Anda di halaman 1dari 2

Metode Ustadz Yusuf Mansyur

1. Saat seseorang akan menghafal Alqur'an, jangan cepat berpindah ayat, diulang
dahulu sekitar 20-40 kali, biarkan hafal dengan sendirinya (karena pengulangan).

2. kalau Ayat terlalu panjang, dipotong bagian-bagiannya yang sanggup kita hafal.

3. Menghafal itu di nikmati, bukan dipercepat. Dinikmati, diresapi hingga ayat itu
menyatu dengan darah dan daging kita. Dengan hati dan pikiran kita

4. Pakai ayat yang kita telah hafal di dalam sholat-sholat sunah.

5. Lihat nomor ini 922 922 922. lalu tutup artikel ini. Pasti langsung hafal.
Itulah �Hafalan Bohong�. karena hanya bersifat sementara, bagaimana ingatan anda
akan nomor tadi, Minggu depan? Bulan depan? Pasti lupa.

6. Dengan menghafal Alqur'an, secara otomatis kita akan sering membacanya, itu sama
saja dengan menabung pahala dan kebaikan bergunung-gunung

7. Yang memiliki hajat, misalnya, belum berjodoh, ingin punya keturunan, bebas
hutang dan sebagainya minta sama Allah agar diberikan bonus selain pahala menghafal
Alqur'an.

Metode Ustadz Deden

1. Menghafal tidak harus hafal

Allah memberi kemampuan menghafal dan mengingat yang berbeda-beda pada tiap orang.

Bahkan imam besar dalam ilmu qiroat, guru dari Hafs -yang mana bacaan kita merujuk
pada riwayatnya- yaitu Imam Asim menghafal Al-Quran dalam kurun waktu 20 tahun.

Target menghafal bukanlah �ujung ayat� tapi bagaimana kita menghabiskan banyak
waktu bersama Al Qur'an.

2. Bukan untuk diburu-buru, bukan untuk ditunda-tunda

Jika kita sudah menetapkan durasi, misalkan, sekian jam disediakan secara khusus
untuk menghafal misalnya, maka berapapun ayat yang dapat kita hafal tidak jadi
masalah.

Jangan berpindah ayat jika belum benar-benar hafal. Nikmati saja saat-saat ini.
Saat dimana kita bercengkrama dengan Allah, bukankah satu huruf melahirkan sepuluh
pahala bukan?

Tapi ingat, bukan berarti kita menunda-nunda waktu. Usahakan punya waktu khusus

3. Menghafal bukan untuk khatam, tapi untuk setia bersama Qur�an

Kondisi hati yang tepat dalam menghafal adalah BERSYUKUR bukan BERSABAR. Mungkin
kita sering mendengar kalimat �Menghafal itu harus sabar�,

Sebenarnya tidak salah, hanya kurang pas saja. Kesannya ayat-ayat itu adalah
sekarung batu di punggung kita, yang cepat-cepat kita pindahkan agar segera
terbebas dari beban (khatam).

Bukankah di awal surat Thoha Allah berfirman bahwa Al-Qur�an diturunkan BUKAN
SEBAGAI BEBAN. Untuk apa khatam jika tidak pernah diulang? Setialah bersama Al-
Qur�an.

4. Senang dirindukan ayat

Jika Ayat-ayat yang sudah kita baca berulang-ulang namun belum juga menempel pada
memori, sebenarnya ayat itu sedang ingin bersama kita. Cobalah dibaca arti dan
tafsirnya. Bisa jadi ayat itu adalah �jawaban� dari �pertanyaan� kita.

5. Menghafal sesuap-sesuap

Nikmatnya suatu makanan itu terasa ketika kita sedang memakannya, bukan sebelum
makan bukan pula setelahnya. Nikmatnya menghafal adalah ketika membaca berulang-
ulang.

Dan besarnya suapan juga harus pas di volume mulut kita agar makan terasa nikmat.
Makan pakai sendok teh tidak nikmat karena terlalu sedikit, begitu pula makan pakai
centong nasi bikin muntah karena terlalu banyak.

Menghafal-pun demikian. Jika ��amma yatasa alun� terlalu panjang, maka cukuplah
��amma� diulang-ulang.

Jika terlalu pendek maka lanjutkanlah sampai ��anin nabail �adzhim� kemudian
diulang-ulang. Sesuaikan dengan kemampuan �menelan� masing-masing anda.

6. Fokus pada perbedaan, baikan persamaan

Banyak ayat yang sama atau mirip dalam Al Qur'an, misal ayat �Fabi ayyi alaa�i
rabbikuma tukadz dziban� jika kita hafal 1 ayat ini, Maka sebenarnya kita sudah
hafal 31 ayat dari 78 ayat yg ada di surat Ar-Rahman, karena ada pengulangan, ini
adalah bonus. Sehingga kita bisa fokus menghapal pada ayat lainnya.

7. Pastikan ayatnya bertajwid

Cari guru yang bisa mengoreksi bacaan kita. Bacaan tidak bertajwid yang �terlanjur�
kita hafal akan sulit dirubah/diperbaiki di kemudian hari (setelah kita tahu hukum
bacaan yang sebenarnya).

Jangan dibiasakan otodidak dalam hal apapun yang berkaitan dengan Al-Qur�an;
membaca, mempelajari, mentadabburi, apalagi mengambil hukum dari Al-Quran.

Anda mungkin juga menyukai