Penjelasan
dakwah
Pengertian dakwah:
Kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak,
dan memanggil orang untuk beriman dan
taat kepada alloh azza wajalla dengan jalan
yang benar dengan mengikuti jalannya para
ulama ash salaf ash sholeh yang berada di
jalan nya dari pada manhaj nabi, para
sahabat nabi, para imam tabi’in, para imam
tabi’ut tabi’in, dan para imam generasi
seterusnya
2.Akhlaq
3.Syariah
Penjelasan seni
dan musik
Menurut KBBI adalah
pengertian menyusun nada atau suara
musik dalam urutan, kombinasi,
dan hubungan temporal
untuk menghasilkan
komposisi (suara) yang
mempunyai kesatuan dan
kesinambungan
Mengakui Kita mengakui bahwasannya
semua adalah islam agama yang
syariat islam telah sempurna tambah
ditambah ataupun dikurangi
tanpa ragu sebab jika ditambahkan atau
sekalipun dikurangkan suatu syariat
ritual ibadah dalam islam
maka ini sangat di tentang
dan menyebabkan kemurkaan
alloh azza wa jalla
Mengakui Alloh azza wajalla berkata:
“Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas
semua kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan
orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap
syariat islam kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan
ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk
tempat kembali”(Q.S.An nisaa 115).
tanpa ragu
Tafsir al muyassar:
sekalipun “Barangsiapa menentang ajaran yang dibawa oleh rasul
setelah ia mengetahui kebenaran dengan jelas dan
mengikuti jalan di luar jalan yang diikuti oleh orang-orang
mukmin, niscaya Kami akan membiarkannya bersama
pilihannya sendiri dan Kami tidak akan membimbingnya
ke jalan yang benar, karena ia telah berpaling darinya.
Dan Kami akan memasukkannya ke dalam neraka
Jahanam yang akan menderita karena saking panasnya
dan merupakan tempat yang sangat buruk bagi
penghuninya”
Mengakui Imam abu ya’kub Ishaq bin ibrohim rohawaih at
tamimi (guru al imam al bukhori) berkata:
semua “Kaum muslimin telah sepakat bahwa siapa saja
(baik seorang muslim atau pun tidak) yang
syariat islam mencela alloh, rosulnya, dan menolak sedikit saja
apa yang telah diturunkan oleh alloh azza wajalla,
tanpa ragu atau membunuh seorang nabi maka dia telah kafir.
Meskipun dia mengimani seluruh wahyu alloh azza
sekalipun wajalla (dan menjalaninya kecuali yang dia tolak
itu)”
[Syarimul maslul ala Syatimir ar rosul (pedang
yang terhunus bagi para penghina nabi
salatuwassalam), pustaka Al qowam hal 12, karya
al imam taqiyyudin abul abbas ahmad bin abdul
halim bin abdus salam bin abdulloh bin al khodr bin
Muhammad bin al khodr bin ali bin abdulloh bin
taimiyyah al haroni ad dimasqy al hambaly]
Pandangan Para ulama telah sepakat bahwasannya musik adalah
haram secara mutlak
Alloh azza wajalla berkata:
islam “Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan
perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia)
tentang dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan
Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab
Dan tidak mungkin bagi seseorang menfatwakan bahwa nyanyian itu boleh
dalam segala kondisi. Juga tidak mungkin seseorang menfatwakan bahwa
nyanyian terlarang dalam segala kondisi. Akan tetapi yang benar, jika
nyanyian tersebut terbebas dari perkara-perkara yang terlarang seperti
yang telah kami sebutkan tadi, maka hukumnya adalah boleh-boleh saja.
Adapun jika nyanyian tersebut ada padanya suara-suara ketukan seperti
rebana, adanya suara-suara indah yang menimbulkan fitnah, dan
mengandung nada-nada yang hina, maka hal ini tidak diperbolehkan untuk
mendengarkannya … ” [selesai kutipan]
“Anas mengatakan, Rasulullah keluar menuju
Khandaq, ternyata kaum Muhajirin dan Anshar sedang
menggali (parit) di pagi yang sangat dingin. Mereka
Nasyid/syair tidak memiliki pembantu yang bekerja untuk mereka.
Ketika beliau melihat kepayahan dan kelaparan
tanpa musik mereka, beliau bersayair, ‘Ya Allah, sesungguhnya
kehidupan (yang hakiki) adalah kehidupan akhirat.
Ampunilah Anshar dan Muhajirin.’ Para sahabat
menjawab, ‘Kami orang-orang yang telah membaiat
Muhammad untuk berjihad selama hayat dikandung
badan.’” (Hr. Bukhari: 2622, Muslim: 3367, Tirmidzi:
3792, Ahmad: 11733)
Dengan syarat:
- Irama yang mengikuti tabiat asli manusia, tanpa memberat-
beratkan diri, belajar atau berlatih khusus. Melagukan bacaan Al-
Qur’an seperti ini dibolehkan.
3.Seni beladiri
-membela kebenaran dan keadilan
-ketauhidan
5.Seni arsitektur
7.Seni sastra
Alquran adalah seni sastra yang tertinggi
Dari Sa’id bin Abil Hasan, ia berkata, “Aku dahulu pernah berada di
sisi Ibnu ‘Abbas –radhiyallahu ‘anhuma-. Ketika itu ada seseorang
yang mendatangi beliau lantas ia berkata, “Wahai Abu ‘Abbas, aku
adalah manusia. Penghasilanku berasal dari hasil karya tanganku.
Aku biasa membuat gambar seperti ini.” Ibnu ‘Abbas kemudian
berkata, “Tidaklah yang kusampaikan berikut ini selain dari yang
pernah kudengar dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Aku
pernah mendengar beliau bersabda, “Barangsiapa yang membuat
gambar, Allah akan mengazabnya hingga ia bisa meniupkan ruh
pada gambar yang ia buat. Padahal ia tidak bisa meniupkan ruh
tersebut selamanya.” Wajah si pelukis tadi ternyata berubah menjadi
kuning. Kata Ibnu ‘Abbas, “Jika engkau masih tetap ingin melukis,
maka gambarlah pohon atau segala sesuatu yang tidak memiliki
ruh.” (HR. Bukhari no. 2225)
Bagaimana dengan kamera?
-Syaikh Muhammad nashiruddin bin hajj nuh bin adam al albanni
berpendapat bahwasannya jepretan kamera dan rekaman video
haram
-Al imam syaikh abdul aziz bin abdulloh bin Muhammad bin baz
berpendapat dahulu dia mengharamkan rekaman video tapi dia
merujuk menjadi membolehkan tapi jepretan kamera haram
-Al imam Muhammad bin sholeh al utsaimin berpendapat ke 2 nya
diperbolehkan jika dia sedang dokumentasi
Syarah:
Yang mengatakan haram berpendapat:
Hadits yang membicarakan hukum gambar itu umum, baik dengan
melukis dengan tangan atau dengan alat seperti kamera. Lalu ulama
yang melarang membantah ulama yang membolehkan foto kamera
dengan menyatakan bahwa alasan yang dikemukakan hanyalah
logika dan tidak bisa membantah sabda Rasul shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Mereka juga mengharamkan dengan alasan bahwa foto hasil
kamera masih tetap disebut shuroh (gambar) walaupun dihasilkan
dari alat, tetapi tetap sama-sama disebut demikian
[Di antara ulama yang berpendapat seperti ini adalah guru penulis
sendiri, Syaikh Sholeh Al Fauzan –hafizhohullah-. Kami mendengar
langsung ketika beliau menjelaskan mengenai hukum gambar dari
kitab Ad Durun Nadhid karya Muhammad bin ‘Ali Asy Syaukani, 18
Muharram 1433 H].
Yang berpendapat boleh:
Foto dari kamera bukanlah menghasilkan gambar baru yang
menyerupai ciptaan Allah. Gambar yang terlarang adalah jika
mengkreasi gambar baru. Namun gambar kamera adalah gambar
ciptaan Allah itu sendiri. Sehingga hal ini tidak termasuk dalam
gambar yang nanti diperintahkan untuk ditiupkan ruhnya. Foto yang
dihasilkan dari kamera ibarat hasil cermin. Para ulama bersepakat
akan bolehnya gambar yang ada di cermin.
[Syaikh Sa’ad Asy Syatsri menyampaikan hal ini dalam sesi tanya
jawab Dauroh sehari mengenai masalah fitnah, 20 Muharram 1433 H
di Masjid Jaami’ ‘Utsman bin ‘Affan, Riyadh, KSA. Beliau menjadi
pemateri ketiga dengan materi “Qowa’id wa Dhowabith Ta’amul
‘indal Fitnah”. Tanya jawab ini di rekaman penulis berada pada menit
83 – 85].
2.Menyanyi
3.Musik