DALIL-DALIL:
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya,
dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. Katakanlah kepada wanita yang beriman:
َعْن َأيِب َس ِعيٍد اُخْلْد ِرِّي َرِض َي الَّلُه َعْنُه َعْن الَّنِّيِب َص َّلى الَّلُه َعَلْيِه َوَس َّلَم َقاَل ِإَّياُك ْم َواُجْلُلوَس َعَلى الُّطُرَقاِت َفَق اُلوا َم ا َلَنا ُبٌّد ِإَمَّنا ِه َي َجَماِلُس َنا َنَتَح َّد ُث ِفيَه ا َقاَل
(رواه. َفِإَذا َأَبْيُتْم ِإاَّل اْلَمَج اِلَس َفَأْع ُطوا الَّطِريَق َح َّقَه ا َقاُلوا َوَم ا َح ُّق الَّطِريِق َقاَل َغُّض اْلَبَص ِر َوَك ُّف اَأْلَذى َوَرُّد الَّس اَل ِم َوَأْم ٌر ِباْلَم ْع ُروِف َوَنْه ٌي َعْن اْلُم ْنَك ِر
)البخاري
dari Abu Sa’id AL Khudriy radliallahu ‘anhuma dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Janganlah kalian duduk duduk di pinggir jalan”. Mereka bertanya: “Itu kebiasaan kami yang
sudah biasa kami lakukan karena itu menjadi majelis tempat kami bercengkrama”. Beliau
bersabda: “Jika kalian tidak mau meninggalkan majelis seperti itu maka tunaikanlah hak jalan
tersebut”. Mereka bertanya: “Apa hak jalan itu?” Beliau menjawab: “Menundukkan pandangan,
menyingkirkan halangan, menjawab salam dan amar ma’ruf nahiy munkar”. (HR. Al-Bukhari
(no.2285)).
Diantara Adab-Adab Ketika Berada Dijalan
a. Menundukkan Pandangan
) (رواه مسلم.َعْن َج ِريِر ْبِن َعْبِد الَّلِه َقاَل َس َأْلُت َرُس وَل الَّلِه َص َّلى الَّلُه َعَلْيِه َوَس َّلَم َعْن َنَظِر اْلُفَج اَءِة َفَأَم َريِن َأْن َأْص ِرَف َبَص ِري
dari Jarir bin Abdullah dia berkata; “Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi
Makna memandang secara tiba-tiba adalah memandang seorang wanita asing tanpa
sengaja, tidak ada dosa atasnya. Dan apabila seorang laki-laki berlama-lama ketika
memandangnya maka ia berdosa berdasarkan hadis ini. Demikian yang dikatakan oleh
b. Menahan Gangguan Diantara hak-hak jalan adalah menahan gangguan dan tidak
menyakiti fisik orang-orang atau kehormatan mereka. Disebutkan dalam hadis yang
diriwayatkan:
)َعْن َعْبِد الَّلِه ْبِن َعْم ٍرو َرِض َي الَّلُه َعْنُهَم ا َعْن الَّنِّيِب َص َّلى الَّلُه َعَلْيِه َوَس َّلَم َقاَل اْلُمْس ِلُم َمْن َس ِلَم اْلُمْس ِلُم وَن ِم ْن ِلَس اِنِه َوَيِدِه… (رواه البخاري
dari Abdullah bin ‘Amru dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, bersabda: “Seorang
muslim adalah orang yang Kaum Muslimin selamat dari lisan dan tangannya, (HR.Al-
Bukhari (no.10), Muslim (no.40), Ahmad (no.6714), an-Nasa’i (no.4996), Abu Dawud
Dalam hadis Abu-Dzar terdapat keterangan yang sangat jelas tentang hal ini, ia berkata:
َعْن َأيِب َذٍّر َرِض َي الَّلُه َعْنُه َقاَل َس َأْلُت الَّنَّيِب َص َّلى الَّلُه َعَلْيِه َوَس َّلَم َأُّي اْلَعَم ِل َأْفَضُل َقاَل ِإَمياٌن ِبالَّلِه َوِج َه اٌد يِف َس ِبيِلِه ُقْلُت َفَأُّي الِّرَقاِب َأْفَضُل َقاَل
َأْع اَل َه ا َمَثًنا َوَأْنَف ُس َه ا ِعْنَد َأْه ِلَه ا ُقْلُت َفِإْن ْمَل َأْفَعْل َقاَل ُتِعُني َض اِيًعا َأْو َتْص َنُع َأِلْخ َرَق َقاَل َفِإْن ْمَل َأْفَعْل َقاَل َتَدُع الَّناَس ِم ْن الَّش ِّر َفِإَّنَه ا َص َد َقٌة
dari Abu Dzar radliallahu ‘anhu berkata; Aku bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam, amal apakah yang paling utama?”. Beliau menjawab: “Iman kepada Allah dan
jihad di jalan-Nya”. Kemudian aku bertanya lagi: “Pembebasan budak manakah yang
paling utama?”. Beliau menjawab: “Yang paling tinggi harganya dan yang paling
berharga hati tuannya”. Aku katakan: “Bagaimana kalau aku tidak dapat
mengerjakannya?”. Beliau berkata: “Kamu membantu orang yang telantar atau orang
bodoh yang tak mempunyai ketrampilan “. Aku katakan lagi: “Bagaimana kalau aku tidak
dapat mengerjakannya?”. Beliau berkata: “Kamu hindari manusia dari keburukan karena
yang demikian berarti shadaqah yang kamu lakukan untuk dirimu sendiri”. Dalam
) (رواه مسلم. َتُكُّف َشَّرَك َعْن الَّناِس َفِإَّنَه ا َص َد َقٌة ِم ْنَك َعَلى َنْف ِس َك
“Kamu hendaklah menghentikan kejahatanmu terhadap orang lain karena hal itu
c. Menjawab Salam Diantara hak-hak jalan adalah menjawab salam, dan perkara ini
َعْن َأيِب ُه َرْيَرَة َقاَل َقاَل َرُس وُل الَّلِه َص َّلى الَّلُه َعَلْيِه َوَس َّلَم ْمَخٌس ِجَت ُب ِلْلُمْس ِلِم َعَلى َأِخ يِه َرُّد الَّس اَل ِم َوَتْش ِم يُت اْلَعاِط ِس َو ِإَج اَبُة الَّد ْع َوِة َو ِعَياَدُة
dari Abu Hurairah berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Kewajiban
seorang muslim terhadap sesama muslim ada lima: (1) Menjawab salam. (2) Mendoakan
yang bersin. (3) Memenuhi undangan. (4) Mengunjungi yang sakit, dan (5) Ikut
mengantar jenazah.” (HR. Al-Bukhari (no.1240), Muslim (no.4022), dan lafazh hadits ini
Kebanyakan orang meremehkan kewajiban ini mencukupkan salam hanya kepada orang
yang dikenalkannya saja. Siapa yang dia kenal maka dia menyalaminya atau membalas
salamnya, dan orang yang dia tidak kenal maka dia tidak akan memberikan perhatian
kepadanya, ini adalah kekurangan (aib) dan menyelisihi sunnah. (masalah ini telah
d. Wajibnya Amar Ma’ruf Dan Nahi Mungkar Kedudukan dan kadar bab ini ssangat
besar. Dengan tegaknya perkara ini umat ini akan menjadi umat terbaik:
ا.ا.ا.…ُك نُتْم َخ ْيَر ُأَّمٍة ُأْخ ِرَج ْت ِللَّناِس َتْأُمُروَن ِباْلَم ْع ُروِف َو َتْنَهْو َن َعِن اْلُم نَك ِر َوُتْؤ ِم ُنوَن ِبالّلِه ا.
…… Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.,…. (Ali Imran:
110).
Ibnu Katsir berkata: Umar bin Khattab berkata: Barang siapa yang senang menjadi bagian
dari umat ini hendaklah ia menunaikan syarat Allah Alah kepada umat tersebut.
(diriwayatkan oleh Ibnu Jarir). Dan barang siapa yang tidak disifatkan dengannya maka
Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat…
(Al- Maidah: 79). (Tafsir al-Qur’an al- ‘Azhim (I/387), Darul Kutub al- ‘Ilmiyyah)).
Dan dengan sebab meninggalkan amar ma’ruf dan nahi mungkar maka siksaan akan
berkata: Abu Bakar berdiri dan bertahmid kepada Allah dan memuji-Nya, lalu berkata:
ِإ ِذ
…َيا َأُّيَه ا اَّل يَن آَم ُنوْا َعَلْيُك ْم َأنُفَس ُك ْم َال َيُضُّرُك م َّمن َضَّل َذا اْهَتَد ْيُتْم
….. Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan
memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk [453]. (Al- Maidah:
105). [453]
Maksudnya: kesesatan orang lain itu tidak akan memberi mudharat kepadamu, asal kamu
telah mendapat petunjuk. Tapi ini tidaklah berarti bahwa orang tidak disuruh berbuat
yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar. Dan sesungguhnya kalian meletakkan ayat
) (رواه أمحد.َو ِإيِّن ِمَس ْعُت َرُس وَل الَّلِه َص َّلى الَّلُه َعَلْيِه َوَس َّلَم َيُقوُل ِإَّن الَّناَس ِإَذا َرَأْو ا اْلُم ْنَك َر َواَل ُيَغِّيُروُه َأْو َشَك الَّلُه َأْن َيُعَّم ُهْم ِبِعَق اِبِه
hampir Allah menimpakan hukuman kepada semuanya. (Muhaqqiq kitab al-Musnad juz I
syarat Syaikhain (I/198). Dan diriwayatkan oleh Ahmad (no.16), Abu Dawud (no.4338)
dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani, serta diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (no.2168)
) (رواه مسلم. َفِبِلَس اِنِه َفِإْن ْمَل َيْس َتِط ْع َفِبَق ْلِبِه َو َذِلَك َأْض َعُف اِإْل َمياِن
Kemudian Abu Said berkata, “Sungguh, orang ini telah memutuskan (melakukan)
sebagaimana yang pernah aku dengar dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
bersabda: “Barangsiapa di antara kamu melihat kemungkaran hendaklah ia mencegah
kemungkaran itu dengan tangannya. jika tidak mampu, hendaklah mencegahnya dengan
lisan, jika tidak mampu juga, hendaklah ia mencegahnya dengan hatinya. Itulah selemah-
lemah iman.” (HR. Muslim (no.49), Ahmad (no.10689), at-Tirmidzi (no.2172), an-Nasa’i
Akan tetapi dalam melaksanakan hal ini hendaklah memperhatikan beberapa perkara
berikut ini:
pengingkaran yang paling tinggi. Maka penguasa suatu keluarga, dialah pemimpin yang
ditaati di dalam rumah. Maka dia harus merubah kemungkaran dengan tangannya dan
jelas dia sangat mampu menghilangkan kemungkaran dengan tangannya, tidak ada udzur
yang diperselisihkan, dan banyak kelompok manusia yang keliru dalam hal yang satu ini,
maka berhati-hatilah.
mafsadah dan maslahat agar ia tidak segera mengingkari kecuali setelah mengetahui
bahwa maslahat itu lebih kuat dibanding mafsadah. Maka disaat seseorang mengetahui
kuatnya mafsadah, maka ia wajib menahan agar jangan sampai ia membuka pintu
Kelima: Apabila orang yang mengingkari tidak mampu melalui tahapan pertama dan
kedua, maka jangan sampai hatinya lalai, hendaklah ia melewati kemungkaran tanpa
dalam hadist:
) (رواه أبوا داود. َو ِإْرَش اُد الَّس ِبيِل: َعْن َأيِب ُه َرْيَرَة يف قصة الذين سألوا الَّنِّيِب َص َّلى الَّلُه َعَلْيِه َوَس َّلَم عن حق الطريق قال
dari Abu Hurairah tentang kisah orang-orang yang bertanya kepada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam tentang hak ketika berada di jalan, beliau berkata: Dan
menunjukkan jalan kepada orang yang bertanya tentangnya. (HR. Abu Dawud (no.4181),
َو َد ُّل الَّط ِر يِق: َقاَل َر ُسوُل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم: َع ْن َأِبي ُه َر ْي َر َة ما يبين أن هداية السبيل من الصدقات قال
dari Abu Hurairah dijelaskan bahwa menunjukkan jalan termasuk shadaqah, ia berkata:
) (رواه مسلم. ِإَلَه ِإاَّل ُهَّللا َو َأْد َن اَه ا ِإَم اَطُة اَأْلَذ ى َع ْن الَّط ِر يِق َو اْلَح َي اُء ُشْع َب ٌة ِمْن اِإْليَم اِن
dari Abu Hurairah dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Iman
itu ada tujuh puluh tiga sampai tujuh puluh sembilan, atau enam puluh tiga sampai enam
puluh sembilan cabang. Yang paling utama adalah perkataan, LAA ILAAHA
ILLALLAHU (Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah). Dan yang paling
rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan malu itu adalah sebagian dari
iman.” (HR. Al-Bukhari dari Abu Hurairah (no.9) tanpa menyebutkan: Imathah, Muslim
(no.35), dan lafazh hadits diatas menurut riwayat beliau, Ahmad (no.8707,2614), an-
Dan perbuatan ini termasuk shodaqoh, dengan sebab perbuatan ini pula seseorang
َح َّد َثَنا َأُبو ُه َرْيَرَة َعْن َحُمَّم ٍد َرُس وِل الَّلِه َص َّلى الَّلُه َعَلْيِه َوَس َّلَم َفَذَك َر َأَح اِد يَث ِم ْنَه ا َو َقاَل َرُس وُل الَّلِه َص َّلى الَّلُه َعَلْيِه َوَس َّلَم ُك ُّل ُس اَل َم ى ِم ْن الَّناِس
َعَلْيِه َص َد َقٌة ُك َّل َيْو ٍم َتْطُلُع ِفيِه الَّش ْم ُس َقاَل َتْعِد ُل َبَنْي ااِل ْثَنِنْي َص َد َقٌة َو ُتِعُني الَّرُج َل يِف َداَّبِتِه َفَتْح ِم ُلُه َعَلْيَه ا َأْو َتْرَفُع َلُه َعَلْيَه ا َم َتاَعُه َص َد َقٌة َقاَل
) (رواه مسلم.َواْلَك ِلَم ُة الَّطِّيَبُة َصَد َقٌة َوُك ُّل ُخ ْطَوٍة ْمَتِش يَه ا ِإىَل الَّصاَل ِة َصَد َقٌة َوِمُتيُط اَأْلَذى َعْن الَّطِريِق َصَد َقٌة
telah diceritakan kepada kami oleh Abu Hurairah dari Muhammad shallallahu ‘alaihi
keharusan sedekah pada setiap harinya. Yaitu seperti mendamaikan dua orang yang
berselisih, adalah sedekah. Menolong orang yang naik kendaraan, atau menolong
mengangkatkan barangnya ke atas kendaraan, itu pun termasuk sedekah. Ucapan atau
tutur kata yang baik, juga sedekah. Setiap langkah yang Anda ayunkan untuk menunaikan
shalat, juga sedekah. Dan menyingkirkan sesuatu yang membahayakan di jalanan umum,
adalah sedekah.” (HR. Al-Bukhari (no.2989), Muslim (no.1677), dan lafazh hadits ini
menurut riwayat beliau, dan Ahmad (no.27400)). Dalam hadis riwayat Abu Dawud
) (رواه أبوا داود.َو ِإَّم ا َك اَن َمْو ُضوًعا َفَأَم اَطُه َفَش َك َر الَّلُه َلُه َهِبا َفَأْد َخ َلُه اَجْلَّنَة
dari Abu Hurairah dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:
“Seorang laki-laki lelaki yang mengambil dahan yang berduri di jalan -meskipun ia
belum pernah beramal shalih sekaligus-, baik dahan tersebut berada di atas pohon lalu ia
memotong dan membuangnya, atau dahan berduri tersebut ada di jalan lalu ia
dalam surga.” (HR. Al-Bukhari (no.654), Muslim (no.1914), dan lafazh hadits ini
menurut riwayat beliau, Ahmad (no.7979), at-Tirmidzi (no.1958), Abu Dawud (no.4565),
3. Haramnya Buang Hajat Di Jalan Yang Dilalui Manusia Atau Ditempat Mereka Berteduh
َعْن َأيِب ُه ْي َة َأَّن َرُس وُل الَّلِه َص َّلى الَّلُه َعَلْيِه َوَس َّل َقاَل اَّتُقوا الَّلَّعاَنِنْي َقاُلوا َوَم ا الَّلَّعاَناِن َيا َرُس وَل الَّلِه َقاَل اَّلِذ ي َيَتَخ َّلى يِف َطِريِق الَّناِس َأْو يِف
َم َر َر
dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jauhilah
kalian dari La’anaini.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, siapa La’anini itu?”
Beliau menjawab: “Orang yang buang hajat di jalan manusia atau di tempat berteduhnya
mereka.” (HR. Muslim (no.397), Ahmad (no.8636), dan Abu Dawud (no.25)).
Makna sabda Nabi ﷺ: “jauhilah dari kalian la’anaini “, yaitu jauhilah dua perkara
yang mendatangkan laknat dan cacian dari mereka, karena siapa saja yang buang hajat di
tempat berjalannya manusia dan tempat mereka berteduh, hampir dia tidak selamat dari
celaaan dan cacian mereka. (sebagian pembahasan tentang masalah ini telah di jabarkan
َعْن َأيِب ُأَسْيٍد اَأْلْنَص اِرِّي َعْن َأِبيِه َأَّنُه ِمَس َع َرُس وَل الَّلِه َص َّلى الَّلُه َعَلْيِه َوَس َّل َيُقوُل ُه َخ اِرٌج ِم ْن اْل ِج ِد َفاْخ َتَلَط الِّرَج اُل َمَع الِّن اِء يِف الَّطِريِق
َس َمْس َو َو َم
َفَق اَل َرُس وُل الَّلِه َص َّلى الَّلُه َعَلْيِه َوَس َّل ِللِّن اِء اْس َتْأِخ ْرَن َفِإَّنُه َلْي َلُك َّن َأْن ْحَتُقْق الَّطِريَق َعَلْيُك َّن َحِباَّفاِت الَّطِريِق َفَك اَنْت اْلَمْرَأُة َتْلَتِص ُق ِباِجْلَد اِر
َن َس َم َس
) (رواه أبوا داود.َح ىَّت ِإَّن َثْو َبَه ا َلَيَتَعَّلُق ِباِجْلَد اِر ِم ْن ُلُصوِقَه ا ِبِه
dari Abu Usaid Al Anshari dari Bapaknya Bahwasanya ia pernah mendengar Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam berbicara saat berada di luar masjid, sehingga banyak laki-
laki dan perempuan bercampur baur di jalan. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam pun bersabda kepada kaum wanita: “Hendaklah kalian memperlambat dalam
berjalan (terakhir), sebab kalian tidak berhak untuk memenuhi jalan. Hendaklah kalian
berjalan di pinggiran jalan.” Sehingga ada seorang wanita yang berjalan dengan
(XIV/128)}.
Ke Atas Kendaraannya
َعْن َأيِب ُه َرْيَرَة َرِض َي الَّلُه َعْنُه َعْن الَّنِّيِب َص َّلى الَّلُه َعَلْيِه َوَس َّلَم َقاَل ُك ُّل ُس اَل َم ى َعَلْيِه َص َد َقٌة ُك َّل َيْو ٍم ُيِعُني الَّرُج َل يِف َداَّبِتِه َحُياِم ُلُه َعَلْيَه ا َأْو َيْرَفُع َعَلْيَه ا
dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Pada setiap ruas tulang ada kewajiban shadaqah. Setiap hari dimana seseorang terbantu