Anda di halaman 1dari 7

Kelompok 2

Nama : Aksan Ibra Lestaluhu (Ketua)


Zuan Safer El Amin Lestaluhu (Wakil Ketua)
Malickha Asyarani Humaira Lestaluhu
Wa Ode Citra Ayu
Ririn Kotta
Sartika Karatlaut
Iban Ohorella
Kelas :V
Tugas : Agama Islam
Sekolah : SD Negeri 164 Maluku Tengah

KISAH NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU ALAIHI WASALLAM

Kelahiran Nabi Muhammad SAW


Ada banyak peristiwa besar yang terjadi saat kelahiran Nabi Muhammad, Bunda.
Misalnya saja seperti singgasana Raja Persia Kisra Anusyirwan yang bergoyang dan
14 balkon istananya ikut runtuh. Selain itu, padamnya api sesembahan kaum Majusi
di kuil pemujaan di Persia (sekarang Iran), yang sebelumnya tak pernah padam.
Peristiwa besar lain menjelang kelahiran Nabi Muhammad, yaitu air Danau 'A' yang
dikultuskan oleh masyarakat Persia, tiba-tiba surut. Tasik Sava atau semenanjung
suci bagi masyarakat Persia pun mendadak tenggelam.
Sementara di Makkah, pasukan gajah yang dipimpin Raja Yaman, Abrahah gagal
menyerang Ka'bah. Tak lama setelah itu, Nabi Muhammad lahir.
Nabi Muhammad lahir dari seorang ibu bernama Aminah, dan ayah, Abdullah.
Abdullah meninggal saat Nabi Muhammad berusia tiga bulan dalam kandungan
Aminah, karena kelelahan berdagang dan jatuh sakit.
Sang kakek, Abdul Mutalib yang merupakan pemimpin Makkah atau kaum Quraisy,
memberikan nama Muhammad kepada Rasulullah. Sang kakek membawa Nabi
Muhammad masuk ke dalam Ka'bah, lalu seekor kambing disembelih sebagai
bentuk aqiqah dan Beliau dikhitan pada usia 7 hari.
Saat Nabi lahir tak ada yang mau menyusuinya karena termasuk golongan miskin.
Tapi seorang ibu, bernama Halima Sa'diyah dengan ikhlas menyusuinya, meski ASI
yang dimilikinya pun sedikit. Keikhlasannya dibalas oleh Allah SWT. Keledai miliknya
menjadi berisi dan ASI miliknya menjadi lancar.
Saat kanan-kanak, Nabi Muhammad SAW menghabiskan waktu yang tak lama
bersama ibunya karena di usia enam tahun, Aminah meninggal dunia. Setelah
menjadi yatim piatu, Nabi Muhammad tinggal dan diasuh oleh kakeknya.
Namun saat, Nabi Muhammad berusia 8 tahun, sang kakek meninggal dunia,
sehingga pamannya, Abu Thalib merawatnya. Mereka hidup dalam kekurangan.
Meski begitu, Nabi Muhammad tumbuh dengan baik. Saat kanak-kanak, Nabi
Muhammad membantu menggembala binatang ternak dan ketika sudah cukup
dewasa, Nabi membantu pamannya berdagang.

Pernikahan Nabi Muhammad


Setelah tumbuh dewasa, Nabi Muhammad menikah dengan Siti Khadijah, Bunda.
Khadijah sendiri merupakan sosok terpandang nan cantik rupawan dan berasal dari
golongan berada di Arab.
Mulanya, Nabi Muhammad SAW dan sang istri bekerja sama sebagai pedagang.
Namun, dengan pribadi Nabi Muhammad yang baik, jujur, dan, patut diteladani,
Khadijah pun jatuh hati dan meminta sahabatnya, Nafisah binti Muntah, datang
untuk meminang Nabi Muhammad SAW.
"Muhammad, aku Nafisah binti Munyah, datang membawa berita seorang wanita
agung, suci, dan mulia. Pokoknya ia sempurna, sangat cocok denganmu. Kalau kau
mau, aku bisa menyebut namamu di sisinya," kata Nafisah kepada Muhammad,
dikutip dari buku Bilik-bilik Cinta Muhammad, karya Nizar Abazhah.
Nabi Muhammad menikah saat berumur 25 tahun. Sedangkan Khadijah saat itu
berusia 40 tahun. Khadijah disebut sebagai cinta pertama Nabi Muhammad SAW,
Bunda. Ini terbukti karena dalam pernikahan mereka, Nabi Muhammad SAW tak
pernah menikahi wanita lain.

Nabi Muhammad SAW mendapat wahyu


Wahyu pertama yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW datang
melalui mimpi saat ia berusia 40 tahun, Bunda. Dalam mimpi tersebut, Nabi
Muhammad berada seorang diri dalam Gua Hira di Jabal Nur, dan bertemu dengan
Malaikat Jibril.
Melalui Malaikat Jibril, wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT adalah surat Al-Alaq
ayat 1-5. Sebagaimana yang dikutip dari buku berjudul Tafsir Pendidikan: Konsep
Pendidikan Berbasis Alquran, karya Ahmad Izzan dan Sehudin, dijelaskan bahwa
ulama tafsir berpendapat bawah 5 ayat tersebut menegaskan bahwa Nabi
Muhammad SAW diperintahkan oleh Allah SWT untuk membaca.
Selain itu, perintah tersebut pun dibarengi dengan mengajarkan kekuatan serta sifat-
sifat Allah pada manusia dalam berdakwah. Berikut isi surat Al-Alaq ayat 1-5 serta
terjemahannya:

١ - ‫ك الَّ ِذيْ َخ َل ۚ َق‬


َ ‫ِا ْق َرْأ ِباسْ ِم َر ِّب‬
Iqra' bismi rabbikallażī khalaq
Artinya: "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan."
٢ - ‫ان ِمنْ َع َل ۚ ٍق‬
َ ‫َخ َل َق ااْل ِ ْن َس‬
Khalaqal-insāna min 'alaq
Artinya: "Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah."

َ ‫ِا ْق َرْأ َو َر ُّب‬


٣ - ‫ك ااْل َ ْك َر ۙ ُم‬
Iqra` wa rabbukal-akram
Artinya: "Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia,"

٤ - ‫الَّ ِذيْ َعلَّ َم ِب ْال َق َل ۙ ِم‬


Allażī 'allama bil-qalam
Artinya: "Yang mengajar (manusia) dengan pena."

َ ‫َعلَّ َم ااْل ِ ْن َس‬


٥ - ‫ان َما َل ْم َيعْ َل ۗ ْم‬
'Allamal-insāna mā lam ya'lam
Artinya: "Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya."

Nabi Muhammad SAW Berdakwah


Setelah mendapat wahyu dari Allah SWT, Nabi Muhammad SAW pun mulai
melakukan dakwah. Pada awalnya, dakwah yang disampaikan dengan cara
bersembunyi-sembunyi.
"Kemudian, satu demi satu umat masyarakat masuk islam seperti Bilal bin Rabah,
Abu Ubaidah Amin bin Jarrah, Abu Salamah, Arqam bin Abi Arqam, Utsman bin
Madz'un, Fatimah binti Khatab, dan lainnya. Mereka semua masuk Islam secara
sembunyi-sembunyi karena Nabi Muhammad menyampaikan dakwahnya secara
individu dan rahasia," sebagaimana dikutip dari buku 'Sejarah Hidup dan Perjuangan
Rasulullah SAW' yang diterjemahkan oleh Abdullah Haidir.
Adapun yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW yang pertama adalah sang
istri, Khadijah, lalu para sahabatnya, yakni Ummu Aiman, Ali bin Abu Thalib, Abu
Bakar Al-Shiddiq dan Zaid bin Haritsah.
Setelah itu, Nabi Muhammad SAW kembali mendapat wahyu lewat Surat Al-Hajr.
Dalam wahyu tersebut, Allah SWT memerintah Nabi Muhammad SAW untuk mulai
berdakwah secara terang-terangan.

َ ‫َفٱصْ دَعْ ِب َما ُتْؤ َم ُر َوَأعْ ِرضْ َع ِن ْٱل ُم ْش ِرك‬


‫ِين‬
Faṣda' bimā tu`maru wa a'riḍ 'anil-musyrikīn
Artinya: "Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang
diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik."

Nabi Muhammad melakukan Isra Mi'raj


Isra Mi'raj merupakan peristiwa penting umat Islam yang dijalani oleh Nabi
Muhammad SAW, Bunda. Ini merupakan perjalanan yang dilakukan selama tujuh
hari oleh Nabi Muhammad SAW ke Sidratul Muntaha di langit ke tujuh.
Peristiwa bersejarah ini terjadi pada 27 Rajab di tahun Kenabian. Kisahnya pun
tertulis dalam Al-Qur'an surat Al-Isra.
Di malam itu, Rasulullah bersama Malaikat Jibril melakukan perjalanan dari Masjidil
Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Palestina, Bunda. Lalu, Nabi diangkat ke langit
ke tujuh untuk bertemu dengan Allah.

Saat diangkat ke langit ketujuh, Nabi bertemu dengan malaikat dan nabi-nabi
terdahulu. Di sana, Nabi Muhammad SAW pun menerima perintah salat 5 waktu
oleh Allah SWT, juga diminta untuk memperhatikan umatnya oleh para nabi-nabi
terdahulu.

Nabi Muhammad SAW Wafat


Nabi Muhammad wafat saat berusia 63 tahun, Bunda. Kematiannya terjadi setelah
mengalami sakit dalam beberapa waktu. Lalu lima hari sebelum Nabi Muhammad
menghembuskan napas terakhir, suhu tubuhnya begitu tinggi, sehingga meminta
para sahabatnya untuk menyiraminya dengan air.
"Para sahabatnya pun melakukanya dan menyiramkannya. Sehingga beliau berkata,
'cukup...cukup," tulis Abdullah Haidir.
Di hari kematiannya dan dalam sakaratul maut, Nabi Muhammad SAW berada
dalam pangkuan istri ketiganya, Aisyah. Saat mata Nabi Muhammad SAW
memandang ke arah langit-langit rumah, bibirnya bergerak dan Aisyah pun berusaha
mendengarkan apa yang diucapkannya.
"Ya Allah, ampunilah dan kasihanilah aku, pertemukan aku dengan teman-teman
yang tinggi (kedudukannya), Ya Allah pertemukan aku dengan teman-teman (yang
tinggi kedudukannya)," ucap Nabi Muhammad SAW.
Kalimat tersebut diulang sebanyak tiga kali, Bunda. Kemudian tangannya menjadi
lemas dan jiwanya pun terpisah dari raga. Nabi Muhammad meninggal pada waktu
Dhuha, Senin, 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriah.
Bulan Ramadan ini bisa menjadi momen untuk mendekatkan diri pada Rasulullah
dengan cara meneladani sifat dan kisah perjuangannya. Siapapun yang dekat
dengan Nabi Muhammad SAW, maka Allah akan memberikan kelancaran dalam
hidupnya.

Kelompok 3
Nama : Mato (Ketua)
M. Ali Ohorella (Wakil Ketua)
Firdaus Afyar Lestaluhu
Abula Fahri Tawainella
Azra Nabila Balqis Pary
Kelas :V
Tugas : Agama Islam
Sekolah : SD Negeri 164 Maluku Tengah
Kisah Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis
Suatu hari, Nabi Sulaiman mengumpulkan bala tentaranya yang terdiri dari para jin,
manusia, dan burung di suatu tempat. Saat memeriksa kawanan burung, Nabi
Sulaiman pun melihat burung hud-hud tak ada di tempatnya.
"Mengapa aku tidak melihat hud-hud, apakah ia termasuk yang tidak hadir? Pasti
akan kuhukum ia dengan hukuman yang berat atau kusembelih ia, kecuali jika ia
datang kepadaku dengan alasan yang jelas," kata Nabi Sulaiman, dalam surat An-
Naml ayat 20-21.

20 َ‫َوتَفَقَّ َد الطَّي َْر فَقَا َل َما لِ َي اَل َأ َرى ْالهُ ْدهُ َد َأ ْم َكانَ ِمنَ ْالغَاِئبِين‬

ٍ ِ‫ألذبَ َحنَّهُ َأوْ لَيَْأتِيَنِّي بِس ُْلطَا ٍن ُمب‬


21 ‫ين‬ ْ ْ‫أل َع ِّذبَنَّهُ َع َذابًا َش ِديدًا َأو‬
Artinya: Dan dia memeriksa burung-burung, lalu berkata, "Mengapa aku tidak
melihat hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir? Sungguh aku benar-benar
akan mengazabnya dengan azab yang keras, atau benar-benar menyembelihnya
kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan alasan yang terang." (An-
Naml ayat 20-21)
Tidak lama kemudian, datanglah burung hud-hud langsung memberi kabar dari
negeri Saba. Menurut informasi, telah dijumpai seorang perempuan dengan
singgasana yang besar bernama Ratu Balqis. Hud-hud menyebut bahwa Ratu
Balqis dan pengikutnya merupakan penyembah matahari.
Mendengar hal tersebut, Nabi Sulaiman tidak langsung percaya pada berita yang
disampaikan. Nabi Sulaiman pun memerintahkan burung hud-hud untuk membawa
sebuah surat ke Negeri Saba.
Saat mendapati surat itu, Ratu Balqis tampak terkejut dan kebingungan. Setelah
mencermati dan memahami isi surat itu, Ratu Balqis mengadakan pertemuan
bersama dengan pasukannya untuk membahas atau menanggapi surat Nabi
Sulaiman. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. An-Naml ayat 32-35.

ْ َ‫اط َعةً َأ ْم ًرا َحتَّى ت‬


31 ‫ش َهدُو ِن‬ ِ َ‫يَا َأيُّ َها ا ْل َمأل َأ ْفتُونِي فِي َأ ْم ِري َما ُك ْنتُ ق‬
32 ‫ش ِدي ٍد‬َ ‫س‬ٍ ‫قَالُوا نَ ْحنُ ُأولُو قُ َّو ٍة َوُأولُو بَْأ‬
33 ‫ين‬ َ ‫َواأل ْم ُر ِإلَ ْي ِك فَا ْنظُ ِري َما َذا تَْأ ُم ِر‬
34 َ‫قَالَ ْت ِإ َّن ْال ُملُوكَ ِإ َذا َدخَ لُوا قَرْ يَةً َأ ْف َسدُوهَا َو َج َعلُوا; َأ ِع َّزةَ َأ ْهلِهَا َأ ِذلَّةً َو َك َذلِكَ يَ ْف َعلُون‬
َ ُ‫سل‬
35 ‫ون‬ ِ َ‫سلَةٌ ِإلَ ْي ِهم بِ َه ِديَّ ٍة فَن‬
َ ‫اظ َرةٌ بِ َم يَ ْر ِج ُع ا ْل ُم ْر‬ ِ ‫َوِإنِّي ُم ْر‬
Artinya: Berkata dia (Balqis), "Hai para pembesar, berilah aku pertimbangan dalam
urusanku (ini), aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu
berada dalam majelis(ku)." Mereka menjawab, "Kita adalah orang-orang yang
memiliki kekuatan dan (juga) memiliki keberanian yang sangat (dalam peperangan),
dan keputusan berada di tanganmu; maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu
perintahkan."Dia berkata, "Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri,
niscaya mereka membinasakannya, dan menjadikan hina penduduknya yang mulia;
dan demikian pulalah yang akan mereka perbuat. Dan sesungguhnya aku akan
mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah, dan (aku akan)
menunggu apa yang dibawa kembali oleh utusan-utusan itu." (QS. An-Naml ayat 32-
35)
Ratu Balqis lalu mengutus anak buahnya untuk mengirimkan hadiah berupa harta
benda yang berlimpah. Tentu saja hadiah tersebut ditolak oleh Nabi Sulaiman dan
mengancam akan berperang melawan kerajaan Ratu Balqis jika sang ratu tidak
kunjung datang.
Mengetahui Ratu Balqis memenuhi permintaannya, Nabi Sulaiman memerintahkan
kepada para pembesarnya untuk membawa istana Ratu Balqis kepada Nabi
Sulaiman.
"Berkata Sulaiman, 'Hai pembesar-pembesar! Siapakah di antara kamu sekalian
yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang
kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri?'".
Permintaan Nabi Sulaiman ini kemudian disambut oleh Ifrit dari golongan jin berkata
bahwa ia sanggup membawa singgasana itu sebelum Nabi Sulaiman bangkit berdiri
dari tempat duduknya. Namun Nabi Sulaiman menginginkan yang lebih cepat.
Mendengar permintaan Nabi Sulaiman, seorang yang mempunyai ilmu dari Al kitab,
dan memiliki kekuatan melebihi jin Ifrit berkata bahwa dia sanggup membawa
singgasana itu sebelum Nabi Sulaiman sempat mengedipkan mata.
Seketika, singgasana Ratu Balqis terlihat di hadapan Nabi Sulaiman. Ketika Ratu
Balqis tiba, dia dibuat terkagum-kagum dengan kemewahan kerajaan Nabi
Sulaiman. Peristiwa tersebut membuat sang ratu menyadari kekurangannya dan
memohon maaf

Anda mungkin juga menyukai