(1900027005)
Presentasi tanggal 30 September 2021
Materi I
HADIS TENTANG NIAT DALAM BERAMAL
A. Pendahuluan
Didalam menjalankan syariat islam kita mengenal sumber sumber hukum Islam
yang disepakati oleh para ulama, yaitu Al Qur’an, As sunnah, ijma dan Qiyash. Pada
fokus pembahasan kali ini kita akan berfokus kepada sumber hukum kedua setelah Al
Qur’an, yaitu hadis. Hadis sendiri memiliki definisi apa yang disandarkan kepada Nabi
Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, baik berupan ucapan, perbuatan, penetapan,
sifat atau sirah beliau, baik sebelum kenabian atau sesudahnya1. Namun didalam
memahami Hadis secara menyeluruh kita sebagai penuntut ilmu harus mengecek kembali
kualitas dari hadis tersebut. Dimulai dari menilai kualitas sanad juga memahami
matannya dengan cara mempelajari syarah syarah hadis dari para ulama tsebelum kita.
Terlebih pada pembahasan kali ini kita akan berfokus pada suatu tema yang
memiliki peranan yang sangat penting didalam syariat islam, yaitu Niat. Bahkan menjadi
rukun pada setiap syariat dan menjadi penentu apakah suatu amal akan diterima atau
tidak. Dengan demikian penulis akan mencoba menguak apa saja yang terkandung
didalam hadis hadis yang disajikan dan apa kualitas dan makna dari hadis tersebut.
Sehingga akan menjadi manfaat dan pembelajaran bagi kita di kemudian hari.
B. Niat Harus betul-betul karena Allah
ُّاري ِ ص َ ان قَا َل َح َّدثَنَا يَحْ يَى ب ُْن َس ِعي ٍد اأْل َ ْن ُ َال َح َّدثَنَا ُس ْفيَ َالزبَي ِْر ق ُّ َح َّدثَنَا ْال ُح َم ْي ِديُّ َع ْب ُد هَّللا ِ ب ُْن
ْت ُع َم َر ُ ي يَقُو ُل َس ِمع ٍ قَا َل أَ ْخبَ َرنِي ُم َح َّم ُد ب ُْن إِب َْرا ِهي َم التَّ ْي ِم ُّي أَنَّهُ َس ِم َع ع َْلقَ َمةَ ْبنَ َوقَّا
َّ ِص اللَّ ْيث
صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَقُو ُل إِنَّ َماَ ِ ُول هَّللا
َ ْت َرس ُ ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ َعلَى ْال ِم ْنبَ ِر َس ِمع ِ ب َر ِ ْبنَ ْالخَ طَّا
صيبُهَا أَوْ إِلَى ا ْم َرأَ ٍة ِ َُت ِهجْ َرتُهُ إِلَى ُد ْنيَا ي ْ ئ َما نَ َوى فَ َم ْن َكان ٍ ت َوإِنَّ َما لِ ُكلِّ ا ْم ِر ِ اأْل َ ْع َما ُل بِالنِّيَّا
يَ ْن ِك ُحهَا فَ ِهجْ َرتُهُ إِلَى َما هَا َج َر إِلَ ِي
Telah menceritakan kepada kami Al Humaidi Abdullah bin Az Zubair dia berkata,
Telah menceritakan kepada kami Sufyan yang berkata, bahwa Telah menceritakan
kepada kami Yahya bin Sa'id Al Anshari berkata, telah mengabarkan kepada kami
Muhammad bin Ibrahim At Taimi, bahwa dia pernah mendengar Alqamah bin Waqash
Al Laitsi berkata; saya pernah mendengar Umar bin Al Khaththab di atas mimbar
berkata; saya mendengar Rasulullah ﷺbersabda, "Semua perbuatan
tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan;
Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang
perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia
diniatkan(HR.Bukhari No.1)2
1
Manna’ Al – Qathan, Pengantar Studi Ilmu Hadis (Jakarta Timur : Pustaka Al – Kaustar, 2017) hal. 22
1. Takhrij Hadis
Hadis penguat
Shahih Bukhari nomor 52, Shahih Bukhari nomor 6195, Shahih Bukhari nomor6439,
Shahih Muslim nomor 3530,Sunan Abu Daud nomor 1882 ,Sunan Tirmidzi nomor
1571 ,Sunan Nasai nomor 74 ,Sunan Nasai nomor 3383, Sunan Nasai nomor 3734, Sunan
Ibnu Majah nomor 4217, Musnad Ahmad nomor 163 ,Musnad Ahmad nomor 283
Kualitas periwayat
2. Makna al-Mufradat
اأْل َ ْع َما ُل: perbuatan ُ ِهجْ َرتُه: Hijrahnya
ِ النِّيَّا: Niat,Maksud,Tujuan
ت ُصيبُهَا ِ ي: yang ingin di gapainya
ئٍ ا ْم ِر: tergantung pada niatnya ا ْم َرأَ ٍة: seorang perempuan
يَ ْن ِك ُحهَا َما ن ََوى: dia nikahi
3. Penjelasan Makna Hadis
4. Point-point Penting
Hadis Penguat
Shahih Bukhari 457, Shahih Bukhari 611, Shahih Bukhari 1976, Sunan Abu Daud 472,
Sunan Ibnu Majah 778, Sunan Ibnu Majah 780, Sunan Ibnu Majah 781, Sunan Ibnu
Majah 782, Musnad Ahmad 3383, Musnad Ahmad 3943, Musnad Ahmad 4441, Musnad
Ahmad 7121, Musnad Ahmad 9769, Musnad Darimi 1245, Musnad Darimi 1246
Dzakwan
6
Abu Zakaria Muhyuddin An Nawawi, Syarah Shahih Muslim,Jilid 2, Hal.465,no.649
Kalangan : Tabiin kalangan Pertengahan
Kunyah : Abu Shalih
Tahun Wafat :101 H
Kedudukan : Tsiqat tsabat (komentar ibnu hajar Al Asqalani)
2. Makna al-Mufradat
4. Point-point Penting
a) Sholat merupakan rukun islam kedua dan merupakan rukun islam terpenting
setelah dua kalimat syahadat.
b) Sholat merupakan sarana komunikasi dan media penghubung antara seorang
hamba dengan tuhannya.
c) Sholat adalah media meminta pertolongan kepada Allah.
d) Sholat merupakan amalan yang dapat mencegah dari maksiat.
e) Sholat adalah cahaya bagi orang-orang yang beriman.
f) Sholat adalah kebahagiaan jiwa orang-orang yang beriman dan merupakan
penyejuk hati.
g) Sholat merupakan penghapus dosa-dosa yang telah dilakukan dan menjadi pelebur
segala kesalahan.
h) Sholat merupakan tiang agama.
i) Sholat merupakan pembeda antara orang-orang yang beriman dengan orang kafir
dan musyrik.
j) Sholat merupakan sebaik-baik amalan.
k) Sholat adalah perkara pertama yang dihisab dari amlan perbuatan manusia.8
وه““و وأب““وه وج““ده،وع َْن أبي يزي““د معن بن يزي““د بن األخنس َرض““ َي هَّللا َع ْنهُم
كان أبي يزيد أخرج دنانير يتصدق به““ا فوض““عها عن““د رج““ل في:ال َ َ ق،صحابيون
وهَّللا ما إياك أردت! فخاص““مته إِلَى َر ُس “ول:الَ َالمسجد فجئت فأخذتها فأتيته بها فق
ُ <لك ما نويت يا يزيد ولك ما أخذت ي““ا معن> َر َواه:ال َ َصلَّى هّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلّم فق َ ِ هّللا
ِ َْالبُخ
. ُّاري
7
http://eprints.walisongo.ac.id//4021/3/103111068_bab2.pdf
8
A.Darussalam,Indahnya kebersamaan dengan shalat berjamaah,UIN Alauddin Makasar,Hal 25-28
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yusuf telah menceritakan
kepada kami Isra'il telah menceritakan kepada kami Abu Al Juwairiyah bahwa Ma'an bin
Yazid radliallahu 'anhu menceritakan kepadanya, katanya: "Aku, bapakku dan kakekku
sudah berbai'at kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. Aku juga pernah
dilamarkan seseorang buatku dan Beliau menikahkanku. Aku juga bersumpah setia
(untuk mengembalikan setiap urusanku) kepada Beliau. Suatu hari bapakku, Yazid
mengeluarkan dinar untuk dishadaqahkan, lalu dia meletakkannya di samping seseorang
yang berada di masjid. Kemudian aku datang, aku ambil dan aku bawa kepadanya, lalu
bapakku berkata,: "Demi Allah, bukan kamu yang aku tuju". Lalu masalah ini aku adukan
kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, maka Beliau berkata,: "Bagimu apa yang
sudah kamu niatkan wahai Yazid, sedangkan bagimu apa yang telah kamu ambil wahai
Ma'an".(HR.Bukhari no.1333)9 :
1. Takhrij Hadis
Hadis Penguat
Kualitas perawi
9
Ibnu Hajar Al Asqalani, Fathul Baari Penjelasan Kitab Shahih Bukhari,(Jakarta,Pustaka Azzam 2010) Jilid 5,
Hal .20,no.1333
Kalangan : Sahabat
Kunyah : Abu Yazid
Tahun Wafat :-
Kedudukan : -
2. Makna al-Mufradat
َو َج ِّدي: Aku dan Bapakku serta Kakekku
أخرج: mengeluarkan
يتصدق: bersedekah
ب َع َليَّ َفأ َ ْن َك َحنِي
َ َو َخ َط: dan beliau meminang untukku lalu menikahkanku
ض َع َها عِ ْن َد َرج ٍُل َ َف َو: lalu ia menitipkannya kepada seorang laki-laki
ت َفأ َ َخ ْذ ُت َها
ُ َف ِج ْئ: Aku datang lalu mengambilnya
ُ ك أَ َر ْد
ت َ َوهَّللا ِ َما إِيَّا: demi Allah, bukan kepada engkau yang aku maksud
َ ك َما َن َوي
ْت َ َل: bagimu apa yang kamu niatkan
ُت َيا َمعْ نَ ك َما أَ َخ ْذ
َ َو َل: dan bagimu apa yang engkau ambil, wahai Ma'an
4. Point-point Penting
1) Perempuan yang akan dipinang bukan daalm pinangan pria lainnya sampai pria
tersebut melepaskan pinangannya.
10
Ernawati,Hadis tentang Peminangan,Forum Ilmiah,2017,Vol 14 No 3,Hal 261-262
2) Perempuan yang akan dipinang bukan pada masa iddah, dan jika pada iddah
raj’I makan yang berhak mengawininya adalah mantan suaminya, disamping
itu ada empat hal terkait, dintaranya:
a) Kebolehan meminang seseorang wanita cerai yang belum disetubuhi,
disebabkan tidak masuk pada masa iddah dalam kesepakatan para
ulama.
b) Tidak bolehnya melamar wanita yang telah ditalak raj’I, baik terang-
terangan ataupun tidak.
c) Kebolehan meminang seseorang wanita dengan isyarat (tertutup) dan
tidak terbuka atau terang-terangan bagi wanita dalam masa iddah
disebabkan wafat suaminya.
d) Ketidakbolehan meminang seorang wanita yang sedang dalam ikatan
pernikahan dengan pria lain.11
“إذا التقى:روى البخاري ومسلم عن أبي بكرة أن النبي ـ صلى هللا عليه وسلم ـ قال
يا رسول هللا هذا القاتِل فما با ُل:المسلما ِن بسيفَيْهما فالقاتل والمقتول في النار” قلت
”صا على قتل صاحبه ً “إنّه كان حري:المقتول؟ قال
1. Takhrij Hadis
Hadis Penguat
11
A.Darussalam,Peminangan dalam islam,Tahdis,2018,Vol 9 no 2,Hal 164-166
12
Ibnu Hajar Al Asqalani, Fathul Baari Penjelasan Kitab Shahih Bukhari,(Jakarta,Pustaka Azzam 2010) jilid
19, hal.311, hadis nomor 6367
Shahih Muslim 5139, Shahih Muslim 5140, Sunan Abu Daud 3723, Sunan Nasai
4052, Sunan Nasai 4054, Sunan Ibnu Majah 3954, Musnad Ahmad 19589
Kualitas Periwayat
Abdurrahman bin al mubarok bin abdullah
Kalangan : Tabi’ul atba’ kalangan Tua
Kunyah : Abu bakar
Tahun Wafat :228 H
Kedudukan : Tsiqat fadlil (komentar ibnu hajar Al Asqalani)
Makna al-Mufradat
التقى المسلما ِن: dua orang muslim yang saling membunuh.
فالقاتل والمقتول: yang membunuh dan yang terbunuh
في النار: masuk kedalam neraka
كان حريصًا: sesungguhnya berkeinginan
4. Point-point Penting
F. Kesimpulan
1) bahwa segala amal perbuatan yang dilakukan oleh orang islam tidak akan
mendapat pahala, kecuali dengan niat. Dalam ibadah pokok seperti sholat, haji
dan puasa, niat merupakan salah satu rukunnya.
2) shalat jamaah adalah hukumnya sunnah muakad karena sesuai dengan pendapat
yang seadil-adilnya dan lebih dekat kepada yang benar. Bagi laki-laki shalat lima
13
Zainal Abidin,Kufr dalam perspektif hadis,Jurnal Hunafa,Vol 5 No 1,Hal 98-99
14
Imaning Yusuf,Pembuhuhan dalam perspektif hukum islam,Nurani,2013,Vol 13 No 2,Hal 5-6
waktu berjamaah dimasjid lebih baik daripada shalat berjamaah dirumah, kecuali
shalat sunah maka dirumah lebih baik. Sedangkan bagi perempuan shalat
dirumah lebih baikkarena hal itu lebih aman bagi mereka.
3) seorang laki-laki yang shaleh dianjurkan untuk mencari wanita muslimah ideal
maka demikian pula dengan wali kaum wanita. Wali wanita pun berkewajiban
mencari laki-laki shalih yang akan dinikahkan dengan anaknya
4) ). Kafr dapat dipahami bahwa makna kafr dalam redaksi hadis-hadis atau yang
makna kafr dalam pengertian pengingkaran atau pendustaan terhadap tuhan, rasul-
rasulnya sebagai antipada dari iman, tetapi memiliki atau mengandung arti serta
diduga sebagai dosa besar.
Daftar Pustaka
Al Asqalani ,Ibnu Hajar, 2010,Fathul Baari Penjelasan Kitab Shahih Bukhari
:Jakarta,Pustaka Azzam.
Al-Bugha Dr.Musthafa Dieb & Mistu Dr.Muhyiddin,Al-Wafi syarah hadis arbain imam
nawawi,Qishti