Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS HADIS NABI SUNAN IBNU MAJAH NO.

4224

(MENUA DAN MEREMAJA BERSAMAAN)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester genap

Mata Kuliah Hadist Tarbawi

Dosen Pengampu : Muhammad Bahauddin S.Hum, M.Hum.

Disusun oleh :

Indah Aprilia (1910610005)

Laela Nadhiroh Zum Zumi (1910610016)

Mustofa (1910610026)

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

2021
A. Pendahuluan
Pemaknaan sekaligus pemahaman atas hadis merupakan problematika tersendiri
dalam diskursus hadis. Pemaknaan hadis ditentukan terhadap hadis yang telah jelas
validitasnya minimal hadis tersebut dikategorikan hasan. Pemahaman hadis merupakan
sebuah usaha untuk memahami matan Al-Hadis dengan tepat serta mempertimbangkan
faktor-faktor yang berkaitan dengannya. Indikasi-indikasi yang meliputi matan hadis
akan memberikan kejelasan dalam pemaknaan hadis apakah akan dimaknai secara
tekstual ataukah kontekstual dan apakah suatu hadis termasuk kategori universal,
temporal, atau lokal. Rasulullah SAW memiliki cara-cara tersendiri dalam
menyampaikan hadits, adakalanya Ia menyampaikan dengan bahasa yang tegas, tak
jarang juga ia menyampaikan dengan bahasa yang sarat akan makna, dengan bahasa yang
penuh dengan kiasan dan inilah yang disebut majaz. Dalam makalah ini, akan membahas
salah satu hadis yang disampaikan nabi Muhammad dengan kiasan, yakni “menua dan
meremaja bersamaan”.
B. Pembahasan
1. Kritik Histori
Kritik sanad merupakan kritik ekstern. Sebagai bagian dari naqd alhadits, naqd as-
sanad merupakan ilmu yang secara spesifik memfokuskan bahasan dan penelitian
pada keberadaan para periwayat atau transmitter hadis. Dalam disipilin ilmu kritik
hadis dikenal dua metode; kritik ekstern (an-naqd alkhariji) dan kritik intern (an-naqd
ad-dakhili). Maksud dari kritik ekstern ialah kritik sanad.
Sanad secara etimologis berarti sandaran atau sesuatu yang kita jadikan sandaran.
Disebut demikian, karena hadis bersandar kepadanya. Sedangakan secara
terminologis, terdapat perbedaan rumusan pengertian:
Menurut Ibn Jama'ah dan at-Thibi, sanad adalah berita/pemberitahuan tentang
jalan matan.
As-Suyuthi mendefinisikan sanad sebagai silsilah orang-orang yang
meriwayatkan hadis, yang menyampaikannya kepada matan hadis.
Tema yang akan dibahas pada makalah ini adalah “menua dan meremaja
bersamaan”. Dalam sejumlah kitab hadis seperti, Shahih Muslim, al-Tirmidzi, Ibn
Majah, Musnad Ahmad, Muwatha' Malik, Sunan ad-Darimi. Adapun yang akan
menjadi pokok pembahasan dari makalah ini yaitu hadis dalam Shahih Bukhori
nomor 4224 yang termasuk dalam bab angan-angan dan ajal, yang selengkapnya
berbunyi :
ٍ‫حذثُا بشش بٍ يعار انضشيش حذثُا أبى عىاَت عٍ قتادة عٍ أَس قال قال سسىل هللا صهى هللا عهيّ و سهى يهشو اب‬
‫ادو ويشب يُّ اثُتاٌ انحشص عهى انًال وانحشص عهى انعًم‬
Artinya : telah menceritakan kepada kami Bisyr bin Mu‟adz Ad-Dlarir telah
meceritakan kepada kami Abu „Awanah dari Qatadah dari Anas dia berkata;
Rasulullah saw. Bersabda : “anak Adam akan menua, namun ia masih berjiwa
muda dalam 2 hal, yaitu : rakus terhadap harta kekayaan dan umur yang
panjang.”

Tentang hadits:

Derajat hadits : Shohih


Perawi hadis :

Bisyir bin Mu‟adz

Wadldloh bin „Andullah, maula Yazid bin


„Atha‟

Qatadah bin Da‟amah bin Qatadah

Anas bin Malik bin an-Nadlir bin


Dlamdlom bin Zaid bin Haram
Biografi perawi
1) Nama lengkap : Bisyir bin Mu‟adz
Kalangan :tabi‟ut atba‟ kalangan tua
Kuniyah : Abu Sahal
Negeri semasa hidup : Bashrah
Wafat : 245 H
Komentar ulama :
- Ibnu Hibban : disebutkan dalam ats-Tsiqat
- Abu Hatim : shalihul hadits
- Ibnu Hajar : shaduuq
- Adz-Dzahabi : tidak menyevutkannya
2) Nama lengkap : Wadldloh bin „Andullah, maula Yazid bin „Atha‟
Kalangan : tabi‟ut tabi‟in kalangan pertengahan
Kuniyah :Abu „Awanah
Negeri semasa hidup : Bashrah
Wafat : 176 H
Komentar ulama :
- Affan bin Muslim : tsabat
- Al-„Ajli : tsiqah
- Abu Hatim : shaduuq tsiqah
- Ya‟kub bin Syaibah : tsabat shalih
- Abu Zur‟ah : tsiqah
- Ibnu Sa‟d : tsiqah shaduuq
3) Nama lengkap : Qatadah bin Da‟amah bin Qatadah
Kalangan : tabi‟in kalangan biasa
Kuniyah : Abu Al-Khaththab
Negeri semasa hidup : Bashrah
Wafat : 117 H
Komentar ulama :
- Yahya bin Ma‟in : tsiqah
- Muhammad bin Sa‟d : tsiqah Ma‟mun
- Ibnu Hajar al-Atsqalani : tsiqah tsabat
- Adz-Dzahabi : hafizh
4) Nama lengkap : Anas bin Malik bin an-Nadlir bin Dlamdlom bin Zaid bin
Haram
Kalangan : Shahabat
Kuniyah : Abu Hamzah
Negeri semasa hidup : Bashrah
Wafat : 91 H
Komentar ulama :
- Ibnu Hajar al-Atsqalani : shahabat
2. Kritik Eidetis
a. Kajian Linguistik
Sebagaimana terpapar dalam silabus mata kuliah Bahsul Kutub yang
diberikan oleh Bapak M. Bahauddin, M.Pd. bahwa kritik linguistik adalah kajian
dengan penggunaan prosedur-prosedur gramatikal Bahasa Arab. Kajian ini
menjadi perlu karena setiap teks hadis haruslah ditafsirkan sebagaimana bahasa
teks aslinya yaitu Bahasa Arab.
Pada kesempatan ini penulis akan mencoba menganalisa matan hadis
tersebut secara linguistik.
‫يهشو ابٍ ادو ويشب يُّ اثُتاٌ انحشص عهى انًال وانحشص عهى انعًم‬
Dilihat dari aspek gramatikal Bahasa Arab morfologi dan fintaksis, kalimat
tersebut termasuk dalam lingkup jumlah fi‟liyyah.
Kata ‫ يهشو‬yang artinya menua, berkedudukan sebagai fi‟il (pekerjaan).
Bentuknya fi‟il mudhori yang dirofa‟kan dan alamat rofa‟nya adalah dlommah. ٍ‫اب‬
‫ أدو‬adalah fa‟il, yaitu orang yang dikenai pekerjaan. ‫ يشب‬adalah fi‟il mudhori‟ yang
artinya berjiwa muda. ُّ‫ ي‬adalah jer majrur, dimana ِ kembali kepada‫ ابٍ أديز‬.
Kemudian kata ٌ‫ اثُتا‬adalah fa‟il dari kata ‫يشب‬. ‫ انحشص عهى انًال‬adalah badal
(pengganti) dari kata ٌ‫اثُتا‬. Selanjutnya kata ‫ انحشص عهى انعًم‬adalah athaf dari kata
‫انحشص عهى انًال‬.
b. Kajian tematis komprehensif
Kajian ini berkaitan dengan mempertimbangkan teks-teks hadits lain yang
memiliki tema yang serupa, baik dari segi lafadz ataupun maknanya. Berikut ini
beberapa hadits yang hampir sama dengan hadits Sunan Ibnu Majah no. 4224:
 Hadist Musnad Ahmad no. 11699
‫سهَّ َى قَا َل َي ْه َش ُو ا ْبٍُ آدَ َو َوتَ ْبقَى‬ َّ ‫صهَّى‬
َ ‫َّللاُ َعهَ ْي ِّ َو‬ َ ‫ي‬ َّ ‫ش ْع َبتَ َحذَّثََُا قَت َادَة ُ َع ٍْ أََ ٍَس أ َ ٌَّ انَُّ ِب‬ُ ٍْ ‫َحذَّثََُا َيحْ َيى َع‬
ُ ‫َاٌ ْان ِح ْش‬
‫ص َو ْاْل َ َي ُم‬ ِ ‫ِي ُُّْ اثَُْت‬
Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Yahya dari Syu'bah berkata,
telah menceritakan kepada kami Qotadah dari Anas bahwa Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Anak Adam akan merasa tua
kecuali pada dua hal; ketamakan dan angan-angan."
 Hadist Musnad Ahmad no. 11757
‫س ًِ ْعتُ قَت َادَةَ َع ٍْ أََ ٍَس َيقُى ُل‬ َ ِّ ِ‫ش ْع َبتُ قَا َل ا ْبٍُ َج ْعفَ ٍش فِي َحذِيث‬ ُ ‫َحذَّثََُا َو ِكي ٌع َو ُي َح ًَّذ ُ ْبٍُ َج ْعفَ ٍش قَ َاَل َحذَّثََُا‬
‫ص َو ْاْل َ َي ُم‬ُ ‫َاٌ ْان ِح ْش‬ ِ ‫سهَّ َى َي ْه َش ُو ا ْبٍُ آدَ َو َو َي ْبقَى ِي ُُّْ اثْ َُت‬
َ ‫عهَ ْي ِّ َو‬ َّ ‫صهَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َّ ‫سى ُل‬
َ ِ‫َّللا‬ ُ ‫قَا َل َس‬
Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Waki' dan Muhammad bin
Ja'far mereka berkata; telah menceritakan kepada kami Syu'bah, Ibnu
Ja'far menyebutkan dalam haditsnya; aku mendengar Qotadah dari Anas
ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Anak
Adam akan menjadi tua, dan akan tetap muda dalam dua hal; ketamakan
dan angan-angan."
 Hadist Musnad Ahmad no. 12260
َّ ‫صهَّى‬
ُ‫َّللا‬ َ ِ‫ي‬ ّ ‫ِث َع ٍْ أََ َِس ب ٍِْ َيانِكٍ َع ٍْ انَُّ ِب‬ َ ‫ش ْعبَتُ قَا َل‬
ُ ّ‫س ًِ ْعتُ قَت َادَة َ يُ َحذ‬ ُ ‫َحذَّثََُا ُي َح ًَّذ ُ ْبٍُ َج ْعفَ ٍش َحذَّثََُا‬
‫ص َو ْاْل َ َي ُم‬ ُ ‫َاٌ ْان ِح ْش‬ ِ ‫سهَّ َى قَا َل يَ ْه َش ُو ا ْبٍُ آدَ َو َويَ ْبقَى ِي ُُّْ اثَُْت‬
َ ‫َعهَ ْي ِّ َو‬
Artinya :” Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far telah
menceritakan kepada kami Syu'bah berkata, saya mendengar Qatadah
menceritakan dari Anas bin Malik dari Nabi Shallallahu'alaihi wa Sallam
bersabda, "Anak Adam akan menjadi tua dan yang tersisa tinggal dua
yaitu ketamakan dan angan-angan."
 Hadist Musnad Ahmad no. 12528
ّ ِ‫َحذَّثََُا َعفَّاٌُ َو َحذَّثَُِي بَ ْه ٌز قَ َاَل َحذَّثََُا أَبُى َع َىاََتَ َحذَّثََُا قَت َادَة ُ َوقَا َل َعفَّاٌُ َع ٍْ قَت َادَةَ َع ٍْ أََ ٍَس َع ٍْ انَُّب‬
ِ‫ي‬
‫ص َعهَى ْانعُ ًُ ِش‬ ُ ‫ص َعهَى ْان ًَا ِل َو ْان ِح ْش‬ ُ ‫َاٌ ْان ِح ْش‬ ِ ‫سهَّ َى قَا َل يَ ْه َش ُو ا ْبٍُ آدَ َو َويَشِبُّ ِي ُُّْ اثَُْت‬ َّ ‫صهَّى‬
َ ‫َّللاُ َعهَ ْي ِّ َو‬ َ
Artinya :” Telah bercerita kepada kami 'Affan dan telah bercerita
kepadaku Bahz berkata, telah bercerita kepada kami Abu 'Awanah telah
bercerita kepada kami Qatadah dan 'Affan berkata, dari Qatadah dari
Anas dari Nabi Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Anak Adam akan
menjadi tua dan yang selalu muda dua hal, ketamakan terhadap harta dan
ketamakan terhadap umur".
 Hadist Musnad Ahmad no. 13198
ُ‫َّللاُ َعهَ ْي ِّ َوسَ َّهى َ َقا َل يَ ْه َشو‬
َّ ‫صهَّى‬ ّ ِ‫َحذَّثََُا َعفَّاٌُ َحذَّثََُا أَبُى َع َىاََتَ َع ٍْ قَت َادَة َ َع ٍْ أََ َِس ب ٍِْ َيانِكٍ َع ٍْ انَُّب‬
َ ِ‫ي‬
‫ص عَ َهى ا ْنع ُ ًُ ِش‬
ُ ‫ص عَ َهى ا ْن ًَا ِل َوا ْن ِح ْش‬
ُ ‫ا ْبٍُ آدَو َ َويَشِبُّ ِي ُُّْ ا ْثَُتَا ٌِ ا ْن ِح ْش‬
Artinya :” Telah menceritakan kepada kami 'Affan telah menceritakan
kepada kami Abu 'Awanah dari Qatadah dari Anas bin Malik dari Nabi
Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Anak Adam akan menjadi tua dan
lemah, tapi akan tetap muda dua hal, kerakusan terhadap harta dan
ketamakan terhadap umur".
 Hadist Musnad Ahmad no. 13408
ٍ‫ِث َع ٍْ أََ َِس ب ٍِْ َيانِك‬ ُ ّ‫س ًِ ْعتُ قَتَادَة َ يُ َحذ‬َ ‫ش ْع َبتُ قَا َل‬ُ ‫ش ْع َبتُ َو َح َّجا ٌج َحذَّث َ ُِي‬ ُ ‫َحذَّثََُا ُي َح ًَّذ ُ ْبٍُ َج ْعفَ ٍش َحذَّثََُا‬
‫ش ْع َبتَ َحذَّثََُا قَت َادَة ُ َع ٍْ أََ ٍَس‬
ُ ٍْ ‫س ِعي ٍذ َع‬ َ ٍُ‫سهَّ َى و َحذَّثَُِي أ َ ِبي َحذَّثََُا َيحْ َيى ْب‬ َّ ‫صهَّى‬
َ ‫َّللاُ َعهَ ْي ِّ َو‬ َ ِ‫ي‬ّ ‫َع ٍْ انَُّ ِب‬
‫ص َو ْاْل َ َي ُم‬ ُ ‫َاٌ ْان ِح ْش‬ ِ ‫سهَّ َى أَََّّ ُ قَا َل َي ْه َش ُو ا ْبٍُ آدَ َو َوت َ ْبقَى ِي ُُّْ اثَُْت‬ َّ ‫صهَّى‬
َ ‫َّللاُ َعهَ ْي ِّ َو‬ َ ِ‫ي‬ّ ‫َع ٍْ انَُّ ِب‬
Artinya : “Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Ja'far telah
bercerita kepada kami Syu'bah dan Hajjaj berkata; telah bercerita
kepadaku Syu'bah berkata; saya telah mendengar Qatadah menceritakan
dari Anas bin Malik dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Dan telah
bercerita kepadaku bapakku telah bercerita kepada kami Yahya bin Sa'id
dari Syu'bah telah bercerita kepada kami Qatadah dari Anas dari Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Anak Adam akan menjadi tua
(pikun), namun tersisa dua hal yang tidak pernah pikun, kerakusan dan
angan-angan"

c. Kajian Konfirmatif
Kajian ini guna mengaitkan makna hadis dengan ayat-ayat yang ada di
dalam al-Qur‟an yang berkaitan dengan hadis Ibnu Majah no. 4224, yaitu sebagai
berikut:
 Q.S. Al – Insyiqoq ayat 6
ّ‫يأيها اَلَساٌ اَك كادح انى سبك كذحا فًالقي‬
Artinya : “ wahai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja keras
menuju Tuhanmu, maka kamu akan menemui-Nya.”
 Q.S. An- Nisa‟ ayat 119
َّ َ‫ضهََُّّ ُه ْى َو َْل ُ َيُِّ َيَُّ ُه ْى َو َل َءا ُي َشََّ ُه ْى فَهَيُبَ ِت ّ ُك ٍَّ َءارَاٌَ ْٱْل َ َْ َٰعَ ِى َو َل َءا ُي َشََّ ُه ْى َفهَيُغَيِّ ُش ٌَّ خ َْهق‬
‫ٱَّللِ ۚ َو َيٍ يَت َّ ِخ ِز‬ ِ ُ ‫َو َْل‬
‫ٱَّللِ فَقَذْ َخس َِش ُخس َْشاًَا ُّيبِيًُا‬ َّ ٌ‫ُو‬ِ ‫طٍَ َو ِنيًّا ِّيٍ د‬ َ َٰ ‫ش ْي‬
َّ ‫ٱن‬

Artinya : “Dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan


membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh mereka
(memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar
memotongnya, dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah),
lalu benar-benar mereka meubahnya". Barangsiapa yang menjadikan
syaitan menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita
kerugian yang nyata.”
d. Analisis Realitas Historis
pembahasan kajian ini mengarahkan pada asbabul wurud hadist. Asbab
artinya sebab-sebab dan wurud artinya datang. Jadi asbabul wurud hadist artinya
sebab-sebab datangnya hadist.
Berikut asbabul wurud dari hadist ibnu majjah 4224.
Dari Abdullah bin mas‟ud, ia berkata bahwa nabi shallahu alaihi wassalam
membuat gambar persegi empat lalu mengambar garis Panjang ditengah persegi
empat tadi dan keluar melewati batas persegi itu. Kemudian beliau juga membuat
garis-garis kecil di dalam persegi tadi, disampingnya (persegi yang Digambar
nabi). Dan beliau bersabda, “ini dalah manusia, dan (persegi empat) ini adlah ajal
yang mengelilinginya dan garis (Panjang) yang keluar ini adalah angan-angannya.
Dan garis-garis kecil ini adalah penghalang-penghalangnya. Jika tidak (terjebak)
dengan (garis) yang ini, maka kena (garis) yang ini. Jika tidak kena (garis) yang
itu, maka kena (garis) yang setelahnya. Jika tidak mengenai semua (penghalang)
tadi, maka dia pasti tertimpa ketuarentaan. Angan-angan manusia itu ada dua
macam. Pertama, angan-angan yang bisa tercapai yaitu yang ditunjuki oleh garis-
garis yang berada di luar lingkaran yang sekaligus pembatas . kedua, angan-angan
yang tidak mungkin tercapai yaitu yang ditunjuki oleh garis yang berada di luar
lingkaran.
Dari keterangan diatas, maka dapat diambil pengertian bahwa manusia itu
hidup di dalam keterbatasan. Semua indera dan fungsi tubuhnya yang diberikan
oleh allah serba terbatas kemampuannya. Namun, cita-cita dan angan-angan
manusia itu lebih Panjang dari pada ajalnya. Sesuatu yang diangan-angkan itu
biasanya tidak akan jauh dari yang Namanya harta dan umur Panjang. Sudah
menjadi fitrahnya bahwa masing-masing manusia memiliki keinginan dan
harapan yang selalu didamba-dambakan. Dengan memiliki harta yang cukup,
maka ia akan memikirkan untuk mempergunakannya, walaupun fisik dan
mentalnya sudah lemah atau berkurang. Walaupun keinginan dan cita-cita
seseorang tercapai tapi tabiat manusia tidak akan merasa cukup dengan apa yang
tekah dimilikinya. Maka ia akan mencari dan mencari lagi harapan yang lain.
Pada umumnya, cita-cita dan kegemarannya terhadap harta dan umur Panjang ini
sampai melampaui batas hingga menjadi lupa dengan adanya kematian yang pasti
tapi tidak bisa di duga kapan datangnya.
e. Analisis Generalisasi
Yang dimaksud analisi generalisasi di sini yaitu menangkap makna
universal yang tercakup dalam hadist yang merupakan inti dan esensi dari sebuah
hadis, diantaranya:
1) Meningkatkan perhatian orang beriman pada kenyataan dalam dirinya,
sehingga dia tidak tertipu oleh ilusi dan menyia-yiakan hidup dan masa
depannya diakhirat.
2) Peringatan di dunia, dan berusaha memanfaatkannya untuk kebaikan agama
dan akhirat.
3) Peringatan agar tidak tertipu oleh harapan untuk bertamabah hidup sehingga
dia menunda apa yang menjadi hutang pertobatan atau haknya kepada
tuhannya atau seseorang dari ciptaan, sehingga kesempatan hilang baginya
dan dia adalah salah satu pecundang yang menyesal.
4) Mendorong inisiatif untuk bekerja dan mendapatkan peluang untuk kebaikan
sebelum tenggat waktu telambat.
3. Kritik Praksis
a. Makna Global
Setelah memahami hadist diatas, dalam hal ini penulis mengaitkan makna
hadist yang diperoleh dari proses generalisasi dalam realotas kehidupan kekinian,
sehingga memiliki makna praksis bagi problematika hukum dan kemasyarakatan
kekinian. Kandungan intelektual kehidupan seseorang ada dua hal yang
berlawanan dengan skala waktu, itu karena semakin dekat seseorang dengan
ajalnya semakin bersemangat untuk memiliki uang dan berjuang untuk hidup,
seolah-olah dua hal tersebuta akan ikut bersamanya. Namun dalam kenyataanya
manusia berjalan/ diatur atas kehendak dari Tuhan.

C. Kesimpulan
Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa sunan Ibnu Majah no,or 4224 ini
menjelaskan bahwa manusia semakin bertambahnya umur, mereka cenderung bertambah
rakus terhadap dua hal, yakni harta dan usia. Kebanyakan manusia tidak menyadari
bahwa semakin bertambahnya umur manusia maka usia manusia akan semakin sedikit.
Dan semakin manusia bertambah umur mereka disibukkan dengan hal-hal dunia. Di sini
kita diperingatkan agar benar-benar memanfaatkan waktu kita selama hidup di dunia.
Kita diperingatkan bahwa masih ada kehidupan yang sebenarnya nanti, maka kita
dianjurkan untuk memperbanyak amal kita sebagai bekal hidup di akhirat kelak.
DAFTAR PUSTAKA
Nuruddin, kitab fii dzilall al-hadits nabawiyy bab haromu wa syababu mi‟an
Rudi Hendrik, angan-angan yang putus oleh kematian, (Jakarta : MINA, 2016)
Ibnu Majah, Sunan Ibnu Malah kitab Zuhud bab angan-angan dan ajal

Anda mungkin juga menyukai