Anda di halaman 1dari 15

‫‪Doa Naik Kendaraan Darat‬‬

‫ُس ْبَح اَن اَّلِذى َس َّخ َر َلَنا َه َذ ا َو َم ا ُك َّنا َلُه ُمْق ِر ِنَني َو ِإَّنا ِإىَل َر ِّبَنا َلُم ْنَق ِلُبوَن الَّلُه َّم ِإَّنا َنْس َأُلَك ىِف َس َف ِر َنا َه َذ ا اْلَّرِب َو الَّتْق َو ى َو ِم َن اْلَعَم ِل‬
‫ِب ِم‬ ‫ِإ‬ ‫ِل‬ ‫ِح‬
‫َم اَتْر َض ى الَّلُه َّم َه ِّو ْن َعَلْيَنا َس َف َر َنا َه َذ ا َو اْطِو َعَّنا ُبْع َد ُه الَّلُه َّم َأْنَت الَّص ا ُب ىِف الَّسَف ِر َو اَخْل يَفُة ىِف اَألْه ِل الَّلُه َّم ىِّن َأُعوُذ َك ْن‬
‫َو ْعَثاِء الَّسَف ِر َو َك آَبِة اْلَم ْنَظِر َو ُس وِء اْلُم ْنَق َلِب ىِف اْلَم اِل َو اَألْه ِل‬

‫اُهلل َأْك َبر‪ ،‬اُهلل أْك بر‪ ،‬اهلل أْك َبر‪ُ ،‬سْبَح اَن اَّلِذ ي َس َّخ َر َلَنا َه َذ ا‪َ ،‬و َما ُك َّنا َلُه ُمْق ِر ِنيَن ‪َ ،‬و ِإَّنا ِإَلى َر ِّبَنا َلُم ْنَق ِلُبوَن ‪ ،‬اللُه َّم ِإَّنا َنْس َأُلَك ِفي َس َف ِر َنا‬
‫َه َذ ا اْلِبَّر َو الَّتْق َو ى‪َ ،‬و ِم َن اْلَعَم ِل َم ا َتْر َض ى‪ ،‬اللُه َّم َه ِّو ْن َعَلْيَنا َس َف َر َنا َه َذ ا‪َ ،‬و اْطِو َعَّنا ُبْعَدُه‪ ،‬اللُه َّم َأْنَت الَّصاِح ُب ِفي الَّسَف ِر ‪َ ،‬و اْلَخ ِليَفُة‬
‫ِفي اَأْلْه ِل ‪ ،‬اللُه َّم ِإِّني َأُعوُذ ِبَك ِم ْن َو ْعَثاِء الَّسَف ِر ‪َ ،‬و َك آَبِة اْلَم ْنَظِر ‪َ ،‬و ُس وِء اْلُم ْنَق َلِب ِفي اْلَم اِل َو اَأْلْه ِل‬

‫‪Doa Melontar Jumroh‬‬


‫ِبْس ِم اِهلل َو اُهلل َأْك َبُر َر ْج ًم ا ِللَّش َياِط يِن َو ِر ًض ا ِلَّلْر ْح َم ِن الَّلُه َّم اْجَعْل َح ًّج ا َم ْبُر وًر ا َو َس ْع يًا َم ْش ُك وًر ا‬

‫‪1. Persiapan Umroh‬‬


‫‪Di antara persiapan umroh, tata cara umroh yang pertama dilakukan adalah membersihkan diri‬‬
‫‪dari kotoran dan najis, yakni:‬‬

‫)‪1. Mandi junub (mandi besar‬‬

‫‪2. Menggunakan wewangian terbaik‬‬

‫‪3. Memotong kuku‬‬

‫‪4. Menipiskan kumis‬‬

‫‪5. Mencukur bulu ketiak juga bulu kemaluan‬‬

‫‪6. Mengenakan pakaian ihram baik untuk laki-laki mau pun perempuan‬‬

‫‪2. Berniat Ihram dari Miqot‬‬


‫‪Tata cara umroh kedua ialah Miqot.‬‬
‫‪Jika jamaah datang dari arah Madinah, maka wajib berniat ihram di Dzulhulaifah atau yang dikenal‬‬
‫‪dengan Bir Ali. Lafadz niat ihram‬‬

‫‪3. Menuju ke Mekkah‬‬


Setelah mengucap talbiah umroh di miqot, dilanjutkan dengan membaca dan memperbanyak
talbiah berikut ini, sambil mengeraskan suara bagi laki-laki dan lirih bagi perempuan hingga tiba di
Mekkah:

Labbaik Allahumma labbaik. Labbaik laa syariika laka labbaik. Innalhamda wan nimata, laka wal
mulk, laa syariika lak.
Artinya: Aku menjawab panggilan-Mu ya Allah, aku menjawab panggilan-Mu, aku menjawab
panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, aku menjawab panggilan-Mu. Sesungguhnya segala pujian,
kenikmatan dan kekuasaan hanya milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu.

4. Mulai Aktivitas di Masjidil Haram (Thawaf)


Sesampainya di Makkah, ada beberapa aktivitas yang bisa dilakukan beserta dengan doanya,
seperti berikut ini:

Setelah memasuki Masjidil Haram, jamaah bisa ke Hajar Aswad


Sambil menghadap ke Hajar Aswad sambil membaca Allahu akbar atau Bismillah Allahu
akbar lalu mengusapnya dengan tangan kanan dan menciumnya.
Jika tidak memungkinkan untuk menciumnya, maka cukup dengan mengusapnya, lalu mencium
tangan yang mengusap hajar Aswad, atau dengan isyarat dengan tangan dari jauh, tanpa
menciumnya.

Thawaf
Rangkaian aktifitas thawaf umroh tersebut dilakukan 7 putaran, dimulai dari Hajar Aswad dan
berakhir di Hajar Aswad pula. Saat proses tersebut, juga disunnahkan berlari-lari kecil pada 3
putaran pertama dan berjalan biasa pada 4 putaran terakhir.

Rukun Yamani
Disunnahkan pula mengusap Rukun Yamani pada setiap putaran thawaf. Namun tidak dianjurkan
mencium rukun Yamani.
Ketika berada di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad, disunnahkan membaca:

Robbana aatina fid dunya hasanah, wa fil aakhiroti hasanah wa qina adzaban naar
Artinya: Ya Rabb kami, karuniakanlah pada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta
selamatkanlah kami dari siksa neraka. (QS. Al Baqarah: 201)

5. Menuju Maqam Ibrahim


Maqam Ibrahim bukanlah kuburan dan tidak pula tempat yang terkait dengan kuburan lain. Namun
di tempat itu Nabi Ibrahim pernah berdiri dalam rangka membangun Kabah. Rakaat pertama
membaca surat Al-Fatihah dilanjutkan dengan membaca surat Al-Kaafiruun. Rakaat kedua
membaca surat Al-Fatihah dilanjutkan dengan membaca surat Al-Ikhlas.

Saat di jalan menuju ke Maqam Ibrahim, jamaah disunatkan membaca:


Wattakhodzu mim maqoomi ibroohiima musholla
Artinya: Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat (QS. Al Baqarah: 125)

Sesampainya di Maqam Ibrahim, jamaah diperintahkan untuk sholat sunnah thawaf 2 rakaat di
belakang Maqam Ibrahim. Saat mengerjakan sholat tersebut, rakaat pertama setelah membaca
surat Al Fatihah, membaca surat Al Kaafirun dan pada rakaat kedua setelah membaca Al Fatihah,
membaca surat Al Ikhlas.

Tuntunan membaca surat ini dijelaskan dalam hadist sahih, dari sholat Jabir bin Abdillah
radhiyallahu anhu yaitu:

Nabi shallallahualaihi wa sallam menjadikan Maqom Ibrahim antara dirinya dan Kabah, lalu beliau
laksanakan sholat dua rakaat. Dalam dua rakaat tersebut, beliau membaca Qulhuwallahu
ahad (surat Al Ikhlas) dan Qul yaa-ayyuhal kaafirun (surat Al Kafirun).
Setelah itu, disunnahkan minum air zam-zam yang disediakan di sana, lalu kembali ke Hajar
Aswad dengan bertakbir dan mengusapnya juga menciumnya kembali.
6. Sai
Sai merupakan berlari-lari kecil diantara Bukit Shafa dan Marwa. Saat di Bukit Shafa, jamaah
diperintahkan untuk naik ke atas bukit, lalu menghadap Kabah dari atas.

Bacaan Sai
Saat melihat Kabah, Rasulullah salallahualayhi wa sallam mencontohkan membaca:
Allahu akbar (3x),
Laa illaha illallahu wahdahulaa syariikalahuu, lahuulmulku wa lahuul hamdu yuhyii wa yumiitu wa
huwa 'alaa kullii syai'in qadiir
Artinya: Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, Allah Mahabesar. (3x). Tiada sesembahan yang
berhak disembah kecuali hanya Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya lah segala
kerajaan dan segala pujian untuk-Nya. Dia yang menghidupkan dan yang mematikan. Dia
Mahakuasa atas segala sesuatu.

Tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali hanya Allah semata. Dialah yang telah
melaksanakan janji-Nya, menolong hamba-Nya dan mengalahkan tentara sekutu dengan
sendirian.

7. Bertahallul
Tahallul adalah akhir dari pelaksanaan ibadah umroh yang ditandai dengan bercukur. Untuk laki-
laki lebih baik dicukur sampai gundul, tapi jika tidak sampai gundul tidak mengapa. Sedangkan
untuk tata cara umroh wanita hanya dicukur ala kadarnya.

Dengan melakukan tahallul, maka sudah sempurna tata cara ibadah umroh lengkap sesuai
sunnah.

Keutamaan Ibadah Umrah


Meski bukan yang utama, ibadah umroh tidak kalah istimewanya dengan ibadah haji. Jika
dikerjakan dengan sungguh-sungguh, maka ibadah umroh akan mendatangkan beberapa
keutamaan, antara lain :

 Dihapuskan dosa-dosanya

 Wafat saat menjalankan ibadah umroh pahalanya akan dicatat hingga hari kiamat

 Jihadnya para perempuan

 Doanya akan diijabah Allah SWT

 Dijanjikan Surga
DOA TUJUH PUTARAN THOWAF

5.
‫‪Niat Haji‬‬

‫ِة‬ ‫ِه ِل ِه‬


‫َنَو ْيُت اْلَح َّج َو َأْح َر ْم ُت ِب ل َتَعاَلى َلَّبْيَك الَّلُه َّم بَحًج‬

‫‪Niat Umrah‬‬

‫َنَو ْيُت الُعْم َر َة َو َأْح َر ْم ُت ِبَه ا ِللِه َتَعاَلى َلَّبْيَك الَّلُه َّم بُعْم َر ة‬

‫)‪Niat Haji Sekaligus Umrah (Haji Qiran‬‬

‫َنَو ْيُت اْلَح َّج والُعْم َر َة َو َأْح َر ْم ُت ِبهَا ِللِه َتَعاَلى‬


NASKAH KHUTBAH WUKUF DI ARAFAH
09 ZULHIJJAH 1443H/…….Juli 2022

‫ِم‬ ‫ِإ ِإ‬ ‫ِل‬ ‫ِهلل َّلِذ‬


‫ َجَع َل َح َّج ْالَبْيَت َن‬.‫ َو َأْش َه ُد َاْن آل َلَه َّال اُهلل َو ْح َد ُه َال َش ِر ْيَك َلُه‬، ‫َاَحْلْم ُد ِ ا ْي َجَعَل ْالَبْيَت َم َثاَبًة لَّناِس َو َأْم نًا‬
‫ِل ِم ِن ِة‬ ‫ِا ِق ِتِه‬ ‫ِة‬
‫ َخ ْيَر َمْن‬.‫ َو َأْش َه ُد َأَّن َحُمَّم ًد ا َعْب ُد ُه َو َرُسْو ُلُه‬. ‫ َفَك اَن َذا َك ْن ْع َم ْالُعْظمَى‬. ‫الَّش ِر ْيَع ُر ْك نًا َو َص َّرَف ُوُجْو َه َنا َىل ْبَل‬
‫ل ِّيِدنَا َّم ٍد ل آِلِه َأ اِبِه َأْتبَاِع ِه ِا ِم‬ ‫ِه‬ ‫ِب ِت ِت ِق ِك‬
‫َىل َيْو‬ ‫ َالَّلُه َّم َص ِّل َع َى َس َحُم َو َع َى َو ْص َح َو‬، ‫َط اَف ْالَبْي ْالَع ْي َذا ًر ا ًأَمْسآَء َر ِّب ْاُحلْس َىن‬
‫الَّز اِد الَّتْق ى ِه ِن ُة اْل َّد ِة ِل ِم‬ ‫ِهلل ِإ‬ ‫ِس ِب‬ ‫ِص‬ ‫ِق ِة‬
‫َو َو َي ْع َم ُع َيْو‬ ‫ َفَي آ َاُّيَه ا الَّن اُس ُأْو ْيُك ْم َو َنْف ْي َتْق َو ى ا َف َّن َخ ْيَر‬: ‫ َأَّم ا َبْع ُد‬، ‫ْال َياَم‬
. ‫ْاِملْيَعاِد‬

Bapak ibu Dhuyufullah dan Dhuyufurrohman, jamaah haji yang dirahmati Allah

Pada hari yang penuh rahmat dan maghfiroh ini, marilah kita panjatkan Puja dan puji
dengan penuh rasa syukur yang setulusnya kepada Allah SWT. Yang telah menjadikan
hari arofah ini sebagai hari yang teramat mulia. Pada hari ini Allah mengabulkan
semua pinta dan do’a hamba-hambanya yang memanjatkan do’a kepadaNya. Sholawat
dan salam semoga terlimpah bagi Nabi besar kita Muhammad Saw. Yang telah
menyampaikan risalahnya dari Allah SWT untuk umatnya sehingga mengantarkan
umatnya ke jalan yang terang yang diridhohi Allah SWT.

Saudara-saudaraku yang sedang berada di tanah suci, tanah Arafah, tanah yang diimpi-
impikan oleh berjuta bahkan bermilyar umat Islam di seluruh dunia.

Siang ini kita ditakdirkan oleh Allah berkumpul di tempat yang mulia ini, tempat dimana
setiap do’a pasti akan dikabulkan, siapapun yang bertaubat diantara kita, Allah pasti
menerimanya dan mengampuni dosa-dosa kita, sebanyak apapun dosa-dosa itu
melumuri tubuh kita.

Di tanah ini pula, saat ini hadirin hadirat sekalian, Allah membanggakan kita, hamba-
hamba-Nya, dihadapan jama’ah para malaikat.

“Hamba-hamba-ku datang kepada-ku dengan rambut kusut datang dari setiap sudut
negeri yang jauh. Wahai hamba-hamba-Ku, berpencarlah kalian dari arafah dengan
(membawa) ampunan-ku atas kalian semua.”

Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

‫َم ا ِم ْن َيـْو ٍم َأْكٌرَث ِم ْن َاْن َيْع ـَتِق َهللا ِف ْيِه َع ْبـًد ا ِم َن الَّناِر ِم ْن َيْو ِم َع ـَر َفٍة‬
“Tiada hari yang Allah lebih banyak membebaskan hamba-hamba-Nya dari neraka
(melebihi) hari Arafah.” (HR. Muslim dari Aisyah RA).

Marilah kita menengok sejenak diri kita ini. Kita hanyalah seonggok tulang berbalut
daging yang terus membungkus aib dan ma’shiyat di sepanjang hari yang telah kita
jalani.
Tidak usahlah kita membayangkan yang jauh-jauh sekedar membaca Al-Fatihah pun
mungkin kita belum fasih. Shalat kerap tidak khusyu’, membaca Qur’an hanya di ujung
lidah. Berzikir tidak sampai menyentuh hati bahkan ketika sujud pun, kita jarang ingat
kepada Allah. Entah mengapa kita dipilih menjadi orang yang bisa bersimpuh di tanah
Arafah ini ? Mengapa ….?
Semoga siapapun kita yang dihadirkan di padang ini tidak terbesit sedikitpun dihatinya
kebanggaan, sehingga merasa diri lebih baik dari yang lain. Berhajinya kita bukan
merupakan jaminan bahwa kita lebih baik dari saudara-saudara kita di tanah air.
Sungguh malu dan sangat malu jika kita merenungi kehormatan dan kemuliaan ibadah
haji ini dengan kualitas diri kita yang sangat jauh dari kepantasan kualitas diri kita
yang sangat jauh dari kepantasan kualitas seorang hamba yang shalih.

Bahkan semua ini bisa menjadi “hutang” yang harus kita bayar dan kita pertanggung-
jawabkan. Siapa tahu kita berada di tanah suci saat ini justru berkat doa orang-orang
yang shalih yang memintakan ampunan untuk jenis manusia yang berlumuran dosa
seperti kita ini. Boleh jadi ampunan yang mereka mohonkan untuk kita itulah yang
kemudian mengantarkan kita berada di tanah suci ini.

Bapak ibu Dhuyufullah dan Dhuyufurrohman, jamaah haji yang dirahmati Allah

Padang Arafah hari ini seolah-olah tampil sebagai miniatur padang Mahsyar, dimana
manusia berkumpul di hadapan kebesaran Allah SWT semuanya bertanggung jawab
atas perbuatan dan kelakuannya masing-masing. Pangkat, jabatan dan harta kekayaan
yang selama ini kita kejar ternyata tidak bisa menyelamatkan kita, bahkan keluarga
terdekat kita selama ini yang kita manjakan ternyata juga tidak bisa berbuat apa-apa,
untuk membantu kita pada hari itu. Malah tidak jarang semua itu menjadi alasan dan
penyebab untuk menyiksa kita. Di Padang Arafah ini, kita pun telah menanggalkan
atribut sosial kita, semua jabatan dan pangkat kita lepaskan pada hari ini. Yang melekat
di badan kita hanyalah dua lembar kain putih. Kondisi seperti ini mengingatkan kita
pada alam Barjah. Di alam Barjah nanti kita hanya ditemani kain kafan yang
membungkus kita. Karena itu tiada yang kita harapkan dari Wuquf kita saat ini.

Tiada yang kita harapkan dari Wuquf kita saat ini, juga ibadah haji kita secara
keseluruhan kecuali terampuninya dosa-dosa kita dan terhapusnya kesalahan-
kesalahan kita yang sudah melumuri sekujur “tubuh” kita, sebab kita sadar betul
apalah artinya hidup dengan lumuran aib dan dosa yang melekat di tubuh ini.

Dosa telah membuat manusia harus kehilangan keberkahan dalam hidupnya, juga
keberkahan dalam rizki, harta dan apa saja yang dimilikinya akibatnya manusia
kehilangan ketenangan juga kebahagiaan justru di tengah–tengah genangan materi yang
mengitarinya.

Dosa telah membuat manusia kehilangan hati nuraninya, sehingga mereka berbuat,
berbicara, mendengar dan melihat bukan lagi karena dorongan hati nurani, melainkan
karena kepentingan hawa nafsunya.

Dosa telah membuat manusia kehilangan kepekaan terhadap sesama, nilai-nilai kasih
sayang yang selama ini dijunjung-luhurkan dalam kehidupan sesama manusia telah
berubah, berganti menjadi kebencian dan permusuhan bahkan pertikaian saling jatuh
menjatuhkan. Kedengkian pun akhirnya menjadi penyakit epidemik, senang melihat
yang lain susah dan susah melihat yang lainnya senang.
Dosa telah membutakan mata hati manusia, sehingga mereka tidak lagi bisa
membedakan antara yang benar dan salah, haram dan halal, haq dan batil. Akibatnya
mereka kehilangan rasa bersalah saat berbuat salah, tiada beban saat berbuat zhalim
kepada sesama, bahkan banyak diantara mereka bisa merasakan nikmatnya makanan
hasil mencuri, sembari membanggakan kepada orang lain.

Dosa telah membuat manusia kehilangan rasa takut kepada Allah, juga kepada balasan
buruk di akhirat kelak. Mereka juga kehilangan rasa cinta kepada Allah juga kepada
kebaikan. Saat rasa takut kepada Allah menghilang maka akan hadirlah rasa takut
kehilangan dunia, dan ketika rasa cinta kepada Allah pun tergadaikan maka akan
muncullah rasa cinta terhadap dunia.

Dosa telah menggiring manusia kejurang-jurang kehinaan yang membuat mereka


kehilangan kemuliaan yang tersimpan dalam nilai-nilai kemanusiaan dirinya.

Para Hujjaj sekalian yang dirahmati Allah.

Masih banyak yang bisa kita sampaikan tentang akibat dari dosa ini, yang intinya
adalah mewabahnya musibah demi musibah yang menimpa tidak hanya umat manusia
tapi juga kemanusiaan dirinya; musibah tersebut diawali dengan merebaknya berbagai
krisis, dimulai dengan krisis aqidah yang melahirkan krisis moral dan krisis-krisis yang
akhirnya mendamparkan manusia pada krisis peradaban.

Dunia masa kini tak ubahnya bagai gelapnya belantara hutan di dalamnya berkumpul
segala macam binatang. Mereka harus tunduk kepada hukum rimba yang sengaja
diciptakan untuk melindungi kepentingan mereka yang perkasa dan berkuasa. Entah
sudah berpuluh, beratus, beribu, bahkan berjuta korban telah dipersembahkan untuk
santapan mereka yang mengklaim, dan tepatnya memaksa dirinya, menjadi penguasa
rimba belantara ini.

Allah Ta’ala berfirman : ‫َظَه َر ا ْل َف َس ا ُد ِفي ا ْلَبِّر َو ا ْلَب ْح ِر ِبَم ا َك َس َبْت َأْيِد ي الَّنا ِس ِلُيِذ ي َق ُه ْم َبْعَض ا َّلِذ ي‬
‫َع ِم ُلوا َلَع َّلُه ْم َيْر ِج ُع و َن‬

“Telah nampak kerusakan di darat dan dilaut diakibatkan perbuatan tangan manusia,
supaya Allah merasakan kepada mereka sebagai akibat perbuatan mereka, agar mereka
kembali” (Arrum : 41)

Melihat akibat-akibat dosa yang sedemikan mengenaskan lagi mencemaskan ini,


sebenarnya sudah cukup bagi kita untuk mengakhirinya saat ini juga dan kita hapus.

Kelamnya masa silam dan kelabunya masa lalu dengan taubat nasuha. Kita buka
lembaran hidup baru yang sarat dengan warna putih yang mencerahkan lagi
menenangkan hati.

Tamu-tamu Allah yang dirahmati-Nya…!

Saat ini kita masih dikaruniai kesempatan hidup di dunia ini. Namun hidup saat ini
hanyalah bermakna menjalani sisa umur belaka. Bertambah waktu bagi kita adalah
satu langkah mendekati liang kubur. Entah sampai kapan Allah mengaruniakan sisa
umur ini untuk kita. Boleh jadi ada diantara kita yang oleh Allah diberi kesempatan
hidup bertahun-tahun lagi. Mungkin diantara kita ada yang sisa umurnya tinggal
beberapa bulan ini, atau beberapa pekan ini, atau boleh jadi ada diantara kita yang oleh
Allah diberi kesempatan untuk menghuni tanah haram ini sebagai tanah peristirahatan
menunggu saat-saat dibangkitkan di hari kiyamat nanti.

Saudara-saudaraku sekalian yang dikasihi Allah !

Sungguh alangkah indahnya jika umur yang tersisa ini, umur yang penuh dengan kasih
sayang Allah, hari-hari yang kita lalui selalu sarat dengan magfirrah dan rahmat Allah.

Alangkah indahnya jikalau di sisa umur ini kita menjadi ahli sujud, yang selalu rindu
bersujud kepada Allah, alangkah beruntungnya jika lidah ini selalu basah menyebut
kalimah Allah, alangkah bahagianya adaikata hari kita ini hari yang penuh keikhlasan,
apapun yang kita lakukan hanya Allah saja yang kita tuju, hari-hari yang kita jalani
adalah hari-hari yang bersemangat untuk memperbaiki diri agar dicintai oleh Allah,
hari-hari yang tersisa menjadi hari-hari yang bersemangat untuk mempersembahkan
yang terbaik untukNya, agar bisa menjadi bekal pulang.

Alangkah indahnya jikalau hari-hari yang tersisa ini menjadi hari-hari yang penuh
dengan kemuliaan, penuh dengan kebaikan, kita menantikan saat kepulangan kita
dengan penuh harap agar bisa wafat husnul khatimah.

Hadirin Hadirat sekalian !

Alangkah indahnya jikalau malaikat Maut menjemput kelak, tubuh kita sudah bersih
dari dosa, aib-aib sudah terhapus, orang-orang yang kita sakiti sudah mau memaafkan
kita, tidak ada harta haram yang melekat pada tubuh ini. Alangkah bahagianya jika
malaikat menjemput kelak, tubuh kita terbasuh air wudhu, air mata kita sedang
menetes merindukan Allah, lidah kita sedang lirih nan syahdu menyebut nama Allah,
keringat bahkan darah kita sedang bersimbah di jalan Allah. Alangkah beruntungnya
andaikata saat kepulangan nanti kita benar-benar sudah siap, bekal cukup.

Duhai alangkah bahagianya kalau di akhirat nanti kita dipanggil Allah dengan seindah-
indah panggilan. Kita dipertemukan oleh-Nya dengan kekasih-kekasih-Nya tercinta, para
nabi rasul, juga syuhada’ dan shalihin. Alangkah damainya jika diakhirat nanti kita
bertemu denga Rasul kekasih kita Muhammad SWT, hidup bertetangga dengan beliau di
surga Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Namun sebaliknya, alangkah malangnya bagi orang yang mati dalam keadaan tidak
terampuni, dosa berlimpah, aib menggunung, kenistaan bagai berselimut yang
membungkus.mati dalam keadaan munafik. Mati di tempat ma’shiyat (na’uudzubillah).

Wahai saudaraku, mau kemana lagi, hidup di dunia hanya mampir sebentar, bukan di
sini tempat kita yang sebenarnya. Lihatlah anak-anak kecil sudah mulai hadir,
merekalah yang akan menggantikan kita. Mungkin diantara kita ada yang beberapa
tahun lagi, atau beberapa bulan lagi, atau ini mungkin hari terakhir kita. Bisa jadi besok
kita tidak bangun lagi. Siapkah andai malam nanti malaikat Maut datang menghampiri
kita? walau bagaimanapun kita harus siap, karena kita pasti akan mati. Kita sering
sekali mempermainkan ampunan Allah, kita bertaubat, sesudah itu kita langgar
perintah Allah, kita terjang larangan Allah.

Pada siang ini kita berkumpul disini ingin mengikrarkan sebagai manusia yang
terpanggil dengan julukan manusia yang beriman, sebagai manusia baru yang telah
dicelup 40 hari lamanya, sebagaimana manusia yang menyambut seruan dan panggilan
Allah SWT 40 hari lamanya telah dibakar hangus dosa yang pernah kita lakukan, baik
disadari ataupun tidak disadari.

Haru hati kami ya Allah pada siang ini, telah berbaur antara sedih dengan gembira.
Sedih karena kami harus berpisah dengan Padang Arapah yang penuh barakah. Sedih
karena mungkin kami harus mengarungi berbagai hidup yang mungkin akan ganas,
khawatir kalau-kalau kami tidak kuasa menghadapinya. Kami ingat pada orang tua
yang telah tiada, ingat pula pada handaitaulan, tetangga, kawan karib dan jama’ah yang
telah mendahului kami, kami ingat semua.

Terbayang pada ingatan kami perilaku yang tidak senonoh yang pernah kami lakukan.
Ampuni ya… Allah dosa-dosa kami. Kami tak kuasa menderita akibat panasnya api
neraka, namun dibalik semua itu perasaan gembira kami meluap karena siang ini kami
masih diberikan kesempatan untuk berkumpul bersama ikhwal iman, sekalipun telah
banyak yang berubah.

Hadirin Kaum Muslimin Yang Berbahagia !

Betapa cepat roda perubahan mengitari kita. Di tahun lalu banyak diantara kita yang
masih tampak segar bugar, namun kini telah terkulai lemah tidak berdaya. Bahkan ada
pula tetangga Jama’ah Haji bersebelahan, atau Jema’ah Haji yang telah mendahului
kita.

Kita tidak pernah menyadari kapan giliran itu tiba pada kita, sekalipun ajal itu datang
tanpa permisi, masih juga kita beranggapan bahwa kematian hanya terjadi pada orang
lain. Diantara kita ada yang masih mampu shalat berjama’ah setiap saat di tahun lalu,
akan tetapi di tahun ini kemampuan fisiknya sudah menurun. Ditahun lalu ada yang
masih mampu berjalan mengunjungi berbagai pengajian, namun di tahun ini sudah
tidak berdaya. Bagi mereka ini kita panjatkan do’a semoga Allah memberikan tempat
yang baik di Jannatun-Na’im

Hadirin Kaum Muslimin Yang Berbahagia !

Patut kita syukuri nikmat berkumpul di Padang Arafah seperti ini, yang entah berapa
kali kita mengalaminya, hanya Allah yang mengetahuinya. Hati tak ingin cepat mati,
namun ajal tak dapat ditolak. Alhamdulillah kita masih diberi umur panjang sampai
hari ini.

Kematian tidak diundang ataupun dicegah. Ia datang tanpa permisi, tanpa diminta,
tanpa mengenal anak ataupun remaja, tak pandang tua ataupun muda. Datang atas
perintah Allah SWT. Apa pula yang diungkapkan bumi yang kita injak? Anas bin Malik
r.a mengatakan bahwa bumi tempat kita berpijak merasa aneh melihat perilaku
manusia. Sehingga bumi mencoba menarik perhatian manusia dengan sepuluh
ungkapannya yang bernada sinis :

‫ل‬ ‫َع‬ ‫ُك‬ ‫َح‬ ‫َتْض‬ ، ‫ْطِين‬‫َب‬ ‫ ُتَعَّذ ُب ِىف‬، ‫ َتْع ِص ي َعل َظْه ِر ْي‬، ‫ َم ِص ْي َك ِىف َبْطِين‬، ‫َيا اْب آَدَم َت َعى َعل َظْه ِر ْي‬
‫َى‬ ‫َو‬ ‫َى‬ ‫َو‬ ‫َو ُر‬ ‫َى‬ ‫ْس‬ ‫َن‬
، ‫ َو َتْنَد ُم ِىف َبْطْيِن‬، ‫ َو ْجَتَمُع ْا اَل َعلَى َظْه ِر ْي‬، ‫ َو ْحَتَز ُن ِىف َبْطْيِن‬، ‫ َو َتْف َر ُح َعلَى َظْه ِر ْي‬، ‫ َو َتْبِكْي ِىف َبْطْيِن‬، ‫َظْه ِر ْي‬
‫َمل‬
‫َو َتْأُك ُل ْاَحلَر اَم َعلَى َظْه ِر ْي‬
“wahai bani Adam ! Engkau seharian modar-mandir berusaha di atas punggungku,
padahal perutku menjadi tempat kembalimu. Engkau melakukan ma’shiyat di atas
punggungku, namun kelak menangis dalam perutku. Engkau bersenang-senang di atas
punggungku, namun bersedih hati di dalam perutku. Engkau tumpuk-tumpuk hartamu di
atas perutku, padahal kelak engkau menjadi makanan ulat dan cacing dalam perutku.
Engkau pongah di atas punggungku, namun menjadi hina dalam perutku. Engkau
bersuka ria di atas punggungku, namun bermuram durja kelak di dalam perutku. Engkau
berpesta pora di sinar matahari, bulan dan lampu di atas punggungku, namun kelak
kau masuk kegelapan dalam perutku. Engkau dapat berhimpun bersama-sama insan di
atas punggungku namun kelak akan menyendiri dalam perutku”
Allahu akbar 3x Walillahilhamd !
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah !

Cukup pedas peringatan demi peringatan yang mudah-mudahan menggugah kita untuk
dapat hidup seimbang. Islam tidak menghendaki kaum Muslimin melulu memikirkan
kematian dan kehidupan akhirat. Islam mengatur kehidupan kita di dunia ini. Agama
Islam adalah agama aturan hidup, bukan aturan mati. Diaturnya agar setiap insan
hidup tertib. Untuk dapat hidup tertib diperlukan sarana fisik dan material. Bahkan
Allah SWT. berfirman :

‫َفِإ َذ ا ُقِض َيِت ال َّصاَل ُة َفا ْنَتِش ُر وا ِفي اَأْلْر ِض َو ا ْبَتُغوا ِم ْن َفْض ِل ال َّلِه َو ا ْذ ُك ُر وا ال َّلَه َك ِثي ًر ا َلَع َّلُك ْم ُتْف ِلُح و َن‬

“Sekiranya shalat telah ditunaikan, bertebaranlah kalian di bumi sambil mengharap


karunia Allah. Dan berzikirlah sebanyak-banyaknya, semoga kalian beruntung”. (QS Al-
Jumu’ah : 10).

Hadirin Jamaah Haji yang Dimuliakan Allah …!

Tatkala Rasulullah SAW usai melontar ‘Aqabah, seorang sahabat berkata, “wahai
Rasulullah, saya telah bercukur namun saya belum menyembelih”. Rasulullah berkata,
“lakukanlah dan tidak ada beban bagimu (tidak apa-apa)”. Sahabat yang lain berkata,
“Saya baru melempar setelah sore”. Puluhan orang bertanya mengajukan cara berhaji
yang termudah untuk mereka dan Rasulullah selalu menjawab, Laa Haraj. Abdullah bin
Amir pernah menghitung dan tidak kurang dari 24 cara; bercukur sesudah melempar,
bercukur sebelum melempar, thawaf ifadhah sebelum melempar dan lain sebagainya.

Jadi, jelas bahwa Rasulullah SAW menghendaki kemudahan dalam ibadah jasmaniah
ini, suatu ajaran yang maha bijak yang perlu diteladani dan diejawantahkan dikemudian
hari.

Para Jamaah Haji yang Dimuliakan Allah … !

Kita ingin lebih dalam lagi memahami makna Haji Mabrur yang menjadi dambaan setiap
orang. Mabrur berasal dari kata “birrun” yang berarti “baik”. Sebab orang Arab selalu
menggunakan kata “birrun” dengan arti “kebaikan”. Sebagaimana tertuang dalam Al-
Qur’an surah ke-3 ayat 92:
‫ِبِه ِل‬ ‫ٍء ِإ‬ ‫ِف ِم‬ ‫ِف ِم ِح‬ ‫ِب‬
‫َلْن َتَنا ُلوا ا ْل َّر َح َّتٰى ُتْن ُق وا َّم ا ُت ُّبو َن ۚ َو َم ا ُتْن ُق وا ْن َش ْي َف َّن ال َّلَه َع ي ٌم‬
Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (birru), sebelum kamu menafkahkan
sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka
Sesungguhnya Allah mengetahuinya. (Ali ‘Imron : 92).

Ayat ini dengan tegas menjelaskan bahwa kebajikan adalah kepedulian terhadap
lingkungan sosial. Sebab semua ajaran Islam dirancang untuk memperkuat hubungan
pribadi dengan Allah dan sekaligus memperkuat aspek kehidupan konsekwensinya
berupa hubungan baik dengan sesama manusia.

Sedangkan dimensi haji adalah urusan dengan Allah, namun efek yang ditimbulkan
darinya adalah penuh dengan nilai-nilai kemanusiaan, sebagaimana termak-tub dalam
pidato perpisahan Rasulullah SAW.

Sedangkan makna dari “Haji Mabrur” adalah, ibadah haji yang diterima oleh Allah. Haji
yang diikuti dengan kebaikan-kebaikan. Adapun janji janji Allah kepada jamaah haji
yang memperoleh kualitas mabrur tiada lain adalah Al-Jannah (surga). Sebagaimana
ternukil dalam sebuah hadits :

‫َاَحلُّج ْا َملبْـُر ْو ُر َلْيَس ُهَل َجَز آٌء َّال ْا َجلـَّنُة‬


‫ِإ‬
Haji mabrur tiada balasan kecuali syurga.

Hadirin Jamah Haji Yang Berbahagia ….!

Rasulullah SAW. menyatakan bahwa tanda haji mabrur adalah amalnya setelah haji
lebih baik dari pada sebelumnya :

‫َمَع ُهُل َبْع َد ْا َحلـِّج َخٌرْي ِم ْن َقْبـِهِل‬


Pada kesempatan lain Rasulullah SAW juga bersabda di dalam hadist Qudsi: “Jika
hamba-ku mendekatkan diri kepada-Ku satu jengkal maka aku mendekatkan diri-Ku
sehasta dan apabila ia mendekatkan diri kepada- Ku satu hasta Aku mendekatkan satu
lengan dan bila ia datang kepada-Ku dengan berjalan aku datangi ia dengan berlari, Allah
berfirman: barang siapa lalai dari mengingat Yang Maha Rahman maka syaitan akan
menyesatkannya dan ia menjadi sahabatnya”.

Pada saat dan waktu yang hening dan sakral ini kita semua mengharap rahmat, ridha
dan ampunan Allah SWT. Mudah-mudahan kita kembali ke tanah air dalam keadaan
bersih dan suci bagaikan anak yang baru lahir, mendapatkan Haji Mabrur.

Ya Allah, wahai Yang Maha Mendengar, inilah kami hamba-hamba-Mu ya Karim,


Hamba-Mu yang berlumur dosa bergelimang maksiat, kini memohon kepada-Mu, wahai
Yang Maha Rahman, betapapun kami tidak bisa melihat-Mu, tapi bukankah Engkau
sedang menatap kami. Engkau sudah tahu persis apa yang kami lakukan. Mata
berumur ma’shiyat, telinga berlumur dosa. Engkau sudah mendengar seda kata yang
terucap lisan ini. Engkau tahu persis setiap kebohongan kami. Engkau telah mengetahui
janji yangtidak kami tepati. Rabb, Engkau pun tahu apa yang dilakukan oleh tubuh ini.
Semua ma’shiyat yang pernah dilakukan telah Engkau saksikan semuanya. Malu
rasanya dihadapan-Mu ya Allah, tubuh di depan-Mu ini kami kotori dengan ma’shiyat,
kami lumuri dengan aib.

Ya Allah, Engkau tahu kebusukan hati kami, sering menyombongkan apa yang kau
titipkan, memamer-kan, riya, hati penuh kedengkian.

Ya Allah, kami ingin merobah semuanya. Kau tahu betapa cape hidup seperti ini, betapa
menderita hidup jauh dari-Mu, betapa sengsara hidup bergelimang dosa dan ma’shiyat.

Ya Rabbana, jadikan saat ini benar-benar jadi saat ini benar-benar jadi saat kau rubah
diri-diri kami, dari si busuk berlumur dosa menjadi orang yang terpelihara dengan
Karunia-Mu,dari hamba-Mu yang nista berlumur aib, menjadi orang yang mulia disisi-
Mu, dari si malas, lalai, menjadi orang yang terpelihara dengan karunia-Mu, dari si
dungu yang tiada berilmu menjadi orang yang benar-benar kau selimuti dengan ilmu-
Mu, ya Allah.

Ya Allah, karuniakan kepada kami ampunan-Mu…

‫ َو اْلَع ْفَو ِع ْنَد‬، ‫ َو َم ْغِفَر ًة َو َر َمْحًة َبْع َد ْا َملْو ِت‬، ‫ َو َر اَح ًة ِع ْنَد ْا َملْو ِت‬، ‫ َتْو َبًة َنُص ْو ًح ا اَي َلَهنَا … َو َتْو َبًة َقْبَل ْا َملْو ِت‬، ‫َالَّلُهَّم ِااَّن َنْس َأَكُل َتْو َبًة َنُص ْو ًح ا‬
‫ِإ‬
‫ْاِحل َس اِب َو ْا لَفْو َز اِب ْلَجَّنِة َو الَّنَج اَة ِم َن الَّناِر‬
Ya Allah, berikan keteguhan bagi kami ya Rabb. Jangan biarkan kami tergelincir ya Allah
dalam kema’shiyatan, jangan biarkan kami jatuh oleh godaan ya Allah, jangan biarkan
kami terperosok dalam nafsu yang menjerumuskan, berikan kekuatan kepada kami untuk
menjaga diri ya Allah. Kami ingin selamat ya Allah…

Rabb, jangan biarkan nafsu menggelincir kami dari jalan-Mu, jangan biarkan cinta kami
kepada makhluk-Mu membuat kami menghianati-Mu, jangan biarkan dunia ini menipu,
menyilaukan dan memperdaya kami.

Rabb, karuniakan kepada kami indahnya hidup bersama-Mu…

Selamatkan orang tua kami ya Allah, tidak berhenti kami mendoakan keduanya, darah
dagingnya melekat di tubuh kami. Shalihkan yang belum shalih, muliakan yang
terhinakan Islamkan yang belum Islam, pertemukan bagi yang belum bertemu dengan
orang tuanya di tempat yang berkah.

Ya Allah, lindungi kami dari sifat kikir, lindungi kami dari sifat amarah, lindungi kami
darikemunafikan ya Allah.Lindungi kami dari perilaku dzalim kepada siapapun.

Ya Allah, jadikan saat ini saat kau ijabah doa-doa. Kepada siapa lagi ya Allah kami
meminta? Sedangkan Engkau penggenggam jagat ini, sedangkan Engkau pemilik segala
kejadian. Pada siapa lagi kami berharap selain kepada-Mu. Jamulah siapapun yang
bermunajah dimanapun dengan Kau ijabah doanya ya Allah.

Ya Allah, kami ingin bisa pulang selamat, kami ingin bisa pulang selamat, kami ingin
bisa pulang kepada-Mu ya Allah. Ya Allah lapangkan yang dilanda kesulitan, cukupi
yang kekurangan rizki ya Allah, mudahkan yang sedang dililit kesulitan, bayarkan yang
dihimpit hutang piutang, bahagiakan yang sedang dirundung kesusahan, angkat derajat
yang selalu dihina direndahkan. Lindungi yang teraniaya, khususnya saudara-saudara
kami di Palestina. Teguhkan iman saudara-saudara kami ya Allah. Karuniakan
kesabaran, kemenangan bagi hambamu ya Allah. Kembalikan Masjidil ‘Aqsha kepada
umat-Mu ya Allah. Rabb, Engkaulah penggenggam musuh-musuh-Mu ya Allah. Rabb,
karuniakan kepada kami berbuat sesuatu untuk kemuliaan agama-Mu, untuk
hambamu ya Allah.

Ya Allah, jadikan saat ini menjadi salah satu saat yang Engkau sukai, saat Kau beri
hidayah yang masih tersesat, Kau ampuni yang berlumuran salah dosa. Kau cahaya
qalbu yang gulita.

‫َر َّبنَا َه ْب َلَنا ِم ْن َأْز َو اِج َنا َو ُذ ِّر اَّي ِتَنا ُقَّر َة َأْعٍنُي َو اْج َع ْلَنا ِلْلُم َّتِقَنْي َم اًم ا‬
‫ِإ‬
Karuniakan pendamping yang merindukannya, pernikahan yang berkah, rumah tangga
yang sakinah, keturunan yang shalih shalihah, jangan terlahir dari diri kami keturunan
yang durhaka.
Ya Allah, andaikata bala bencana yang menimpa diri kami, negri kami, karena
perbuatan ma’shiyat yang kami perbuat, jadikanlah saat ini saat ampunan, ya Allah.
Ampuni sebusuk apa pun diri kami, ampuni sebanyak apa pun dosa yang kami perbuat.
Ampuni segala apapun masa lalu kami, ampuni segala apapun aib-aib yang kami
sembunyikan selama ini.

Ya Allah, ampuni jika selama ini kami mendustakan-Mu meremehkan keangungan-Mu,


melupakan kasih saying-Mu. Ampuni jika ni’mat yang Kau berikan, kami gunakan
untuk berkhianat kepada-Mu. Ampuni jikalau kami begitu sombong kepada-Mu, ampuni
amal-amal kami yang amat jarang ini: shalat kami yang hampir tiada khusyu’, ampuni
shadaqah kami yang amat kikir, ya Allah. Ampuni kezaliman kami kepada orang tua
kami. Engkau Yang Maha Mengetahui luka dihatinya. Ampuni jikalau orang tua kami
menyesal melahirkan kami. Ampuni ya Allah, jikalau kami sering melukai dan
melalaikannya. Ampuni jika ada orang yang terhina dan tersesat karena lisan kami,
ampuni andaikata ada harta haram, makanan haram yang melekat pada tubuh kami ya
Allah. Hapuskan semuanya ya Allah.

Rabb, selamatkan bangsa kami ini ya Allah, karuniakan pemimpin yang adil, pemimpin
yang mencintai-Mu, mencintai umat-Mu.

Ya Allah, muliakan agama-Mu ini. Jadikan Islam menjadi jalan keluar bagi krisis yang
melanda Bangsa kami. Jangan biarkan musuh-musuh-Mu menodai dan memfitnah
Dien-Mu. Kami yakin Allah, betapun mereka berusa keras ingin memadamkan Cahaya-
Mu dari bumu ini, Engkau justru akan menyempurnakan Cahaya-Mu, sehingga
memancarkan menerangi seluruh lorong persada alam–Mu ini, betapapun orang-orang
kafir tidak menyukainya.

Ya Allah, hanya engkau pembalas segala kebaikan, lipat ganda rizki terhadap siapapun
yang membantu dan menjadi jalan bagi sampainya kami di tanah haram ini. Angkat
derajat mereka, muliakan hidup mereka di dunia ini, dan masukkan mereka ke
dalam Surga-Mu……

‫ اَي َعاِلَم َم ا ِىف الُّص ُد ْو ِر َاْخ ِر ْج َنا اَي‬، ‫ َو َجِتاَر ًة َلْن َتُبْو َر‬، ‫ َو َمَع ًال َص اِلًح ا َم ْقُبْو ًال‬، ‫ َو َذ ْنبًا َم ْغُفْو ًر ا‬، ‫ َو َس ْع ًيا َم ْش ُكْو ًر ا‬، ‫َنْس َأَكُل َحًّج ا َم ُرْب ْو ًر ا‬ ‫َالَّلُهَّم ِااَّن‬
‫الُّظ ُلَم اِت ِاَىل الُّنْو ِر‬ ‫َاهلل ِم َن‬

Ya Allah, kami meminta kepada-Mu haji yang mabrur, sa’i yang masykur, dosa yang
terampuni, perniagaan yang tiada pernah merugi. Jangan biarkan haji kami menjadi
fitnah. Jadikan haji kami ini membawa keberkahan bagi keluarga, keturunan dan
lingkungan kami. Jangan biarkan kami mencemari kehormatan agama-Mu dengan haji
ini.

Ya Allah, undang kami kembali berhaji ke tanah suci ini bersama istri kami, keluarga
kami, orang tua kami, sanak saudara kami, anak-anak dan keturunan kami, juga
tetangga dan sahabat-sahabat kami, wahai Yang Maha Mendengar, Engkaulah yang
menggenggam segala kejadian.

Ya Allah, hajat kami kepada-Mu begitu sangat banyak, hanya Engkaulah Yang
Mengetahui seluruh hajad dan kebutuhan kami. Kami memohon kepada-Mu ya karim,
sepanjang hajad dan kebutuhan kami ini baik menurutmu, dan memberi kemaslahatan
dunia dan akhirat bagi kami, maka penuhilah hajad dan kebutuhan kami ini, juga hajat
dan kebutuhan istri, keluarga, orang tua, dan saudara serta sahabat kami.
Ya Allah, akhirnya berilah pada kesempatan ini ni’mat, karunia dan keselamatan untuk
bisa berhimpun di bawah panji nabi-Mu Muhammad SAW. Beriringan dengan kafilah
para nabi-Mu dan rasul-Mu, beriringan dengan semua auliya’, syuhada’ dan shalihin,
menuju surga-Mu, tempat tidak seorang tertipu, tempat tidak seorang pun bisa
bersedih, tempat semua harapan berjawab, semua derita kan berakhir.

Ya Allah, tiada tempat berharap bagi kami selain kepada-Mu, tiada tempat bergantung
bagi kami, selain Engkaulah tempat kembali kami. Penuhilah seluruh harapan kami ini
ya Allah denga Kau ijabah seluruh pinta dan harapan kami ini. Sungguh Engkau tidak
pernah mengingkari janji-janji-Mu …

Anda mungkin juga menyukai