Munirotul Mahmuda P
(220101210021)
Mengkompromikan Hadis
dengan Al-Qur’an
Al-Ghazali memilih tiga kriteria terkait dengan sanad hadits dan dua berkenaan dengan matan hadits.
Kriteria terkait dengan sanad antara lain:
● Setiap perawi yang meriwayatkan hadits harus seseorang yang dikenal sebagai penghafal yang
cerdas dan teliti serta benar-benar memahami apa yang didengarnya. Kemudian perawi
meriwayatkan hadits sama seperti aslinya.
● Perawi harus orang yang memiliki kepribadian dan ketakwaan kepada Allah SWT dan memiliki
sifat adil (orang yang benar-benar monalak adanya pemalsuan maupun penyimpangan hadits)
● Perawi wajib memiliki dua kriteria diatas, dan jika satu saja ada yang tidak terpenuhi maka hadits
tersebut tidak dianggap mencapai derajat shahih
Adapun kriteria yang terkait dengan matan, adalah:
Dari berbagai pernyataannya dalam kitab As-Sunnah An-Nabawiyyah baina Ahl-Fiqh wa Ahl-Hadits,
dapat diketahui tentang tolak ukur yang dipakai oleh imam Al-Ghazali dalam menentukan kesahihan
hadits atau menentukan otentisitas matan dan pemahaman matan.
4 macam tolak ukur
yang digunakan imam Al- Ghazali
Tidak bertentangan dengan Al-Qur’an
Step 1 setiap matan hadits harus sejalan sesuai apa yang ditunjukan oleh Al-
Qur’an baik secara langsung atau tidak
● َح َّد َث َن ا ِإْس َماِع يُل ْبُن َخ ِليٍل َح َّد َث َن ا َع ِلُّي ْبُن ُمْس ِهٍر َح َّد َث َن ا َأُبو ِإْس َح اَق َو ْه َو الَّش ْي َب اِنُّي َع ْن َأِبي ُبْر َد َة َع ْن َأِبيِه َق اَل َلَّما ُأِص يَب ُع َم ُر َر ِض َي
ُهَّللا َع ْن ُه َج َع َل ُص َه ْيٌب َي ُقوُل َو ا َأَخ اُه َفَق اَل ُع َم ُر َأَم ا َع ِلْم َت َأَّن الَّن ِبَّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َق اَل ِإَّن اْلَم ِّي َت َلُيَع َّذ ُب ِبُبَك اِء اْلَح ِّي
Telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Khalil telah menceritakan kepada kami 'Ali bin Mushir
telah menceritakan kepada kami Abu Ishaq dia adalah dari suku Asy-Syaibaniy dari Abu Burdah dari
bapaknya berkata; Ketika Umar radliallahuanhu terbunuh Shuhaib berkata, sambil menangis: "Wahai
saudaraku". Maka Umar radliallahu 'anhu berkata: Bukankah kamu mengetahui bahwa Nabi
Shallallahu'alaihiwasallam telah bersabda "Sesungguhnya mayat pasti akan disiksa disebabkan
tangisan orang yang masih hidup".
Imam al-Ghazali menolak hadist ini walaupun tertulis dalam kitab Shahih al-Bukhari nomor 1290.
Karena bertentangan dengan Firman Allah SWT. dalam surah Fathir ayat 18, surah al-An’am ayat 164,
surah az-Zumar ayat 7, surah an-Nisa’ 15, yang sama-sama berbunyi:
ۗ َو اَل َتِز ُر َو اِز َر ٌة ِّو ْز َر ُاْخ ٰر ى
Artinya: “Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain”
Tidak bertentangan dengan hadits yang lebih
shahih.
َع اِئَش َة َق اَلْت َلْو َر َأى َر ُسوُل ِهللا َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َم ا َأْح َد َث الِّن َس اُء َلَم َن َع ُهَّن اْلَم ْس ِج َد َك ماُم ِنَع ْت ِنَس اٌء َب ِني ِإْس َر اِئيَل...حدثنا يزيد
Telah menceritakan kepada kami Yazid... Aisyah berkata; "Kalaulah Rasulullah SAW. melihat apa
yang diperbuat para wanita (sekarang ini) pasti mereka akan dilarang pergi ke masjid sebagaimana
dilarangnya para wanita bani Israel."
َح َّد َثَنا ُم وَس ى ْبُن ِإْس َم ِع يَل َح َّد َثَنا َح َّم اٌد َع ْن ُمَحَّمِد ْبِن َع ْم ٍرو َع ْن َأِبي َس َلَم َة َع ْن َأِبي ُهَر ْيَر َة َأَّن َر ُسوَل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َقاَل اَل َتْم َنُعوا
ِإَم اَء ِهَّللا َم َس اِج َد ِهَّللا َو َلِكْن ِلَيْخ ُرْج َن َو ُهَّن َتِفاَل ٌت
Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'i telah menceritakan kepada kami Hammad dari
Muhammad bin Amru dari Abu Salamah dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kalian menghalangi kaum wanita itu pergi ke masjid masjid
Allah, akan tetapi hendaklah mereka itu pergi tanpa memakai wangi-wangian."
Tidak bertentangan dengan Fakta Histori
َلْن يفلح قوم ولوا َأْم َر ُه ُم اْم َر َأٌة: َق اَل... َح َّد َث َن ا ُع ْث َم اُن ْبُن الَه يم
Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Haitsam... Rasulullah SAW bersabda: "Tidak akan
beruntung suatu kaum yang menyerahkan urusan (pemerintahan) mereka kepada seorang wanita".
-budaya masyarakat dan sistem politik bangsa persia waktu itu sedang mengalami kehancuran. Jika
kekuasaan dan kepemimpinan diserahkan kepada perempuan muda yang tidak tau apa-apa, maka
negara persia akan mengalami kehancuran
Tidak bertentangan dengan kebenaran ilmiah
َح َّد َث َن ا َأْح َم ُد ْبُن ُيوُنَس َح َّد َث َن ا ُز َه ْيٌر َح َّد َث َن ا ُم َط ِّر ٌف َأَّن َع اِم ًر ا َح َّد َث ُهْم َع ْن َأِبي ُج َح ْي َف َة َق اَل ُقْلُت ِلَع ِلٍّي ح َح َّد َث َن ا َص َد َق ُة ْبُن اْل َفْض ِل َأْخ َبَر َن ا اْبُن
ُع َي ْي َن َة َح َّد َث َن ا ُم َط ِّر ٌف َس ِمْع ُت الَّش ْع ِبَّي ُيَح ِّد ُث َق اَل َس ِمْع ُت َأَب ا ُج َح ْي َف َة َق اَل َس َأْلُت َع ِلًّي ا َر ِض َي ُهَّللا َع ْن ُه َه ْل ِع ْن َد ُك ْم َش ْي ٌء ِمَّما َلْي َس ِفي اْلُقْر آِن
َو َق اَل اْبُن ُع َي ْي َن َة َم َّر ًة َم ا َلْي َس ِع ْن َد الَّن اِس َفَق اَل َو اَّلِذي َفَلَق اْلَح َّب َة َو َبَر َأ الَّن َسَم َة َم ا ِع ْن َد َن ا ِإاَّل َم ا ِفي اْل ُقْر آِن ِإاَّل َفْهًما ُيْع َط ى َر ُجٌل ِفي ِك َت اِبِه َو َم ا
َأْل
ِفي الَّصِحيَف ِة ُقْلُت َو َم ا ِفي الَّصِحيَف ِة َق اَل اْلَع ْق ُل َو ِفَك اُك ا ِس يِر َو َأْن اَل ُي ْق َت َل ُمْس ِلٌم ِبَك اِفٍر
Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Yunus .......' Saya bertanya; 'apa yang terdapat dalam
shahifah?' ia menjawab: 'kewajiban membayar diyat, membebaskan tawanan dan tidak boleh seorang
muslim dibunuh karena orang kafir. (HR. Bukhari)
Imam al-Ghazali menolak hadist tersebut disebabkan mengabaikan rasa keadilan dan tidak menghargai
jiwa kemanusiaan. Karena antara muslim dan kafir sebenarnya mempunyai hak dan kewajiban yang
sama
Membedakan antara Tradisi dan Ibadah
وإنما يستخرج به من البخيل، إنه ال يرد شيئا: نهى النبي ص) عن النذر وقال:عن ابن عمر رضي هللا عنهما قال.
“Dari Ibnu ‘Umar r.a, katanya: Nabi SAW melarang bernadzar dan Nabi SAW bersabda:
Sesungguhnya nadzar tidak mampu menolak sesuatu pun dan sesungguhnya nadzar hanya
dikeluarkan dari (oleh) orang bakhil. ‘’
ُيْو ُفْو َن ِبالَّنْذ ِر َو َيَخ اُفْو َن َيْو ًم ا َك اَن َش ُّر ٗه ُم ْسَتِط ْيًرا
Artinya : “Mereka memenuhi nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana.”
ُثَّم ْلَيْقُضْو ا َتَفَثُهْم َو ْلُيْو ُفْو ا ُنُذ ْو َر ُهْم َو ْلَيَّطَّو ُفْو ا ِباْلَبْيِت اْلَعِتْيِق
Artinya : ”Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran (yang ada di badan) mereka,
menyempurnakan nazar-nazar mereka dan melakukan tawaf sekeliling rumah tua (Baitullah).” (Q.S
Al-Hajj : 29)
Sarana dan Tujuan
Seperti halnya adalah
jihad. jihad adalah
sesuatu yang wajib.
Namun alat-alat untuk
jihad ataupun cara-cara
pelaksanaannya tidak
memiliki acuan yang
tetap dan permanen.