Anda di halaman 1dari 24

HADITS TENTANG BERBUAT BAIK KEPADA SESAMA

(Hadis Muslim No. 4678)


Disusun Untuk Memenuhi Tugas UAS
Mata Kuliah : Bahtsul Kutub (Tafsir Hadits)
Dosen Pengampu : M. Bahauddin, S.Hum, M.Pd

Disusun Oleh:

Fathiinatun Naziihah Masyhud


NIM. 1910110059
PAI (B)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

FAKULTAS TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

2020
A. Pendahuluan
Allah SWT. adalah pencipta yang terbaik. Segala ciptaan-Nya tak seorang pun
mampu menandinginya, baik kuantitas maupun kualitasnya. Manusia sebagai
makhluk ciptaan-Nya hadir ke pentas dunia dalam bentuk yang sebaik-baiknya,1
jasmani dan rohani.
Islam adalah agama yang baik, agama yang di berkahi oleh Allah swt. Islam
juga agama yang memberikan tuntunan kepada umatnya baik berupa sikap yang
ditujukkan kepada manusia dalam melalui kehidupannya. Manusia sebagai pemimpin
di muka bumi ini yang tentunya harus dibekali dengan sikap, atau tuntunan akhlak
yang baik untuk dirinya sendiri, maupun untuk orang lain, masyarakat, serta orang
orang yang terdapat disekitarnya.
Islam memberikan segala sesuatu bagaimana seorang muslim dapat
berkomunikasi dan bersikap dalam kehidupan pribadi maupun sosialnya. Agama
Islam adalah agama yang mampu menerangi setiap sudut dalam kehidupan
hambanya. Agama Islam juga tentunya Agama yang dirahmati oleh Allah swt dan
agama yang selalu memberikan jaminan keselamatan dan kebahagiaan para umatnya.
Agama Islam adalah Agama yang mampu membimbing, menjamin, dan mengarahkan
pada jalan menuju kebenaran.
Sejarah mencatat bahwa tidak ada prestasi dalam bidang pendidikan paling
cemerlang yang pernah terjadi di muka bumi ini melainkan keberhasilan konsep
pendidikan Rasulullah SAW., yang mampu mengubah dari tradisi ke-jahiliyahan
kepada Islam. Rasulullah SAW. telah berhasil mendidik sahabatnya menjadi
masyarakat muslim yang berkualitas dan berkarakter. Mereka rindu akan kebenaran,
semangat dalam menuntut ilmu, merasa mulia dengan Islam, sederhana dalam sikap,
ketika malam hari mereka menangis ber-taqarrub kepada Allah SWT, di siang hari
mereka berjihad melawan kemusyrikan, kekafiran dan kezaliman, memerintahkan
1
- -

-Aṣ ẓ - ‟ -Syariyah,
1992 M/1412 H), h. 293.

1
kepada kebaikan dan melarang dari kejahatan serta menebarkan kasih sayang dengan
menghilangkan bebanbeban kaum muslimin. Mereka saling kasih mengasihi, cinta
mencintai sesama kaum muslimin.2

2
Taufik Abdillah Syukur. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta: HIKMAH,
Vol. XIII, No. 1, 2017 .67-68.

2
B. Pembahasan
1. Kritik Historis / Kritik Sanad

َ ‫ً تْ ٍُ ُدجْ ٍش لَ َاَل َدذَّثََُا إِ ْس ًَ ِؼٍ ُم َُْٔ َٕ اتْ ٍُ َج ْؼفَ ٍش‬


ٍْ ‫ػ‬ َ ٍُْ ‫َدذَّثََُا لُر َ ٍْثَحُ ت‬
َ َٔ ‫س ِؼٍ ٍذ‬
ُّ ‫ػ ِه‬
‫سهَّ َى لَا َل‬
َ َٔ ِّ ٍْ َ‫ػه‬ َّ ‫صهَّى‬
َ ُ ‫ّللا‬ َ ِ‫ّللا‬ َّ ‫سٕ َل‬ ُ ‫ػ ٍْ أَتًِ ُْ َشٌ َْشج َ أ َ ٌَّ َس‬ َ ِّ ٍِ‫ػ ٍْ أَت‬َ ‫ْانؼَ ََل ِء‬
َ ‫س فٍَُِا َي ٍْ ََل د ِْسْ ََى نَّ ُ َٔ ََل َيرَا‬
ٌَّ ِ‫ع فَمَا َل إ‬ ُ ‫س لَانُٕا ْان ًُ ْف ِه‬ ُ ‫أَذَذْ ُسٌَٔ َيا ْان ًُ ْف ِه‬
َ ْ‫صٍَ ٍاو َٔصَ َكاجٍ ٌََٔأْذًِ لَذ‬
‫شر َ َى َْزَا‬ ِ َٔ ٍ‫ص ََلج‬ َ ِ‫س ِي ٍْ أ ُ َّيرًِ ٌَأْذًِ ٌَ ْٕ َو انْ ِمٍَا َي ِح ت‬ َ ‫ْان ًُ ْف ِه‬
َ ‫طى َْزَا ِي ٍْ َد‬
ِّ ِ‫سَُاذ‬ َ ‫ب َْزَا فٍَُ ْؼ‬
َ ‫ض َش‬ َ َٔ ‫سفَكَ د َ َو َْزَا‬ َ َٔ ‫ف َْزَا َٔأ َ َك َم َيا َل َْزَا‬ َ َ ‫َٔلَز‬
َ ‫ػهَ ٍْ ِّ أ ُ ِخز َ ِي ٍْ َخ‬
‫طاٌَاُْ ْى‬ َ ‫ضى َيا‬ َ ‫سَُاذُُّ لَ ْث َم أ َ ٌْ ٌ ُ ْم‬
َ ‫د َد‬ َ ‫َٔ َْزَا ِي ٍْ َد‬
ْ ٍَُِ َ‫سَُاذِ ِّ فَئ ِ ٌْ ف‬
ُ ‫فَطُ ِش َدرْؼَهَ ٍْ ِّ ث ُ َّى‬
ِ َُّ‫ط ِش َح فًِ ان‬
‫اس‬

”Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id dan 'Ali bin
Hujr keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami Isma'il yaitu Ibnu Ja'far
dari Al A'laa dari Bapaknya dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam pernah bertanya kepada para sahabat: "Tahukah kalian, siapakah
orang yang bangkrut itu?" Para sahabat menjawab; 'Menurut kami, orang yang
bangkrut diantara kami adalah orang yang tidak memiliki uang dan harta
kekayaan.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Sesungguhnya
umatku yang bangkrut adalah orang yang pada hari kiamat datang dengan shalat,
puasa, dan zakat, tetapi ia selalu mencaci-maki, menuduh, dan makan harta orang
lain serta membunuh dan menyakiti orang lain. Setelah itu, pahalanya diambil
untuk diberikan kepada setiap orang dari mereka hingga pahalanya habis,
sementara tuntutan mereka banyak yang belum terpenuhi. Selanjutnya, sebagian
dosa dari setiap orang dari mereka diambil untuk dibebankan kepada orang
tersebut, hingga akhirnya ia dilemparkan ke neraka.'”

3
Dari hadits tersebut terdapat urut-urutan sanad sebagai berikut :

Qutaibah bin Sa'id bin Jamil & 'Ali bin Hujr bin Ilyas

Isma'il bin Ja'far bin Abi Kathir

Al A'laa bin Abdur Rahman bin Ya’qub

Abdur Rahman bin Ya’qub

Abu Hurairah

Setelah diketahui sanadnya, berikut merupakan biografi dari para perawi :


a. Qutaibah bin Sa'id bin Jamil
Biografi
Nama : Qutaibah bin Said bin Jamil bin Thorif bin Abdillah
Tingkatan K ‟ - ‟
Nasab : Ats-TSaqafi al-Bagilani
Panggilan : Abu Rojak
Tempat tinggal : Hims
Kota wafat :-
Tanggal wafat : 240 H

4
ULAMA KOMENTAR
Abu Hatim Tsiqah
An Nasa’i Tsiqah
Yahya bin Ma’in Tsiqah
Ibnu Hajar al ‘Asqalani Tsiqah Tsabat

b. 'Ali bin Hujr bin Ilyas


Biografi
Nama : 'Ali bin Hujr bin Ilyas
Tingkatan ‟ ‟
Nasab : ‟
Panggilan : Abu Al- Hasan
Tempat tinggal : Baghdad
Kota wafat :-
Tanggal wafat : 240 H

ULAMA KOMENTAR
An Nasa'i Tsiqah ma'mun, hafidz
Ibnu Hajar Tsiqah, hafidz
Adz Dzahabi hafidz
Al Hakim Syaikh

5
c. Isma'il bin Ja'far bin Abi Kathir
Biografi
Nama : Isma'il bin Ja'far bin Abi Kathir
Tingkatan ‟ ‟
Nasab : Al- Anshariy Az Zaraqiy
Panggilan : Abu Ishaq
Tempat tinggal : Madinah
Kota wafat : Baghdad
Tanggal wafat : 180H

ULAMA KOMENTAR
Ahmad bin Hambal Tsiqah
Abbas Ad Dauri "Tsiqah, lebih tsabit dari Ibnu Abi Hazim,
Ad Darawardi, dan Abu Dlamrah"
Muhammad bin Sa'd Tsiqah
Abdurrahman bin Yusuf Shaduuq
Ibnul Madini Tsiqah
Ibnu Abi Khaitsamah "Tsiqah ma`mun, qolilul khata`, dan
shaduq"
Al Khalili Tsiqah syarikan malikan fi aktsari
syuyuhihi
Al Hakim Tsiqah syarikan malikan fi aktsari
syuyuhihi
Ibnu Hibban disebutkan dalam 'ats tsiqaat
An Nasa'i Tsiqah
Yahya bin Ma'in Tsiqah

6
d. Al A'laa bin Abdur Rahman bin Ya’qub
Biografi
Nama : ' Y ‟q
Tingkatan ‟
Nasab :
Panggilan : Abu Shubul
Tempat tinggal : Madinah
Kota wafat :
Tanggal wafat : 132H

ULAMA KOMENTAR
Ibnu 'Adi Aku tidak melihat dia memiliki masalah
Nasa'i Laisa bihi ba's
Ibnu Hibban mentsiqahkannyanya
Abu Hatim Ar Rozy "Shalih, perawi tsiqah meriwayatkan darinya dan aku
mengingkari haditsnya"
Tirmidzi Tsiqah menurut ahli hadits
Ahmad bin Hambal "Tsiqah, aku tidak pernah mendengar seseorang
menyebutnya dengan keburukan"

7
e. Abdur Rahman bin Ya’qub
Biografi
Nama : Y ‟q
Tingkatan : ‟
Nasab : Al- Juhaniy
Panggilan : Maula Al-hirqah
Tempat tinggal : Madinah
Kota wafat :-
Tanggal wafat :

ULAMA KOMENTAR
Al 'Ajli Tsiqah
An Nasa'i laisa bihi ba`s
Ibnu Hibban disebutkan dalam 'ats tsiqaat
Ibnu Hajar al 'Asqalani Tsiqah
Adz Dzahabi Tsiqah

f. Abu Hurairah
Biografi
Nama : Abdur Rahman bin shakhr
Tingkatan : Sahabat
Nasab : Ad Dawisiy Al Yamani
Panggilan : Abu Hurairah
Tempat tinggal : Madinah
Kota wafat : Madinah
Tanggal wafat : 57 H

ULAMA KOMENTAR
Ibnu Hajar al 'Asqalani Shahabat

8
2. Kritik Eidetis
a. Kajian Linguistik
1) َ ‫ أَتَد ُْر‬:
َ‫ون‬
a) ‫َأ‬nya adalah huruf istifham mabni fathah
b) َ ‫تَد ُْر‬
َ‫ون‬ ‟ o ‟ ‟

‫و‬ ‟ o

2) ُ ‫ َيا ْان ًُ ْف ِه‬:


‫س‬
a) ‫ َما‬nya adalah huruf istifham
b) ‟ ‫َما‬ ‟ o

3) ‫ قَالُوا‬:
a) ‟
b) menjadi jawabannya ‫َما‬

َُ ‫ا ْل ُم ْف ِل‬
4) ‫س‬
a) ‟ ‟ tandanya dhommah karena isim mufrad
5) ‫فِينَا‬
a) jar majrur
6) َ‫َم ْه‬

َُ ‫ُم ْف ِل‬
a) khabarnya ‫س‬
َ ‫ََلَد ِْر‬
7) َ‫ه َم‬
ََ nya, ‫ َََل‬nafi
a) ‫َل‬

ََ
b) isim nya ‫َل‬dibaca nasho ‟
8) ُ‫لَ َه‬
a) jar majrur
ََ ‫َو‬
9) ‫َل‬
a) ‫و‬
ََ „ o

9
‫ََ‬
‫َل )‪b‬‬ ‫‟‬

‫َمتَا ََ‬
‫ع )‪10‬‬
‫‪َََ dibaca nashob‬ل ‪َ isim nya‬متَا ََ‬
‫ع )‪a‬‬

‫فَقَا ََ‬
‫ل )‪11‬‬
‫فَقَا ََ‬
‫ل )‪a‬‬ ‫‟‬
‫ِإنَّ َا ْل ُم ْف ِل ََ‬
‫س )‪12‬‬
‫‪ِ huruf taukid‬إنََّ )‪a‬‬

‫‪ِ di baca nashob tandanya fathah‬إ ََّ‬


‫ن ‪b) isimnya‬‬

‫ِم َْ‬
‫ه )‪13‬‬
‫‪ِ huruf jar‬م ْهَ )‪a‬‬

‫أ ُ َّم ِتي )‪14‬‬


‫‪ : majrur‬أ ُ َّم ِتي )‪a‬‬

‫‪ mutakallim waddah‬ي ‪ nya‬ي )‪b‬‬

‫‪b. Kajian Tematis Komprehensif‬‬


‫‪1) Shahih Muslim no.68‬‬
‫صٍ ٍٍْ‬ ‫ػ ٍْ أ َ ِتً ُد َ‬
‫ص َ‬ ‫ش ٍْثَحَ َدذَّثََُا أَتُٕ ْاْل َ ْد َٕ ِ‬
‫َدذَّثََُا أَتُٕ تَ ْك ِش ت ٍُْ أ َ ِتً َ‬
‫ػهَ ٍْ ِّ‬ ‫صهَّى َّ‬
‫ّللاُ َ‬ ‫سٕ ُل َّ ِ‬
‫ّللا َ‬ ‫ػ ُْأ َ ِتً ُْ َشٌ َْشج َ لَا َل لَا َل َس ُ‬
‫خ َ‬ ‫صا ِن ٍ‬‫ػ ٍْ أ َ ِتً َ‬ ‫َ‬
‫اَّلل َٔ ْانٍَ ْٕ ِو ْاَ ِخ ِش فَ ََل ٌُؤْ رِي َج َ‬
‫اسُِ َٔ َي ٍْ‬ ‫سهَّ َى َي ٍْ َكاٌَ ٌُؤْ ِي ٍُ ِت َّ ِ‬‫َٔ َ‬
‫اَّلل‬ ‫اَّلل َٔانٍَْ ْٕ ِو ْاَ ِخ ِش فَ ْهٍُ ْك ِش ْو َ‬
‫ض ٍْفَّ ُ َٔ َي ٍْ َكاٌَ ٌُؤْ ِي ٍُ ِت َّ ِ‬ ‫َكاٌَ ٌُؤْ ِي ٍُ ِت َّ ِ‬
‫د ٔ َدذَّثََُا ِإ ْس َذ ُك ت ٍُْ ِإت َْشا ِْ َ‬
‫ٍى‬ ‫َٔانٍَْ ْٕ ِو ْاَ ِخ ِش فَ ْهٍَم ُ ْم َخٍ ًْشا أ َ ْٔ ِنٍَ ْس ُك ْ‬
‫ػ ٍْ أ َ ِتً‬‫خ َ‬ ‫ػ ٍْ أ َ ِتً َ‬
‫صا ِن ٍ‬ ‫ػ ٍْ ْاْل َ ْػ ًَ ِش َ‬
‫س َ‬ ‫سى ت ٍُْ ٌَُُٕ َ‬ ‫أ َ ْخثَ َشََا ِػٍ َ‬
‫ث أ َ ِتً‬
‫سهَّ َى ِت ًِثْ ِم َدذٌِ ِ‬
‫ػهَ ٍْ ِّ َٔ َ‬ ‫صهَّى َّ‬
‫ّللاُ َ‬ ‫سٕ ُل َّ ِ‬
‫ّللا َ‬ ‫ُْ َشٌ َْشج َ لَا َل لَا َل َس ُ‬
‫غٍ َْش أَََُّّ لَا َل فَ ْهٍُذْ س ٍِْ إِنَى َج ِ‬
‫اس ِِ‬ ‫ٍٍ َ‬
‫ص ٍ‬ ‫َد ِ‬

‫‪10‬‬
“Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah
menceritakan kepada kami Abu al-Ahwash dari Abu Hushain dari Abu Shalih dari
Abu Hurairah dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata,
"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah dia menyakiti
tetangganya. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka
hendaklah dia memuliakan tamunya. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan
hari akhir, maka hendaklah dia mengucapkan perkataan yang baik atau diam." Dan
telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim telah mengabarkan kepada kami
Isa bin Yunus dari al-A'masy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah dia berkata,
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda seperti hadis Abu Hushain, hanya
dia menyebutkan, 'Dan hendaklah dia berbuat baik kepada tetangganya'."
2) Shahih Bukhari no.5533

ُ ًَِ‫ي ِ لَا َل أ َ ْخثَ َش‬


ُ ‫ػ ْش َٔج‬ ُّ ٍْ ‫ػ‬
ّ ‫انض ْْ ِش‬ َ ‫ْة‬
ٌ ٍَ‫شؼ‬ ِ ًَ ٍَْ‫َدذَّثََُا أَتُٕ ان‬
ُ ‫اٌ أ َ ْخثَ َشََا‬
َ‫ّللا أ َ َسأٌَْد‬
ِ َّ ‫سٕ َل‬ُ ‫ٍى تٍَْ ِدضَ ٍاو أ َ ْخثَ َشُِ أَََُّّ لَا َل ٌَا َس‬
َ ‫انضتٍَ ِْش أ َ ٌَّ َد ِك‬
ُّ ٍُْ ‫ت‬
‫صذَلَ ٍح‬ ِ ٍْ ‫ث ِت َٓا ِفً ْان َجا ِْ ِهٍَّ ِح ِي‬
َ َٔ ‫صهَ ٍح‬
َ َٔ ‫ػرَالَ ٍح‬ ً ‫أ ُ ُي‬
ُ َُّ‫ٕسا كُ ُْدُ أَذ َ َذ‬
ِّ ٍْ َ‫ػه‬ َّ ‫صهَّى‬
َ ُ‫ّللا‬ ِ َّ ‫سٕ ُل‬
َ ‫ّللا‬ ٍ َ ‫ْ َْم ِنً فٍِ َٓا ِي ٍْ أ‬
ُ ‫جْش لَا َل َد ِكٍ ٌى لَا َل َس‬
ِ ًَ ٍَْ‫ػ ٍْ أ َ ِتً ان‬
ٌ‫ا‬ ً ٌْ َ ‫ف ِي ٍْ َخٍ ٍْش ٌَُٔمَا ُل أ‬
َ ‫ضا‬ َ َ ‫سه‬
َ ‫ػهَى َيا‬ َ َ‫سهَّ َى أ َ ْسهَ ًْد‬
َ َٔ
ٍُ ‫ث َٔلَا َل ا ْت‬ َ ًُ ْ‫صا ِن ٌخ َٔات ٍُْ ان‬
ُ َُّ‫سافِ ِش أَذ َ َذ‬ ُ َُّ‫أَذ َ َذ‬
َ َٔ ‫ث َٔلَا َل َيؼْ ًَ ٌش‬
ِّ ٍ‫ػ ٍْ أ َ ِت‬
َ ‫ث انرَّثَ ُّش ُس َٔذَاتَؼَ ُٓ ْى ِْشَا ٌو‬
ُ ُُّ‫ِإ ْس َذاقَ انر َّ َذ‬
“Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] telah
mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] dia berkata; telah mengabarkan
kepadaku ['Urwah bin Zubair] bahwa [Hakim bin Hizam] telah mengabarkan
kepadanya bahwa dia berkata; "Wahai Rasulullah, bagaimana pendapat anda
tentang perkara-perkara kebaikan yang pernah saya lakukan pada masa Jahiliyyah
seperti menyambung tali kekerabatan, memerdekakan budak dan sedekah, apakah
saya mendapatkan pahala darinya? Hakim berkata; Rasulullah

11
Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Setelah kamu masuk Islam, kamu akan
mendapatkan pahala atas kebaikan yang pernah kamu lakukan." Dan dikatakan pula
dari Abu Al Yaman dengan redaksi "Atahannatsu (telah aku kerjakan), begitu juga
[Ma'mar], [Shalih] dan [Ibnu Musafir] menggunakan redaksi "atahannatsu (telah
aku kerjakan)." Ibnu Ishaq mengatakan; "at tahannatsu wat tabarraru (telah aku
kerjakan dan berbuat baik)." Hal ini diperkuat juga oleh [Hisyam] dari [Ayahnya]."
3) Shahih Muslim no.69
ٍْ ‫ػ‬
َ ‫ّللا ت ٍِْ َُ ًٍَ ٍْش َج ًٍِؼًا‬
ِ َّ ‫ػ ْث ِذ‬ ٍ ‫َدذَّثََُا ُص ٍَْ ُْش ْت ٍُ َد ْش‬
َ ٍُ ‫ب َٔ ُي َذ ًَّذ ُ ْت‬
َ َََُّّ‫ػ ًْ ٍشٔ أ‬
‫س ًِ َغ ََافِ َغ‬ َ ٍْ ‫ػ‬ ُ ٍَ‫س ْف‬
َ ٌ‫ا‬ ُ ‫ػٍَ ٍَُْحَ لَا َل ات ٍُْ َ ُ ًٍَ ٍْش َدذَّثََُا‬
ُ ٍِْ ‫ات‬
َّ ‫صهَّى‬
ُ‫ّللا‬ َ ً ّ ‫ْخ ْان ُخضَ ا ِػ‬
َّ ‫ً ِ أ َ ٌَّ انَُّ ِث‬ ٍ ٌ‫ش َش‬ ُ ً‫ػ ٍْ أ َ ِت‬َ ‫تٍَْ ُجثٍَ ٍْش ٌُ ْخ ِث ُش‬
‫اَّلل َٔانٍَْ ْٕ ِو ْاَ ِخ ِش فَ ْهٍُ ْذس ٍِْ ِإنَى‬
ِ َّ ‫سهَّ َى لَا َل َي ٍْ َكاٌَ ٌُؤْ ِي ٍُ ِت‬
َ َٔ ِّ ٍْ َ‫ػه‬
َ
َ ‫اَّلل َٔ ْانٍَ ْٕ ِو ْاَ ِخ ِش فَهٍُْ ْك ِش ْو‬
ٌَ‫ض ٍْفَُّ َٔ َي ٍْ َكا‬ ِ َّ ‫اس ِِ َٔ َي ٍْ َكاٌَ ٌُؤْ ِي ٍُ ِت‬
ِ ‫َج‬
ْ ‫اَّلل َٔانٍَْ ْٕ ِو ْاَ ِخ ِش فَ ْهٍَمُ ْم َخٍ ًْشا أ َ ْٔ ِنٍَ ْس ُك‬
‫د‬ ِ َّ ‫ٌُؤْ ِي ٍُ ِت‬
Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb dan Muhammad
bin Abdullah bin Numair semuanya dari Ibnu Uyainah berkata Numair telah
menceritakan kepada kami Sufyan dari Amru bahwa dia mendengar Nafi' bin
Jubair mengabarkan dari Abu Syuraih al-Khuza'i bahwa Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah
dia berbuat baik kepada tetangganya. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari
akhir hendaklah dia memuliakan tamunya. Dan barangsiapa beriman kepada Allah
dan hari akhir hendaklah dia mengucapkan perkataan yang baik atau diam."

4) Sunan Tirmidzi no.2432

َ ‫ٕس َدذَّثََُا‬
َّ ُ ‫ػ ْثذ‬
ِ‫ّللا‬ ٍ ‫ص‬ ُ ُْ‫ي َدذَّثََُا ُيؼَهَّى ْت ٍُ َي‬ُّ ‫انش ِد ٍِى انْثَ ْغذَا ِد‬ َ ٍُْ ‫َدذَّثََُا أَتُٕ ٌَ ْذٍَى ُي َذ ًَّذ ُ ت‬
َّ ‫ػ ْث ِذ‬
ٍْ ‫ػ‬ ّ ‫ػثْ ًَاٌَ ت ٍِْ ُي َذ ًَّ ٍذ ْاْل َ ْخَُ ِس‬
َ ًِ ُ ٍْ ‫ػ‬َ َ‫ً ُْ َٕ ِي ٍْ َٔنَ ِذ انْ ًِس َْٕ ِس ت ٍِْ َي ْخ َش َيح‬ ُّ ‫ت ٍُْ َج ْؼفَ ٍش انْ ًَ ْخ َش ِي‬
ُ َٔ ‫سهَّ َى لَا َل ِإٌَّا ُك ْى‬
ِ ‫سٕ َء رَا‬
‫خ‬ َ َٔ ِّ ٍْ َ‫ػه‬ َّ ‫صهَّى‬
َ ُ‫ّللا‬ َّ ‫ػ ٍْ أ َ ِتً ُْ َشٌ َْشج َ أ َ ٌَّ انَُّ ِث‬
َ ً ّ ‫س ِؼٍ ٍذ انْ ًَ ْمثُ ِش‬
َ ِ‫ي‬ َ

12
‫ٌة ِي ٍْ َْزَا انْ َٕ ْج ِّ َٔ َي ْؼَُى‬
ٌ ‫ص ِذٍ ٌخ غ َِش‬ َ ٍ‫ْانثٍَ ٍِْ فَئََِّ َٓا ْان َذا ِنمَحُ لَا َل أَتُٕ ِػ‬
ٌ ‫سى َْزَا َدذ‬
َ ‫ٌِث‬
‫ضا َء َٔلَ ْٕنُُّ ْان َذا ِنمَحُ ٌَمُٕ ُل ِإََّ َٓا ذ َ ْذ ِه ُك‬
َ ْ‫خ انْثٍَ ٍِْ إََِّ ًَا ٌَ ْؼ ًُِ انْؼَذَ َأج َ َٔ ْانثَغ‬
ِ ‫سٕ َء رَا‬
ُ َٔ ِّ ‫لَ ْٕ ِن‬
ٌٍَِّ‫انذ‬

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Yahya Muhammad bin Abdur
Rahim Al Baghdadi telah bercerita kepada kami Mu'alla bin Manshur telah bercerita
kepada kami Abdullah bin Ja'far Al Makhzumi dia adalah anak Al Miswar bin
Makhramah, dari 'Utsman bin Muhammad Al Ahnasi dari Sa'id Al Maqburi dari Abu
Hurairah bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Jauhilah oleh kalian
interaksi social yang buruk, karena bisa menjadi penghancur." Abu Isa berkata:
Hadis ini shahih gharib dari jalur sanad ini, adapun makna sabda beliau: " Interaksi
sosial yang buruk" maksudnya adalah permusuhan dan kebencian, sedangkan yang
dimaksud haliqah adalah bahwa interaksi social yang buruk itu dapat memangkas
agama seseorang.”

c. Kajian Konformatif
5) QS. Al Hujurat: 12
‫انظ ٍِّ إِثْ ٌى‬
َّ ‫ض‬ َ ‫انظ ٍِّ ِإ ٌَّ تَ ْؼ‬ َّ ٍَ‫ٍشا ِي‬ ً ِ‫ٌَا أٌَُّ َٓا انَّزٌٍَِ آ َ َيُُٕا ا ْجرَُِثُٕا َكث‬
‫ضا أٌَُ ِذةُّ أ َ َدذ ُ ُك ْى أ َ ٌْ ٌَأْكُ َم‬
ً ‫ض ُك ْى تَ ْؼ‬
ُ ‫سٕا َٔ ََل ٌَ ْغرَةْ تَ ْؼ‬ ُ ‫س‬َّ ‫َٔ ََل ذ َ َج‬
َّ ‫ذْى أ َ ِخٍ ِّ َيٍْرًا فَ َك ِش ْْر ُ ًُُِٕ َٔاذَّمُٕا‬
َّ ٌَّ ِ‫ّللاَ إ‬
ٌ َّٕ َ ‫ّللاَ ذ‬
‫اب َس ِدٍ ٌى‬ َ َ‫ن‬

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka


(kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-
cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah
seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati?
Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah.

13
Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al
Hujurat: 12)
6) QS. Surah Al-baqarah 195
ۛ ‫ّللا ِ َٔ ََل ذ ُه ْ م ُ ٕا ت ِ أ ٌَ ْ ِذ ٌ ك ُ ْى إ ِ ن َ ى ان ر َّ ْٓ ه ُ كَ ِح‬
َّ ‫َٔ أ ََ ْ فِ م ُٕا ف ِ ً سَ ث ِ ٍ ِم‬
ٍَ ٍ ِ ُ ‫ة ان ْ ًُ ْذ ِس‬ َّ ٌَّ ِ ‫َٔ أ َ ْد ِس ُ ُ ٕا ۛ إ‬
ُّ ‫ّللا َ ٌ ُ ِذ‬
Artinya:“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah
kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena
sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.”
7) Q.s. Al-Zalzalah 7-8
ُ ِ‫فَ ًَ ٍْ ٌَ ْؼ ًَ ْم ِيثْمَا َل رَ َّسجٍ َخٍ ًْشا ٌَ َش‬
Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun,
niscaya dia akan melihat (balasan)nya.”

ُ ِ‫َٔ َي ٍْ ٌَ ْؼ ًَ ْم ِيثْمَا َل رَ َّسجٍ ش ًَّشا ٌَ َش‬


Artinya: ”Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun,
niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. “{Q.s. Al-Zalzalah: 7-8}
d. Analisis Realitas Historis
Dalam mencari realitas historis atau Asbab al-wurud, diketahui adalah
konteks munculnya hadis yang menjadi konstruksi dasar berupa kausa-kausa khusus
atau tertentu yang secara eksplisit terdapat di dalam teks, disimpulkan dari matan
(tersirat), atau dipahami dari peristiwa yang melatarbelakangi hadis. Berdasarkan hal
ini, maka secara langsung dapat ditarik bahwa asbab al wurud dari hadis-hadis
tentang orang muflis, tidak ditemukan sabab al-wurud tentang orang muflis. Hal ini
merupakan suatu keniscayaan mengingat tidak semua hadis mempunyai sabab al-
wurud.3

3
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/22703/7.%20BAB%20IV.pdf?seque
nce=7&isAllowed=y. Diakses pada 23-12-2020 Pukul 16.00. 43-44.

14
Jika hadis tentang orang muflis dikaitkan dengan ayat quran, maka hal ini
merupakan gambaran pembelajaran Rasulullah. yang disampaikan kepada para
sahabatnya mengenai orang muflis atau orang yang bangkrut bahwa secara tujuan
jangka pendek, kebangkrutan adalah orang yang tidak memiliki uang maupun harta
benda dalam kehidupannya. Hal inilah yang disampaikan para sahabat kepada
Rasulullah Saw. ketika beliau bertanya kepada mereka mengenai kebangkrutan.
Namun Rasulullah Saw memberikan pandangan yang jauh ke dapan mengenai esensi
dari kebangkrutan, yaitu kebangkrutan yang sebenarnya di akhirat kelak.
Kebangkrutan yang sebenarnya di akhirat kelak adalah orang yang pada hari kiamat
datang dengan shalat, puasa, dan zakat, tetapi ia selalu mencacimaki, menuduh, dan
makan harta orang lain serta membunuh dan menyakiti orang lain. Perbuatan mencaci
maki, menuduh, dan memakan harta orang lain
Hadis sahih Muslim No. 4678 berisi tentang Hadis orang muflis yang
termasuk di antara hadis-hadis pendidikan, karena dalam hadis tersebut terjadi suatu
transformasi ilmu melaui metode tanya jawab yang dilakukan antara Nabi Saw.
dengan para sahabatnya. Hadis sahih Muslim No. 4678 mengajak kita untuk
merenung bersama dengan permulaan Rasulullah (SAW) mengabarkan orang-orang
yang bangkrut pada hari kiamat. Betapa meruginya mereka yang mengalami bangkrut
tersebut. Perkataan Nabi Muhammad tersebut mengandung unsur pertanyaan dan
mengedukasi kepada ummatnya dan diawali dengan kalimat “Tahukah Kalian?”
Bangkut di sini ternyata bukan orang mengalami kerugian dalam bisnis dan
perniagaan. Tetapi lebih dari itu, Rasulullah mengingatkan agar umatnya jangan
sampai mengalami hal itu di hari kiamat.
Apabila seseorang mengalami bangkrut di hari kiamat, ia akan menjadi
penghuni neraka yang pedih dan amat berat siksanya. Lalu, apa penyebab seseorang
menjadi bangkrut di hari kiamat? Ternyata karena kezalimannya kepada orang lain.

15
Semua amal saleh yang dilakukannya di dunia akan hilang lantaran perbuatan
buruknya itu. Na'udzubilahi min dzalik.4
Penjelasan lebih lanjut, hadis dan ayat yang telah disebutkan diatas
memperingatkan kepada kita sebagai umat Islam untuk menghentikan saling
menyakiti, mengkafirkan atau saling menyesatkan sesama muslim, agar tidak
dianggap sebagai pembunuh sesama muslim. Barangkali ungkapan arif yang telah
ditunjukkan oleh seorang sufi (Hasan al-Bashri) bahwa: “Ternyata saya tidak lebih
mulia daripada anjing, karena anjing tidak akan masuk neraka, sedangkan saya
lebih pantas masuk neraka”. Ungkapan ini memberi inspirasi kepada pribadi setiap
muslim untuk selalu bermuhasabah (introspeksi diri) akan kekurangan dan
kelemahan, sehingga tidak sempat untuk melihat kekurangan dan kelemahan orang
lain.
Demikian juga dalam kitab Subul al-salam juz 4 halaman 200 dinyatakan Dari
Anas r.a. berkata: “Rasulullah bersabda: Beruntunglah bagi orang yang
kesibukannya meneliti aibnya sendiri daripada meneliti „aib manusia (orang lain)”
(H.R. al-Bazar).
Menurut pernyataan Umar bin al-Khathab dengan mengutip dalam kitab
Muqaddimah Sunan ad-Darimi, dijelaskan: Gunakanlah akal, karena akal sebuah
nikmat. Berapa banyak orang berakal menyibukkan hatinya untuk memperdalam hal-
hal yang membahayakan dirinya daripada memanfaatkan apa yang dibutuhkannya,
sehingga ia lupa hal itu. Diantara keutamaan akal adalah meninggalkan perhatian
terhadap hal-hal yang tidak perlu sehingga keutamaan akalnya tidak menjadi bencana
baginya, yaitu dengan meninggalkan persaingan terhadap orang yang lebih rendah
amal shalihnya atau merasa cukup dengan pendapatnya sendiri berdasarkan pada akal
semata dengan mengabaikan al- ‟ - ‟
sedangkan Rasulullah saw imam para sahabatnya, dan para sahabat adalah imam
orang-orang setelah mereka, yaitu orang-orang yang terkenal kebaikannya, mereka

4
Syaikh Mahmud Al Mishri. Ensiklopedi Akhlak Rasulullah Jilid 2. Jakarta Timur: Pustaka
AL KAUTSAR. 92-93

16
menjadi barometer di negeri-negeri mereka yang sepakat menolak para pengagung
hawa nafsu walaupun diantara mereka terdapat perselisihan pendapat.
Maka takutlah kamu kepada Allah, dan waspadailah apa yang terjadi pada
ulama kamu dan pengisi masjid-masjid kamu dari perbuatan ghibah-namimah
(mengumpat) dan berjalan diantara manusia dengan dua wajah dan dua lisan
(munafiq-penjilat).
Selanjutnya dalam satu riwayat disebutkan: Tolong kalian saling
mengingatkan untuk berbakti kepada Allah khususnya terhadap umatmu, karena
kamu adalah pengemban al- ‟` . dan sunnah. Al- ‟
dibicarakan, dan sunnah tidak sanggup mengejawantahkan hingga ia diejawantahkan.
z ‟

Mereka begitu marah jika dikenal sebagai orang yang menghilangkannya, mereka
membicarakannya dengan hawa nafsu ketika mengikutsertakan kesalahan dalam
ilmu, dan memutarbalikkan perkataan dari kebenaran yang mereka tinggalkan, lantas
mereka belokkan menuju kebatilan yang mereka kerjakan. mereka cinta dunia dan
benci terhadap kebahagiaan penduduknya yang memperoleh kedudukan tinggi, lantas
mereka menyertai dalam kehidupan dan menyelisihi mereka dengan perkataan, dan
mempertahankan diri mereka dengan perkataan, agar mereka dihubung-hubungkan
dengan kebaikan mereka. Mereka sama sekali tidak bersih dari kotoran yang mereka
hilangkan, dan belum memenuhi kriteria untuk dihargai amal mereka, sebab orang
yang benar-benar beramal shalih secara tidak langsung ia telah bicara sekalipun dia
diam.
Selanjutnya diriwayatkan dari Umar bin al-Khattab bahwa Allah tidak
menerima semua perkataan orang bijak, tetapi Dia melihat kepada kecenderungan dan
niat baiknya untuk-Nya. Sebab siapa yang hasrat dan niatnya untuk Allah, dijadikan
diamnya terpuji dan berwibawa, walaupun ia tidak berbicara tetapi ia mengerjakan isi
yang terkandung dalam al- ‟
ucapan tanpa pengamalan. Kata Umar: Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada

17
orang yang menunjukkan aib-aibku kepadaku. Pikir ulanglah pendapatmu dan
pendapat orang-orang yang sezaman denganmu, Selidikilah dahulu sebuah berita
sebelum kalian berbicara dan belajarlah sebelum kalian beramal. Karena nanti akan
datang suatu zaman yang saat itu yang benar bercampur dengan yang batil, dan yang
‟ ) ‟
orang yang mendekatkan diri kepada Allah namun dengan hal-hal yang justru
menjauhkan dari-Nya, dan mencari cinta-Nya dengan hal-hal yang membuatNya
murka (H.R. al-Darimi nomor 647).5
e. Analisis Generaralisasi / Analisis Aspek Kandungan Pendidikan
Hadits Muslim no. 4678 menunjukan bahwa Rasulullah Saw ketika
memberikan pengajaran atau edukasi kepada para sahabatnya tentang definisi orang
muflis. Metode penyampian pelajaran melaui metode tanya jawab atau dialog antara
Rasulullah Saw dengan para sahabatnya atau antara guru dengan muridnya dan antara
murid dan sesama muridnya, terjadi interaktif antar beberapa arah (Khon, 2012: 45).
Karena kita sebagai calon-calon pendidik berharap jika peserta didik
mendapat atau bisa memberikan jawaban yang tepat dan berdasarkan fakta. Dalam
tanya jawab, pertanyaan adakalanya dari pihak peserta didik (dalam hal ini pendidik
atau peserta didik yang menjawab). Apabila peserta didik tidak menjawabnya, maka
pendidik atau guru harus memberikan jawabanya.
Metode Tanya jawab ini dirasa sangat efisien digunakan saat pembelajaran
karena dapat meningkatkan perhatian siswa untuk belajar secara aktif.
3. Kritik Praksis (Hikmah)
Hikmah yang dapat kita ambil dari Hadits Muslim no. 4678 ini ialah:
a. Hendaknya kita Senantiasa selalu menjaga ucapan dan perbuatan
b. Perbuatan baik yang kita lakukan akan menimbulkan orang lain
berprilaku baik pula kepada kita

5
Siti Mujibatun. PARADIGMA ULAMA DALAM MENENTUKAN KUALITAS HADIS
DAN IMPLIKASINYA DALAM KEHIDUPAN UMAT ISLAM. Universitas Islam Negeri
Walisongo. Semarang: ANALISIS: Jurnal Studi Keislaman, Volume 14, Nomor 1, Juni 2014. 232-235

18
c. Berbuat baik dapat disegani banyak orang
d. Mempererat hubungan dengan orang di sekitar kita
e. U … “
ucapan salam, maka balaslah salam tersebut dengan yang lebih baik, atau
)” -N ‟ 86) “Tidaklah dua
orang Muslim kemudian keduanya berjabat tangan, melainkan keduanya
diampuni sebelum keduanya berpisah.” (Diriwayatkan Abu Daud, Ibnu
Majah, dan AtTirmidzi)
f. Tidak boleh berbohong Barang siapa yang beriman kepada Allah dan
hari Kiamat,berkatalah yang baik atau diam."(HR.Bukhari dan Muslim)
Imam Ghazali : bahaya lisan jika tidak benar ini akan berakibat tidak saja
di dunia, tetapi juga di akhirat.Sekali berbohong di dunia orang tidak
akan mempercayainya lagi dan Allah sangat murka terhadap orangyang
mengatakan apa yang tidak dilakukannya. (QS.Ash-Shaf:2-3)
g. Rendah hati dan tidak Sombong “Dan janganlah kamu memalingkan
mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan
di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman :
18) “Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian tawadlu,
hingga salah seorang dan kalian tidak sombong terhadap yang lain.”
(Diriwayatkan Abu Daud dan lbnu Majah. Hadits ini shahih)
h. Tidak mengunjing, menghina dll “Hai orang-orang yang beriman,
jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka
itu adalah dosa dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain
dan janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain.
Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya
yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.” (QS.
Al-Hujuraat : 12) “Tinggalkan oleh kalian buruk sangka, karena buruk

19
sangka adalah perkataan yang paling dusta.” (Diriwayatkan Al-
Bukhari)
i. Bersin Jika ia bersin dan memba “alhamdulillah”
o “yarmukallahu” -mudahan Allah
merahmatimu), kemudian orang yang bersin berkata, “yaghfirullahu lii
wa laka” (semoga Allah memberi ampunan kepadaku dan kepadamu,
atau ia berkata, “yahdikumullahu wa yushlihu baalakum” (semoga Allah
memberi petunjuk kepadamu, dan memperbaiki hatimu)
j. Menjenguk dan berdoa untuk orang sakit
k. Merawat jenazah “Hak seorang Muslim atas Muslim lainnya adalah 5
(lima) : Menjawab salamnya, menjenguk orang sakit, mengantar
jenazahnya, memenuhi undangan, dan mendoakan orang yang bersin.”
(Muttafaq Alaih)
l. Menolong dan tidak menelantarkan “Orang Muslim adalah saudara
Muslim lainnya. ia tidak boleh menzhaliminya, tidak boleh
menelantarkannya, dan tidak boleh menghinanya.” (Diriwayatkan
Muslim) “Barangsiapa melindungi kehormatan saudaranya, maka Allah
melindungi wajahnya dari neraka pada hari kiamat.”
m. Tidak menimpahkan keburukan kepada orang lain “Seorang Muslim
atas Muslim lainnya haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya.”
(Diriwayatkan Muslim) “Orang Muslim tidak halal menakut-nakuti
orang Muslim lainnya.” (Diriwayatkan Ahmad dan Abu Daud)
n. Tidak membuat tipu daya “Dan orang-orang yang menyakiti laki-laki
Mukmin dan wanita wanita Mukminat tanpa kesalahan yang mereka
perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan
dosa yang nyata.” (QS. Al-Ahzab : 58) “Dan barangsiapa mengerjakan
kesalahan atau dosa, kemudian dituduhkannya kepada orang yang tidak
bersalah, maka sesungguhnya ia telah berbuat suatu kebohongan dan
dosa yang nyata.” (QS. An-N ‟ 112)

20
o. Pemaaf “Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang
ma„ruf, serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh.” (QS. Al-
‟ 1 ) “Maka barangsiapa mendapat suatu pemaafan dari
saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang
baik, dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar (diat) kepada yang
memberi maaf dengan cara yang baik (pula).” (QS. AlBaqarah : 178)
“Maka barangsiapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas
(tanggungan) Allah.” (QS. Asy-Syura : 40) “Dan hendaklah mereka
memaafkan dan berlapang dada. Apakah kalian tidak ingin Allah
mengampuni kalian ?” (QS. An-Nuur : 22) “Allah tidak menambahkan
pada orang yang memaafkan, melainkan kemuliaannya.” (Diriwayatkan
) “H o z ”
p. Menganggap orang lain seperti diri sendiri “Barangsiapa ingin
dijauhkan dan neraka dan masuk surga, hendaklah ia mati dalam
keadaan bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali
Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya, dan
hendaklah ia menemui manusia dengan membawa sesuatu yang ia
sendiri senang jika diberi sesuatu tersebut.” (Diriwayatkan Al-Bukhari)
q. Pemaaf dan santun “Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang
mengerjakan yang ma„ruf, serta berpalinglah daripada orang-orang
yang bodoh.” (QS. Al- ‟ 1 ) “Bertakwalah kepada Allah di mana
saja engkau berada, tindaklanjutilah kesalahan dengan kebaikan
niscaya kebaikan tersebut menghapus kesalahan tersebut, dan
bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang baik.” (Diriwayatkan
Al-Hakim dan AtTirmidzi yang meng-hasan-kannya)6

6
Modul 7. ETIKA TERHADAP SESAMA MANUSIA. https://fapet.ub.ac.id/wp-
content/uploads/2018/11/Modul-7-ETIKA-TERHADAP-SESAMA.pdf. Diakses pada 24-12-2020
Pukul 22.00

21
C. Kesimpulan
Dari pemaparan hadist di atas tentang Berbuat Baik Terhadap Sesama (Hadis
Muslim No. 4678) dapat disimpulkan bahwa berbuat baik terhadap sesama akan
sangat menguntungkan diri sendiri dan orang lain.hadis ini mengajarkan kita agar
selalu berbuat baik terhadap sesame dan menghindari perbuatan dzolim.
Hadis tentang orang muflis jika ditarik suatu kesimpulan secara umum bahwa
dalam Islam tentu tak hanya perkara dunia saja yang dipikirkan. Namun bagaimana
cara agar dunia ini bisa menjadi tujuan untuk menggapai kehidupan yang sebenarnya
di akhirat kelak. Sehingga bagi setiap mukmin harus mengetahui tentang amalan yang
diridhoi Allah Swt. Tetapi setelah amalan itu dilakukan, hendaknya jangan sampai
mencampurkannya dengan perbuatan tercela jika tidak ingin menjadi orang yang
tergolong bangkrut di akhirat kelak. Beberapa perbuatan tercela akan memusnahkan
amalan dan pahala kebaikan yang sebelumnya telah dimiliki. Di antarannya sikap
suka mencaci maki atau menghina orang lain, juga perbuatan suka menuduh orang
lain tanpa bukti, termasuk mamakan harta orang lain, menumpahkan darah tanpa hak,
dan memukul orang lain tanpa hak. Semua perbuatan itu akan menghilangkan puasa
shalat, puasa, zakat yang sudah dikerjakan, karena digunakan untuk menebus dosa-
dosa perbuatan di atas, sehingga semua amal itu akan menjadi sia-sia, dan termasuk
orang yang bangkrut sebagaimana dalam hadis Nabi.

22
DAFTAR PUSTAKA

Al-Aṣ - Mufrad t Alf ẓ al-Qur‟ n. -Syamiyah,1992


http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/22703/7.%20BAB%20IV.pd
f?sequence=7&isAllowed=y. Diakses pada 23-12-2020 Pukul 16.00.
Modul 7. ETIKA TERHADAP SESAMA MANUSIA. https://fapet.ub.ac.id/wp-
content/uploads/2018/11/Modul-7-ETIKA-TERHADAP-SESAMA.pdf.
Diakses pada 24-12-2020 Pukul 22.00.
Siti Mujibatun. PARADIGMA ULAMA DALAM MENENTUKAN KUALITAS
HADIS DAN IMPLIKASINYA DALAM KEHIDUPAN UMAT ISLAM.
Universitas Islam Negeri Walisongo. Semarang: ANALISIS: Jurnal Studi
Keislaman, Volume 14, Nomor 1, Juni 2014.
Syaikh Mahmud Al Mishri. Ensiklopedi Akhlak Rasulullah Jilid 2. Jakarta Timur:
Pustaka AL KAUTSAR.
Taufik Abdillah Syukur. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta:
HIKMAH, Vol. XIII, No. 1, 2017 .

23

Anda mungkin juga menyukai