Anda di halaman 1dari 28

DALIL MAULID

AN NABAWI

Karya :
Syeikh Sholih bin Muhammad al Faqir
al Umari

Penerjemah:
Mutakharrij PP Al Husaini Angkatan 26
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................... 2


Bismillahirrohmanirrohim ........................................................... 3
PENDAHULUAN MENGENAI LAHIRNYA NABI
MUHAMMAD SAW .................................................................. 4
Karunia-karunia Allah yang terjadi kepada Nabi Muhammad
SAW sebelum kelahirannya : ................................................... 4
Perempuan-perempuan yang hadir ketika lahirnya Nabi
Muhammad SAW : ................................................................... 5
PEMAHAMAN YANG BENAR MENGENAI PERAYAAN
MAULID NABI MUHAMMAD SAW DAN DALIL-DALIL
NYA ........................................................................................... 10
HUKUM PERAYAAN MAULID NABAWI ........................... 12
APA PENDAPAT PARA ULAMA TENTANG MAULID
NABAWI? ................................................................................. 22
PARA ULAMA YANG MENGARANG KITAB MAULID
NABAWI AS SYARIF ............................................................. 24
ADAB MENGHADIRI MAJLIS MAULID ............................. 27

2|Dalil Maulid an Nabawi


Bismillahirrohmanirrohim
(Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)

Segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam. Sholawat beserta salam
senantiasa tercurahkan kepada Sayyiduna Muhammad yang jujur lagi
terpercaya. Dan semoga sholawat salam juga tercurahkan kepada keluarga
dan sahabatnya semua.
Adapun setelah itu ;
Ini adalah ringkasan yang sangat dijabarkan yang menjelaskan
sebagian dari faidah-faidah dan masalah-masalah yang dipahami sebagian
orang dengan pemahaman yang salah. Dan Insya Allah kami akan
menjelaskan pemahaman-pemahaman yang salah ini dan kami akan
menyebutkan dalil-dalil shohih yang menunjukan kesalahan tersebut.
Ringkasan ini berisi:

- Pendahuluan mengenai lahirnya Nabi Muhammad SAW

- Pemahaman yang benar mengenai perayaan maulid Nabi


Muhammad SAW dan dalil-dalil nya

- Apa pendapat para ulama tentang maulid Nabi Muhammad SAW

- Siapa saja ulama yang mengarang maulid

- Hukum memukul rebana/hadroh

- Adab menghadiri majlis maulid


Penyusun

3|Dalil Maulid an Nabawi


PENDAHULUAN MENGENAI LAHIRNYA NABI
MUHAMMAD SAW

Allah telah benar-benar memuliakan kita dengan adanya Nabi


Muhammad SAW. Lahirnya Nabi Muhammad SAW menjadi sebab
kebahagiaan kita di dunia dan akhirat.

Tidak ada seorang pun yang dilahirkan sebagaimana dilahirkan nya


Nabi Muhammad SAW. Sungguh, lahirnya beliau menjadi sebab diubah nya
keadaan alam dari gelap menuju terang, dari kafir menuju islam, dari lalai
menjadi ingat dan dari maksiat menjadi taat.

Kelahiran dan kemunculan Nabi Muhammad SAW di dunia ini


adalah termasuk nikmat yang paling agung dan paling utama.

Ya Allah, semoga sholawat salam tetap tercurahkan kepada Nabi


Muhammad SAW. Beliau adalah perhiasan yang nyata, sumber kebaikan,
manusia paling mulia yang dilahirkan dan pemilik kedudukan yang terpuji.
Dan semoga sholawat salam juga tercurahkan kepada keluarganya dan para
sahabatnya hingga hari kiamat.

Nabi Muhammad SAW dikandung di perut ibunya pada bulan Rajab


dan beliau dilahirkan pada malam Senin pada waktu sahur 12 Rabi’ul
Awwal tahun gajah 571 M di Makkah al Mukarramah.
Karunia-karunia Allah yang terjadi kepada Nabi Muhammad SAW
sebelum kelahirannya :

Sayyidah Aminah binti Wahab ibunda Nabi Muhammad SAW yang


mulia dan suci bercerita kepada kami bahwa selama beliau mengandung
Nabi Muhammad SAW, beliau tidak pernah mengeluhkan suatu apapun

4|Dalil Maulid an Nabawi


sebagaimana keluhan wanita hamil pada umumnya (seperti berat, susah,
lelah dan sulit) sampai Nabi Muhammad SAW dilahirkan.
Dan beliau (Sayyidah Aminah) berkata, “Seseorang telah
mendatangiku dan aku dalam keadaan antara tertidur dan terbangun. Ia
berkata kepadaku, “Apakah kamu merasakan bahwa kamu sedang hamil?”
Aku menjawab, ”Aku tidak tau”. Seseorang tadi berkata, “Sesungguhnya
kamu telah mengandung seorang pemimpin dan nabi umat ini”. Setelah itu,
dia tidak pernah kembali lagi. Hingga akhirnya ketika dekat waktuku
melahirkan, seseorang itu mendatangiku lagi. Dia berkata padaku,
“Ucapkanlah: (Aku meminta perlindungan dengan Dzat yang Maha Esa dari
setiap orang yang dengki). Ketika kamu melahirkannya, namailah dia
Muhammad”. Tanda kebesaran Allah pada waktu itu adalah sebuah cahaya
yang memenuhi kerajaan Bushro di Syam keluar bersamaan dengan lahirnya
Muhammad”.

Pada malam lahirnya Nabi Muhammad SAW, singgasana Raja Kisro


(Raja Persia) terbelah hingga suara (terbelahnya) terdengar. Empat belas
tiang runtuh dan padamlah api Persia yang disembah selain Allah yang
selama seribu tahun belum pernah padam.

Telaga “Sawah” juga surut. Telaga tersebut adalah telaga yang besar dan
tiba-tiba mengering pada malam dilahirkannya Nabi Muhammad SAW.

Berhala-berhala juga berjatuhan saat Nabi Muhammad SAW keluar dari


perut ibunya.

Perempuan-perempuan yang hadir ketika lahirnya Nabi


Muhammad SAW :

• Sayyidah Maryam ibunda Nabi Isa AS

• Asiah binti Mazahim

5|Dalil Maulid an Nabawi


• Tiga bidadari surga

• Ummu Aiman, yaitu ibunda sahabat Usamah bin Zaid

• Syifa, yaitu ibunda sahabat Abdurrahman bin Auf

• Fathimah, yaitu ibunda sahabat Ustman bin Abi al Ash

• Tsuwaibah al Aslamiyah, yaitu budak perempuan Abu Lahab,


paman Nabi Muhammad SAW

Diriwayatkan oleh al Khotib al Baghdadi disertai sanadnya


bahwasanya Sayyidah Aminah berkata, “Ketika aku melahirkan
Muhammad, aku melihat awan besar yang memiliki cahaya. Aku
mendengar suara ringkikan kuda, suara kepakan sayap dan perbincangan
banyak orang didalamnya hingga Muhammad pingsan dan awan itu hilang
dari pandanganku. Lalu aku mendengar seruan memanggil, “Berkelilinglah
dengan membawa Muhammad ke seluruh penjuru dunia. Tunjukkanlah
padanya semua makhluk hidup dari golongan jin, manusia, malaikat,
burung-burung dan hewan-hewan buas. Berikanlah padanya penciptaan
Nabi Adam, pengetahuan Nabi Syits, keberanian Nabi Nuh, derajat kasih
Nabi Ibrahim, lisan Nabi Ismail, ridho Nabi Ishaq, kefashihan Nabi Sholeh,
hikmah Nabi Luth, kabar gembira Nabi Ya’kub, ketegasan Nabi Musa,
kesabaran Nabi Ayyub, ketaatan Nabi Yunus, jihad Nabi Yusya’, suara Nabi
Daud, kecintaan Nabi Danial, kewibawaan Nabi Ilyas, penjagaan Nabi
Yahya, zuhud Nabi Isa dan tenggelamkanlah Muhammad dalam (samudera)
akhlak para nabi””.

Kemudian Sayyidah Aminah berkata, “Lalu aku melihat


Muhammad. Ketika itu Muhammad bagaikan malam bulan purnama.
Baunya wangi seperti misik. Dan tiba-tiba datanglah tiga orang. Orang

6|Dalil Maulid an Nabawi


pertama membawa kendi dari perak. Orang kedua membawa wadah besar
dari batu zamrud hijau. Kemudian orang ketiga membawa sutera putih.
Mereka menggelar sutera tersebut dan mengeluarkan stempel yang dapat
mengherankan pandangan orang yang melihatnya (menakjubkan).
Kemudian Muhammad dibasuh (dengan air) dari kendi 7 kali, lalu dicap
dengan stempel dan dibungkus dengan sutera. Sosok tadi menggendong
Muhammad diantara sayapnya selama beberapa saat lalu
mengembalikannya padaku”.

Diriwayatkan oleh al Hafidz Abu Bakar bin ‘Aidz dalam kitab


maulid sebagaimana keterangan yang diambil oleh as Syeikh Badruddin Az
Zarkasyi dalam kitab Syarah Burdah al Madih dari Ibni Abbas: “Ketika
Nabi Muhammad SAW dilahirkan, malaikat Ridwan (penjaga surga)
berkata pada Nabi Muhammad SAW di telinganya; “Berbahagialah wahai
Muhammad! Tidaklah seorang nabi memiliki ilmu melainkan ilmu itu telah
diberikan kepadamu. Maka engkaulah nabi yang paling banyak ilmunya dan
paling berani hatinya””.
Diriwayatkan oleh Imam at Thabrani bahwasanya ketika Nabi
Muhammad SAW dilahirkan, jari-jari tangannya mengepal dan jari
telunjuknya mengangkat seperti orang yang sedang bertasbih.
Dalam kitab Syawahid an Nubuwwah diriwayatkan bahwasanya
ketika Nabi Muhammad SAW dilahirkan, beliau mengangkat kepalanya dan
berkata dengan lisan yang fasih ; Laa ilaaha illallah wa anni rosululloh
(Tiada Tuhan selain Allah dan bahwa aku adalah utusan Allah).
Diriwayatkan dari Fatimah bintu Abdullah, ibunda Utsman bin Abi
al Ash, beliau berkata, “Ketika aku menghadiri kelahiran Nabi Muhammad
SAW, aku melihat bahwa ketika Nabi Muhammad SAW keluar (dari perut
ibunya), seisi rumah penuh dengan cahaya dan aku melihat bintang-bintang
mendekat sampai aku mengira bahwa bintang-bintang itu akan jatuh
menimpaku” (H.R. Baihaqi)

7|Dalil Maulid an Nabawi


Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Imam Bazzar, Imam Thabrani,
Imam Hakim dan Imam Baihaqi dari Irbad bin Sariyah sebagaimana
disebutkan pada permulaan kitab bahwasanya Nabi Muhammad SAW
bersabda, “Aku adalah hamba Allah, penutup para nabi dan sesungguhnya
Adam diciptakan dari tanahku dan aku akan memberi tau kalian mengenai
itu. Aku adalah dakwah Nabi Ibrohim, kabar gembira Nabi Isa dan mimpi
ibuku”. Begitu pula, para ibu dari para nabi. Dan sungguh, ibunda Nabi
Muhammad SAW melihat cahaya yang menerangi kerajaan Syam ketika
melahirkannya.
Imam al Hafidz bin Hajar, Imam Ibnu Hibban dan Imam al Hakim
berkata, “Abu Nuaim meriwayatkan dari Burdah dari saudara rodho’nya
dari golongan Bani Sa’ad bahwasanya Sayyidah Aminah berkata, “Aku
melihat seakan-akan cahaya yang menerangi bumi keluar dariku hingga aku
bisa melihat kerajaan Syam”.
Diriwayatkan dari Hammam bin Yahya dari Ishaq bin Abdullah
bahwasanya ibunda Nabi Muhammad SAW berkata, “Ketika aku
melahirkan Muhammad, cahaya yang menerangi kerajaan Syam keluar
dariku dan aku melahirkannya dalam keadaan bersih tanpa ada kotoran
sedikitpun”.
Diriwayatkan oleh Ibnu Sa’ad: (Abu Nu’aim meriwayatkan dari
Abdurrohman bin Auf dari ibunya yaitu Syifa’. Syifa’ berkata, “Ketika
Aminah melahirkan, Nabi Muhammad SAW keluar (dari perut Aminah)
diatas tanganku dengan mudah. Lalu aku mendengar seseorang berkata,
“Semoga Allah merahmatimu”. Cahaya menerangiku dan tampak padaku
hamparan bumi dari timur hingga barat hingga aku bisa melihat istana
Romawi”. Syifa’ berkata lagi, “Kemudian aku berikan susu kepada Nabi
Muhammad SAW dan aku tidurkan. Tidaklah aku beranjak hingga
kegelapan, ketakutan dan rasa merinding menyelimutiku. Lalu hilanglah
cahaya itu. Kemudian aku mendengar seseorang berkata; “Kemanakah kau
membawa Muhammad?”, seseorang menjawab, “Ke arah timur””. Syifa’
berkata lagi, “Apa yang aku bicarakan ini aku pendam dalam hati hingga
8|Dalil Maulid an Nabawi
Allah mengutus Nabi Muhammad SAW. Dan aku adalah termasuk
golongan yang pertama kali masuk Islam”.
Al Imam an Nabhani menuturkan bahwa Nabi Muhammad SAW
tidak dilahirkan sebagaimana manusia pada umumnya. Akan tetapi,
dibukakan sebuah lubang dari perut ibunya yang sebelah kanan lalu Nabi
Muhammad SAW keluar dari lubang itu.

9|Dalil Maulid an Nabawi


PEMAHAMAN YANG BENAR MENGENAI PERAYAAN
MAULID NABI MUHAMMAD SAW DAN DALIL-DALIL
NYA
Maulid nabi yang mulia adalah perkumpulan tahunan, bulanan,
mingguan atau harian yang bertujuan untuk mengingat Allah Ta’ala,
membaca al Qur’an al Karim, bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW
dan mengingat sejarah Nabi Muhammad SAW baik dengan kalam natsr
atau berupa syair.
Hukum berkumpul untuk merayakan maulid Nabi Muhammad SAW
adalah diperbolehkan, disunnahkan, dan diperintahkan oleh Allah SWT dan
Rasul-Nya.
Dalilnya adalah;
Allah SWT berfirman :
‫بالغَ َداة َو ْالعَشي يريدونَ َوجْ َهه‬
ْ ‫سكَ َم َع الذَّينَ يدَعونَ َرب َّه ْم‬ َ ‫بر نَ ْف‬
ْ ‫ص‬ْ ‫َوا‬
(Dan bersabarlah engkau (Muhammad) bersama orang yang menyeru
Tuhannya pada pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya)
(Q.S. al Kahfi : 28)
Allah SWT berfirman :
َ ‫ع‬
‫لى جنوبه ْم‬ َّ َّ َ‫الذَّينَ يذَكرون‬
َ ‫َللا قيا َ ًما َوقعودًا َو‬
((yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau
dalam keadaan berbaring) (Q.S. Ali Imran : 191)
Allah SWT berfirman :
‫سلموا تسْلي ًما‬ َ ‫علَيْه و‬
َ ‫صلوا‬ َ ‫لى النبَّي ۚ يا َ أيَ َها الذَينَ آ َمنوا‬
َ ‫ع‬َ َ‫صلون‬ َ ‫إن للاَّ َو َم ََلئكَتهَ ي‬
َّ
(sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersholawat kepada nabi.
Wahai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kepada baginda nabi
dan berikan lah penghormatan) (Q.S. al Ahzab : 56)
Disini dapat kita pahami maksud dari ‫ يدعون ويذكرون ويصلون‬.
Bahwasanya penggalan ayat tersebut termasuk dari af’alul khomsah yang
menunjukkan makna jamak yang artinya mereka berdoa, mengingat Allah

10 | D a l i l M a u l i d a n N a b a w i
Ta’ala dan bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW dengan membuat
perkumpulan.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, beliau berkata, “Nabi Muhammad
SAW bersabda, “Tidaklah sebuah kaum berkumpul dalam satu rumah dari
rumah-rumah Allah dalam keadaan membaca kitab Allah dan saling
mengajarkannya melainkan turun pada mereka ketenangan. Rahmat
menyelimuti mereka dan mereka dikelilingi malaikat. Allah mengingat
mereka sebagai golongan yang berada di sisi-Nya””. (H.R. Muslim)
Disini dapat kita pahami hadits Nabi Muhammad SAW mengenai
keutamaan berkumpul untuk membaca al Quran al Karim dan
mempelajarinya. Penggalan ayat yang berupa ‫ يتلون ويتدارسون‬termasuk
af’alul khamsah yang menunjukan makna jamak dan perkumpulan.

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Tidaklah suatu kaum duduk sambil


mengingat Allah Ta’ala melainkan dikelilingi oleh malaikat, dilimpahkan
rahmat dan diturunkan pada mereka ketenangan. Allah mengingat mereka
sebagai golongan yang berada di sisi-Nya” (H.R. Muslim)
Begitu juga dalam hadist shohih ini, Nabi Muhammad SAW
menyemangati kita untuk berkumpul karena mengingat Allah Ta’ala dan
mengingat faedah-faedah nya. Penggalan ayat ‫ يذكرون‬termasuk af’alul
khomsah yang menunjukkan makna jamak dan perkumpulan.

11 | D a l i l M a u l i d a n N a b a w i
HUKUM PERAYAAN MAULID NABAWI

Wajib bagi kita untuk memahami bahwa perayaan maulid nabi terdiri
dari 2 unsur :

Unsur Pertama: Berbahagia dengan lahirnya Nabi Muhammad SAW.


Dan ini hukumnya adalah wajib bagi setiap muslim. Dalilnya adalah:
1) Allah SWT berfirman :
‫ضل للا َوب َر ْح َمته فَبذَلكَ فَ ْليَ ْف َرح ْوا‬
ْ َ‫ق ْل بف‬
(Katakanlah (Muhammad); “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya,
hendaklah dengan itu mereka bergembira) (Q.S. Yunus: 58)
Ini merupakan sebuah perintah dari Allah Ta’ala untuk bergembira
dengan keutamaan Allah Ta’ala yaitu al Qur’an al Karim dan bergembira
dengan rahmat-Nya yaitu Nabi Muhammad SAW.
Dalil yang menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW merupakan
rahmat Allah Ta’ala adalah firman-Nya :
‫س ْلنَاكَ ال َر ْح َمةً ل ْل َعالَم ْين‬
َ ‫َو َما ا َ ْر‬
(Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk
(menjadi) rahmat seluruh alam) (Q.S. al Anbiya’:107)
Allah SWT juga berfirman :
ۚ ‫فَب َما َرحْ َم ٍة منَ للا ل ْنتَ ل َه ْم‬
(Maka berkat rahmat Allah, engkau (Muhammad) berlaku lemah
lembut terhadap mereka) (Q.S. Ali Imron :159)
Maka, dua ayat ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah
yang dimaksud dengan rahmat dalam firman Allah Ta’ala surat Yunus ayat
58 (yang sudah disebutkan).

12 | D a l i l M a u l i d a n N a b a w i
2) Imam Bukhori meriwayatkan bahwa Abu Lahab sangat bergembira
dengan lahirnya Nabi Muhammad SAW. Lalu dia memerdekakan budak
perempuan nya karena sangat bergembira dengan kelahiran keponakannya
yaitu Nabi Muhammad SAW. Dan setelah Abu Lahab wafat, saudaranya
yaitu Abbas melihatnya dalam mimpi. Lalu beliau bertanya kepada Abu
Lahab mengenai keadaan nya. Abu Lahab menjawab, “Sesungguhnya Allah
meringankan siksaku setiap hari Senin. Allah memperbolehkan aku untuk
menghisap air dari jempolku dengan sebab aku memerdekakan budakku
karena bergembira dengan lahirnya keponakanku di dunia”.
Ini adalah hadits shohih dalam kitab al Bukhori yang menunjukkan
keagungan faidah bergembira dengan kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Padahal Abu Lahab adalah orang kafir yang kekal didalam neraka namun
diringankan siksa baginya karena kegembiraannya dengan Nabi
Muhammad SAW satu kali. Lalu bagaimana dengan orang muslim dan
mukmin yang bahagia dengan Nabi Muhammad SAW setiap waktunya?
Unsur Kedua: Mengungkapkan kegembiraan dengan kelahiran
Nabi Muhammad SAW. Ini juga dianjurkan dan di syariatkan dalam agama
kita. Tidaklah seseorang mengingkarinya melainkan dia adalah orang yang
bodoh.
Mengungkapkan kegembiraan dengan lahirnya Nabi Muhammad
SAW telah ada dalilnya dalam hadits Nabawi.
Dalil pertama:
ْ َ‫ ذَاك‬:َ‫سئل النبي محمد صلى هللا عليه وسلم ع َْن ص َْو ِم ي َْو ِم ا ِالث ْني ِْن قاَل‬
‫يو ٌم ُو ِلدْتُ فيِ ِه َوي َْو ٌم‬ ُ (
ْ
‫بعِثتُ ْأو أن ِز َل عَلى فِي ِه) رواه مسلم‬
(Nabi Muhammad SAW ditanya tentang puasa hari Senin. Nabi
Muhammad SAW bersabda, “Itu adalah hari dimana aku dilahirkan, diutus
dan diturunkannya al Qur’an padaku”) (H.R. Muslim)

13 | D a l i l M a u l i d a n N a b a w i
Hadist shohih ini menunjukkan tentang pengungkapan kebahagiaan
dengan Nabi Muhammad SAW. Pengungkapan kebahagiaan ini dilakukan
dengan cara beribadah puasa.
Dalil kedua :
‫سئل ُِوا عن‬
ُ ‫ُورا َء ف‬ َ َ‫فو َج َد اليهَو َد يَصُو ُمون‬
َ ‫يو َم عَاش‬ َ َ‫هللا صَلى ّللا عليه وسلم ال َمدِينة‬ ِ ‫(ق ِد َم َرسو ُل‬
ً َ ُ َ َ
. ‫فرع َْو فن ْحن نصُو ُمه فرحا بذلك‬ َ‫ن‬ ِ ‫اليو ُم نجى هللا تعالى فيه موسى وأغرق‬ ْ ‫ هذا‬: ‫ذلكَ ؟ َفقالوا‬
‫ي صَلى ّللا عليه وسلم‬ ُّ ‫ َفقا َل النب‬:‫سى مِ نكُم فأ َم َر بص َْومِ ِه) رواه البخاري‬ َ ‫نَ ْح ُن ْأو‬
َ ‫لى ب ُمو‬
(Rasulullah SAW tiba di Madinah dan beliau mendapati orang-
orang Yahudi sedang berpuasa hari ‘Asyuro. Lalu mereka ditanyai tentang
itu. Mereka menjawab, “Ini adalah hari dimana Allah menyelamatkan Nabi
Musa dan menenggelamkan Fir’aun. Kami berpuasa karena kami
bergembira atas hal tersebut”. Rasulullah SAW bersabda, “Kami lebih
berhak atas Musa dibanding kalian”. Lalu Rasulullah SAW memerintahkan
untuk berpuasa). (H.R. Bukhori)
Dari keterangan itu, bisa dipaham bahwa Nabi Muhammad SAW
berpuasa di hari ‘Asyuro sebagai ungkapan kebahagiaan atas keselamatan
Nabi Musa dan tenggelamnya Fir’aun.
Ringkasnya :Mengungkapkan kegembiraan dengan maulid Nabi
Muhammad SAW adalah dianjurkan dan disunnahkan dalam syariat Islam
sebagaimana yang telah kita ketahui pada dalil-dalil yang telah lalu.
Kita orang-orang muslim di zaman sekarang, pengungkapan
kebahagiaan kita atas Nabi Muhammad SAW berbeda satu dengan yang
lainnya. Sebagian dari kita ada yang mengungkapkan kegembiraan nya
dengan memberikan makanan. Ada yang mengungkapkan nya dengan
berpuasa, Ada yang mengungkapkan nya dengan membaca al Qur’an. Ada
pula yang mengungkapkan nya dengan mengadakan perkumpulan untuk
mengingat Allah Ta’ala dan membaca sholawat kepada Nabi Muhammad
SAW, mengingat sejarah dan kisah kelahiran nya baik dengan kalam natsr

14 | D a l i l M a u l i d a n N a b a w i
atau syair dan qoshidah. Semua itu termasuk dalam ketaatan yang
disunnahkan dalam syariat Islam.

Pertanyaan/: Apakah acara perayaan maulid ada dizaman Nabi


Muhammad SAW ?
Jawaban/ : Jika kita mengetahui dan memahami apa yang ada di
dalam maulid Nabawi, maka kita akan tau apakah maulid itu ada di zaman
Nabi Muhammad SAW atau tidak.
-Didalam Maulid Nabawi terdapat pembacaan ayat al Qur’an al
Karim (‫…إنا فتحنا لك فتحا ً مبينا‬.. sampai akhir ayat ada didalam kitab maulid).
Pembacaan al Qur’an ada di zaman Nabi Muhammad SAW dan barangsiapa
mengatakan bahwa maulid nabi adalah bid’ah, maka orang itu mengatakan
bahwa membaca al Qur’an adalah bid’ah.
-Didalam Maulid Nabawi terdapat sholawat kepada Nabi
Muhammad SAW )‫(يا رب صل على محمد يا رب صل عليه وسلم‬. Bersholawat
kepada Nabi Muhammad SAW diperintahkan di dalam al Qur’an al Karim.
(Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersholawat kepada nabi.
Wahai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kepada baginda nabi
dan berikan lah penghormatan) (Q.S al Ahzab : 56). Maka barangsiapa
mengatakan maulid nabi adalah bid’ah, maka orang itu mengatakan bahwa
bersholawat kepada nabi adalah bid’ah.
-Didalam Maulid Nabawi terdapat pembacaan kisah dilahirkannya
Nabi Muhammad SAW. Sedangkan al Qur’an (didalam nya) dipenuhi
dengan kisah-kisah para nabi dan orang-orang sholih (kisah Nabi Adam
dengan iblis, kisah Nabi Musa dengan Fir’aun dan nabi-nabi yang lain, kisah
Ashabul Kahfi, kisah Bani Israil dengan sapi dan lain sebagainya). Apabila
membaca kisah adalah bid’ah dan haram maka al Qur’an pun adalah bid’ah.
-Didalam Maulid Nabawi terdapat senandung syair untuk memuji
Allah, Nabi Muhammad SAW dan orang-orang sholih. Maka
15 | D a l i l M a u l i d a n N a b a w i
menyenandungkan syair yang berisi tentang cinta Allah dan Rasul-Nya
adalah sesuatu yang disunnahkan. Jika syair itu berisi tentang untaian
mengenai perempuan dan penuturan mengenai keindahan mereka, maka
barulah syair itu dihukumi harom.
Nabi Muhammad SAW bersabda dalam hadist riwayat Ibnu Abbas,
“Sungguh, sebagian syair pasti memiliki hikmah”.
Pertanyaan/: Apakah Nabi Muhammad SAW mendengarkan syair?

Jawaban/: Ya, Nabi Muhammad SAW mendengarkan syair dan


memerintahkan untuk bersyair.

Dalil yang menunjukan hal tersebut :

1) Imam Bukhori dan Imam Muslim meriwayatkan dari Sa’d bin al


Musayyab, beliau berkata, “Umar bin Khottob melewati Hassan bin Tsabit
di dalam masjid dan Hassan bin Tsabit waktu itu sedang melantunkan syair.
Umar menoleh lalu Hassan bin Tsabit berkata, “Aku melantunkan syair di
dalam masjid. Dan didalam syair itu ada penyebutan sosok yang lebih mulia
disbanding dirimu”. Lalu Umar menoleh pada Abu Hurairah. Umar berkata,
“Aku memintamu atas nama Allah. Apakah engkau pernah mendengar
Rasulullah SAW bersabda, “Kabulkanlah permintaanku. Ya Allah jagalah
Hassan dengan Ruh Kudus (Malaikat Jibril)”?”. Abu Hurairah menjawab,
“Ya””
2) Al Imam Ahmad juga meriwayatkan : (Sesungguhnya Umar bin
Khattab melewati Hassan dalam keadaan sedang melantunkan syair di
dalam masjid. Umar berkata, “Apakah didalam masjid Rasulullah SAW
engkau melantunkan syair?”. Hassan menjawab, “Sungguh aku telah
melantunkan syair di dalam masjid. Dan dalam syair ku, ada seseorang yang
lebih mulia daripada engkau yakni Rasulullah”.)

16 | D a l i l M a u l i d a n N a b a w i
3) Al Imam Al Bukhori dan Muslim meriwayatkan; dari Al Barra'
bahwasanya Rasulullah SAW bersabda pada Hassan, “Sindirlah / tegurlah
mereka. Jibril bersamamu”.
4) Imam Ahmad juga meriwayatkan dengan sanad kepada Juwairiyah
binti Asma’. Beliau berkata, “Telah sampai kepadaku bahwa Rasulullah
SAW bersabda; “Aku memerintahkan Abdullah bin Rowahah (untuk
bersyair)”. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Syairnya bagus.
Kemudian aku memerintahkan Ka’ab bin Malik”. Kemudian Rasulullah
bersabda, “Syairnya bagus. Dan aku memerintahkan Hassan bin Tsabit.
Dan dia berhasil memberikan obat dan kebahagiaan”.
5) Al Imam al Bukhori meriwayatkan bahwasanya Rasulullah SAW
menghadiahkan selendang nya pada Ka’ab bin Zuhair ketika Ka’ab
melantunkan syair didepan beliau.
Ini adalah hadits-hadits shohih yang menunjukkan bahwasanya
Rasulullah SAW mendengarkan dan memerintahkan untuk bersyair. Beliau
tidak mengatakan bahwa hal tersebut adalah bid’ah atau syirik sebagaimana
yang dikatakan orang-orang bodoh jaman sekarang.
Maka barangsiapa mengatakan bahwa melantunkan syair adalah bid’ah,
maka kami katakan kepadanya bahwa Nabi Muhammad SAW tidak
mengatakan bahwa lantunan syair adalah bid’ah dan tidak pernah
melarangnya. Maka dari mana Anda mengambil dalil dengan ucapan Anda
mengenai hal tersebut? Bahkan justru ucapan Anda ditolak dan akan
dikembalikan pada Anda.

-Didalam Maulid Nabawi terdapat mahallul qiyam (berdiri).

Pertanyaan/ : Apakah berdiri dalam maulid termasuk bid’ah dan


menpersekutukan Allah?
Jawaban/ :

17 | D a l i l M a u l i d a n N a b a w i
Pertama/ : Berdiri untuk mengingat Allah Ta’ala itu dianjurkan dan
disunnahkan ( maka ingatlah Allah dengan berdiri atau duduk (Q.S. an
Nisa;103))
Kedua/ : Berdiri untuk mengingat Nabi Muhammad SAW juga
dianjurkan dan disunnahkan.
Di dalam kitab Tuhfah al Mardiyah fi al Akhbar al Qudsiyah wa al
Ahadits an Nabawiyah (dijelaskan) bahwasanya: Barangsiapa bersholawat
kepada Nabi Muhammad SAW dalam keadaan berdiri, maka dia diampuni
sebelum ia duduk. Dan barangsiapa bersholawat kepadanya dalam keadaan
duduk, maka dia diampuni dosanya sebelum dia berdiri. Begitu juga,
barangsiapa mengucapkan salam kepada Nabi Muhammad SAW dalam
keadaan berdiri, maka dia diampuni dosanya sebelum dia duduk. Dan
barangsiapa mengucapkan salam kepadanya dalam keadaan duduk, maka
dia diampuni dosanya sebelum dia berdiri.

Apa hukum berdiri kepada orang alim, orang tua atau selainnya dari
seseorang yang memiliki keutamaan?
Berdiri dengan niat menghormati dan bertata krama adalah disunnahkan
dan tidak ada perkhilafan dalam permasalahan tersebut.
Imam Nawawi memiliki satu risalah yang membahas tentang
diperbolehkannya berdiri untuk menghormati seseorang yang memiliki
keutamaan didalam bab ‫ إنزال الناس منازلهم‬.
Dalil yang menunjukkan hal tersebut :

1) Sesungguhnya Fatimah menemui Rasulullah SAW. Lalu Rasulullah


SAW berdiri untuk mencium Fatimah dan mengajaknya duduk di
tempatnya.

2) Hadits Zaid bin Tsabit ketika Rasulullah SAW mendatanginya. Zaid


bin Tsabit berdiri untuk mencium tangan nya dan merangkulnya (dengan
mengagungkan).
18 | D a l i l M a u l i d a n N a b a w i
3) Sesungguhnya Bani Quraizhoh ketika mereka sedang beristirahat
pada masa pemerintahan Sayyidina Sa’d, Rasulullah SAW mengutus
Sayyidina Sa’d. Lalu Sayyidina Sa’d datang dengan menunggangi keledai.
Kemudian Rasulullah bersabda, “Berdirilah untuk pemimpin kalian / orang
terbaik diantara kalian” sampai Sayyidina Sa’d datang dan duduk disamping
Rasulullah SAW. (H.R. Abu Daud)
Yang mengherankan adalah orang yang melarang berdiri di dalam
maulid, membid’ah dan mensyirik kan. Disisi lain ia berdiri ketika lagu
kebangsaan diputar dan hormat kepada bendera negara di sekolahnya. Begitu
pula anak-anak nya. Dan mereka tidak mengatakan bahwa itu adalah bid’ah
atau syirik. Dia mengagungkan negara dan benderanya dengan lebih besar
dibandingkan dia mengagungkan Nabi Muhammad SAW. Kami berlindung
kepada Allah Ta’ala.
-Didalam Maulid Nabawi terdapat pemukulan hadroh/rebana.
Penabuhan hadroh dengan bergembira mengingat Allah Ta’ala dan Nabi
Muhammad SAW adalah sesuatu yang dianjurkan dan di sunnahkan. Tidak
ada perkhilafan dalam hal tersebut dan dalil-dalil nya banyak. Diantaranya:
1. Diriwayatkan dari Aisyah, beliau berkata bahwasanya Abu Bakar
menemuinya sedangkan di samping Aisyah terdapat 2 anak perempuan yang
memukul rebana di hari-hari Mina sementara Rasulullah SAW menutupi
wajahnya dengan pakaian beliau. Abu Bakar pun menghardik keduanya,
"Pantaskah ada seruling setan di rumah Rasulullah?" Lalu Rasulullah
menyingkap wajahnya lalu berkata, "Biarkan mereka wahai Abu Bakar,
karena hari ini adalah hari-hari ied, dan hari-hari itu adalah hari-hari Mina"
(H.R. Bukhari)
2. Hadits Amir bin Sa’ad al Bajali, beliau berkata, “Aku menemui
Qorodzhoh bin Ka’ab, Abi Mas’ud dan para tetangga yang sedang menabuh
hadroh dan bernyanyi. Mereka berkata, “Telah diberikan rukhshah
(keringanan) kepada kami (oleh Rasulullah SAW) untuk mendengarkan
hiburan saat pernikahan”. (H.R an Nasa’i)

19 | D a l i l M a u l i d a n N a b a w i
3. Ubaid bin Isma'il bercerita kepada kami: Abu Usamah bercerita
padaku dari Hisyam dari ayahnya dari Aisyah. Aisyah berkata, "Abu Bakar
masuk menemui aku. Saat itu di sisiku ada dua orang budak dari tetangga
Anshar yang sedang bersenandung mengenai peristiwa yang dialami kaum
Anshar di hari Bu’ats”. Aisyah berkata, “Mereka tidak pandai
bersenandung”. Lalu Abu Bakar berkata, "Apakah seruling-seruling setan
ada di rumah Rasulullah SAW?”. (Peristiwa itu terjadi pada hari raya).
Rasulullah SAW bersabda, "Wahai Abu Bakar, sesungguhnya setiap kaum
memiliki hari raya. Dan sekarang adalah hari raya kita".
4. Diriwayatkan dari Sayyidina Ali, beliau berkata, “Seorang wanita
berkata: “Wahai Rasulullah, aku telah bersumpah untuk menabuh rebana
dihadapanmu” Rasulullah SAW bersabda, “Penuhilah sumpahmu””.
Maka andaikan menabuh rebana adalah haram, syirik dan bid’ah,
mengapa Rasulullah SAW tidak melarang hal tersebut?
-Didalam Maulid Nabawi terdapat pertemuan, nasehat dan
tausiyah. Hal tersebut di perintahkan oleh Allah dan Nabi Muhammad
SAW. Ayat-ayat al Qur’an dan hadits-hadits yang menjelaskan hal tersebut
sangat banyak.
Allah SWT berfirman:
‫فَذَكر فَإن الذكرى تنفع المؤمنين‬
( Ingatlah (Allah)! Karena sesungguhnya dzikir bermanfaat bagi orang-
orang mukmin). (Q.S. adz Dzariyat : 55)
Rasulullah SAW bersabda :
‫بلغوا عني ولو آية‬
( Sampaikanlah (petuah) dariku walau satu ayat)
Jadi, inilah yang dimaksud dengan Maulid Nabawi yang mulia. Segala
sesuatu yang ada di dalamnya sesuai dengan syari’at Islami dan tidak

20 | D a l i l M a u l i d a n N a b a w i
ditemukan sesuatu yang menyimpang maupun bid’ah sebagaimana yang
diserukan oleh orang-orang bodoh dari golongan Wahabi.

PENGINGAT: ORANG-ORANG YANG MENGATAKAN BAHWA


PERAYAAN MAULID NABAWI ADALAH BID’AH DAN SYIRIK
Mereka adalah orang-orang yang setiap tahun merayakan pekan
Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab pendiri manhaj Wahabi. Dan
mereka tidak mengatakan bahwa hal tersebut adalah bid’ah. Sebaliknya,
mereka mengatakan bahwa mereka menghidupkan kembali ajaran agama
yang telah diperbarui milik Muhammad ibn Abd al-Wahhab.
Namun, kita tidak tau apakah Muhammad bin Abdul Wahhab lebih
utama dibanding utusan Allah, kekasih Allah dan pilihan Allah yakni
Sayyiduna Muhammad bin Abdillah SAW.
Demikian juga, mereka merayakan hari nasional negara mereka dan
tidak mengatakan bahwa itu adalah bid’ah.
Ya, kami setuju bahwa (Mencintai tanah air adalah bagian dari iman)
dan kami tidak menyangkal setiap orang yang merayakan hari raya negara
dan tanah airnya. Tetapi kami juga setuju bahwa (Mencintai Nabi
Muhammad SAW adalah dasar iman).
Namun, kita tidak tau apakah menurut mereka hari raya negaranya
lebih utama dibandingkan Nabi Muhammad SAW. Tiada daya dan upaya
melainkan karena Allah SWT.

21 | D a l i l M a u l i d a n N a b a w i
APA PENDAPAT PARA ULAMA TENTANG MAULID
NABAWI?

1) Imam as Suyuthi berkata, “Menurut saya, asal perayaan maulid


adalah perkumpulan orang yang membaca sedikit bacaan dari al Qur'an dan
periwayatan berita yang berisi mengenai awal kehidupan Nabi Muhammad
SAW dan apa yang terjadi saat Nabi Muhammad SAW dilahirkan.
Kemudian mereka menggelar taplak meja (alas) untuk makan bersama lalu
bubar tanpa melebihi itu. Ini adalah termasuk bid’ah yang baik yang
pelakunya akan diberi pahala karena mengagungkan derajat Nabi
Muhammad SAW, menampakkan kegembiraan dan kebahagiaan dengan
maulid nya yang mulia”.
2) As Syeikh Ibnu al Jauzi berkata mengenai maulid nabawi:
“Termasuk keistimewaan maulid adalah karunia penjagaan pada tahun itu
dan datangnya kabar gembira dengan segera akan tercapainya apa yang di
cita-citakan”.
3) Ibn Abidin berkata, “Mengenai bergembira pada malam lahirnya
Rasulullah SAW dan pembacaan maulidnya, ketahuilah! Bahwa termasuk
dari bid’ah yang baik adalah mengamalkan (merayakan) maulid yang mulia
di bulan dimana Rasulullah SAW dilahirkan”. Beliau juga berkata,
“Berkumpul untuk mendengarkan kisah pemilik mukjizat (semoga rahmat
yang paling utama dan penghormatan paling sempurna tercurahkan kepada
beliau) adalah termasuk dari ibadah yang paling agung karena mukjizat dan
banyaknya rahmat yang ada di dalamnya”.

22 | D a l i l M a u l i d a n N a b a w i
4) Al Hafidz Abdurrohim al Iraqi berkata, “Sesungguhnya,
mengadakan walimah dan menjamu makanan adalah sunnah di setiap
waktu. Lantas bagaimana jika hal tersebut bergabung dengan perasaan
gembira dan senang dengan munculmya Nur Rasulullah SAW di bulan
mulia ini? Hal tersebut tidak bisa dikatakan bid’ah atau makruh. Bahkan
banyak bid’ah baik yang terkadang dihukumi wajib”.
5) Abu Syamah, guru Imam Nawawi berkata, “Termasuk dari bid’ah
yang paling baik di zaman kita adalah apa yang dilakukan setiap tahun pada
hari yang bertepatan dengan maulid Nabi Muhammad SAW yakni
bersedekah, berbuat baik, menampakkan hiasan dan kebahagiaan.
Sesungguhnya hal tersebut menunjukkan bahwa di hati pelakunya ada
kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW, pengagungan kepadanya dan rasa
bersyukur kepada Allah Ta’ala atas anugerah-Nya yakni wujudnya Nabi
Muhammad SAW yang diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam”.

6) Penyarah kitab al Bukhori, yaitu as Syihab Ahmad al Qostholani


berkata, “Allah merahmati seseorang yang menjadikan malam-malam bulan
kelahiran Nabi Muhammad SAW sebagai hari raya. Hal tersebut menjadi
obat yang paling ampuh bagi hati yang terdapat sakit dan penyakit di
dalamnya ”.

7) Al Hafidz Syamsuddin bin Nashiruddin ad Dimasyqi berkata dalam


kitab nya yang diberi nama :
‫مورد يخفف عنه عذاب النار في مثل الصادي في مولد الهادي‬
“Telah benar-benar shohih bahwa Abu Lahab (diringankan azab nya) pada
hari Senin karena memerdekakan budak perempuannya disebabkan
kegembiraan nya atas lahirnya Nabi Muhammad SAW”.

23 | D a l i l M a u l i d a n N a b a w i
PARA ULAMA YANG MENGARANG KITAB MAULID
NABAWI AS SYARIF

1) Al Hafidz Abdurrohim al Iraqi. Wafat tahun 808 H. Beliau


mengarang kitab maulid yang bernama ‫ ( المورد الهنى فى المولد السنى‬al
Maurid al Hani fi al Maulid as Sani).
2) Al Hafidz Ibn Katsir. Wafat tahun 774 H. Beliau mengarang kitab
maulid yang telah dicetak dengan tahqiq dari al Imam Sholahuddin
al Munjid.
3) Al Hafidz as Sakhowi. Wafat tahun 902 H. Beliau mengarang kitab
maulid yang bernama ‫( الفخر العلوى قى المولد النبوى‬al Fakhru al Alawi
fi al Maulid an Nabawi).
4) Al Hafidz Ibn Jauzi. Wafat pada tahun 597 H. Beliau mengarang
kitab maulid yang bernama ‫ ( العروس‬al ‘Arus) dan telah dicetak di
Mesir.
5) Al Hafidz Abu al Khattab Umar bin Ali bin Muhammad yang
dikenal dengan Ibn Dahyatu al Kalaby. Wafat tahun 633 H. Beliau
mengarang kitab maulid yang bernama ‫( التنوير فى مولد البشير النذير‬at
Tanwir fi Maulid al Basyir an Nadzir).
6) Syamsuddin bin Nashiruddin ad Dimasqi. Wafat tahun 842 H.
Beliau mengarang kitab maulid yang bernama ‫المورد الصاوى فى مولد‬
‫( الهادى‬al Maurid as Showi fi Maulid al Hadi). Begitu juga kitab
maulid yang bernama ‫( جامع اآلثار فى مولد المختار‬Jami’ al Atsar fi

24 | D a l i l M a u l i d a n N a b a w i
Maulid al Mukhtar) dan ‫( اللفظ الرائق فى مولد خير الخالئق‬al Lafdzhu ar
Roiq fi Maulid Khoir al Kholaiq).
7) Mulla Ali Qari.. Wafat tahun 1014 H. Beliau mengarang kitab
maulid yang bernama ‫( المورد الروى فى المولد النبوى‬al Maurid ar Rawi
fi Maulid an Nabawiy) dan telah dicetak.
8) Al Hafidz Syamsuddin Ibn al Juruzi. Wafat tahun 660 H. Beliau
adalah imam para qurro’.Beliau mengarang maulid yang bernama
‫‘( بالمولد الشريف عرف التعريف‬Arfu at Ta’rif bi al Maulid asy Syarif).
9) Ali Zainal Abidin as Samhudi. Wafat tahun 911 H. Beliau
mengarang kitab maulid yang bernama ‫الموارد الهنية فى مولد خير البرية‬
(al Mawarid al Haniyyah fi Maulidi Khoiri al Bariyyah).
10) Al Hafidz Muhammad as Syaibani yang dikenal dengan Ibn ad
Diba’. Wafat tahun 644 H.
11) Ibnu Hajar al Haitami. Wafat tahun 974 H. Beliau mengarang
kitab maulid yang bernama ‫( إتمام النعمة على العالم بمولد سيد ولد ادم‬Itmam
an Ni’mah ‘ala al Alami bi Maulidi Sayyidi Waladi Adam).
12) Al Khotib as Syirbini. Wafat tahun 1014 H. Beliau mengarang
kitab maulid yang bernama ‫( المولد الروى فى المولد النبوى‬al Maulid ar
Rowi fi al Maulid an Nabawi).
13) Al Muhaddits Ja’far bin Hasan al Barzanji. Wafat tahun 1177 H.
Beliau mengarang kitab maulid yang bernama ‫عقد الجوهر فى مولد النبى‬
‫( األزهر‬Aqdu al Jauhar fi Maulid an Nabi al Azhar).
14) Abu al Barkat Ahmad ad Dardir. Wafat tahun 1201 H. Beliau
mengarang kitab maulid yang telah dicetak di Mesir.
15) Abdu al Hadi Naja al Aybari al Mishri. Wafat tahun 1305 H.
Beliau mengarang kitab maulid yang berupa naskah.
16) Yusuf an Nabhani. Wafat tahun 1350 H. Beliau mengarang kitab
maulid yang bernama ‫( جواهر النظم البديع فى المولد الشفيع‬Jawahir an
Nadzmi al Badi’ fi Maulidi as Syafi’).
25 | D a l i l M a u l i d a n N a b a w i
JADI: Mereka adalah para pembesar islam dan gurunya para qurro’ dan
huffadz. Mereka mengarang kitab maulid untuk memuji Nabi Muhammad
SAW dan kelahirannya. Mereka tidak mengatakan bahwa hal tersebut
adalah bid’ah. Jika mereka tergolong orang-orang yang melakukan bid’ah
dan kesesatan, lantas siapa yang pantas dianggap ahli ilmu dan ahli al
Qur’an ?

26 | D a l i l M a u l i d a n N a b a w i
ADAB MENGHADIRI MAJLIS MAULID

1) Niat yang baik. Diantara niat-niat yang baik adalah: niat bertaubat,
niat dikabulkannya hajat, niat berobat, niat agar anak-anaknya
menjadi anak yang sholih, niat meminta husnul khatimah, niat
menolak balak dan niat-niat baik lainnya.
2) Memfokuskan hati dan pikiran ketika menghadiri maulid. Karena
sesungguhnya Allah tidak melihat melainkan pada hati kalian.
3) Bertata krama/ sopan. Barangsiapa ingin dekat dengan Allah, maka
wajib baginya untuk bertata krama dalam majlis yang dihadiri
malaikat ini.
4) Memakai pakaian yang bagus.
5) Memakai minyak wangi khusus bagi laki laki. Untuk perempuan,
boleh memakai minyak wangi jika majlis tersebut khusus dihadiri
para perempuan saja.
6) Hadir dengan hati yang inkisar/ berharap kepada Allah. Karena
Allah ada di sisi orang yang berharap kepada-Nya.
7) Menulis faidah (yang disampaikan dalam majlis). Apa yang ditulis
akan menetap (sulit hilangnya) dan apa yang dihafal akan menetap
(sulit hilangnya).

8) Mengagungkan, bertata krama serta rindu kepada Nabi Muhammad


SAW ketika membaca sholawat kepadanya.

27 | D a l i l M a u l i d a n N a b a w i
Terakhir, saya meminta kepada Allah agar memberikan kemanfaatan
dengan kitab ini dan memberikan kita kesempurnaan ikhlas dan
pertolongan untuk melaksanakan ketaatan
Segala puji bagi Allah Tuhan Seluruh Alam

17 Muharrom 1443 H
25 Agustus 2021 M

28 | D a l i l M a u l i d a n N a b a w i

Anda mungkin juga menyukai