Anda di halaman 1dari 3

KITAB BUKHARI HADITS NO.

903

‫ِع اِض ِن ِد الَّلِه‬ ‫ِع‬


‫َح َّد َثَنا َس يُد ْبُن َأيِب َمْر َمَي َقاَل َح َّد َثَنا َحُمَّم ُد ْبُن َج ْع َف ٍر َقاَل َأْخ َبَر يِن َز ْيُد ْبُن َأْس َلَم َعْن َي ْب َعْب‬
‫ْبِن َأيِب َسْر ٍح َعْن َأيِب َس ِعيٍد اُخْلْد ِر ِّي َقاَل‬
‫اْلِف ْطِر اَأْلْض ى ِإىَل اْل َّلى َفَأَّو ُل َش ٍء َد ُأ ِبِه‬ ‫ِه‬ ‫ِه‬
‫ْي َيْب‬ ‫ُم َص‬ ‫َو َح‬ ‫َك اَن َرُس وُل الَّل َص َّلى الَّلُه َعَلْي َو َس َّلَم ْخَيُر ُج َيْو َم‬
‫الَّصاَل ُة َّمُث َيْنَص ِر ُف َفَيُقوُم ُمَق اِبَل الَّناِس َو الَّناُس ُج ُلوٌس َعَلى ُصُفوِفِه ْم َفَيِعُظُه ْم َو ُيوِص يِه ْم َو َيْأُمُر ُه ْم َفِإْن‬
‫َك اَن ُيِر يُد َأْن َيْق َطَع َبْع ًثا َقَطَعُه َأْو َيْأُمَر ِبَش ْي ٍء َأَم َر ِبِه َّمُث َيْنَص ِر ُف‬
‫َقاَل َأُبو َس ِعيٍد َفَلْم َيَز ْل الَّنا َعَلى َذِلَك َح ىَّت َخ ْجُت َمَع َمْر َو اَن َو ُه َأِم ُري اْلَم ِديَنِة يِف َأْض ًح ى َأْو ِفْطٍر‬
‫َو‬ ‫َر‬ ‫ُس‬
‫ِق‬ ‫ِت‬ ‫ِث‬ ‫ِم‬
‫َفَلَّم ا َأَتْيَنا اْلُم َص َّلى ِإَذا ْنَبٌر َبَناُه َك ُري ْبُن الَّص ْل َفِإَذا َمْر َو اُن ُيِر يُد َأْن َيْر َت َيُه َقْبَل َأْن ُيَص ِّلَي َفَجَبْذ ُت‬
‫ِع ٍد‬ ‫َّلِه‬ ‫ِة‬ ‫يِن‬ ‫ِب ِبِه‬
‫َثْو َفَجَبَذ َفاْر َتَف َع َفَخ َطَب َقْبَل الَّصاَل َفُقْلُت َلُه َغَّيْر ْمُت َو ال َفَق اَل َأَبا َس ي َقْد َذَه َب َم ا َتْع َلُم‬
‫ِة‬ ‫ِل‬ ‫ِإ‬ ‫َّلِه‬
‫َفُقْلُت َم ا َأْع َلُم َو ال َخ ْيٌر َّمِما اَل َأْع َلُم َفَق اَل َّن الَّناَس ْمَل َيُك وُنوا ْجَي ُس وَن َلَنا َبْع َد الَّصاَل َفَجَعْلُتَه ا َقْبَل‬
‫الَّصاَل ِة‬

Terjemahan :

Telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Abu Maryam berkata, telah menceritakan
kepada kami Muhammad bin Ja'far berkata, telah menceritakan kepadaku Zaid bin Aslam dari
'Iyadl bin 'Abdullah bin Abu Sarah dari Abu Sa'id Al Khudri berkata, "Pada hari raya Idul Firi
dan Adlha Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar menuju tempat shalat (lapangan), dan
pertama kali yang beliau kerjakan adalah shalat hingga selesai. Kemudian beliau berdiri
menghadap orang banyak sedangkan mereka dalam keadaan duduk di barisan mereka. Beliau
memberi pengajaran, wasiat dan memerintahkan mereka. Dan apabila beliau ingin mengutus
pasukan, maka beliau sampaikan atau beliau perintahkan (untuk mempersiapkannya), setelah
itu beliau berlalu pergi." Abu Sa'id Al Khudri berkata, "Manusia senantiasa melaksanakan (tata
cara shalat hari raya) seperti apa yang beliau laksanakan, hingga pada suatu hari aku keluar
bersama Marwan -yang saat itu sebagai Amir di Madinah- pada hari raya Adlha atau Fithri.
Ketika kami sampai di tempat shalat, ternyata di sana sudah ada mimbar yang dibuat oleh
Katsir bin Ash Shalt. Ketika Marwan hendak menaiki mimbar sebelum pelaksanaan shalat, aku
tarik pakaiannya dan dia balik menariknya, kemudian ia naik dan khuthbah sebelum shalat.
Maka aku katakan kepadanya, "Demi Allah, kamu telah merubah (sunnah)!" Lalu dia
menjawab, "Wahai Abu Sa'id. Apa yang engkau ketahui itu telah berlalu." Aku katakan, "Demi
Allah, apa yang aku ketahui lebih baik dari apa yang tidak aku ketahui." Lalu dia berkata,
"Sesungguhnya orang-orang tidak akan duduk (mendengarkan khutbah kami) setelah shalat.
Maka aku buat (khutbah) sebelum shalat."

Takhrijul Hadits :

Hadits ini terdapat pada hadits Bukhari pada kitab Jum'at bab Keluar Menuju Tempat
Shalat Hari Raya Yang Tidak Ada Mimbarnya dengan nomor hadist 903. Adapun hadits ini
kemudian di kuatkan oleh Nasa'I pada kitab Shalat Idul Adha - Idul Fitri bab Imam menghadap
hadirin ketika khutbah dengan nomor hadits 1558.

Kritik Sanad :

Sa'id bin Abi Maryam Al Hakam bin Muhammad bin Salim dari kalangan Tabi'ul
Atba' yaitu kalangan tua yang berkuniyah pada Abu Muhammad. Adapun semasa hidupnya
beliau berada di negeri Maru yang kemudian beliau wafat pada 224 H. Para ulama berkomentar
seperti Al ‘Ajli, Abu Hatim Ar Rozy dan Yahya bin Ma'in bahwa Sa'id bin Abi Maryam Al
Hakam bin Muhammad bin Salim adalah Tsiqah, sementara Ibnu Hibban menyebutnya 'ats
tsiqaat.

Muhammad bin Ja'far bin Abi Katsir dari kalangan Tabi'ut Tabi'in yaitu kalangan tua.
Adapun semasa hidupnya beliau berada di negeri Madinah. Para ulama berkomentar seperti
Yahya bin Ma'in, Ibnu Hajar al 'Asqalani, Adz Dzahabi bahwa Muhammad bin Ja'far bin Abi
Katsir adalah Tsiqah, sementara Ibnu Madini menyebutnya Ma'ruf, adapun An Nasa'i
menyebutnya Shalih, kemudian Ibnu Hibban menyebutnya 'ats tsiqaat, adapun Al 'Ajli
menyebutnya madani Tsiqah.
Zaid bin Aslam dari kalangan Tabi'in yaitu kalangan pertengahan yang berkuniyah pada
Abu Usamah. Adapun semasa hidupnya beliau berada di negeri Madinah yang kemudian beliau
wafat pada 136 H. Para ulama berkomentar seperti Ahmad bin Hambal, Abu Zur'ah Arrazy, Abu
Hatim Ar Rozy, Muhammad bin Sa'd, Ya'kub Ibnu Syaibah dan An Nasa'i bahwa Zaid bin
Aslam adalah Tsiqah, sementara Adz Dzahabi menyebutnya Ahli Fiqih.

Iyadl bin 'Abdullah bin Sa'ad bin Abi Sarah dari kalangan Tabi'in yaitu kalangan
pertengahan. Adapun semasa hidupnya beliau berada di negeri Maru. Para ulama berkomentar
seperti Yahya bin Ma'in, An Nasa'i dan Ibnu Hajar al 'Asqalani bahwa Iyadl bin 'Abdullah bin
Sa'ad bin Abi Sarah adalah Tsiqah, sementara Ibnu Hibban menyebutnya 'ats tsiqaat.

Sa'ad bin Malik bin Sinan bin 'Ubaid dari kalangan Shahabat yang berkuniyah pada
Abu Sa'id. Adapun semasa hidupnya beliau berada di negeri Madinah yang kemudian beliau
wafat pada 74 H. Para ulama berkomentar seperti Ibnu Hajar al 'Asqalani bahwa Sa'ad bin
Malik bin Sinan bin 'Ubaid adalah Shahabat.

Anda mungkin juga menyukai