Anda di halaman 1dari 3

SYARAH HADITS ARBAIN AN NAWAWIYAH KE 8 (KEHORMATAN MUSLIM)

A. MATAN HADITS :

) :




(

Dari Ibnu Umar Radhiallahu Anhuma, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: Aku diperintah
untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi (bersyahadat), bahwa tidak ada Ilah kecuali Allah dan
sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, dan jika mereka telah
melakukan ini maka mereka terjaga dariku darah dan harta mereka, kecuali dengan hak Islam, dan atas Allah-lah
perhitungan mereka. (HR. Bukhari dan Muslim)

B. TAKHRIJ HADITS :
1. Imam Bukhari, dalam Shahih nya No. 25, dari Ibnu Umar
2. Imam Muslim, dalam Shahih nya No. 35, dari Jabir bin Abdullah, juga No. 36 dari Ibnu Umar
3. Imam Ahmad, dalam Musnad nya No. 8544, dari Abu Hurairah
4. Imam Abu Daud, dalam Sunan nya No. 2641, dari Anas bin Malik, dengan lafaz :
(. sampai mereka bersaksi tidak ada Ilah kecuali Allah dan Muhamamd adalah hamba dan rasulNya,
mereka berkiblat dengan kiblat kita, memakan sembelihan kita, salat dengan shalat kita, dan jika mereka
melakukan itu maka haram atas kita terhadap darah dan harta mereka, kecuali karena haknya. Hak mereka
sama dengan kaum muslimin, dan apa yang wajib bagi mereka juga wajib bagi kaum muslimin.) juga No.
2640, dari Abu Hurairah dengan lafaz: ( sampai mereka bersaksi bahwa tidak ada Ilah kecuali Allah, jika
mereka mengatakannya maka mereka tercegah dariku darah dan hartanya, kecuali dengan haknya, dan
atas Allah-lah perhitungan mereka ). Lalu No. 2642, dari Abu Hurairah dengan lafaz : (Aku diperintahkan
untuk memerangi orang musyrik)
5. Imam At Tirmidzi, dalam Sunan nya No. 2608, dari Anas dengan lafaz sama dengan Abu Daud.
6. Imam Ibnu Majah, dalam Sunan nya No. 71, dari Abu Hurairah, dengan lafaz lebih singkat :
(Aku diperintah untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi (bersyahadat), bahwa tidak ada Ilah
kecuali Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat ).
Juga No. 72, dari Muadz bin Jabal dengan lafaz yang sama.
7. Imam An Nasai, dalam Sunannya No. 3967, dari Anas bin Malik dengan lafaz sama dengan riwayat Abu
Daud. Juga No. 3966, dari Anas juga dengan lafaz sama dengan Abu Daud tapi hanya sampai : kecuali
karena haknya.
8. Imam Ibnu Khuzaimah, dalam Shahihnya No. 2248, dari Abu Hurairah dengan lafaz : kemudian
diharamkan atasku darah dan harta mereka, dan atas Allah-lah perhitungan mereka.
9. Syaikh Al Albani mengatakan: hadits ini shahih mutawatir. (Shahih Ibnu Majah No. 71)

C. MAKNA HADITS SECARA GLOBAL


1. Hadits ini menyebutkan salah satu metode menyebarkan Islam, yakni berperang. Metode ini bukan metode
satu-satunya, dan bukan pula jalan pertama yang ditempuh dalam sejarah awal Islam. Metode utamanya
adalah dakwah dengan hikmah dan bukan paksaan, perang ditempuh ketika dakwah Islam dihalang-halangi
dan diganggu. Demikian itulah fakta sejarah yang terjadi.
Lihat :
a. (QS. Al Baqarah (2): 256)
b. (QS. Yunus (10): 99)
c. (QS. An Nahl (16): 125)
d. (QS. Al Ghasyiyah (88): 21-22)
2. Hadits ini sering dijadikan dalil oleh sebagian ulama bahwa perang di dalam Islam adalah bersifat ofensif
(menyerang), bukan difensif (bertahan)
3. Hadits ini mengajarkan dua tujuan utama dakwah Islam, yakni aqidah dan syariah.
a. Aqidah dengan mentauhidkan Allah Taala dan mengakui kenabian Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa
Sallam.
b. Syariah dengan menjalankan minimal- aturan pokok dalam agama Islam seperti shalat dan zakat, dan
syariat lainnya.
4. Hadits ini menegaskan tentang keterjagaan kehormatan dan hak seorang yang sudah bersyahadat, shalat,
dan zakat. Posisi mereka sama dengan kaum muslimin lainnya dalam hak dan kewajiban, termasuk dalam
perlindungan terhadap darah dan harta mereka.
5. Hadits ini juga memuat bukti kewibawaan Islam, disamping sebagai agama yang mencintai perdamaian.
Lihat : (QS. Asy Syura (42):40)
D. MAKNA KATA DAN KALIMAT

1. : Dari Ibnu Umar semoga Allah meridhai keduanya ..



a. Ibnu Umar artinya anak Umar bin Al Khathab yang memiliki nama kun-yah Abu Abdurrahman (ayahnya
Abdurrahman). Abdullah bin Umar termasuk kalangan shigharush shahabah (sahabat junior) dalam
jajaran para sahabat nabi. Dikenal sebagai orang yang sangat ketat keteguhannya terhadap syariat.
Imam Adz Dzahabi Rahimahullah menceritakan tentang beliau sebagai berikut :
Dia masuk Islam saat masih kecil dan ikut hijrah bersama ayahnya saat belum baligh. Pada perang Uhud
dia masih kecil, perang pertama yang diikutinya adalah perang Khandaq. Dia termasuk yang ikut
berbaiat di bawah pohon, bersama ibunya, Ummul Muminin Hafshah, Zainab binti Mazhun saudara
wanita Utsman bin Mazhun Al Jumahi. Beliau banyak meriwayatkan ilmu yang bermanfaat dari Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam, Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Bilal, Shuhaib, Amir bin Rabiah, Zaid bin
Tsabit, Zaid adalah pamannya, Saad, Ibnu Masud, Utsman bin Thalhah, Hafshah (saudara
perempuannya), Asalam, Aisyah, dan yang lainnya.
(Siyar Alam An Nubala, 3/204. Cet. 9, 1413H -1993M. Muasasah Ar Risalah)
b. Disebutkan Radhiallahu Anhuma (semoga Allah meridhai keduanya), maksudnya adalah dirinya dan
ayahnya (Umar bin Al Khathab). Selain beliau, sahabat nabi yang lainnya seperti Abdullah bin Abbas juga
mendapat sebutan Radhiallahu Anhuma (semoga Allah meridhai keduanya) yakni dirinya dan ayahnya,
Abbas bin Abdul Muthalib, juga An Numan bin Basyir, dan lainnya.
c. Berkata Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin Rahimahullah :
Para ulama mengatakan: jika seorang sahabat nabi dan ayahnya adalah muslim, maka katakana
Radhiallahu Anhuma, dan jika seorang sahabat nabi sorang muslim sedangkan ayahnya kafir, maka
katakana Radhiallahu Anhu. (Syarh Al Arbain An Nawawiyah, Hal. 84. Mawqi Ruh Al Islam)

2. : bahwa sesungguhnya Rasulullah bersabda



3. : Aku diperintah, yaitu Rasulullah diperintahkan oleh Allah Azza wa Jalla.
Syaikh Ismail Al Anshari menjelaskan :
Rabbku memerintahkanku, karena tidak ada perintah kepada Rasulullah selain dari Allah Azza wa Jalla.
(Tuhfah Rabbaniyah, syarah no. 8)

4. : untuk memerangi manusia


a. Siapa yang diperangi ?
Menurut Syaikh Ismail Al Anshari : yaitu untuk memerangi orang musyrik yang bukan Ahli Kitab
Menurut Imam Ibnu Daqiq Al Id Rahimahullah : yaitu para penyembah berhala dan kaum musyrikin
Arab dan orang yang tidak beriman kepada Allah selain Ahli Kitab dan yang mengikrarkan tauhid.
b. Hal ini sesuai pula dengan ayat :
Maka perangilah orang-orang musyrik di mana pun kalian temui mereka. (QS. At Taubah (9): 5)
Dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka telah memerangimu semua.
(QS. At Taubah (9): 36)
Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah.
(QS. Al Anfal (8): 39)

5. : sampai mereka bersaksi bahwa tidak ada Ilah



kecuali Allah dan Muhammad adalah Rasulullah

a. Maksudnya : Mereka diajak untuk mengikrarkan kalimat tauhid secara sadar dan mengerti, serta
menjalankan konsekuensinya tidak sekedar ucap.
b. Di antara konsekuensinya adalah :
: mereka menegakkan shalat dan menunaikan zakat
Maka, tidak dibenarkan mengaku muslim hanya sekedar bersyahadat tanpa melakukan perbuatan
yang menjadi tuntutan bagi orang yang bersyahadat, di antaranya menegakkan shalat dan
menunaikan zakat.

Berkata Imam Ibnu Daqiq Al Id :


Tidak cukup untuk mendapatkan keterjagaan (Ishmah) hanya dengan mengucapkan Laa Ilaha
Illallah, karena ucapan itu juga telah mereka katakan ketika masa-masa kafir dahulu dan telah
menjadi keyakinannya. (Syarhul Arbain An Nawawiyah, Hal. 54. Maktabah Al Misykah)
Jadi, orang-orang kafir terdahulu mereka pun menyakini ketuhanan Allah Azza wa Jalla, tetapi mereka
sama sekali tidak menjalankan tuntutan dari kalimat tersebut.
Disamping kalimat ini, dia juga mesti mengimani semua yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam. Sebagaimana terdapat dalam riwayat lain dari Abu Hurairah: sampai mereka
bersaksi bahwa tidak ada Ilah kecuali Allah, mengiman saya, dan apa yang saya bawa. (Ibid)

6. : maka jika mereka sudah melakukan itu


Yakni jika mereka sudah mengikrarkan dua syahadat dan menjalankan konsekuensi kalimat syahadat.
(Untuk masalah posisi dua limat syahadat di dalam Islam dan hak apa yang diperoleh seseorang yang sudah
mengikrarkannya sudah kami bahas pada Syarah hadits ke tiga)

7. : mereka telah terjaga dariku


Yaitu Mereka telah mendapat jaminan keamanan dari syariat Islam. Maka, mengganggu mereka adalah
haram.

8. : darah mereka dan harta mereka


Yakni darah dan harta mereka terlindungi tidak boleh diganggu sedikit pun.

9. : kecuali dengan haq Islam



Yaitu kecuali jika mereka melakukan kejahatan, seperti membunuh, berzina, mencuri, dan lainnya, maka
mereka akan mendapatkan hukuman, berupa qishash, dera, dan rajam. Hal ini berlaku umum untuk semua
muslim, bukan hanya mereka. Syaikh Ibnul Utsaimin mengatakan :Ini adalah pengecualian tetapi
pengecualian yang umum, maknanya dikecualikan penghalalan terhadap darah dan harta mereka karena
hak Islam, seperti: zinanya orang yang telah bersuami, qishas, dan yang semisalnya, makna kecuali dengan
hak , yaitu: yang diwajibkan oleh Islam. (Ibid)

10.: dan atas Allah-lah perhitungan mereka



a. Berkata Imam Al Khathabi Rahimahullah
Dalam hadits ini menunjukkan bahwa orang yang menampakkan Islam dan menyembunyikan kekafiran,
maka secara zahir keislamannya itu diterima. Ini adalah pendapat mayoritas ulama dan, pendapat Imam
Malik menyebutkan bahwa tobatnya orang zindik tidaklah diterima, dan ini juga pendapat Imam Ahmad.
(Syarhul Arbain An Nawawiyah, Hal. 55)
b. Seandainya, ada orang yang pura-pura masuk Islam, maka kita melihat secara zahirnya saja bahwa dia
seorang Muslim. Itulah yang Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam contohkan dalam menyikapi Abdullah bin
Ubai , seorang tokoh munafiq saat itu. Secara zahir dia menampakkan keislaman, walau di hatinya dia
amat membenci Islam, nabi, dan para sahabat.

Wallahu Alam wa ilaihil musytaka


Oleh: Farid Numan Hasan
http://abuhudzaifi.multiply.com/journal/item/215

Anda mungkin juga menyukai