Anda di halaman 1dari 4

Arba Mustamir

( Himbauan ulun )

Arba Mustamir adalah sebutan bagi warga banjar terhadap hari


Rabu terakhir dibulan Shafar. Pada Tahun ini jatuh pada tanggal 13
September 2023 M, atau bertepatan dengan 27 Shafar 1445 H. Didaerah
lain hari tersebut dikenal juga dengan banyak nama. Diantaranya
seperti Rabo Wekasan, di Yogya dikenal dengan nama Rabu Pungkasan,
dan didaerah Banten populer dengan sebutan Rebo Kasan.
Biasanya kalau didaerah kita orang Banjar di Langgar atau
Mesjid pada hari tersebut masyarakat ramai mengamalkan berbagai
amalan. Kenapa demikian? Telah populer dalam masyarakat bahwa pada
hari tersebut merupakan hari yang mana Allah SWT menurunkan banyak
bala, sehingga patutlah pada hari tersebut kita mengamalkan berbagai
amalan dan do'a dengan harapan dijauhkan dari malapetaka dan bahaya
bala tersebut.
Darimanakah mereka mendapatkan keyakinan tersebut? Adakah dalil
Al-Qur'an atau Hadits mengenai Arba Mustamir tersebut? Benarkah
keyakinan tersebut? Pertayaan-pertanyaan seperti diataslah yang
belakangan ini yang diajukan oleh ulama-ulama pendatang sekarang,
ulama-ulama yang kebanyakan lulusan luar negeri. Ulama yang suka
mengkritik tradisi masyarakat yang telah berakar. Mereka suka
menghujat dan menyalahkan, seolah kebenaran hanya milik mereka
semata. Tak segan-segan mereka mengataka tradisi tersebut adalah
"BID'AH DHALALAH' (Bid'ah yang sesat). Ulun cuma ingin mengajak
kembali kepada masyarakat untuk kembali menghidupkan tradisi yang
telah diwariskan pendahulu kita. Pendahulu kita juga alim-alim,
banyak yang hapal Al-Qur'an, banyak yang hafal Hadits, pandai membaca
kitab kuning, bahkan banyak diantaranya yang punya keramat baik saat
hidup maupun setelah wafatnya. Seorang `ulama besar, Imam Abdul
Hamiid Quds, mufti dan imam Masjidil Haram Makkah pada awal abad 20
dalam bukunya “Kanzun Najah was-Suraar fi Fadail al-Azmina wasy-
Syuhaar” mengatakan, “Banyak Awliya Allah yang mempunyai
Pengetahuan Spiritual telah menandai bahwa setiap tahun, 320 ribu
penderitaan (Baliyyat) jatuh ke bumi pada hari Rabu terakhir di bulan
Safar.” Hari ini dianggap sebagai hari yang sangat berat
dibandingkan hari-hari lain sepanjang tahun. Beberapa ulama
mengatakan bahwa ayat Alquran, “Yawma Nahsin Mustamir” yakni “Hari
berlanjutnya pertanda buruk” merujuk pada hari ini.
A. Kabar Ghaib
Bermula dari kabar ghaib sebagian orang-orang yang ma’rifat
kepada Allah menyebutkan bahwa dalam setiap tahun akan turun 320.000
malapetaka. (Imam ad-Dairabiy dalam Na’t al-Bidayat wa Tausyifu
Nihayat halaman 195 atau lebih dikenal Mujarrabat ad-Dairabiy al-
Kabir, Syaikh al-Buni dalam al-Firdaus, Syaikh Nawawi al-Bantani
dalam Nihayat az-Zain halaman 63, Syaikh al-Kamil Faridudin dalam
Jawahir al-Khamsi halaman 50-51, Syaikh Imam Hamid al-Quds mufti
sekaligus Imam Masjidil Haram Mekah dalam kitabnya Kanz an-Najah wa
as-Surur, dan beberapa ulama lainnya). Ada dua kemungkinan sebab
orang yang menolak kabar ghaib tersebut, karena tidak mempercayai
karomah dan atau belum menemukan dasar dalilnya. Mengenai karomah,
Ahlussunnah wal Jama’ah tidak menyangsikan lagi akan kebenaran dan
keberadaannya pada hamba-hamba Allah yang terkasih (Auliya’). Namun
bagi sebagian orang (tetangga sebelah) ada yang sama sekali menolak
dan tidak mempercayainya. Padahal kalau kita ambil warning dari
panutan utama mereka, yakni Ibnu Taimiyah, kita akan temukan beliau
termasuk ulama yang sangat mempercayai adanya karamah: ‫ومن أصول أهل‬
‫ التصديق بكرامات األولياء وما يجري هللا على أيديهم من خوارق العادات في أنواع العلوم‬: ‫السنة‬
‫“ والمكاشفات‬Diantara prinsip Ahlussunnah adalah mempercayai karamah
para wali dan apa yang dijalankan oleh Allah melalui tangan-tangan
mereka berupa perkara yang menyalahi adat dalam berbagai macam ilmu
pengetahuan dan mukasyafah.” (Al-‘Aqidah al-Wasithiyyah). Adapun
dari segi dasar dalilnya, Ibn Abbas Ra. Meriwayatkan bahwa Rasulullah
Saw. pernah bersabda: ‫َع ِن اْبِن َعَّباٍس َرِض َي ُهللا َع ْنُهَم ا َع ِن الَّنِبِّي صلى هللا عليه وسلم‬
‫ آِخ ُر َأْر ِبَع اَء ِفي الَّشْهِر َيْو ُم َنْح ٍس ُم ْسَتِم ٍّر‬: ‫َقاَل‬. “Rabu terakhir dalam sebulan adalah
hari terjadinya sial terus.” (HR. Waki’ dalam al-Ghurar, Ibn
Mardawaih dalam at-Tafsir, al-Khathib al-Baghdadi, al-Hafidz
Jalaluddin as-Suyuthi dalam al-Jami’ ash-Shaghir juz 1 halaman 4 dan
al-Hafidz Ahmad bin ash-Shiddiq al-Ghumari dalam al-Mudawi li-‘Ilal
al-Jami’ ash-Shaghir wa Syarhai al-Munawi juz 1 halaman 23). Hadits
di atas kedudukannya memang dha’if (lemah). Tetapi meskipun hadits
tersebut lemah, posisinya tidak dalam menjelaskan suatu hukum, tetapi
berkaitan dengan bab targhib dan tarhib (anjuran dan peringatan),
yang disepakati otoritasnya di kalangan ahli hadits sejak generasi
salaf.
B. Shalat Rebo Wekasan
Setiap Rabu terakhir bulan Shafar, sebagian besar kaum Muslimin
Nusantara melakukan shalat sunnah memohon kepada Allah Swt. agar
dijauhkan dari berbagai malapetaka. Namun ada pula yang menentang
amaliah shalat sunnah Rebo Wekasan tersebut dengan berlandaskan pada
pernyataan Syaikh Zainuddin al-Malibari dalam kitab Irsyad al-‘Ibad
yang mengatakan bahwa hal itu termasuk bid’ah madzmumah (tercela).
Sebenarnya kalau kita mau telaah lagi, shalat sunnah Rebo Wekasan
tidak bertentangan sama sekali dengan pernyataan Syaikh Zainuddin al-
Malibari. Akan tetapi, demi tidak memperpanjang pembahasan, sebagai
jalan keluarnya bagi orang yang ingin melaksanakan shalat tersebut
adalah sesuai dengan tuntunan Syaikh al-Kamil Fariduddin dalam kitab
Jawahir al-Khamis. Beliau menyarankan hendaknya dalam shalat tersebut
diniati melaksanakan shalat sunnah mutlak. Dimana shalat mutlak
adalah shalat yang tidak dibatasi oleh waktu, sebab dan bilangannya.
Begitupula menurut KH. Bisyri Mustofa, beliau mengetengahkan solusi
mendamaikan dua kutub yang bertentangan ini yakni niat shalatnya
adalah niat shalat muthlaq. Hal ini juga berlaku dalam shalat-shalat
lain yang tidak ada dalil al-Quran dan al-Hadits seperti shalat
sunnah Anisul Qabri.
C. Amaliah Rebo Wekasan
1) . Sholat Rebo Wekasan Adalah shalat 4 rakaat yang dilaksanakan
pada Rabu terakhir bulan Shafar yang bertujuan meminta kepada Allah
agar diselamatkan dari malapetaka pada hari itu dan hari-hari
selanjutnya sampai setahun yang akan datang. Shalat ini dilaksanaan
setelah shalat Isya dan sebelum shalat Witir. Tatacara pelaksanaannya
adalah: Niat shalatnya adalah shalat sunnah mutlak, atau bisa dengan
niat khusus berikut ini: ‫ُأَص ِّلى ُس َّنًة ِلَيْو ِم ْاَأل ِخ ِر ِم ْن َشْهِر الَّص َفِر ِلَد ْفِع ْالَبَالءِ َر ْك َع َتْيِن هلِل‬
‫" َتَع اَلى َأُهلل َأْك َبْر‬aku niat shalat sunnah hari terakhir bulan Shafar
sebanyak dua rakaat agar dijauhkan dari malapetaka karena Allah
Ta’ala.” Setelah selesai membaca al-Fatihah pada tiap-tiap rakaat
membaca surat al-Kautsar 17 kali, surat al-Ikhlas 5 kali dan surat
al-Mu’awwidzatain 1 kali. Setelah salam membaca bacaan berikut ini
masing-masing sebanyak 70 kali: ‫ُسْبَح اَن ِهللا َو ْالَحْم ُد ِهلِل َو َال ِإَلَه ِإَّال ُهللا َو ُهللا َأْك َبُر َو َال‬
‫ …َح ْو َل َو َال ُقَّو َة ِإَّال بِاِهلل ْالَعِلِّي ْالَعِظ ْيِم … ِإيَّاَك َنْعُبُد َو ِإَّياَك َنْسَتِع ْيُن‬Lalu membaca doa shalat
sunnah Rebo Wekasan sebagai berikut: ‫َألَّلُهَّم َيا َش ِد ْيَد ْالَقِو ِّى َو َياَش ِد ْيَد ْالِمَح اِل َيا َع ِز ْيُز‬
‫َذ َّلْلَت ِبِع َّز ِتَك َجِم ْيَع َخ ْلِقَك ِإْك ِفِنْى ِم ْن َجِم ْيِع َخ ْلِقَك َياُم ْح ِس ُن َيا ُمَجِّم ُل َيا ُم َتَفِّضُل َيا ُم ْنِع ُم َيا ُم ْك ِر ُم َيا َم ْن‬
‫َالِإَلَه ِإَّال َأْنَت ِبَر ْح َم ِتَك َيا َأْر َح َم الَّر ِحِم ْيَن َألَّلُهَّم َبِّسْر ْالَحَس َن َو َأِخ ْيِه َو َج ِّد ِه َو َأِبْيِه ِإْك ِفِنْى َشَّر َهَذ ا ْالَيْو ِم َو َم ا‬
‫َيْنِز ُل ِفْيِه َيا َك اِفَي اْلُمِهَّم اِت َيا َداِفَع ْالَبِلَياِت َفَسَيْك ِفْيَك ُهُم ُهللا َو ُهَو الَّسِم ْيُع ْالَعِلْيُم َو َح ْسُبَنا ُهللا َوِنْع َم ْالَوِكْيُل‬
‫َو َالَح ْو َل َو َال ُقَّو َة ِإاَّل ِباِهلل ْالَعِلِّي ْالَعِظ ْيِم َالَّلُهَّم ِإْع ِصْم َنا ِم ْن َج ْهِد ْالَبَالِء َو َد ْر ِك الَّش َقاِء َو ُسْو ِء ْالَقَض اِء‬
‫َو َش َم اَتِة ْاَألْع َداِء َو َم ْو ِت ْالُفْج َأِة َوِم ْن َش ِّر الَّساِم َو اْلَبْر َس اِم َو اْلُح َم ى َو ْالَبَر ِص َو ْالُج َذ اِم َو ْاَألْس َقاِم َوِم ْن َجِم ْيِع‬
‫ ْاَألْمَر اِض ِبَر ْح َم ِتَك َيا َأْر َح َم الَّراِحِم ْيَن َو َص َّلى ُهللا َع َلىَ ِّسيِد َنا ُمَحَّمٍد َو َع َلى َأِلِه َو َص ْح ِبِه َو َس َّلْم‬. Tata
cara shalat Rebo Wekasan menurut fersi lain adalah pertama berniat
shalat sunnah mutlak: ‫ إماما هلل تعالى هللا أكبر‬/ ‫“ ُأَص ِّلى ُس َّنًة مطلقة ركعتين مأموما‬Aku
niat shalat sunah Mutlak dua rakaat menjadi makmum/imam karena Allah
Ta’ala.” Rakaat pertama setelah al-Fatihah membaca surat al-Falaq
10 kali. Pada rakaat kedua setelah al-Fatihah membaca surat an-Nas 10
kali. Setelah salam membaca: ‫ أستغفر هللا العظيم‬x 10 ‫ اللهم صل على سيدنا محمد‬x
10 Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Sayyidatuna Fathimah
Ra. bahwa Nabi Saw. bersabda: ‫َم ْن َص لَّى َلْيَلَة ْاَألْر ِبَع اِء َر ْك َع َتْيِن َيْقَر اُء ِفى ْاُألْو َلى َفاِتَح َة‬
‫ْالِكَتاِب َو ُقْل َأُع ْو ُذ ِبَر ِّب ْالَفَلْق َع ْش َر َم َّراٍت َوِفى الَّثاِنَّيِة ُقْل َأُع ْو ُذ ِبَر ِّب الَّناِس َع ْش َر َم َّراٍت ُثَّم ِإَذ ا َس َلَم‬
‫َأْسَتْغ ِفُر َهللا َع ْش َر َم َّراٍت ُثَّم ُيَص لِّي َع َلى ُمَحَّمٍد َع ْش َر َم َّراٍت َنَز َل ِم ْن ُك ِّل َس َم اٍء َس ْبُعْو َن َأْلَف َم َلٍك َيْكُتُبْو َن‬
‫“ َثَو اَبُه ِإَلى َيْو ِم ْالِقَياَم ِة‬Barangsiapa yang berkenan mengerjakan shalat 2
rakaat di malam Rabu, pada rakaaat pertama membaca surat al-Fatihah
dan al-Falaq 10 kali dan pada rakaat kedua membaca al-Fatihah dan an-
Nas 10 kali, kemudian setelah salam membaca istighfar 10 kali dan
shalawat 10 kali maka 70 malaikat turun dari langit yang bertugas
mencatatkan pahalanya sampai hari kiamat.”
2) . Membaca Surah Yasin Dianjurkan untuk membaca surat Yasin di hari
Rabu terakhir bulan shafar, dan jika sampai pada ayat; ‫َس َٰل ٌم َقْو اًل ِّم ن َّرٍّب‬
‫ َّر ِح يٍم‬mengulanginya sebanyak 313 kali. Kemudian berdo'a untuk
kepentingan dunia dan akhirat, serta minta kepada Allah SWT
ke'afiyatan dan keselamatan.
3) . Menulis Ayat
Menurut sebagian ulama: “Bala atau malapetaka yang ditakdirkan
oleh Allah Swt. akan terjadi selama satu tahun itu semuanya
diturunkan dari Lauhul Mahfudz ke langit dunia pada malam Rabu
terakhir bulan Shafar. Maka barangsiapa yang bersedia menulis 7 ayat
di bawah ini kemudian dilebur dengan air lalu diminum, maka orang
tersebut akan dijauhkan dari malapetaka. Ayatnya adalah sebagai
berikut : , ‫ َس اَل ٌم َع َلى ِإْبَر اِهيَم‬, ‫ َس اَل ٌم َع َلى ُنوٍح ِفي اْلَع اَلِم يَن‬, ‫َس اَل ٌم َقْو اًل ِم ْن َر ٍّب َر ِح يٍم‬
‫ َس اَل ٌم ِهَي‬, ‫ َس اَل ٌم َع َلْيُك ْم ِط ْبُتْم َفاْدُخ ُلوَها َخ اِلِد يَن‬, ‫َس اَل ٌم َع َلى ُم وَس ى َو َهاُروَن َس اَل ٌم َع َلى ِإْل َياِس يَن‬
‫َح َّتى َم ْطَلِع اْلَفْج ِر‬. Wallahu Al-Musta’an A’lam.
Untuk menghidupkan tradisi tersebut di himbau, agar sekolah
minimal mengadakan pembacaan yasin berjamaah yang niatnya minta
kepada Allah agar terhindar dari segala bala dan mala petaka.

Anda mungkin juga menyukai