Anda di halaman 1dari 15

Syafaat : wasilah bagi yang lain untuk mendatangkan manfaat dan mencegah

bahaya/madharat.

Syafaat yang diijinkan: (Al-qur’an pemberi syafa’at kepada orang yang


membacanya)

Abu Umamah Al Bahily radhiyallahu ‘anhu berkata: “Aku telah mendengar


Rasulullah shallallahu ‘alaihiwasallam  bersabda: “
Bacalah Al Quran karena sesungguhnya dia akan datang pada hari
kiamat sebagai pemberi syafa’at kepada orang yang membacanya ”
(HR. Muslim 1337).

Sungguh, Al-Qur'an ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus dan memberi
kabar gembira kepada orang mukmin yang mengerjakan kebajikan, bahwa mereka
akan mendapat pahala yang besar (QS. Al-Isra :9)
Telah menceritakan kepadaku [Al Hasan bin Ali Al Hulwani] telah menceritakan kepada kami
[Abu Taubah] ia adalah Ar Rabi' bin Nafi', telah menceritakan kepada kami [Mu'awiyah] yakni
Ibnu Sallam, dari [Zaid] bahwa ia mendengar [Abu Sallam] berkata, telah menceritakan
kepadaku [Abu Umamah Al Bahili] ia berkata; Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Bacalah Al Qur`an, karena ia akan datang memberi syafa'at kepada para
pembacanya pada hari kiamat nanti. Bacalah zahrawain, yakni surat Al Baqarah dan Ali Imran,
karena keduanya akan datang pada hari kiamat nanti, seperti dua tumpuk awan menaungi
pembacanya, atau seperti dua kelompok burung yang sedang terbang dalam formasi hendak
membela pembacanya. Bacalah Al Baqarah, karena dengan membacanya akan memperoleh
barokah, dan dengan tidak membacanya akan menyebabkan penyesalan, dan pembacanya
tidak dapat dikuasai (dikalahkan) oleh tukang-tukang sihir." Mu'awiyah berkata; "Telah sampai
(khabar) kepadaku bahwa, Al Bathalah adalah tukang-tukang sihir." Dan telah menceritakan
kepada kami [Abdullah bin Abdurrahman Ad Darimi] telah mengabarkan kepada kami [Yahya]
yakni Ibnu Hassan, Telah menceritakan kepada kami [Mu'awiyah] dengan isnad ini, hanya saja
ia mentatakan; "Wa Ka`annahumaa fii Kilaihimaa." dan ia tidak menyebutkan ungkapan
Mu'awiyah, "Telah sampai (khabar) padaku."
Dia (Allah) berfirman, "Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian
kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Jika datang kepadamu petunjuk
dari-Ku, maka (ketahuilah) barang siapa mengikuti petunjuk-Ku, dia tidak akan
sesat dan tidak akan celaka. QS. Thaha : 123
Telah menceritakan kepada kami [Abu Kamil Fudlail bin Husain al-Jahdari] dan [Muhammad
bin Ubaid al-Ghubari] dan lafazh milik Abu Kamil dia berkata, telah menceritakan kepada kami
[Abu 'Awanah] dari [Qatadah] dari [Anas bin Malik] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Allah akan mengumpulkan manusia pada Hari Kiamat. Ketika itu mereka
memandang penting masalah syafaat." Ibnu Ubaid menyebutkan, "Mereka diberi ilham untuk
menanyakan hal itu. Mereka berkata, 'Sekiranya saja kita dapat memohon syafaat kepada
Tuhan, agar Dia mengizinkan kita beristirahat dari keadaan kita ini. Lalu mereka pergi kepada
Nabi Adam Alaihissalam, lalu berkata, 'Wahai Adam! Kamu adalah bapak semua manusia. Allah
telah menciptakanmu dengan tangan-Nya dan meniupkan roh ke dalam badanmu serta telah
memerintahkan para malaikat supaya sujud kepadamu. syafaatilah kami di hadapan Tuhanmu,
agar mengizinkan kami beristirahat dari keadaan begini'. Adam menjawab, 'Aku bukan pemilik
hak memberikan syafa'at -Adam lalu menyebut kesalahan yang pernah dilakukannya, sehingga
membuatnya merasa malu kepada Tuhan karena kesalahan tersebut-, akan tetapi datanglah
kepada Nuh, Rasul pertama yang diutus oleh Allah'. Lantas mereka pergi menemui Nabi Nuh
Alaihissalam, namun beliau berkata, 'Aku bukanlah orang yang bias memberikan syafa'at -lalu
menyebut kesalahan yang pernah dilakukannya hingga membuatkannya merasa malu kepada
Tuhan karena kesalahan tersebut-, akan tetapi datanglah menemui Nabi Ibrahim Alaihissalam,
yang telah dianggap sebagai kekasih Allah.' Mereka pun pergi menemui Nabi Ibrahim
Alaihissalam, ia juga berkata, 'Aku bukanlah orang yang berhak memberikan syafa'at -lalu dia
menyebutkan kesalahan yang pernah dilakukannya, hingga membuatnya merasa malu kepada
Tuhan karena kesalahan tersebut- akan tetapi datanglah menemui Nabi Musa Alaihissalam,
yang pernah diajak bicara oleh Allah dan diberi Kitab Taurat.' Mereka pun pergi menemui Nabi
Musa Alaihissalam, namun ia juga berkata, 'Aku bukanlah orang yang berhak memberikan
syafa'at -lalu dia menyebut kesalahan yang pernah dilakukannya, hngga membuatnya merasa
malu kepada Tuhan karena kesalahan tersebut- akan tetapi kalian datanglah menemui Nabi Isa
Alaihissalam, ruh Allah dan Kalimat-Nya.' Mereka pun pergi menemui Nabi Isa Alaihissalam,
ruh Allah dan Kalimat-Nya. Namun ia juga berkata, 'Aku bukanlah orang yang berhak
memberikan syafa'at, tetapi pergilah kamu semua kepada Muhammad shallallahu 'alaihi
wasallam, hamba Allah yang telah diampuni dosanya yang terdahulu dan yang terkemudian'."
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meneruskan sabdanya: 'Mereka datang kepadaku, lalu
aku meminta izin kepada Tuhan. Aku pun diberi izin. Ketika aku melihat-Nya, aku
menyungkurkan diri dalam keadaan bersujud. Dia memanggil-manggilku, kemudian berfirman
kepadaku: 'Angkatlah kepalamu wahai Muhammad! Katakanlah sesuatu, niscaya kamu akan
didengar. Mohonlah, niscaya kamu akan diberi. syafaatilah, niscaya Aku akan terima syafaat
yang kamu pinta. Aku mengangkat kepalaku dan memuji Tuhan dengan pujian yang telah
diajarkan oleh Allah kepadaku. Kemudian aku memberi syafa'at. Lalu Allah memberikan
kriteria (orang yang berhak mendapatkan syafa'at) kepadaku. Lalu aku mengeluarkan lagi
orang-orang dari Neraka dan memasukkan mereka ke dalam Surga. Kemudian aku kembali
jatuh bersujud. Maka Allah memanggilku sebagaimana Dia kehendaki kemudian berfirman
kepadaku: 'Angkatlah kepalamu wahai Muhammad! Katakanlah, niscaya kamu akan didengar.
Mohonlah, niscaya kamu akan diberi. syafaatilah, niscaya Aku akan terima syafaat yang kamu
pinta." Perawi Hadis berkata, "Aku tidak mengetahui secara pasti pada kali yang ketiga atau
kali yang keempat. Beliau bersabda: "Wahai Tuhanku! Yang masih ada di dalam Neraka
hanyalah orang-orang yang ditahan oleh al-Qur'an, yaitu orang yang memang seharusnya
kekal di dalam Neraka'." Ibnu Ubaid menyebutkan dalam riwayatnya, 'Qatadah berkata,
"Maksudnya wajib kekal di dalamnya." Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin
al-Mutsanna] dan [Muhammad bin Basysyar] keduanya berkata, telah menceritakan kepada
kami [Ibnu Abu Adi] dari [Sa'id] dari [Qatadah] dari [Anas] dia berkata, "Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Kaum mukminin berkumpul pada hari kiamat, lalu mereka
memperhatikan hal tersebut, atau mereka diberi ilham hal tersebut, " sebagaimana hadis Abu
Awanah." Dan dia menyebutkan dalam hadis tersebut, "Kemudian aku mendatanginya pada
yang keempat kalinya atau aku kembali pada yang keempat kalinya lalu aku berkata, 'Wahai
Rabbku, tidak tersisa kecuali orang-orang yang ditahan oleh al-Qur'an'." Telah menceritakan
kepada kami [Muhammad bin al-Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Mu'adz bin
Hisyam] dia berkata, telah menceritakan kepada kami [bapakku] dari [Qatadah] dari [Anas bin
Malik] bahwa Nabi Allah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah mengumpulkan kaum
mukminin pada hari kiamat, lalu mereka diberi ilham untuk hal tersebut, " sebagaimana hadis
keduanya." Dan dia menyebutkan pada keempat kalinya, "Maka aku berkata, 'Wahai Rabbku,
tidak tersisa di neraka kecuali orang-orang yang ditahan al-Qur'an. Maksudnya yang harus
kekal di dalamnya'."
Dan telah menceritakan kepadaku [Harun bin Sa'id al-Aili] telah menceritakan kepada kami
[Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepada kami [Amru bin al-Harits] dari [Sa'id bin Abu Hilal] dari
[Nu'aim bin Abdullah] bahwa dia melihat [Abu Hurairah] berwudlu, lalu membasuh wajahnya
dan kedua tangannya hingga hampir mencapai lengan, kemudian membasuh kedua kakinya
hingga meninggi sampai pada kedua betisnya, kemudian dia berkata, "Aku mendengar
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya umatku datang pada hari
kiamat dalam keadaan putih bercahaya disebabkan bekas wudlu. Maka barangsiapa di antara
kalian mampu untuk memanjangkan putih pada wajahnya maka hendaklah dia
melakukannya'."
Telah menceritakan kepadaku [Al Hasan bin Ali Al Hulwani] telah menceritakan kepada kami
[Abu Taubah] ia adalah Ar Rabi' bin Nafi', telah menceritakan kepada kami [Mu'awiyah] yakni
Ibnu Sallam, dari [Zaid] bahwa ia mendengar [Abu Sallam] berkata, telah menceritakan
kepadaku [Abu Umamah Al Bahili] ia berkata; Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Bacalah Al Qur`an, karena ia akan datang memberi syafa'at kepada para
pembacanya pada hari kiamat nanti. Bacalah Zahrawain, yakni surat Al Baqarah dan Ali Imran,
karena keduanya akan datang pada hari kiamat nanti, seperti dua tumpuk awan menaungi
pembacanya, atau seperti dua kelompok burung yang sedang terbang dalam formasi hendak
membela pembacanya. Bacalah Al Baqarah, karena dengan membacanya akan memperoleh
barokah, dan dengan tidak membacanya akan menyebabkan penyesalan, dan pembacanya
tidak dapat dikuasai (dikalahkan) oleh tukang-tukang sihir." Mu'awiyah berkata; "Telah sampai
(khabar) kepadaku bahwa, Al Bathalah adalah tukang-tukang sihir." Dan telah menceritakan
kepada kami [Abdullah bin Abdurrahman Ad Darimi] telah mengabarkan kepada kami [Yahya]
yakni Ibnu Hassan, Telah menceritakan kepada kami [Mu'awiyah] dengan isnad ini, hanya saja
ia mentatakan; "Wa Ka`annahumaa fii Kilaihimaa." dan ia tidak menyebutkan ungkapan
Mu'awiyah, "Telah sampai (khabar) padaku."
Imam Ahmad bin Hanbal meriwayatkan sabda Nabi dalam kitab Musnad-nya:
“Puasa dan Al Qur’an kelak pada hari kiamat akan memberi syafa’at kepada
seorang hamba. Puasa berkata: Duhai Rabb, aku telah menahannya dari makanan
dan nafsu syahwat di siang hari, maka izinkahlah aku memberi syafa’at kepadanya.
Dan Al Qur’an berkata: aku telah menahannya dari tidur di malam hari, maka
izinkanlah aku memberi syafa’at kepadanya. Beliau melanjutkan sabdanya: maka
mereka berdua (puasa dan Al Qur’an) pun akhirnya memberi syafa’at kepadanya.”
HR. Imam Ahmad bin Hanbal : Shahih At-Targhib: 1429

Telah menceritakan kepada kami [Hajjaj bin Minhal] Telah menceritakan kepada kami
[Syu'bah] ia berkata, Telah mengabarkan kepadaku ['Alqamah bin Martsad] Aku mendengar
[Sa'd bin Ubaidah] dari [Abu Abdurrahman As Sulami] dari [Utsman] radliallahu 'anhu, dari
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Orang yang paling baik di antara kalian
adalah seorang yang belajar Al Qur`an dan mengajarkannya." Abu Abdirrahman membacakan
(Al Qur`an) pada masa Utsman hingga Hajjaj pun berkata, "Dan hal itulah yang menjadikanku
duduk di tempat dudukku ini."
Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-
orang yang beriman! Bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan
penuh penghormatan kepadanya.

Rasulullah Saw bersabda, ''Banyak-banyaklah kalian bershalawat untukku pada


hari Jumat dan malam harinya. Barangsiapa yang mengerjakan hal tersebut, aku
akan menjadi saksi dan pemberi syafaat baginya di hari kiamat". (HR. Baihaqi)

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dan [Ishaq bin Ibrahim] berkata
[Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [al-Mukhtar bin Fulful] dari [Anas bin
Malik] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku adalah manusia
pertama yang memberi syafa'at di surga, dan aku adalah nabi yang paling banyak
pengikutnya."
Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin al-Mutsanna] dan [Muhammad bin
Basysyar] dan lafazh tersebut milik al-Mutsanna, keduanya berkata, telah menceritakan
kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [al-
Hakam] dia berkata, Saya mendengar [Ibnu Abi Laila] berkata, [Ka'ab bin Ujrah] menemuiku
seraya berkata, "Maukah kalian aku beri hadiah ketika Rasululllah shallallahu 'alaihi wasallam
keluar melewati kami, maka kami berkata, 'Sungguh kami telah mengetahui bagaimana
mengucapkan selamat atasmu, dan bagaimana bershalawat atasmu.' Beliau bersabda, 'Kalian
katakanlah, 'ALLOOHUMMA SHOLLI 'ALAA MUHAMMAD WA'ALAA AALI MUHAMMAD, KAMAA
SHOLLAITA 'ALAA AALI IBROOHIIMA INNAKA HAMIIDUN MAJIID, ALLOOHUMMA BAARIK 'ALAA
MUHAMMADIN WA'ALAA AALI MUHAMMADIN KAMAA BAAROKTA 'ALAA AALI IBROOHIIMA
INNAKA HAMIIDUN MAJIID "Ya Allah, berilah shalawat atas Muhammad dan keluarga
Muhammad sebagaimana Engkau memberi shalawat atas keluarga Ibrahim, sesungguhnya
Engkau Maha Terpuji dan Maha Mulia. Ya Allah, berilah berkah atas Muhammad dan keluarga
Muhammad sebagaimana Engkau memberi berkah kepada keluarga Ibrahim. Engkau Maha
Terpuji dan Maha Mulia'." Telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] dan [Abu Kuraib]
keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Syu'bah] dan [Mis'ar] dari [al-
Hakam] dengan isnad ini yang semisalnya dan dalam hadis Mis'ar tidak ada, "Maukah kalian
agar aku beri hadiah." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Bakkar] telah
menceritakan kepada kami [Ismail bin Zakariya'] dari [al-A'masy] dari [Mis'ar] dan dari [Malik
bin Mighwal] semuanya meriwayatkan dari [al-Hakam] dengan isnad ini yang semisalnya,
hanya saja dia berkata, "Dan keberkahan atas Muhammad, " dan tidak mengatakan,
"Allahumma."

Anda mungkin juga menyukai