Berkata Ibrahim (tidak tahu Mungkin Al Imam Abu Ishaq Ibrahim bin
Adham bin Sulaiman bin Manshur al-Balkhi Al Khurosani An Naisaburi
Al Makki Asy Syami atau Al Imam Al Alamah Abu Imran Ibrahim bin
Yazid bin Qais an Nakha’iy Al Iroqi al Kufy rahimahullah :
))2/449(ليــس لصاحــب بدعــة غيبـــة ) (اإلبانـــة.
“Membicarakan ahli bidah bukanlah ghibah.”. (Al-Ibanah Abu ‘Abdillah
‘Ubaidullah bin Muhammad bin Muhammad bin Hamdan bin ‘Umar bin
‘Isa bin Ibrahim bin Sa’d bin ‘Itbah bin Farqad Al-‘Ukbari Al-Hanbali
(dikenal Ibnu Batthah) : 2/449).
Kalau kita diam saja membiarkan bid'ah berkembang biak atau tidak
mengingkarinya, padahal kita mampu, maka sungguh kita telah
melindungi kebid'ahan.
Berkata Ma’ali Asy Syaikh Al 'Allamah Shalih bin Fauzan bin Abdillah
Al Fauzan At Tamimi hafizhahullah :
ﻣﻦ ﺭﺃﻯ اﻟﺒﺪ َﻉ ﻭﺳﻜﺖ ﻭﻟﻢ ﻳﺘﻜﻠﻢ ﻓﻲ: ﻳﻌﻨﻲ، ﻭﻟﻢ ﻳُﻨﻜﺮﻫﺎ ﻭﻫﻮ ﻳَﻘ ِﺪﺭ ﻓﻘـﺪ ﺁﻭاﻫﺎ،ﻓﻤﻦ ﺭﺿﻲ ﺑﺎﻟﺒﺪﻋﺔ
ـ ﻓﻴﻜﻮﻥ ﻣﺴﺘﻮﺟﺒﺎ،ـ ﻳﻌﻨﻲ ﺣ َﻤﺎﻫﺎ ﺑﺴﻜﻮﺗﻪ ﻭﺗﺮﻛﻪ ﻟﻬﺎ،ـ ﻓﻘﺪ ﺁﻭاﻫﺎ،ﺇﻧﻜﺎﺭﻫﺎ ﻭاﻟﺒﻴـﺎﻥ ﻟﻠﻨّﺎﺱـ ﺃﻧّﻬﺎ ﺑﺪﻉ
إعــانةُ ال ُمستفيد بشرح كتــاب التوحيد.》 ـ-ـ ﻭاﻟﻌﻴﺎﺫـ ﺑﺎﻪﻠﻟ-ـ ﻓﻜﻴﻒـ ﺇﺫاـ ﺩﻋﺎ ﺇﻟﻴﻬﺎ ﻭﺩاﻓﻊـ ﻋﻨﻬﺎ،ﻟﻠﻌﻨﺔ
1 ج170 صـ
Barangsiapa yang ridha dengan kebid'ahan dan tidak mengingkarinya,
padahal dia mampu, maka sungguh dia telah melindungi kebid'ahan
tersebut.
Maksudnya: barangsiapa yang melihat perkara-perkara bid'ah, kemudian
dia diam
dan tidak berbicara untuk mengingkarinya
serta tidak menjelaskan kepada manusia bahwa perkara tersebut adalah
bid'ah, maka berarti dia telah melindunginya, yaitu menjaganya dengan
sebab dia mendiamkan dan meninggalkannya.
Oleh karena itu dia pantas mendapatkan laknat, lalu bagaimana jika dia
menyeru kepada bid'ah tersebut dan membelanya? Wal 'iyadzu billah.
(I'anatul Mustafid bi Syarh Kitab At Tauhid, Juz ke-1 hal. 170)
Berkata Ma’ali Asy Syaikh Al 'Allamah Shalih bin Fauzan bin Abdillah
Al Fauzan At Tamimi hafidzahullah:
Seorang da'i yang tidak memperingatkan dari da'i-da'i yang sesat dia
termasuk orang-orang yang menyembunyikan ilmu. (Syarh Ighotsatul
Lahfan 03/02/1437).
Beliau menjawab :
ُﺘﺮﻙ ﻭﺃ َّﻣﺎ ﻗﻀﻴﺔ ﺍﻟﺘَّﺮﻙ ﻣﻦ َ ـ ﻭﻻ ﻳ، ﻳُﺒﻴَّﻦ ﻭﻳُﻮﺿَّﺢ- ﻳﻌﻨﻲ- ﻫﺬﺍ ﻏﻴ ُﺮ ﺻﺤﻴﺢ ! ﻫﺬﺍ ﺑﺎﻃ ٌﻞ ! ﺑﻞ ﺍﻟﺨﻄﺄ
ﻭﺍﻟﺨﺮﻭﺝ ﻋﻦ ﺍﻟﺠﺎ َّﺩ ِﺓ؛ ﻓﺎﻟﻮﺍﺟﺐ ﻫﻮ ﺑﻴﺎﻥ،ﺃﺟﻞ ﺃﻥ ﻫﺬﺍ ﻳُﺴﺒِّﺐ ﻓُﺮﻗَﺔ؛ ﺑﻞ ﺍﻟﻔُﺮﻗَﺔ ﺣﺼﻠﺖ ﺑﺎﻟﻤﺨﺎﻟﻔﺎﺕ
ِ ﻭﺍﻟﺮ ُّﺩ ﻋﻠﻰ ْﺍﻟ ُﻤ،ِّﺍﻟﺤﻖ
ﺒﻄﻞ
-ـ ﻭﺣﺼﻞـ ﺍﻟﺨﻄﺄ- ﻭﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﺬﻱ ﺣﺼﻞـ ﻣﻨﻪ ﺍﻟﺨﻄﺄـ ﻟﻴﺲ ﻣﻦ ﺃﻫﻞـ ﺍﻟﺒﺪﻉ؛ـ ﻭﺇﻧﻤﺎ ﻫﻮ ﻣﻦ ﺃﻫﻞـ ﺍﻟ ُّﺴﻨَّﺔ
ﻷﻥ ﺍﻟﻤﻘﺼﻮﺩ ﻫﻮ ﺍﻹﺻﻼﺡ َ ﻓﺈﻧَّﻪ ﻳ
َّ ُﻨﺎﺻﺢ ﻭﻳُﺮﻓَﻖ ﺑِﻪ؛
Ini tidak betul! ini (perkataan) batil! Bahkan kesalahan itu harus
dijelaskan, diterangkan dan tidak boleh dibiarkan. Dan adapun kasus
membiarkan (kesalahan) dengan alasan karena hal ini akan
menyebabkan perpecahan, bahkan perpecahan itulah terjadi karena
adanya penyimpangan, keluar dari jalan yang benar. Maka yang wajib
dilakukan adalah menjelaskan kebenaran dan membantah ahlul batil.
.
Dan jika orang yang melakukan kesalahan itu bukan dari ahli bidah,
hanya saja dari ahlusunnah dan melakukan kesalahan, maka ia dinasihati
dengan lembut, karena yang dicari adalah perbaikan. [Syarh Sunan Abi
Dawud Syaikh Al-Abbad kaset 338 menit ke 12:24]
Adalah tugas kita para penuntut ilmu dan para ustadz untuk senantiasa
menyebarkan dakwah sunnah ini ditengah maraknya kebid'ahan. Jangan
biarkan para pegiat bid'ah terus berkreasi, berinovasi dan memodifikasi
ajaran islam ini. Jangan biarkan mereka mengkolaborasi amalan ibadah
dengan maksiat. Semisal do'a, dzikir atau sholawat dikolaborasi dengan
nyanyian, musik, tarian dan maksiat lainnya. Kalau ini dibiarkan, maka
sunnah akan mati.
Berkata Abul Abbas Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthalib bin
Hasyim bin Abdu Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin
Luay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadl bin Kinanah bin
Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas 'Alaihi Sallam bin Mudlar bin Nizar
bin Ma'ad bin bin Adriyan/Adnan bin ‘Adad bin Humaisa’ bin Salaaman
bin ‘Iwadh bin Buuz bin Qimwal bin Abi Awwam bin Naasyid bin Hiza
bin Buldas bin Yadhaf bin Thabiikh bin Jaahim bin Naahisy bin Maakhi
bin ‘Iid bin Abqor bin ‘Ubaid bin Addi’a bin Hamdaan bin Sunbur bin
Yatsribi bin Yahzan bin Yalhan bin Ar’awi bin ‘Iid bin Disyaan bin
‘Aishar bin Afnaad bin Ayhaam bin Miqshar bin Naahits bin Zaarih bin
Sumay bin Mizzi bin Uudah bin ‘Uram bin Qoidzar bin Nabi Ismail
Alaihisalatuwassalam bin An Nabi Abul Anbiya’ Ibrohim
Salatuwassalam bin Tarakh bin Nahur bin Saruj bin Ra’u bin Falij bin
Abir bin Syalih bin Arfakhsyad bin Sam bin An Nabi Nuh/Abdul
Ghofar/Yasykur Alaihisalatuwasalam. bin Lamak bin Matusyalih bin An
Nabi Idris Alaihisalatuwassalam bin Yarid bin Mihlail bin Qinan bin
Anusy bin An Nabi Syits Alaihisalatuwassalam bin An Nabi Abun Nas
Adam Alaihissatuwasalam Al Qurasyi (dikenal Ibnu Abbas)
radhiyallahu ‘anhuma :
ُ َحتَّى تَحْ يَى ْالبِ َد،ً َوَأ َماتُوا فِي ِه ُسنَّة،ًاس عَا ٌم ِإال َأحْ َدثُوا فِي ِه بِ ْد َعة
َوتَ ُموتَ ال ُّسنَن،ع ِ ََّما َأتَى َعلَى الن
ُ
“Setiap tahun ada saja orang yang membuat bid’ah dan mematikan
sunnah, sehingga yang hidup adalah bid’ah dan sunnah pun mati.” (HR.
Abul Qasim Sulaiman bin Ahmad bin Ayyub bin Muthir al-Lakhmi asy-
Syami ath-Thabrani (dikenal Ath Thobroni) dalam Al Mu’jam Al
Kabir).
Berkata Abu Abdirrahman Abdullah bin Mas’ud bin Ghafil bin Habib
Al Makki Al Iroqi Al Kufi Al Madini radhiallahu ‘anhu :
فَـِإ ْن ُغيِّ َر،ً َويَتَّ ِخ ُذهَا النَّاسُ ُسـنَّة،ُ َويَه َْر ُم فِيهَا ْال َكبِير،ُص ِغير َّ َك ْيفَ َأ ْنتُ ْم ِإ َذا لَبِ َس ْت ُك ْم الفِ ْتنَةُ يَرْ بُو فِيهَا ال
ت ْ « ِإ َذا َكثُـ َر: ون َذلِكَ يَــا َأبَــا َع ْبـ ِد الـرَّحْ َم ِن ؟ قَــا َل ُ َمتَى يَ ُك: قَالُوا، »ُت ال ُّسنَّة ِ ِم ْنهَا َش ْي ٌء قِي َل ُغي َِّر
ِ ت ال ُّد ْنيَا بِ َع َم ِل
اآلخ َر ِة ْ َّ َوقَل،ت ُأ َم َراُؤ ُك ْم
ِ َو ْالتُ ِم َس،ت فُقَهَاُؤ ُك ْم ْ َو َكثُ َر،ت ُأ َمنَاُؤ ُك ْم
ْ َّ َوقَل،قُرَّاُؤ ُك ْم
“Bagaimana kalian jika di suatu zaman, fitnah menyelimuti kalian,
sehingga membuat besar sebelum waktunya bagi anak kecil, membuat
pikun orang dewasa, dan manusia menjadikan fitnah (bid'ah) itu sebagai
sunnah sehingga jika sunnah (bid'ah yang dianggap sunnah) tadi diubah,
mereka mengatakan: “Sunnah kita telah diubah.”
Lalu beliau ditanya, “Kapan hal itu terjadi, wahai Abu
‘Abdirrohman?”Beliau menjawab, “Jika semakin banyak para qurroo’
(hanya pandai dalam bacaan alquran), semakin sedikit para fuqoha,
semakin melimpah harta kalian, semakin langka orang-orang terpercaya
dari kalian dan akhirat dijual dengan dunia.” (HR. Abu Abdullah
Muhammad bin Abdullah an Naisaburi Al Hakim Al Farisi Asy Syafi’i -
kitab Al Mustadrok (8570)
Berkata Ma’ali Asy Syaikh Al 'Allamah Shalih bin Fauzan bin Abdillah
Al Fauzan At Tamimi hafizhahullah :
"١/١١/١٤٣٦ ع ّود نفسك على تطبيق السنة ففيها البركة" شرح كتاب إغاثة اللهفان
" Biasakanlah dirimu untuk mengerjakan sunnah karena ada keberkahan
padanya."Syarh Kitab Ighatsatul Lahafan 1/11/1436
Namun, satu hal yang perlu kita fahami, bahwa AHLUL BID'AH adalah
suatu makhluk yang sangat susah menerima kebenaran, tidak
sebagaimana pelaku maksiat lainnya, karena mereka merasa bahwa apa
yang diamalkan itu suatu kebenaran. Hujjah dan dalil tidak akan bisa
merubah mereka kecuali orang yang Allah berikan hidayah kepadanya.
Hanya pedang kekuasaan yang kuat dan kokoh yang bisa
menghentikannya.
Berkata Al-Muhaddits Al Imam Al-‘Allamah Rabi’ bin Hadi bin
Muhammad ‘Umair Al-Madkhali Al Jazani Asy Syubaili Hafidzallahu :
أهل البدع ال يردهم اال السيف وال يردهم اال السلطة القوية الحازمة أما الحجج فال تنفعهم اال من
اراد هللا له الهداية
AHLUL BID'AH, tidak ada yang bisa menghentikannya kecuali dengan
pedang dan kekuasaan yang kuat dan kokoh, adapun hujjah-hujjah
(dalil-dalil) maka tidak ada manfaatnya bagi mereka kecuali orang yang
Allah kehendaki hidayah baginya. (Al Majmu' Syarah Aqidah As Salaf -
Ash Shabuuni).
Mudah-mudah Allah Ta'ala menjaga dakwah sunnah dan para
pendakwahnya di negeri kita ini, agar dakwah sunnah terus berkembang
dan semakin banyak orang yang tersadarkan untuk berpegang teguh
dengan sunnah dan mencampakkan segala amalan bid'ah, agar kiranya
keberkahan turun di negeri Indonesia tercinta ini. Aamiin