Anda di halaman 1dari 3

NAM : NI PUTU YUDANTARI

NIM : 041330445

MATA KULIAH : TEORI AKUNTANSI/ EKSI4415

TUGAS 2

1. Penggunaan pengukuran dengan biaya masukan masa berjalan memiliki banyak kritik
dari para penganut pengukuran biaya historis. Metode pengukuran dengan biaya masa
berjalan dianggap memiliki banyak kelemahan. Anda diminta melakukan analisis dan
identifikasi kelemahan biaya masa berjalan. Lakukan analisis minimal 2 saja!

Jawaban :
Biaya masa berjalan telah menjadi dasar penilaian yang penting dalam akuntansi,
khususnya untuk menyajikan informasi mengenai dampak inflasi pada perusahaan. Para
kritikus yang mendukung penggunaan biaya historis sampai paling tidak titik penjualan
menunjukkan beberapa kelemahan dalam penggunaan biaya masa berjalan, yaitu
sebagai berikut :

• Biaya masa berjalan atau kutipan tidak tersedia untuk barang musiman dan
barang yang mengutip mode serta untuk barang – barang yang diproduksi
dengan metode – metode yang using. Estimasi nilai masukan masa berjalan
untuk barang – barang ini. Oleh karena itu, mungkin bersifat subjektif.
• Perubahan dalam biaya masa berjalan tidak selalu mencerminkan perubahan
dalam harga penjualan masa berjalan. Nilai – nilai tidak mesti berubah karena
ada perubahan dalam biaya.
• Kenaikan dalam biaya akan menghasilkan keuntungan yang dicatat dalam
periode berjalan walaupun belum direalisasi melalui penjualan.
• Keuntungan dan kerugian yang disebabkan oleh perubahan dalam harga
masukan spesifik akan termasuk dalam laba bersih operasi, kecuali jika harga
pokok penjualan dan juga persediaan akhir nilai sebesar biaya yang berlaku pada
saat penjualan.

2. Salah satu cara untuk mengukur persediaan adalah menggunakan metode lower of cost
or market. Namun banyak orang tidak dapat menerima konsep ini. Mengapa demikian?
Jelaskan minimal 2 alasan kenapa orang menentang pengukuran model ini!

Jawaban :

Berikut adalah alasan kenapa orang menentang pengukuran metode lower of cost or
market yaitu sebagai berikut :
• Sebagai metode konservatisme, konsep ini cenderung merendahsajikan
(understate) penilaian total aktiva.
• Konservatisme dalam penilaian aktiva ditutup (offset) oleh laporan laba bersih
yang tidak konservatif dalam periode tertentu di masa depan.
• Walaupun konsep biaya atau pasar dapat diterapkan secara konsisten dari tahun
ke tahun, secara internal konsep ini tidak konsisten
• Argumentasi yang tidak begitu meyakinkan adalah aturan biaya atau pasar
menyebabkan penurunan dalam biaya dan juga memperkecil utilitas yang
disebabkan oleh memburuknya kondisi, keusangan, atau penurunan kapasitas
menghasilkan penghasilan. Mungkin saja tidak ada perubahan dalam nilai
realisasi bersih hanya karena biaya berubah.

3. PT Kusuma memiliki kekayaan bersih awal periode (1 Januari 2021) sebesar Rp 700 Juta
dan menjadi Rp 1 Milyar pada akhir periode (31 Desember 2021). Dalam rangka
mempertahankan kapasitas produksi yang sebenarnya, perusahaan mengeluarkan biaya
sebesar Rp Rp 500 Juta. Tingkat inflasi sebesar 10 persen.

Dimina: Hitunglah laba menggunakan

a. Money Maintenance
b. Productive Capacity Maintenance
Jawaban :
a. Money Maintenance :
Net Asset 31 Desember 2021 Rp. 300.000.000
Net Asset 1 Januari 2021 Rp. 700.000.000

Laba Rp. 400.000.000


b. Productive Capacity Maintenance :
Net Asset 31 Desember 2021 Rp. 1.000.000.000
Bagian yang diperlukan untuk
Mempertahankan kapasitas produksi
Perusahaan Rp. 500.000.000

Laba Rp. 500.000.000

4. Konsep laba bisa dipandang dari sudut pandang ekonomi dan akuntansi. Lakukan
evaluasi terhadap laba dari dua sudut pandang tersebut! Jelaskan!
Jawaban :

Yang dimaksud dengan Laba Ekonomi adalah jumlah maksimum yang dapat
dikonsumsikan pada periode tertentu dan seseorang masih tetap mempertahankan
modalnya tidak berkurang sebagaimana saldo di awal. Sedangkan Laba Akuntansi adalah
perbedaan antara realisasi penghasilan yang berasal dari transaksi perusahaan pada
periode tertentu dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan
penghasilan itu. Most (1982) merumuskan perbedaan antara laba akuntansi dan laba
ekonomi sebagai berikut :
Laba Akuntansi + Perubahan Aktiva Berwujud yang tidak direalisasi – Perubahan Aktiva
Berwujud yang terjadi pada awal periode + Perubahan nilai Aktiva Tidak Berwujud =
Laba Ekonomi.

5. Aset perusahaan dapat mengalami kenaikan nilai, jika dibandingkan dengan waktu
pengakuan pendapatan. Namun demikian, akuntan biasanya enggan melakukan
pencatatan kenaikan nilai aset tersebut sampai ada pertukaran/penjualan dari aset
tersebut. Apa yang menjadi pertimbangan atau rasionalisasi perilaku akuntan tersebut?

Jawaban :

Akuntan umumnya lebih condong pada konsep realisasi, yaitu tidak mengakui
keuntungan sampai suatu pertukaran atau penjualan terjadi. Oleh karena itu, akuntan
enggan mencatat kenaikan karena dua alasan berikut :
• Ketidakpastian dan sifat tidak kekal yang mungkin dari kenaikan nilai.
• Kenyataan bahwa kenaikan nilai tidak meningkatkan sumber daya likuid yang
dapat digunakan untuk pembayaran dividen.

Anda mungkin juga menyukai