4224
Disusun oleh :
Mustofa (1910610026)
FAKULTAS TARBIYAH
2021
A. Pendahuluan
Pemaknaan sekaligus pemahaman atas hadis merupakan problematika tersendiri
dalam diskursus hadis. Pemaknaan hadis ditentukan terhadap hadis yang telah jelas
validitasnya minimal hadis tersebut dikategorikan hasan. Pemahaman hadis merupakan
sebuah usaha untuk memahami matan Al-Hadis dengan tepat serta mempertimbangkan
faktor-faktor yang berkaitan dengannya. Indikasi-indikasi yang meliputi matan hadis
akan memberikan kejelasan dalam pemaknaan hadis apakah akan dimaknai secara
tekstual ataukah kontekstual dan apakah suatu hadis termasuk kategori universal,
temporal, atau lokal. Rasulullah SAW memiliki cara-cara tersendiri dalam
menyampaikan hadits, adakalanya Ia menyampaikan dengan bahasa yang tegas, tak
jarang juga ia menyampaikan dengan bahasa yang sarat akan makna, dengan bahasa yang
penuh dengan kiasan dan inilah yang disebut majaz. Dalam makalah ini, akan membahas
salah satu hadis yang disampaikan nabi Muhammad dengan kiasan, yakni “menua dan
meremaja bersamaan”.
B. Pembahasan
1. Kritik Histori
Kritik sanad merupakan kritik ekstern. Sebagai bagian dari naqd alhadits, naqd as-
sanad merupakan ilmu yang secara spesifik memfokuskan bahasan dan penelitian
pada keberadaan para periwayat atau transmitter hadis. Dalam disipilin ilmu kritik
hadis dikenal dua metode; kritik ekstern (an-naqd alkhariji) dan kritik intern (an-naqd
ad-dakhili). Maksud dari kritik ekstern ialah kritik sanad.
Sanad secara etimologis berarti sandaran atau sesuatu yang kita jadikan sandaran.
Disebut demikian, karena hadis bersandar kepadanya. Sedangakan secara
terminologis, terdapat perbedaan rumusan pengertian:
Menurut Ibn Jama'ah dan at-Thibi, sanad adalah berita/pemberitahuan tentang
jalan matan.
As-Suyuthi mendefinisikan sanad sebagai silsilah orang-orang yang
meriwayatkan hadis, yang menyampaikannya kepada matan hadis.
Tema yang akan dibahas pada makalah ini adalah “menua dan meremaja
bersamaan”. Dalam sejumlah kitab hadis seperti, Shahih Muslim, al-Tirmidzi, Ibn
Majah, Musnad Ahmad, Muwatha' Malik, Sunan ad-Darimi. Adapun yang akan
menjadi pokok pembahasan dari makalah ini yaitu hadis dalam Shahih Bukhori
nomor 4224 yang termasuk dalam bab angan-angan dan ajal, yang selengkapnya
berbunyi :
ٍحذثُا بشش بٍ يعار انضشيش حذثُا أبى عىاَت عٍ قتادة عٍ أَس قال قال سسىل هللا صهى هللا عهيّ و سهى يهشو اب
ادو ويشب يُّ اثُتاٌ انحشص عهى انًال وانحشص عهى انعًم
Artinya : telah menceritakan kepada kami Bisyr bin Mu‟adz Ad-Dlarir telah
meceritakan kepada kami Abu „Awanah dari Qatadah dari Anas dia berkata;
Rasulullah saw. Bersabda : “anak Adam akan menua, namun ia masih berjiwa
muda dalam 2 hal, yaitu : rakus terhadap harta kekayaan dan umur yang
panjang.”
Tentang hadits:
c. Kajian Konfirmatif
Kajian ini guna mengaitkan makna hadis dengan ayat-ayat yang ada di
dalam al-Qur‟an yang berkaitan dengan hadis Ibnu Majah no. 4224, yaitu sebagai
berikut:
Q.S. Al – Insyiqoq ayat 6
ّيأيها اَلَساٌ اَك كادح انى سبك كذحا فًالقي
Artinya : “ wahai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja keras
menuju Tuhanmu, maka kamu akan menemui-Nya.”
Q.S. An- Nisa‟ ayat 119
َّ َضهََُّّ ُه ْى َو َْل ُ َيُِّ َيَُّ ُه ْى َو َل َءا ُي َشََّ ُه ْى فَهَيُبَ ِت ّ ُك ٍَّ َءارَاٌَ ْٱْل َ َْ َٰعَ ِى َو َل َءا ُي َشََّ ُه ْى َفهَيُغَيِّ ُش ٌَّ خ َْهق
ٱَّللِ ۚ َو َيٍ يَت َّ ِخ ِز ِ ُ َو َْل
ٱَّللِ فَقَذْ َخس َِش ُخس َْشاًَا ُّيبِيًُا َّ ٌُوِ طٍَ َو ِنيًّا ِّيٍ د َ َٰ ش ْي
َّ ٱن
C. Kesimpulan
Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa sunan Ibnu Majah no,or 4224 ini
menjelaskan bahwa manusia semakin bertambahnya umur, mereka cenderung bertambah
rakus terhadap dua hal, yakni harta dan usia. Kebanyakan manusia tidak menyadari
bahwa semakin bertambahnya umur manusia maka usia manusia akan semakin sedikit.
Dan semakin manusia bertambah umur mereka disibukkan dengan hal-hal dunia. Di sini
kita diperingatkan agar benar-benar memanfaatkan waktu kita selama hidup di dunia.
Kita diperingatkan bahwa masih ada kehidupan yang sebenarnya nanti, maka kita
dianjurkan untuk memperbanyak amal kita sebagai bekal hidup di akhirat kelak.
DAFTAR PUSTAKA
Nuruddin, kitab fii dzilall al-hadits nabawiyy bab haromu wa syababu mi‟an
Rudi Hendrik, angan-angan yang putus oleh kematian, (Jakarta : MINA, 2016)
Ibnu Majah, Sunan Ibnu Malah kitab Zuhud bab angan-angan dan ajal