Artinya: “Telah bercerita kepada kami Sufyan bin Waki’ dan Ishaq bin
Mansur, telah mengabarkan kepadaku Abdullah bin Numair
dari al-Ajlah dari Abi Ishaq dari al- Bara’ bin ‘Azib ia berkata:
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: tidaklah
dua orang Muslim bersua kemudian mereka berdua saling
berjabat tangan kecuali diampuni (dosa) keduanya sebelum
mereka berpisah.”
1
Sunan al- Tirmidzi, op. cit.
30
32
إﺳﺤﻖ ﺑﻦ ﻣﻨﺼﻮر ) (W.251 Hاﺧﺒﺮﻧﺎ ﺳﻔﻴﺎن ﺑﻦ وﻛﻴﻊ ) (W. 197 Hﺣﺪﺛﻨﺎ
ﻣﻨﺼﻮر
Lahir
Jarh wa al-
No Nama Perawi dan Guru Murid
Ta’dil
Wafat
1 Al-bara’bin ‘Azib W.690 M Nabi SAW., Bilal Tsabit bin ‘Abid, -
bin Haris bin ‘Adi 72 H3 bin Rabah, Tsabit Said bin Ubaidah,
bin Majda’ah bin bin Di’ah al Abu Hakim Zaid
Haris bin Khazraj Anshari, Hasan bin Abi Sya’sya’
bin Amru bin Malik bin Tsabit, Ali Bin al-
bin Aus al- Anshari Abi Thalib ‘Anazi, Abu
al- Harisi al- Ausi Ishaq
abau Umarah2 Amru bin
Abdillah
Ash Shabi’i
Musayyab bin
Rafi’
2 Abu Ishaq Ash Tidak Al Bara’ bin Syu’bah bin al- Tsiqah dan
Shabi’iy al diketahui ‘Azib Hajj banyak
Hamdani al Kufi meriwayatkan
(Amr bin hadis.
Abdullah)4
3 Ajlah bin Abdillah W.45 H6 Habib bin Abi Ja’far bin ‘Aun, Yahya bin Ma’in:
bin Hujayyah, Tsabit, Hakim bin Khalid bin Shadūq, Tsiqah
Ajlah Bin Abdillah ‘Utaibah, Abdullah, Zuhair Al-Ijli: Tsiqah
bin Muawiyah al- Abdullah bin bin Muawiyah, Ibnu Ady: Shaduq
Kindi, Abu Buraidah, Abu Sufyan al-Tsauri, Amru bin ‘Ali:
Hujayyah al-Kufi, Ishaq Amru bin Abdullah bin Shaduq
Walid Abdillah bin Abdillah ash- Numair Abu Hatim: Laitsa
Ajlah5 Sabi’iy, Zaid bin bi al-Qawi, ditulis
Ali bin Husain bin hadisnya tetapi
Ali bin Abi Thalib tidak bisa
dijadikan hujjah.
Ibnu Sa’ad: Dhaif
Jiddan
Ya’qub bin
Sufyan: Tsiqah,
2
Jamaluddin Abu al-Hajjaj Yusuf al-Mizzi, Tahzib al-Kamal fi Asma’ al-Rijāl, (Beirut:
Muassasah al-Risalah, 1983), Juz III. h.19.
3
Ibnu Hajar al-Atsqalany, Tahzib al-Tahzib, (Beirut: Dar al-Fikr, 1995), juz 1, h. 67.
4
Jamaluddin Abu al-Hajjaj Yusuf al-Mizzi, op. cit., Juz XXI. h. 21.
5
Ibid., Juz 1.h. 474.
6
Ibnu Hajar al-Atsqalany, Tahzib al-Tahzib, op. cit., Juz 1. h. 37.
34
An-Nasa’i: dhaif
4 Abdullah bin Tidak Ibrahim bin al- Ahmad bin Utsman bin Sa’id
Numair al-Hamdāni diketahui Fadhl al- Hanbal, Ahmad al- Darimi:
al-Khariqi, Abu Mahzumi, Ajlah bin Abi al- Kullahuma
Hisyam al-Kufi, bin Abdillah al- Khawari, Ishāq Tsiqqatun,
Walid Muhammad Kindi, Ismail bin bin Mansur al- Ibnu Hibban:
bin Abdillah bin Ibrahim bin Kautsaj, Abu Tsiqqatun
Numair7 Muhajir, Ismail Bakr Abdullah bin Shālihun,
bin Abi Khalid, Muhammad bin Abu Hatim: Kanā
Hanzhalah bin Abi Abi Syaibah, Mustaqima al-
Sufyan Ali bin Amr
Muhammad bin
Abi Syaibah
5 Ishāq bin Mansur W.251 H Ahmad bin Ibrahim bin Ishaq Muslim: Tsiqatun
bin Bahram al- Muhammad bin al-Harbi, Ahmad An-Nasa’i:
Kautsaj, Abu Hanbal, Ishaq bin bin Sahl bin Bakhr Tsiqatun Sabtun,
Ya’qub al-Tamimi Rahawih, Ishaq an-Naisaburi, Abu Hatim:
al-Marwazi8 bin Sulaiman al- Ishaq bin Ibrahim Shadūq
Razi, Abdullah bin Ismail al-
bin Numair, Qadhi al-Basthi,
Ja’far bin ‘Aun Abdullah bin Abi
Daud, Abdullah
bin Muhammad
bin Hanbal.
6 Sufyan bin Waqi’ L. 129.H Ibrahim bin Tirmidzi, Ibnu An-Nasa’i: laitsa
bin al- Jarrah ar W. 197.H Uyaynah, Ishāq Majah, Abu Ja’far bi ash-Siqah
Ruasi, Abu bin Mansur bin Ahmad bin al- Abdullah bin
Muhammad al- Hayyan al-Asadi, Hasan bin Ja’di al- Ahmad bin
Kufi, Akhu Malih Ishaq bin Yusuf Baghdadi, Hanbal: Ayahku
bin Waqi’ wa al-Azraqi, Jarir bin Zakariya bin berkata “Aku
Ubaid bin Waqi’9 Abdi al-Hamid, Yahya as-Sajiy, belum pernah
Abdullah bin Abdullah bin melihat
Numair Ismail seorangpun yang
lebih menguasai
7
Jamaluddin Abu al-Hajjaj Yusuf al-Mizzi, op. cit Juz X. h.589.
8
Ibid., Juz II. h. 84.
9
Ibid., Juz VII. h. 384.
35
jelas bertemu dengan Rasulullah SAW. Al-Bara’ bin ‘Azib juga tercatat
juga belum menemukan tahun lahir atau wafatnya. meskipun dilihat dari
kredibilitasnya. Abu Ishaq ash-Sabi’i adalah Amr bin Abdullah, dia terkenal
sebagai orang yang Tsiqah dan banyak meriwayatkan hadits, hanya saja dia
dari al-Bara’ bin ‘Azib, jelas telah ditetapkan di dalam beberapa hadits. hanya
kemungkinan telah mendengar secara langsung dari al-Bara bin ‘Azib, yaitu
dengarkan langsung dari al- Bara’ bin ‘Azib . ia mendengarkan hadits tersebut
dari Abu Dawud al- A’ma namanya adalah (Nafi’ bin al-Haris) sedangkan ia
dituduh berdusta.
36
didiamkan oleh sejumlah ulama. ‘an’anah mereka tidak diterima, dan tidak
dan diantara mereka ada yang diterima ‘an’anahnya selama tidak ada petunjuk
yang jelas bahwa haditsnya tersebut telah ditadliskan , seperti Qatadah ad-
Di’amah as-Sadusi, dan Abu Ishaq ash-Sabi’i.maka riwayat Abu Ishaq ash-
Ajlah bin Abdillah bin Hujayyah tercatat sebagai sanad yang terputus
dengan‘Abu Ishaq ash-Sabi’i. Hal ini juga dapat dibuktikan dengan melihat
jarak umur keduanya, walaupun penulis belum menemukan tahun lahir dan
wafat Abu Ishaq ash-Sabi’i tetapi dilihat dari tahun wafat Ajlah bin Abdillah
bin Hujayyah jaraknya terlalu jauh dan sangat tidak memungkinkan antara
keduanya pernah bertemu. dan dilihat dari sighat tahammu wa al-ada’ yang
Qawi, ditulis haditsnya tetapi tidak dijadikan hujjah. Ibnu Sa’ad: Dhaif
Jiddan. Ya’qub bin Sufyan: Tsiqah, ada kelemahan dalam hadisnya. An-
Nasa’i: dhaif. Pernyataan Adz Dzahabi tentang penilaian Dhaif yang diberikan
oleh an Nasa’i terhadap Ajlah bin Abdillah bin Hujayyah patut diberikan
catatan, Nasa’i tidak memasukkan nama Ajlah dalam kitabnya adh Dhua’fa,
37
tetapi Nasa’i pernah berkata tentang Ajlah “ tidak kuat/ Laitsa bi al-Qawi”.
Pernyataan Laitsa bi al-Qawi disisi Nasa’i bisa berarti seorang yang hadisnya
hasan ( tidak mencapai derajat shahih). Ajlah tercatat tidak memiliki riwayat
yang mungkar, maka menurut pendapat yang rajih ia adalah seorang yang
yang bersambung dengan Ajlah bin Abdillah bin Hujayyah yang menjadi
gurunya. Hal ini juga dapat dibuktikan dengan melihat jarak umur keduanya
keduanya bertemu atau sezaman. Dan dari segi jarah dan ta’dil, ‘Abdulllah
yang bersambung dengan Abdullah bin Numair yang menjadi gurunya. Hal
ini juga dapat dibuktikan dengan melihat jarak umur keduanya dan sighat
tahammu wa al-ada’ yang dipakai yaitu أَﺧْ ﺒَ َﺮﻧَﺎ, yang menunjukkan mereka
bertemu. Dan dari segi jarah dan ta’dil, Ishaq bin Mansur dinilai oleh ulama
tercatat sebagai sanad yang bersambung dengan Abdullah bin Numair yang
menjadi gurunya. Hal ini bisa dilihat dari jarak umur antara keduanya dan
sighat tahammu wa al-ada’ yang dipakai yaitu ﺣَ ﱠﺪﺛَﻨَﺎ, yang menunjukkan
mereka bertemu. Dan dari segi jarh dan ta’dil, Sufyan bin Waki’ bin Jarrah ar
Ruasi dinilai oleh ulama sebagai sanad yang dhabit. Sufyan bin Waki’ bin
38
hadits terakhir.
ketersambungan sanad, hadits ini sanadnya terputus dari sanad Abu Ishaq
ash-Sha’bi, sedangkan yang dimaksud Ajlah dalam sanad tersebut adalah Ibnu
Abdillah bin Hujayyah. sementara ditinjau dari jarh dan ta’dil para perawi
tidak ada masalah, hanya saja kedhabitan kualitas perawinya lebih rendah
hadits ini berstatus hasan dan hadits yang semakna dengan hadits di atas juga
banyak diriwayatkan oleh para perawi hadits diantaranya, Abu Daud, Ibnu
Majah, Imam Ahmad. Dan mayoritas ulama menilai hadits ini Shahih
lighairihi. Penilaian ini bisa terjadi karena ada penguat dari jalur sanad yang
bersambung sanadnya, semua rijalnya Tsiqah dan Dhabit. Oleh karena itu
sekiranya melalui jalur lain sanadnya tidak Shahih, maka jalur-jalur tersebut
jalur Tirmidzi.
c. Syarah Hadits
Abu Isa berkata: hadits ini adalah hadits Hasan Gharib dari hadits Abi
Ishaq dari al-Bara’. Dan hadits tersebut juga telah diriwayatkan dari al-Bara’
39
dari sisi yang lain.10 Penulis juga menemukan redaksi hadits yang serupa yang
diantaranya terdapat pada riwayat Abu Daud dalam kitab al-Adab Bab Fi al-
Mushāfahah, Imam Ahmad dalam Musnadnya No 18573 Juz 2.12 dan dari
jalur riwayat Ibnu Majah hadits ini berderajat Shahih.13 Adapun maksud dari
Imam Abu Daud dengan redaksi matannya yang berbunyi: ﷲَ َﻋ ﱠﺰ وَﺟَ ﱠﻞ
وَﺣَ ِﻤﺪَا ﱠ
maka dia saling berjabat tangan dan mereka memuji Allah dan meminta
Ibnu Sinniy juga meriwayatkan hadits dari Anas dia berkata: tidaklah
sehingga Rasul bersabda yang artinya “ya Allah aku memohon kepada Mu
kebaikan di dunia dan akau memohon kepada Mu kebaikan diakhirat dan aku
10
Abi al-Ula Muhammad Abdurrahman bin Abdurrahim al-Mubarakfuri, Tuhfatul
Ahwadzi Syarah Sunan at-Tirmidzi, (Qahirah: Darul Hadits, 2001), Juz VII. h.144.
11
Syuhudi Isma’il, Cara Praktis Mencari Hadis, (Jakarta: Bulan Bintang, 1991), h.51.
12
Sunan Ibnu Majah, loc. cit.
13
Syarah Sunan at-Tirmidzi, loc. cit.
14
Ibid.
40
ى َﻋ ِﻦ ْﺞ َﻋ ْﻦ َزﻳْ ٍﺪ أَِﰉ اﳊَْ َﻜ ِﻢ اﻟْ َﻌﻨَ ِﺰ ﱢٍ َﺣ ﱠﺪﺛـَﻨَﺎ َﻋ ْﻤﺮُو ﺑْ ُﻦ ﻋ َْﻮ ٍن أَ ْﺧﺒَـَﺮﻧَﺎ ُﻫ َﺸْﻴ ٌﻢ َﻋ ْﻦ أَِﰉ ﺑـَﻠ
ُﻮل اﻟﻠﱠ ِﻪ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ إِذَا اﻟْﺘَـﻘَﻰ اﻟْ ُﻤ ْﺴﻠِﻤَﺎ ِن ُ َﺎل َرﺳ َ َﺎل ﻗ َ اﻟْﺒَـﺮَا ِء ﺑْ ِﻦ ﻋَﺎ ِزﺑٍﻘ
15
َﲪﺪَا اﻟﻠﱠﻪَ َﻋﱠﺰ َو َﺟ ﱠﻞ وا ْﺳﺘَـ ْﻐ َﻔﺮَاﻩُ ﻏُ ِﻔَﺮ ﳍََُﻢَِ ﻓَـﺘَﺼَﺎﻓَ َﺤﺎ و
Artinya: “Telah bercerita kepada kami Amru bin ‘Aun telah mengabarkan
kepada kami Husyaim dari Abi Balji dari Zaid Abi al-Hakim
al- ‘Anizi dari Bara’ bin ‘Azib dia berkata: Rasulullah SAW
bersabda Jika dua muslim saling bertemu, lalu saling
berjabatan tangan, saling memuji Allah (sama-sama
mengucapkan alhamdulillah), serta sama-sama beristighfar
(memohon ampunan dosa) kepada Allah, pasti mereka akan
diampuni dosanya.”
15
Sunan Abi Daud, loc. cit.
41
ﻋﻦ ى
َﻢ اﻟْ َﻌﻨَ ِﺰ ﱢ
)َ (tidak diketahuiزﻳْ ٍﺪ أَﺑِﻰ اﻟْ َﺤﻜ ِ
ﻋﻦ ْﺞ
) (tidak diketahuiأَﺑِﻰ ﺑَـﻠ ٍ
ﻋﻦ ﺸ ْﻴ ٌﻢ
)ُ (W. 183 Hﻫ َ
b. Biografi Sanad
Dalam Sunan Abu Daud
Lahir
Jarh wa al-
No Nama Perawi dan Guru Murid
Ta’dil
Wafat
1 Al-bara ’bin ‘Azib W. 690 Nabi SAW, Bilal Tsabit bin ‘Abid, -
bin Haris bin ‘Adi M/ 72 H bin Rabah, Said bin Ubaidah,
bin Majda’ah bin Tsabit bin Di’ah Abu Hakim Zaid
Haritsah bin al- al- Anshari, bin Abi Sya’sya’
Haris bin Khazraj Hasan bin Tsabit, al-
bin Amru bin Ali Bin Abi ‘Anazi, Abu
Malik bin Aus al Thalib Ishak
Anshari al Harisi Amru bin Abdillah
al Ausi abau Ash sabi’iy,
Umarah16 Musayyab bin
Rafi’
2 Abu Hakim al- (Tidak Bara’ bin ‘Azib Abu Balji al- -
‘Anazi al-Bashri diketahui) Fazari
(Zaid bin Abi
Sya’sya’17
3 Abu Balji al- (Tidak Al-Julas, Abu Ibrahim bin Ishaq bin
Fazari al- diketahui) Hakim al- Mukhtar, Abu Mansur: Tsiqah
Washiti18 ‘Anazi, Yunus Hatim bin Yahya bin
Muhammad bin Abi Shagir, Ma’in: Tsiqah
Khatab al- Sufyan bin Tsauri, Abu Hatim: La
Jumahi, Amru Husyaim bin Ba’sa bihi
bin Maimun al- Basyir
Audi, Abayah
bin Rifa’ah bin
Rafi’ bin Khadij
16
Jamaluddin Abu al-Hajjaj Yusuf al-Mizzi, Tahzib al-Kamal fi Asma’ al-Rijal,
op, cit., Juz III. h.19.
17
Ibid., Juz XXI. h.185.
18
Ibid., h.118.
43
5 Amru bin Aun bin W. 225 H Ishaq bin Yusuf Al Bukhari, Abu Al-Ijli: Tsiqah,
‘Aus bin Ja’di Ash al- Azraqi, Daud, Ahmad bin kāna Rajulan
Sulami, Abu Hammad bin Sulaiman al- Shālihan
Utsman al- Ziyad, Sufyan Rahawih, Abu Hatim:
Wasithi al- bin Uyainah, Abdullah bin Abdi Tsiqatun
Bazzar, Maula Abi Husyaim bin al-Rahman al- Hujjatun, Kāna
‘Ajfa’ ash Bashir, Syuaib Darimi, Abu Yahfadzha
Sulami20 bin Ishaq Hatim Muhammad Haditsah
bin Idris al- Razi
Dilihat dari persambungan sanad hadis di atas, al-Bara’ bin ‘Azib jelas
bertemu dengan Rasulullah SAW. dan banyak mengambil hadis darinya. Al-
Bara’ bin ‘Azib juga tercatat mempunyai murid yang bernama Zaid ibnu al-
tahun lahir atau wafatnya. Dari sighat tahammu wa al-ada’ yang dipakai yaitu
19
Ibid., Juz XVIIII. h .287.
20
Ibid., Juz XIV. h. 306.
44
Walupun penulis belum menemukan tahun lahir dan wafatnya, tapi dilihat dari
pernah bertemu. Dan dari segi jarah dan ta’dil, Abi Balji dinilai oleh ulama
bersambung dengan Abi Balji yang menjadi gurunya. Hal ini juga dikuatkan
dengan jarak umur antara keduanya yang yang tidak terlalu jauh, dan sighat
sezaman, secara jarh dan ta’dil, Husyaim bin Basyir dinilai sebagai sanad
Husyaim yang juga sebagai gurunya. Hal ini juga dapat dibuktikan dengan
dan dikuatkan lagi dengan sighat tahammu wa al-ada’ yang dipakai yaitu
ﺣَ ﱠﺪﺛَﻨَﺎ. Ulama kritikus hadits juga menilai Amru bin Aun sebagai sanad yang
‘adil. Amru bin Aun juga tercatat sebagai guru Abu Daud yang meriwayatkan
hadits terakhir.
sanad, hadits ini bersambung sampai kepada Rasulullah SAW. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa sanad tersebut muttashil, sedangkan bila ditinjau dari segi
Dhaif.
c. Syarah Hadits
tangan, di dalam kitab “Tajir ‘Aruj” yang dikarang oleh Abi ath-Thayyib
dengan laki-laki lain apabila dia meletakkan telapak tangannya pada telapak
yang dilakukan stelah subuh dan ashar tidak ada dasarnya. demikian juga
menurut pendapat yang dikemukakan oleh Ibnu Hajar al-Asqalani, hanya saja
mustahabbah, dan mubahah. Dia berkata dan dari contoh bid’ah mubahah
adalah berjabat tangan setelah subuh dan ashar. Kemudian pendapat tersebut
dibantah oleh Ali Qari’ dalam syarahnya “al-Misykah” dia berkata: tidak
Abdul Salam adalah sebuah jenis yang bertentangan karena datang nya sunnah
manusia pada dua waktu yang disebutkan bukan pada sesuatu yang dicintai
terkadang kita melihat sekelompok orang yang ketika berjumpa mereka tidak
pelajaran dan sebagainya dalam waktu yang lama. Setelah mereka shalat justru
mana? Sedangkan dalam majlis ilmu mereka tidak melakukan. Maka sebagian
اﻟﺒﺮاء ﺑﻦ ﻋﺎزب
ى
َﻢ اﻟْ َﻌﻨَ ِﺰ ﱢ
َزﻳْ ٍﺪ أَﺑِﻰ اﻟْ َﺤﻜ ِ أﺑﻲ إﺳﺤﺎق
ْﺞ
أَﺑِﻰ ﺑَـﻠ ٍ اﻷﺟﻠﺢ
ﺸ ْﻴ ٌﻢ
ُﻫ َ ﻋﺒﺪ اﷲ ﺑﻦ ﻧﻤﻴﺮ
أﺑﻮداود اﻟﺘﺮﻣﺬي
48
1. Riwayat Imam
Ibnu Majah
21
Sunan Ibnu Majah, op. cit.
49
أﻧﺲ ﻗﺎل
وﻛﻴﻊ ﺣﺪﺛﻨﺎ
b. Biografi
Sanad Dalam Ibnu Majah
2 Handzalah bin Tidak Anas bin Malik, Ismail bin Ulyah, Ahmad bin
Abdillah, Ibnu diketahui Abdullah bin Jarir bin Hazim, Hanbal: Dhaif
Abdillah, Ibnu Harits bin Syu’bah bin al-Hadits,
Abdirrahman, Naufal, Ikrimah Hajjaj, Abdullah Abu Hatim:
Ibnu Abi maula Ibnu bin Mubarak, Laitsa bi al-
Shafiyah ash Abbas, Ghalib Khalid bin Qawi,
Shadusi, Abu ath-tamar, Syahr Abdillah al- Yahya bin
Abdirrahim al- bin hausyab Washiti Ma’in: Dhaif,
Bashri23
22
Tahzib al-Kamal fi Asma’ al-Rijal. Op. cit., juz. II. h. 330.
23
Ibid., Juz.V. h. 287.
51
3 Jarir bin Hazim W.107.H Tsabit al-Bunani, Hajjaj bin Minhal, Yahya bin
bin Zaid bin Jamil bin Sufyan al-Tsauri, Ma’in: Tsiqah,
Abdillah bin Murrah, Hasan Laits bin Tsabit, Ahmad bin
Syuja’ al-Azdi24 al-Bashri, Muslim bin Hanbal: Laitsa
Humaid bin Hilal Ibrahim, Waki’ lahu Ba’tsa,
al-Adawi, bin Jarrah Laitsa bi Syai’i
Handzalah ash Ahmad bin
Sadusi Abdullah al-Ijli:
Tsiqah,
An-Nasa’i:
Laitsa bihi
Ba’tsa
4 Waki’ bin Jarrah W.197.H Aswad bin Idris bin Yazidal- Abu Hatim:
bin Malih ar- Syaiban, Israil Audi, Ismail bin Sabtun,
Ruasi, Abu bin Yunus bin Sulaiman al- Utsman bin
Sufyan al-Kufi25 Abi Ishaq, Azraqi, Ali bin Waki’ al-Darimi:
Hammad bin Muhammad bin tsiqah
Najih, Sufyan Abi al-Khasyab, Muhammad bin
bin Uyainah, ‘Amru bin ‘Aun Sa’ad:Tsiqah27
Jarir bin Hazim al-Wasithi,
Muhammad bin
Qais al-Asadi
24
Ibid., Juz III. h. 345.
25
Ibid., Juz XVIIII. h. 391.
26
Ibid., Juz XIII. h. 395.
27
Ahmad Farid, 60 Biografi Ulama Salaf, terj., Masturi Ilham, (Jakarta: Pustaka al-
Kautsar, 2006), Cet.1. h. 316.
52
Dilihat dari persambungan sanad hadits di atas, Anas bin Malik jelas
Anas bin Malik juga tercatat mempunyai murid yang bernama Handzalah bin
menemukan tahun lahir atau wafatnya. Akan tetapi dilihat dari shigat
pernah bertemu, begitu juga bila dilihat dari hubungan antara guru dan murid.
Sementara dilihat dari segi jarh dan ta’dil nya para kritikus hadits berbeda
dibawah shahih, hal ini dikarenakan Handzalah tercatat sebagai perowi yang
kurang Dhabit atau kuat hafalnnya. Diantara ulama kritikus hadits yang
Dhaif al-Hadits,Abu Hatim: Laitsa bi al-Qawi, dan Yahya bin Ma’in: Dhaif
,dilihat dari banyaknya kritikus hadis yang menjarah sanad tersebut maka
Jarir bin Hazim dari persambungan sanad tercatat sebagai sanad yang
bersambung dengan Waki’ bin Jarrah bin Malih al-Ruasi yang sekaligus
menjadi gurunya, Hal ini juga dikuatkan dengan jarak umur antara keduanya
yang yang tidak terlalu jauh, dan sighat tahammu wa al-ada’ yang dipakai
Dan dari segi jarah dan ta’dil, Jarir bin Hazim dinilai oleh ulama sebagai
Waki’ bin Jarrah tercatat sebagai sanad yang bersambung dengan Jarir
bin Hazim yang juga sebagai gurunya. Hal ini juga dapat dibuktikan dengan
dan dikuatkan lagi dengan sighat tahammu wa al-ada’ yang dipakai yaitu
ﺣَ ﱠﺪﺛَﻨَﺎ. Ulama kritikus hadis juga menilai Waki’ bin Jarrah sebagai sanad yang
‘adil.
Waki’ bin Jarrah yang juga sebagai gurunya. Hal ini juga dapat dibuktikan
bertemu dan dikuatkan lagi dengan sighat tahammu wa al-ada’ yang dipakai
yaitu ﺣَ ﱠﺪﺛَﻨَﺎ. Ulama kritikus hadis juga menilai Waki’ bin Jarrah sebagai sanad
yang ‘adil. Ali bin Muhammad juga tercatat sebagai guru Ibnu Majah yang
sanad, hadis ini bersambung sampai kepada Rasulullah SAW. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa sanad tersebut muttashil, sedangkan bila ditinjau dari segi
kualitas perawi tidak ada masalah, hanya saja kedhabitan kualitas perawinya
lebih rendah (kurang) jika dibandingkan kedhabitan perawi hadis shahih, oleh
c. Syarah
Hadits
54
SAW, memeluk Zaid bin Haritsah ketika dia datang ke Madinah maka hal ini
datang berpergian.
yang dilakukan ketika bertemu. Akan tetapi Mushāfahah atau berjabat tangan
yang dilakukan setelah shalat subuh da ashar tidak ada landasannya dari
jadi jika berpelukan ketika berpelukan setiap kali berjumpa tidak dilakukan
28
Ibrahim Ibn Muhammad al-Halabi, Syarah Sunan Ibnu Majah, (Yaman: Baitul Ifkar
adh-Dauliyah, 2007) , Juz II. h. 135.
55
2. Riwayat
Imam Ahmad Ibn Hanbal
َﺲ
َ ْﺖ أَﻧ
ُ َﺎل َﺳ ِﻤﻌ
َ ﱡﻮب َﻋ ْﻦ ُﺣ َﻤ ْﻴ ٍﺪ ﻗ
َ َﺎل َﺣ ﱠﺪﺛَـﻨَﺎ ﻳَ ْﺤﻴَﻰ ﺑْ ُﻦ أَﻳ
َ َﺣ ﱠﺪﺛَـﻨَﺎ ﻳَ ْﺤﻴَﻰ ﺑْ ُﻦ إِ ْﺳﺤَﺎ َق ﻗ
ٌﺻﻠﱠﻰ اﻟﻠﱠﻪُ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ ﻳَـ ْﻘ َﺪ ُم َﻋﻠَْﻴ ُﻜ ْﻢ ﻏَﺪًا أَﻗـْﻮَام
َ ُﻮل اﻟﻠﱠ ِﻪ
ُ َﺎل َرﺳ
َ ُﻮل ﻗ
ُ ِﻚ ﻳَـﻘ
ٍ ﺑْ َﻦ ﻣَﺎﻟ
ي
َﺎل ﻓَـ َﻘ ِﺪ َم ْاﻷَ ْﺷ َﻌ ِﺮﻳﱡﻮ َن ﻓِﻴ ِﻬ ْﻢ أَﺑُﻮ ﻣُﻮﺳَﻰ ْاﻷَ ْﺷ َﻌ ِﺮ ﱡ
َ ْﻼِم ِﻣ ْﻨ ُﻜ ْﻢ ﻗ
َ ِﻺﺳ
ِْ ُﻫ ْﻢ أَ َر ﱡق ﻗُـﻠُﻮﺑًﺎ ﻟ
َﺣ ْﺰﺑَ ْﻪ
ِ َﺣﺒﱠ ْﻪ ُﻣ َﺤ ﱠﻤﺪًا و
ِ َﺠﺰُو َن ﻳَـﻘُﻮﻟُﻮ َن ﻏَﺪًا ﻧَـ ْﻠﻘَﻰ ْاﻷ
ِ ﻓَـﻠَﻤﱠﺎ َدﻧـَﻮْا ِﻣ ْﻦ اﻟْ َﻤﺪِﻳﻨَ ِﺔ َﺟﻌَﻠُﻮا ﻳـ َْﺮﺗ
29
ََث اﻟْ ُﻤﺼَﺎﻓَ َﺤﺔ
َ ﱠل م أَ ْﺣﺪ
َ ﻓَـﻠَﻤﱠﺎ أَ ْن ﻗَ ِﺪﻣُﻮا ﺗَﺼَﺎﻓَﺤُﻮا ﻓَﻜَﺎﻧُﻮا ُﻫ ْﻢ أَو
Artinya: “Telah bercerita kepada kami Yahya ibn Ishaq dia berkata, telah
bercerita kepada kami Yahya ibn Ayub dari Humaid ia berkata aku
mendengar Anas ibn Malik berkata bahwa sesungguhnya
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Besok akan
datang kepada kalian kaum yang hati mereka lebih lembut untuk
(menerima) Islam dari pada kalian.’ Anas mengatakan, ‘Maka
datanglah kabilah Asy’ariyyun, diantara mereka ada Abu Musa al-
Asy’ari. Tatkala mereka telah mendekati kota Madinah, mereka
melantunkan sebagian sya’irnya seraya berkata, “Besok kita akan
berjumpa dengan para kekasih, Muhammad dan
shahabatnya”.Tatkala mereka telah datang mereka berjabatan
tangan, merekalah orang yang pertama sekali melakukan jabat
tangan
29
Ahmad bin Muhammad bin Hanbal, Musnad Imam Ahmad bin Muhammad bin Hanbal,
(Mesir: Darul Ma’arif, 1337 H), Juz V. h. 20.
56
a. Skema
Dari Jalur Sanad Imam Ahmad Ibn Hanbal
ِﻚ
َﺲ ﺑْ َﻦ ﻣَﺎﻟ ٍ
أَﻧ َ ) (W. 709 Hﻗﺎل
ﱡﻮب
ﻳَ ْﺤﻴَﻰ ﺑْ ُﻦ أَﻳ َ ) (W.908 Hﺣﺪﺛﻨﺎ
2 Humaid bin Abi W. 402 H. Ishaq bin Abdillah Abu Ishaq Ibrahim Ishaq bin
Humaid ath bin Haris bin bin Muhammad al Mansur dari
Thawil, Abu Naufal, Anas bin Fazari, Ismail bin Yahya bin
Ubaidah al Malik, Tsabit al Ja’far, Hammad Ma’in: Tsiqah
Khuz’i al Bashri Bunani, Hasan al bin Zaid, Khalid
maula Thalhah Bashri, Ikrimah bin Haris,Yahya Ahmad bin
ath Thalhat31 Maula Ibnu Abbas bin Ayyyub al Abdullah al-
Mishri Ijli: Tsiqah
Abdurrahman
bin Yusuf bin
Hirsym:
Tsiqatun
Shaduq
30
Ibid,. Juz. II. h. 330.
31
Ibid,. Juz. V. h. 235.
58
3 Yahya bin W. 908 H, Ibrahim bin Abi Zaid bin Hubab, Ishaq bin
Ayyub al Ablah al Said bin Hakim Mansur, dari
Ghafiqi, Abu Muqaddasi, Usamah bin Abi Maryam, Yahya bin
Abbas al bin Zaid al Laitsi, Aabdullah bin Ma’in:
Mishri32 Ismail bin Ibrahim Mubarak, Shalihun,
bin Uqbah, Abdullah bin Tsiqatun
Hummaid ath- Wahab, Yahya
Thawil, Shalih bin bin Ishaq ash An-Nasa’i:
Kaisan Shailahini Laisa bi al-
Qawi, Laitsa
Bihi Ba’tsa
4 Yahya bin Ishaq W.210 Hammad bin Zaid, Ahmad bin Hanbal bin
al Bajali, Abu Ja’far bin Kaisan al Hanbal, Ahmad Ishaq dari
Zakariya ( Abu Adawi, Hammad bin Khalid al Ahmad bin
Bakr ash bin Salamah, Khallali, Ahmad Hanbal:
Shailahini)33 Muhammad bin bin Mani’ al Syaikhun,
Jabir al al Hanafi, Baghawi, Abbas Shalihun,
Muhammad bin bin Muhammads Tsiqatun
Sulaiman ( al adh Duwari,
ashbahani), Yahya Harun bin Muhammad bin
bin Ayyub Abdillah al Sa’id al-
Hammal. Dharimi dari
Yahya ibn
Ma’in: Shaduq
al-Miskin
Muhammad bin
Sa’id: Kana
Tsiqatan
Hafidzan li al-
Haditsah
Dilihat dari persambungan sanad hadits di atas, Anas bin Malik jelas
Anas bin Malik juga tercatat mempunyai murid yang bernama Humaid bin
Humaid ath-Thawil. Dari segi umur dimungkinkan Humaid bin Humaid Ath-
32
Ibid,. Juz. XX. h. 35.
33
Ibid., Juz XX. h. 11.
59
Thawil dan Anas bin Malik bertemu dan meriwayatkan hadits darinya.
para kritikus hadis, Humaid bin Humaid ath-Thawil dinilai sebagai sanad
sanad yang bersambung dengan Humaid bin Humaid ath Thawil yang
sekaligus menjadi gurunya, Hal ini juga dikuatkan dengan jarak umur antara
keduanya yang yang tidak terlalu jauh, dan sighat tahammu wa al-ada’ yang
Abdullah bin Ahmad bin Hanbal mengatakan dari bapaknya “ia itu jelek
hafalan dalam hadis, tetapi derajatnya di bawah haewah dan Sa’id bin Ayyub,
Abdurrahman bin Abu Hatim berkata “ bapakku pernah ditanya “mana yang
lebih engkau sukai dari pada Yahya bin Ayyub atau Ibnu Abu Mawal?
Bapakku menjawab “Yahya bin Ayyub lebih aku sukai , (oleh karena itu)
hadis nya dicatat dan tidak boleh dijadikan hujjah “ an-Nasa’i mengatakan “ia
sanad yang bersambung dengan Yahya bin Ayyub al-Ghafiqi yang sekaligus
menjadi gurunya, Hal ini juga dikuatkan dengan jarak umur antara keduanya
yang yang tidak terlalu jauh, dan sighat tahammu wa al-ada’ yang dipakai
yaitu ﺣَ ﱠﺪﺛَﻨَﺎmengindikasikan keduanya pernah bertemu. Dan dari segi jarah dan
ta’dil, Yahya bin Ishaq al-Bajali dinilai oleh ulama sebagai sanad yang
34
Tahzib al-Kamal fi Asma’ al Rijal, op. cit., Juz . XXXI. h. 236.
60
Dhabit dan ‘Adil. Yahya bin Ishaq al-Bajali juga tercatat sebagai guru Ahmad
Mauquf35sementara ditinjau dari jarh dan ta’dil para perawi tidak ada masalah,
ke-dhabit-an perawi hadis shahih, Oleh sebab itu hadis ini berstatus hasan.
35
Mauquf menurut al-Nawawi dan Ajjaj al-Khatib adalah: segala yang diriwayatkan dari
sahabat dalam bentuk perkataan, perbuatan atau taqrir beliau, baik sanadnya Muttashil atau
Munqathi’ . Nawir Yuslem, Ulum al-Hadis, (jakarta: PT. Mutiara Sumber Widya,2001) . Cet.I. h.
284.
61
ِﻚ
َﺲ ﺑْ َﻦ ﻣَﺎﻟ ٍ
أَﻧ َ
اﺑن ﻣﺎﺟﮫ