan tentang maksud “wa aakhoriina minhum lammaa yalhaqqu bihim”
dalam surah Al-Jumu’ah hingga tiga kali, lalu Beliau saw bersabda dengan hadits tersebut
sambil meletakkan tangan kiri di pundak sahabat Salman Al-Farisi r.a.
Juga Rasulullah saw bersabda :
Artinya : Al Mahdi berasal dari keturunanku, melalui anak laki-laki Fatimah (Abu Daud dalam
Musnadnya, Juz II, hadits 4284 dan Misykatu Syarif, hadits 5217).
4.4. Tempat kebangkitan Imam Mahdi Muhammad di timur Damsyik.

Isa bin Maryam akan datang di dekat menara putih yang berada di timur Damsyik (Ath-
Thabarani dalam Ad Darul Manshur 2 : 245, Haitami dalam Majma’uz Zawaid 7:205 dan Kanzul
Umal, Juz XIV 38852).

4.5. Akhlaqnya seperti akhlaq Rasulullah saw.

Dan akan keluar dari pinggangnya (Hasan) seorang laki-laki yang diberi nama dengan nama Nabimu,
ia menyerupai dalam akhlaknya dan tidak menyerupai dalam ciptaannya (Abu Daud dan Misykatu
Syarif hadits 5226).
4.6. Kehadirannya bagaikan orang asing.
Rasulullah bersabda :

Islam itu pada permulaan kedatangannya asing dan ia akan kembali menjadi asing sebagaimana
asal kedatangannya, maka berbahagialah orang-orang yang asing (Muslim dan Misykatu Syarif,
hadits 151).

4.7. Pendirinya diberi gelar Isa ibnu Maryam dan Imam Mahdi as.

Akan tinggal tidal lama (Dajjal) di kalangan kamu sampai yang dikehendaki Allah, kemudian Isa
Ibnu Maryam turun membenarkan Muhammad di atas agamanya sebagai Imam Mahdi, hakim
yang adil, lalu ia membunuh Dajjal (Ath-Thabrani dalam Al-Kabir dari Anillah bin Mughaffar
r.a. dan Kanzul-Umal, Juz XIV / 38808).
4.8. Kedatangan Imam Mahdi Muhammad disaksikan oleh peristiwa gerhana bulan dan gerhana
matahari dalam bulan Ramadhan.

” Sungguh Mahdi kita mempunyai dua tanda yang belum pernah terjadi semenjak terciptanya
langit dan bumi; yaitu, gerhana bulan di malam pertama (dari malam-malam gerhana, tanggal
13-14-15) dari bulan Ramadhan dan gerhana matahari di hari pertengahan (dari antara tanggal-
tanggal gerhana matahari, tanggal 27-28-29) dari (bulan Ramadhan) itu. (Ad-Daruquthniy, Juz
II, Hadits nomor 10, hl. 65).
Alam secara khusus juga akan mendukung Sang Kebenaran, dan itu telah terjadi thn 1884
(untuk belahan bumi bagian timur) & 1885 (belahan bumi bagian barat) ; ini dapat ditanyakan
Pakar-pakar astronomi di Lembang Bandung (ITB) yaitu terjadinya Gerhana Bulan dan
Matahari di satu bulan Ramadhon, dan itu hanya terjadi sekali selama langit & bumi ini
diciptakan !!

4. Ciri-ciri 'Jamaah Islam' yang telah didirikannya, diantaranya :


4.1. Memiliki sepuluh perintah.
Rasulullah bersabda :

Sesungguhnya kamu akan berada dalam satu zaman yang sebagian orang dari kamu meninggalkan
sepersepuluh yang diperintahkan, maka ia hancur ; kemudian datanglah sebagian orang diantara
mereka yang melaksanakan sepersepuluh perintah itu, maka ia selamat (At-Turmudzi dari Abi
Hurairah r.a. dan Kanzul-Umal, Juz XIV / 38626).
4.2. Syarat memasuki Jamaahnya dengan bai’at.

Arti bebas-nya : ” Maka apabila Kamu sekalian mendengar, melihat, memahami bahwa
benar dalam dirinya terdapat tanda-tanda, sifat-sifat sebagai Imam Mahdi Muhammad
maka berbaiatlah Kamu kepadanya, meskipun Kamu merangkak di atas salju, karena Ia
Khalifatullah Al-Mahdi—yang mendapatkan petunjuk, yang berpangkat nabi & rasul” (HR.
Ibnu Majah, Juz II, hadits 4084 & Al Hakim dalam Al-Mustadrak – dari Syauban ra. & Kanzul
Ummal, juz XIV/38658 ; Dalam kitab Az-Zawaid dikomentari bahwa hadits iniisnadnya shahih,
para perawinya tsiqat dan menurut Al-Hakim dalam Al-Mustadraknya dikomentari bahwa hadits
ini Shahih menurut syarat Hadits Bukhari dan Muslim)
4.3. Panji-panji jamaah tertulis pada kalimat “ LaaIlaaha illallaah”

Dan sungguh tidak ada kedzaliman atas kamu pada hari itu, karena di dalamnya ada (jamaah)
yang mempunyai panji tertulis aku bersaksi “tidak ada tuhan kecuali Allah dan Muhammad itu
Rasul Allah” (H.R. At Turmudzi, Ibnu Majah dan Misykatu Syarif, hadits 5322).

4.4. Bendera jamaahnya berwarna hitam.

Apabila kamu melihat bendera-bendera berwarna hitam datang dari arah Khurasan, maka di
dalamnya ada Khalifatullah Al-Mahdi (Ahmad bin Hanbal, Al-Baihaqi dalam Dalaailin Nubuah,
dan Misykatu Syarif, hadits 5225).
4.5. Para pengikut Jamaahnya senantiasa berbuat baik (beramal shaleh)

Sesungguhnya agama (Islam) itu pada permulaannya asing dan akan kembali menjadi asing
sebagaimana pada permulannya ; maka berbahagialah orang-orang asing yang selalu berbuat
kebaikan, walaupun manusia merusaknya ; mereka itu adalah sesudahku dan termasuk sunnahku
( At-Turmudzi dan Misykatu Sharyif, hadits 161).

Sebagai nasihat akhir untuk Saudara-Saudara Islamku tentang Sabda Rasulullah saw yang
menegaskan dan memperjelas bagaimana kewajiban bersatu (berjamaah dalam organisasi Islam yang
Allah dirikan) itu merupakan jantung kekuatan Islam, yang ditegaskan dalam firman Allah Ali Imran :104
”Jangan bercerai berai”
y#©9r'sù [ä!#y‰ôãr& ÷LäêZä. øŒÎ) öNä3ø‹n=tæ «!$# |MyJ÷èÏR (#rã•ä.øŒ$#ur 4 (#qè%§•xÿs? Ÿwur $Yè‹ÏJy_ «!$# È@ö7pt¿2 (#qßJÅÁtGôã$#ur

3 $pk÷]ÏiB Nä.x‹s)Rr'sù Í‘$¨Z9$# z`ÏiB ;ot•øÿãm $xÿx© 4’n?tã ÷LäêZä.ur $ZRºuq÷zÎ) ÿ¾ÏmÏFuK÷èÏZÎ/ Läêóst7ô¹r'sù öNä3Î/qè=è% tû÷üt/

ÇÊÉÌÈ tbr߉tGöksE ÷/ä3ª=yès9 ¾ÏmÏG»tƒ#uä öNä3s9 ª!$# ßûÎiüt6ムy7Ï9ºx‹x.


Artinya : Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai
berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-
musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang
yang bersaudara; dan kamu Telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari
padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.
Juga, Kami mengutip perkataan Harits bin al Asy’ari ra bahwa Rasulullah bersabda :

” Kalian diperintahkan dengan lima perkara : Allah memerintahku dalam lima perkara yaitu berjamaah
(1), mendengar(2), taat(3), hijrah(4) dan jihad(5), pada jalan Allah. Maka barangsiapa yang keluar
dari jamaah satu jengkal saja, berarti dia telah melepaskan ikatan Islam dari lehernya. Mereka (para
sahabat) bertanya : Hai Rasulullah, meskipun dia itu shalat, dan shaum ? Rasul menjawab : Ya,
meskipun dia itu shaum, shalat, dan mengaku sebagai muslim !” (HR. Abu Dawud 3/322)…,

Jadi Kewajiban semua orang Islam yg paling pertama & hukumnya wajib & berat ujiannya adalah
BERJAMAAH !!!...yg BGMN????...yaitu mencari JAMAAH MILIK, YG DIDIRIKAN OLEH
ALLAH TA'ALA (PADA JALAN ALLAH, BUKAN JALAN MUI ,...ato ISLAM yg mengajarkan
kekerasan). Buktinya apa sbg Jamaahnya Allah SWT, adakah stempel-Nya???? Ini yang perlu kita
cari bukti & faktanya.

Sedangkan Perintah Allah yg sisanya...yaitu : mendengar kpd Imamah Haqqah, Taat pd Pimpinan
Khalifah, mengikuti perintah Hijrah & Jihad (Perang sebagai jihad kecil, atau yg lainnya seperti
dakwah sebagai jihad yg lbh besar)...itu perintah semuanya dalam kerangka "Jamaah Al Haq" yg
telah didirikan Allah SWT &...harus diperintahkan oleh Imam yg haqqah…yang satu dan
benar…bukan Imam yang lainnya buatan manusia, yang berorientasi duniawi & politik !!!

Kenapa Wajib hukumnya??? karena musuh Islam di akhir zaman itu Dajjal,...Radikal Yahudi,
Freemasonry...yg sangatlah kuat...yg menguasai semua khasanah dunia ini...& sangatlah jahat dalam
tujuan organisasinya...karena pinternya mereka menggunakan ORANG2 ISLAM sendiri utk
melawan "ISLAM SEJATI" (Ahmadiyya Moeslim Internastional) yg didirikan oleh Hz. Imam Mahdi
Muhammad, yg masih keturunannya Rasul suci Muhammad saw & juga dari Salman Al Parsi (Iran,
yg sekarang dgn Syiah-nya),...dimana keturunan Beliau saw dari sejak awal mula memang ada niatan
jahat dari syetan2 untuk memburu & berusaha melenyapkannya !!!! Bersatunya orang2 Islam adalah
syarat utk kemenangan Islam secara rohani, & sebaliknya bercerainya akan mengakibatkan
kemunduran & keruntuhan (cita-cita) Islam itu sendiri !!!

maka,...” Barangsiapa meninggal di lehernya tidak ada bai’at maka ia mati dalam keadaan jahiliyyah
(bodoh rohaninya, s, seperti orang yang tidak mengerti / tuna ilmu & ketaatan kepada Allah &
Rasulullah saw & TIDAK PEDULI akan kebutuhan-kebutuhan sangat mendesak & urgent, yg
sangat penting dalam perjuangan Islam secara damai untuk mencapai Rahmatal lil ‘alamin)
(HR. Muslim 3/1478).
Sungguh benar-lah Sabda Hz. Umar :
“Tidak ada Islam (yang satu) kecuali harus ada Jamaah-nya, tidak ada Jamaah kecuali harus ada
Imam-nya, tidak ada Imam kecuali harus ada baiat, tidak ada baiat kecuali harus ada itaat.” (2) Sabda
Khalifah Umar bin Khatab r.a.

Jadi ITAAT kepada Nabi suci saw = itaat kepada perintah Allah SWT, jika tidak melaksanakan
perintahnya = sebaliknya, berarti telah melanggar Perintah !!!! Banyak orang Islam yg tidak mengerti
akan hakekat Perintah Allah kepada Rasulullah saw ini, Smoga Kita semuanya dapat mengambil
hikmahnya & bermanfaat…Amin...

NOTE :

1. Kunjungilah ke Website-nya Ahmadiyah Muslim Internasional, untuk menambah wawasan


internasional Islam Kita, bahwa Cara-cara Jihad Fii sabillillah (Jihad khabir) dalam Islam
adalah Da’wah Ilallah bil hikmah tanpa kekerasan & pemaksaan (sesuatu keimanan yang
dipaksakan tidak akan berbuah kebaikan : www.ahmadiyya.or.id atau www.alislam.org atau
http://cinta-islam.web.id/

2. Untuk Pemirsa TV MTA di kawasan Asia, Timur Tengah & Kawasan Pasifik :- Satelit :
- ASIASAT-3S
- Video PID : 514
- Posisi : 105.5 BT
- Audio PID : 1071 (main), 1072, 1073, 1081, 1082, 1083
- Frequensi : 3760 MHz
- Polarization : Horisontal
- Symbol Rate : 25000 Mbps

3. Tulisan ini merupakan review study yang diambil dari bermacam-macam sumber baik dari
internet & non internet ; DARI SUMBER MUSLIM AHMADIYAH MAUPUN NON
AHMADIYAH, SEHINGGA JIKA ADA YANG TIDAK PAHAM MAKA LEBIH BAIK
TANYA KE SUMBERNYA MASING-MASING, MISALNYA : MASALAH AHMADIYAH
TANYALAH TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBUAT KESIMPULAN AKHIR, KE
MUBALIGH-MUBALIGH AHMADIYAH AGAR OBYEKTIF & FAIR…SEHINGGA
DIHARAPKAN YANG DIDAPATKAN ADALAH FAKTA-FAKTA YANG SEBENARNYA
TERJADI.

Anda mungkin juga menyukai