Anda di halaman 1dari 11

DALIL HADITS TENTANG KEUTAMAAN AL-QUR'AN

(1) Dari Utsman radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda: “Orang
yang paling baik di antara kalian adalah seorang yang belajar Al Qur`an dan mengajarkannya.”
(HR. Al-Bukhari no. 4639).

(2) Alangkah indahnya hidup kita, bila kita tidak hanya sekedar bisa membaca Al Quran, tetapi
juga menghafalnya dan mengamalkannya. Banyak hadits Rasulullah Saw yang mendorong untuk
menghafal Al Qur’an atau membacanya di luar kepala, sehingga hati seorang individu muslim
tidak kosong dari sesuatu bagian dari kitab Allah Swt. Seperti dalam hadits yang diriwayatkan
oleh Ibnu Abbas “Orang yang tidak mempunyai hafalan Al Qur’an sedikit pun adalah seperti
rumah kumuh yang mau runtuh (HR. Tirmidzi).

(3) Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah Sawbersabda: “Penghafal Al Quran akan datang
pada hari kiamat, kemudian Al Quran akan berkata: Wahai Tuhanku, bebaskanlah dia, kemudian
orang itu dipakaikan mahkota karamah (kehormatan), Al Quran kembali meminta: Wahai
Tuhanku tambahkanlah, maka orang itu dipakaikan jubah karamah. Kemudian Al Quran
memohon lagi: Wahai Tuhanku ridhailah dia, maka Allah meridhainya. Dan diperintahkan
kepada orang itu, bacalah dan teruslah naiki (derajat-derajat surga), dan Allah menambahkan dari
setiap ayat yang dibacanya tambahan nikmat dan kebaikan” (HR. Tirmidzi, hadits hasan {2916},
Inu Khuzaimah, Al Hakim, ia menilainya hadits shahih).

(4) Al Qur’an akan menjadi penolong (syafa’at) bagi penghafal .Dari Abi Umamah ra. ia berkata,
“Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Bacalah olehmu Al Qur’an, sesungguhnya ia akan
menjadi pemberi syafa’at pada hari kiamat bagi para pembacanya (penghafalnya).”” (HR.
Muslim).

(5) Nabi Saw memberikan amanat pada para hafizh dengan mengangkatnya sebagai pemimpin
delegasi. Dari Abu Hurairah ia berkata, “Telah mengutus Rasulullah SAW sebuah delegasi yang
banyak jumlahnya, kemudian Rasul mengetes hafalan mereka, kemudian satu per satu disuruh
membaca apa yang sudah dihafal, maka sampailah pada Shahabi yang paling muda usianya,
beliau bertanya, “Surat apa yang kau hafal? Ia menjawab,”Aku hafal surat ini.. surat ini.. dan
surat Al Baqarah.” Benarkah kamu hafal surat Al Baqarah?” Tanya Nabi lagi. Shahabi
menjawab, “Benar.” Nabi bersabda, “Berangkatlah kamu dan kamulah pemimpin delegasi.” (HR.
At-Turmudzi dan An-Nasa’i).
(6) Nikmat mampu menghafal Al Qur’an sama dengan nikmat kenabian, bedanya ia tidak
mendapatkan wahyu, “Barangsiapa yang membaca (hafal) Al Quran, maka sungguh dirinya telah
menaiki derajat kenabian, hanya saja tidak diwahyukan padanya.” (HR. Hakim).

(7) Seorang hafizh Al Qur’an adalah orang yang mendapatkan Tasyrif nabawi (Penghargaan
khusus dari Nabi Saw). Di antara penghargaan yang pernah diberikan Nabi SAW kepada para
sahabat penghafal Al Qur’an adalah perhatian yang khusus kepada para syuhada Uhud yang
hafizh Al Qur’an. Rasul mendahulukan pemakamannya. “Adalah Nabi mengumpulkan diantara
orang syuhada uhud, kemudian beliau bersabda, :Manakah diantara keduanya yang lebih banyak
hafal Al Quran, ketika ditunjuk kepada salah satunya, maka beliu mendahulukan pemakamannya
di liang lahat.” (HR. Bukhari)

(8) Telah diriwayatkan oleh Tirmizi, 2914 dan Abu Daud, 1464 dari Abdullah bin Amr dari Nabi
sallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Dikatakan kepada pemilik Al-Qur’an, bacalah dan
mendakilah. Bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membaca secara tartil di dunia. Karena
kedudukanmu di akhir ayat yang engkau baca.” (Hadits ini dishahihkan oleh Al-Albany dalam
As-silsilah As-Shahihah, 5/281 no. 2240)

(9) Hafizh Qur’an adalah keluarga Allah yang berada di atas bumi. “Sesungguhnya Allah
mempunyai keluarga di antara manusia, para sahabat bertanya, “Siapakah mereka ya
Rasulullah?” Rasul menjawab, “Para ahli Al Qur’an. Merekalah keluarga Allah dan pilihan-
pilihan-Nya.” (HR. Ahmad)

(10) Siapa yang membaca Al Qur’an, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikan
mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahayanya seperti cahaya matahari dan kedua orang
tuanya dipakaiakan dua jubah (kemuliaan) yang tidak pernah didapatkan di dunia. Keduanya
bertanya, “Mengapa kami dipakaikan jubah ini?” Dijawab,”Karena kalian berdua
memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al Qur’an.” (HR. Al-Hakim)

(11) Dari Abdillah bin Amr bin ‘Ash dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Akan dikatakan kepada
shahib Al Qur’an, “Bacalah dan naiklah serta tartilkan sebagaimana engkau dulu mentartilkan Al
Qur’an di dunia, sesungguhnya kedudukanmu di akhir ayat yang kau baca.” (HR. Abu Daud dan
Turmudzi)
(12) Kepada hafizh Al Qur’an, Rasul SAW menetapkan berhak menjadi imam shalat berjama’ah.
Rasulullah SAW bersabda, “Yang menjadi imam suatu kaum adalah yang paling banyak
hafalannya.” (HR. Muslim)

(13) “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al Qur’an maka baginya satu hasanah, dan
hasanah itu akan dilipatgandakan sepuluh kali. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim itu satu
huruf, namun Alif itu satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf.” (HR. At Turmudzi).

(14) Ibnu Abbas radhiallahu anhuma berkata, “Batu ujian adalah yang terpercaya, Al-Qur`an
adalah terpercaya di atas seluruh kitab sebelumnya.”

(15) Dari Ibnu Umar radhiallahu anhuma dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda:
“Tidak boleh ada hasad (kecemburuan) kecuali pada dua hal. (Pertama) kepada seorang yang
telah diberi Allah (hafalan) Al Qur`an, sehingga ia membacanya siang dan malam. (Kedua)
kepada seorang yang dikaruniakan Allah harta kekayaan, lalu dibelanjakannya harta itu siang dan
malam (di jalan Allah).” (HR. Al-Bukhari no. 4638 dan Muslim no. 1350)

(16) Dari ‘Aisyah radhiallahu anha dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Orang yang mahir membaca Al Qur`an, maka kedudukannya di akhirat ditemani oleh para
malaikat yang mulia. Dan orang yang membaca Al Qur`an dengan tertatah-tatah, ia sulit dalam
membacanya, maka ia mendapat dua pahala.” (HR. Muslim no. 1329)

(17) Dari Abu Musa Al Asy’ari radhiallahu anhuma dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau
bersabda: “Perumpamaan orang yang membaca Al Qur`an adalah seperti buah Utrujjah, rasanya
lezat dan baunya juga sedap. Sedang orang yang tidak membaca Al Qur`an adalah seperti buah
kurma, rasanya manis, namun baunya tidak ada. Adapun orang Fajir yang membaca Al Qur`an
adalah seperti buah Raihanah, baunya harum, namun rasanya pahit. Dan perumpamaan orang
Fajir yang tidak membaca Al Qur`an adalah seperti buah Hanzhalah, rasanya pahit dan baunya
juga tidak sedap.” (HR. Al-Bukhari no. 4632 dan Muslim no. 1328)

(18) Para malaikat juga ada yang mempunyai tugas khusus turun untuk mendengarkan bacaan
orang yang membaca Al-Qur`an. Abu Said Al Khudri radhiallahu anhu bercerita: “Pada suatu
malam, Usaid bin Hudlair membaca (surat Al Kahfi) di tempat penambatan kudanya. Tiba-tiba
kudanya meloncat, ia membaca lagi, dan kuda itupun meloncat lagi. Kemudian ia membaca lagi,
dan kuda itu meloncat kembali. Usaid berkata, “Saya khawatir kuda itu akan menginjak Yahya,
maka aku pun berdiri ke arahnya. Ternyata (aku melihat) sepertinya ada Zhullah (sesuatu yang
menaungi) di atas kepalaku, di dalamnya terdapat cahaya yang menjulang ke angkasa hingga aku
tidak lagi melihatnya. Maka pada pagi harinya, aku menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam dan berkata, “Wahai Rasulullah, semalam saya membaca (Al Qur`an) di tempat
penambatan kudaku namun tiba-tiba kudaku meloncat.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: “Bacalah wahai Ibnu Hudlair.” Kemudian aku pun membacanya lagi, dan
kuda itu juga meloncat kembali. Beliau bersabda: “Bacalah wahai Ibnu Hudlair.” Kemudian aku
pun membacanya lagi, dan kuda itu juga meloncat kembali. Beliau bersabda lagi, “Bacalah
wahai Ibnu Hudlair.” Ibnu Hudlair berkata; Maka sesudah itu, akhirnya saya beranjak. Saat itu
Yahya dekat dengan kuda, maka saya khawatir kuda itu akan menginjaknya. Kemudian saya
melihat sesuatu seperti Zhullah (sesuatu yang menaungi) yang di dalamnya terdapat cahaya yang
naik ke atas angkasa hingga saya tidak lagi melihatnya. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam pun bersabda: “Itu adalah Malaikat yang sedang menyimak bacaanmu, sekiranya kamu
terus membaca, niscaya pada pagi harinya manusia akan melihatnya dan Malaikat itu tidak bisa
menutup diri dari pandangan mereka.” (HR. Muslim no. 1327)

(19) Disunnahkan untuk mendengarkan bacaan Al-Qur`an, meminta orang yang hafal untuk
membacanya, menangis ketika membaca dan mendengarnya, serta mentadabburi kandungannya.
Semua ini dipetik dari hadits Abdullah bin Mas’ud radhiallahu anhu bahwa dia berkata: “Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepadaku: “Bacakanlah Al Qur’an kepadaku! Aku berkata;
Bagaimana aku membacakan kepadamu, padahal Al Qur’an diturunkan kepadamu? Beliau
menjawab: “Sesungguhnya aku suka mendengarkannya dari orang lain.” Lalu aku membacakan
kepada beliau surat An Nisa` hingga tatkala sampai ayat, “Maka bagaimanakah (halnya orang
kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami
mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu.” (QS. An Nisa`: 41).” Beliau
berkata, ‘Cukup.’ Dan ternyata beliau mencucurkan air mata (menangis).” (HR. Al-Bukhari no.
4216 dan Muslim no. 1332)

(20) Dalam hal keutamaan penghafal Al-Qur’an, terdapat riwayat dari Bukhari, no. 497 dari
Aisyah dari Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Perumpamaan yang membaca Al-Qur’an
sementara dia menghafalkannya bersama para Malaikat. Sedangkan perumpamaan yang
membaca Al-Qur’an sementara dia menjaganya dengan sungguh-sungguha maka dia
mendapatkan dua pahala.”

(21) Nabi sallallahu’alaihi wa sallam, bersabda: “Puasa dan Al-Qur’an akan memberikan syafaat
bagi seorang hamba pada hari kiamat. Puasa berkata, 'Wahai Tuhanku sesungguhnya aku
menghalanginya dari makan dan syahwat pada siang hari, maka berikanlah syafaat kepadaku
untuknya. Lalu Al-Qur’an berkata, 'Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku telah menghalanginya
dari tidur waktu malam hari, maka berikanlah syafaat kepadaku untuknya. Maka keduanya dapat
memberikan syafaat.” (HR. Ahmad, Ath-Thabrani dan Hakim. Dishahihkan oleh Al-Albany
dalam Shahih Al-Jami, no. 3882)

(22) Jabir ibn Abdillah ra berkata : Ketika Rasulullah saw ingin menguburkan para suhada
perang Uhud, baginda menggabungkan dua jenazah dalam satu lahat, sebelum itu baginda
bertanya: Siapakah di antara mereka yang paling banyak menghfal al-Qur’an ? Jika ada yang
mengisyaratkan ke arah salah satu dari jenazah, maka jenazah itu didahulukan masuk ke liang
lahat. Kemudian baginda bersabda : Saya akan menjadi saksi untuk mereka pada hari kiamat
nanti. Beliau memerintahkan jenazah-jenazah tersebut dikubur bersama darah-darahnya tanpa
perlu dimandikan. Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari (hadis no. 1266), Abu Dawud
(hadis no. 2731), al-Tirmizi (hadis no. 957) al-Nasa’i (hadis no. 1929) dan Ibn Majah (hadis no.
1503).

(23) Sahal ibn Sa’ad ra berkata : Telah datang kepada Nabi saw seorang perempuan dan berkata
bahwa dia telah menyerahkan dirinya untuk Allah dan RasulNya. Nabi bersabda: Aku tidak
menginginkan perempuan. Maka seorang sahabat berkata: Kawinkanlah aku dengannya.
Rasulullah saw bersabda: Berikanlah dia pakaian (sebagai maskawin). Pria itu menjawab: Saya
tidak mampu. Nabi saw bersabda kembali: Berikanlah dia walaupun cincin dari besi. Pria itu
tidak menyanggupinya. Rasulullah saw bersabda lagi: Apa yang kamu hafal dari al-Qur’an ? Pria
itu menjawab : Beberapa surah, surah ini dan itu. Rasulullah saw bersabda : Aku telah nikahkan
kamu dengan hafalan al-Qur’an yang kamu miliki (untuk diajarkan kepada istri sebagai mahar).
Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari (hadis no. 5029) dan Muslim (hadis no. 2554).

Begitu banyak keutamaan menghafal Al Quran, tapi karena kesibukan dunia dan segala
pesonanya yang menggoda, membuat kita jadi malas melakukannya, karena itu mulai sekarang,
sebaiknya kita mulai meluangkan waktu untuk mulai kembali menghafal Al Quran.
Berikut ini 7 keutamaan penghafal quran berdasarkan hadits Rasulullah:

1.Menjadi keluarga Allah di dunia

"Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia, para sahabat bertanya, "Siapakah
mereka ya Rasulullah?" Rasul menjawab, "Para ahli Al Qur’an. Merekalah keluarga Allah dan
pilihan-pilihan-Nya." (HR. Ahmad)

2. Lebih diutamakan untuk dihormati dan didahulukan

"Yang menjadi imam suatu kaum adalah yang paling banyak hafalannya." (HR. Muslim)

Dari Abu Hurairah ia berkata, "Telah mengutus Rasulullah SAW sebuah delegasi yang banyak
jumlahnya, kemudian Rasul mengetes hafalan mereka, kemudian satu per satu disuruh membaca
apa yang sudah dihafal, maka sampailah pada Shahabi yang paling muda usianya, beliau
bertanya, "Surat apa yang kau hafal? Ia menjawab,"Aku hafal surat ini.. surat ini.. dan surat Al
Baqarah." Benarkah kamu hafal surat Al Baqarah?" Tanya Nabi lagi. Shahabi menjawab,
"Benar." Nabi bersabda, "Berangkatlah kamu dan kamulah pemimpin delegasi." (HR. At-
Turmudzi dan An-Nasa’i)

"Adalah nabi mengumpulkan di antara dua orang syuhada Uhud kemudian beliau bersabda,
"Manakah di antara keduanya yang lebih banyak hafal Al Qur’an, ketika ditunjuk kepada salah
satunya, maka beliau mendahulukan pemakamannya di liang lahat." (HR. Bukhari)

3. Mendapat syafaat dari Alquran

“Penghafal Quran akan datang pada hari kiamat dan AlQuran berkata: “Wahai Tuhanku,
bebaskanlah dia. Kemudian orang itu dipakaikan mahkota karamah (kehormatan). AlQuran
kembali meminta: Wahai Tuhanku, ridhailaih dia, maka Allah meridhainya. Dan diperintahkan
kepada orang itu, bacalah dan teruslah naiki (derajat-derajat surga). Dan Allah menambahkan
dari setiap ayat yang dibacanya tambahan nikmat dan kebaikan.” (HR Tirmidzi)

4. Termasuk sebaik-baik manusia

“Sebaik-baik orang di antara kalian adalah orang yang mempelajari Al-Quran dan
mengajarkannya” (HR. Bukhari)
5. Dimuliakan oleh Allah

"Sesungguhnya termasuk mengagungkan Allah menghormati orang tua yang muslim, penghafal
Al Qur’an yang tidak melampaui batas (di dalam mengamalkan dan memahaminya) dan tidak
menjauhinya (enggan membaca dan mengamalkannya) dan Penguasa yang adil." (HR. Abu
Daud)

6. Orang lain boleh iri padanya

"Tidak boleh seseorang berkeinginan kecuali dalam dua perkara, menginginkan seseorang yang
diajarkan oleh Allah kepadanya Al Qur’an kemudian ia membacanya sepanjang malam dan
siang, sehingga tetangganya mendengar bacaannya, kemudian ia berkata, ’Andaikan aku diberi
sebagaimana si fulan diberi, sehingga aku dapat berbuat sebagaimana si fulan berbuat" (HR.
Bukhari)

7. Mampu menyelamatkan kedua orangtua

Sabda rasulullah s.a.w.:

"Daripada Buraidah Al Aslami ra, ia berkata bahawasanya ia mendengar Rasulullah s..a.w


bersabda: "Pada hari kiamat nanti, Al Quran akan menemui penghafalnya ketika penghafal itu
keluar dari kuburnya. Al Quran akan berwujud seseorang dan ia bertanya kepada penghafalnya:
"Apakah anda mengenalku?".

Penghafal tadi menjawab; "saya tidak mengenal kamu." Al Quran berkata; "saya adalah
kawanmu, Al Quran yang membuatmu kehausan di tengah hari yang panas dan membuatmu
tidak tidur pada malam hari. Sesungguhnya setiap pedagang akan mendapat keuntungan di
belakang dagangannya dan kamu pada hari ini di belakang semua dagangan.

Maka penghafal Al Quran tadi di beri kekuasaan di tangan kanannya dan diberi kekekalan
ditangan kirinya, serta di atas kepalanya dipasang mahkota perkasa. Sedang kedua orang tuanya
diberi dua pakaian baru lagi bagus yang harganya tidak dapat dibayar oleh penghuni dunia
keseluruhannya.

Kedua orang tua itu lalu bertanya: "kenapa kami di beri dengan pakaian begini?". Kemudian di
jawab, "kerana anakmu hafal Al Quran."

Kemudian kepada penghafal Al Quran tadi di perintahkan, "bacalah dan naiklah ketingkat-
tingkat syurga dan kamar-kamarnya." Maka ia pun terus naik selagi ia tetap membaca, baik
bacaan itu cepat atau perlahan (tartil)
1. Hati seorang individu Muslim tidak kosong dari sesuatu bagian dari kitab Allah ‘Azza
wa Jalla.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas secara marfu:
“Orang yang tidak mempunyai hafalan Al Quran sedikitpun adalah seperti rumah kumuh yang
mau runtuh”. (Hadits diriwayatkan oleh Tirmizi dari Ibnu Abbas (2914), ia berkata hadits ini
hasan sahih).

2. Memperoleh penghormatan dari Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam.


Dari Abi Hurairah Radiyallahu ‘anhu. ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam
mengutus satu utusan yang terdiri dari beberapa orang. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alayhi
wasallam mengecek kemampuan membaca dan hafalan Al Qur’an mereka: setiap laki-laki dari
mereka ditanyakan sejauh mana hafalan Al-Qur’an-nya. Kemudian seseorang yang paling muda
ditanya oleh Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam :”Berapa banyak Al Quran yang telah
engkau hafal, hai Fulan?” ia menjawab: aku telah menghafal surah ini dan surah ini, serta surah
Al-Baqarah. Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam kembali bertanya: “Apakah engkau hafal
surah Al-Baqarah?” Ia menjawab: Betul. Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam
bersabda:”Pergilah, dan engkau menjadi ketua rombongan itu!”. Salah seorang dari kalangan
mereka yang terhormat berkata: Demi Allah, aku tidak mempelajari dan menghafal surah Al-
Baqarah semata karena takut aku tidak dapat menjalankan isinya. Mendengar komentar itu,
Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda: “Pelajarilah Al Qur’an dan bacalah, karena
perumpamaan orang mempelajari Al Quran dan membacanya, adalah seperti tempat bekal
perjalanan yang diisi dengan minyak misik, wanginya menyebar ke mana-mana. Sementara
orang yang mempelajarinya kemudian dia tidur -dan dalam dirinya terdapat hafalan Al Qur’an-
adalah seperti tempat bekal perjalanan yang disambungkan dengan minyak misik” (Hadits
diriwayatkan oleh Tirmizi dan ia menilainya hadits hasan (2879), dan lafazh itu darinya. Serta
oleh Ibnu Majah secara ringkas (217), Ibnu Khuzaimah (1509), Ibnu Hibban dalam sahihnya
(Al Ihsaam 2126), dan dalam sanadnya ada ‘Atha, Maula, Abi Ahmad, yang tidak dinilai
terpecaya kecuali Ibnu Hibban).

3. Penghafal Al Qur’an akan memakai mahkota kehormatan.


Dari Abi Hurairah Radiyallahu ‘anhu. bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam
bersabda: :”Penghafal Al Qur’an akan datang pada hari kiamat, kemudian Al Qur’an akan
berkata: Wahai Tuhanku, bebaskanlah dia, kemudian orang itu dipakaikan mahkota karamah
(kehormatan), Al Qur’an kembali meminta: Wahai Tuhanku tambahkanlah, maka orang itu
diapakaikan jubah karamah. Kemudian Al Qur’an memohon lagi: Wahai Tuhanku ridhailah dia,
maka Allah meridhainya. Dan diperintahkan kepada orang itu: bacalah dan teruslah naiki
(derajat-derajat surga), dan Allah menambahkan dari setiap ayat yang dibacanya tambahan
nikmat dan kebaikan” (Hadits diriwayatkan oleh Tirmizi dan ia menilainya hadits hasan (2916),
Ibnu Khuzaimah, al hakim, ia meninalinya hadits sahih, serta disetujui oleh Adz
Dzahabi(1/533).)

4. Dapat membahagiakan kedua orang tua, sebab orang tua yang memiliki anak penghapal
Al Qur’an memperoleh pahala khusus.
Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam:
“Dari Buraidah Al Aslami Radiyallahu ‘anhu, ia berkata bahawasanya ia mendengar Rasulullah
Shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda: “Pada hari kiamat nanti, Al Qur’an akan menemui
penghafalnya ketika penghafal itu keluar dari kuburnya. Al Qur’an akan berwujud seseorang dan
ia bertanya kepada penghafalnya: “Apakah anda mengenalku?”. Penghafal tadi menjawab; “saya
tidak mengenal kamu.” Al Qur’an berkata; “saya adalah kawanmu, Al Qur’an yang membuatmu
kehausan di tengah hari yang panas dan membuatmu tidak tidur pada malam hari. Sesungguhnya
setiap pedagang akan mendapat keuntungan di belakang dagangannya dan kamu pada hari ini di
belakang semua dagangan. Maka penghafal Al Qur’an tadi diberi kekuasaan di tangan kanannya
dan diberi kekekalan ditangan kirinya, serta di atas kepalanya dipasang mahkota perkasa. Sedang
kedua orang tuanya diberi dua pakaian baru lagi bagus yang harganya tidak dapat di bayar oleh
penghuni dunia keseluruhannya. Kedua orang tua itu lalu bertanya: “kenapa kami di beri dengan
pakaian begini?”. Kemudian di jawab, “kerana anakmu hafal Al Qur’an. “Kemudian kepada
penghafal Al Quran tadi di perintahkan, “bacalah dan naiklah ketingkat-tingkat syurga dan
kamar-kamarnya.” Maka ia pun terus naik selagi ia tetap membaca, baik bacaan itu cepat atau
perlahan (tartil). (diriwayatkan oleh Ahmd dalam Musnadnya (21872) dan Ad Darimi dalam
Sunannya (3257).)

Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda: “Siapa yang membaca Al Qur’an,


mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikanlah mahkota dari cahaya pada hari
kiamat, cahayanya seperti cahaya matahari, kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah
(kemuliaan), yang tidak pernah didapatkan di dunia, keduanya bertanya: mengapa kami
dipakaikan jubah ini: dijawab: “Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk
mempelajari Al Qur’an” (Hadits diriwayatkan oleh Al Hakim dan ia menilainya sahih
berdasarkan syarat Muslim (1/568), dan disetujui oleh Adz Dzahabi)

5. Akan menempati tingkatan yang tinggi di Surga Allah ‘Azza wa Jalla.


Sabda rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam:
“Dari Sisyah Radhiyallahu ‘anhu ia berkata, bahawasanya Rasulullah Shallallahu ‘alayhi
wasallam bersabda; jumlah tingkatan-tingkatan surga sama dengan jumlah ayat-ayat Al Qur’an.
Maka tingkatan surga yang di masuki oleh penghafal Al Qur’an adalah tingkatan yang paling
atas, dimana tidak ada tingkatan lagi sesudah itu.

6. Penghafal Al Qur’an adalah keluarga Allah ‘Azza wa Jalla.


Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam:
“Dari Anas Radhiyallahu ‘anhu Ia berkata bahawa Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam
bersabda, “Sesungguhnya Allah itu mempunyai keluarga yang terdiri dari manusia.” Kemudian
Anas berkata lagi, lalu Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam bertanya: “Siapakah mereka itu
wahai Rasulullah. Baginda menjawab: “Ia itu ahli Qur’an (orang yang membaca atau menghafal
Al- Qur’an dan mengamalkan isinya).Mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang yang
istimewa bagi Allah.

7. Menjadi orang yang arif di surga Allah ‘Azza wa Jalla.


Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam “Dari Anas Radhiyallahu ‘anhu Bahawasanya
Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda; “Para pembaca Al Qur’an itu adalah orang-
orang yang arif di antara penghuni surga,”
8. Memperoleh penghormatan dari manusia.
Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam “Dari Abu Musa Al Asya’ari Radhiyallahu
‘anhu Ia berkata bahawasanya Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda: “Diantara
perbuatan mengagungkan Allah adalah menghormati Orang Islam yang sudah tua, menghormati
orang yang menghafal Al-Qur’an yang tidak berlebih-lebihan dalam mengamalkan isinya dan
tidak membiarkan Al-Qur’an tidak di amalkan, serta menghormati kepada penguasa yang adil.”

9. Hatinya terbebas dari siksa Allah ‘Azza wa Jalla.


Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam
” Dari Abdullah Bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu Dari Nabi Shallallahu ‘alayhi wasallam
Baginda bersabda: ” bacalah Al Qur’an kerana Allah tidak akan menyiksa hati orang yang hafal
Al Qur’an. Sesungguhanya Al Qur’an ini adalah hidangan Allah, siapa yang memasukkunya ia
akan aman. Dan barangsiapa yang mencintai Al Qur’an maka hendaklah ia bergembira.”

10. Mereka (bagi kaum pria) lebih berhak menjadi Imam dalam shalat.
Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam :
“Dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu Dari Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam beliau
bersabda; “yang menjadi imam dalam solat suatu kaum hendaknya yang paling pandai membaca
(hafalan) Al Qur’an.”

11. Disayangi oleh Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam.


Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam:
“Dari Jabir Bin Abdullah Radhiyallahu ‘anhu Bahawa Nabi Shallallahu ‘alayhi wasallam
menyatukan dua orang dari orang-orang yang gugur dalam perang uhud dalam satu liang lahad.
Kemudian nabi Shallallahu ‘alayhi wasallam bertanya, “dari mereka berdua siapakah paling
banyak hafal Al Qur’an?” apabila ada orang yang dapat menunjukkan kepada salah satunya,
maka Nabi Shallallahu ‘alayhi wasallam memasukkan mayat itu terlebih dahulu ke liang lahad.”

12. Dapat memberi syafa’at kepada keluarga.


Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam:
“Dari Ali Bin Abi Thalib Karramallahu Wajhahu: “Barangsiapamembaca Al Qur’an dan
menghafalnya, maka Allah akan memasukkannya kedalam surga dan memberikannya hak
syafaat untuk sepuluh anggota keluarganya di mana mereka semuanya telah di tetapkan untuk
masuk neraka.”

13. Merupakan bekal-bekal yang terbaik.


Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam:
“Dari Jabir bin Nufair, katanya Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda;
“Sesungguhnya kamu tidak akan kembali menghadap Allah dengan membawa sesuatu yang
paling baik daripada sesuatu yang berasal dari-Nya yaitu Al Qur’an.

Ikhwan dan Akhwat rahiymakumullahu jamiy’an, semoga setelah menyimak beberapa


keutamaan menghafal Al Qur’an tadi antum sekalian sudah memberanikan diri untuk bertekad
bagi diri kita masing-masing bahwa DEMI ALLAH selama kita masih diberi kesempatan dan
kesehatan oleh Allah ‘Azza wa Jalla, maka selama itu pula kita akan terus berupaya untuk
menghafalkan kitab termulia tersebut yakni Al Qur’an meski sedikit demi sedikit.

Anda mungkin juga menyukai