Anda di halaman 1dari 16

PENGANTAR EKONOMI MAKRO

PASAR UANG DAN KESEIMBANGAN


PASAR UANG
KELOMPOK 5
1.WINDHI ASTUTI (202166003)
2.MORINDA C. S ASMURUF (202166082)
3.IRMINA T. R YABARMASE (202166059)
4.PUTRI AYU WANDIRA (202166072)
5.INDRIANI PARE DATU (202166069)
6.ELISABET RUMBRAWER (202166030)
7.WAHYU (202166058)
8.YOLANDA MOFU (202166098)
9.JOSHUA D. P. SRAUN (202166096)
1. PENGERTIAN
Pengertian Pasar Uang PASAR UANG
Pasar Uang(money market) adalah tempat pertemuan abstrak yang
digunakan para pemilik dana jangka pendek untuk menawarkan kepada
calon pengguna yang membutuhkannya, baik secara langsung maupun
melalui perantara. Adapun dana jangka pendek adalah dana-dana yang
dihimpun dari perusahaan maupun perseorangan dengan batasan waktu dari
satu hari sampai satu tahun, yang dapat diperjualbelikan di dalam pasar uang.

Pasar Uang dalah pasar tempat aset_aset keuangan diperdagangkan. Pasar


Uang(money market) berfungsi untuk memperdagangkan dana jangka pendek, yaitu
dana berjangka waktu kurang dri satu tahun.
Menurut Andri Soemitra, Pasar keuangan dapat bermakna sebagai:
a. Sistem pasar yang memfasilitasi terjadinya perdagangan antar produk dan turunan
keuangan, misalnya bursa efek yang memfasilitasi perdagangan saham,obligasi,dan
waran;
b. Pertemuan antara pembeli dan penjual untuk memperdagangkan produk keuangan
dalam berbagai cara termasuk penggunaan bursa efek, secara langsung antara penjual
dan pembeli( .
2. Tujuan Pasar Uang
Dalam pasar uang ada pihak yang terlibat secara langsung ataupun tidak langsung.
Tiap-tiap pihak saling berkepentingan satu sama lainnya dan mempunyai tujuan
masing-masing pula. Pihak-pihak yang terlibat dalam pasar uang, yaitu sebagai berikut.
a. Pihak yang membutuhkan dana, baik bank maupun perusahaan nonbank, yang
membutuhkan dana yang segera harus dipenuhi untuk kepentingan tertentu.
b. Pihak yang menanamkan dana, yaitu pihak yang menyediakan dana atau pihak yang
menjual dana, baik bank maupun perusahaan nonbank dengan tujuan untuk investasi di
pasar uang.
Tujuan pihak yang memerlukan dana dan mencari dana tersebut di pasar uang
bergantung pada kepentingan dan kebutuhan pencari dana. Ada empat tujuan dalam
menghimpun dana dari pasar uang, yaitu.
a. Memenuhi kebutuhan jangka pendek;
b. Memenuhi kebutuhan likuiditas;
c. Memenuhi kebutuhan modal kerja;
d. Membayar kliring yang harus segera dibayar.
Tujuan bagi pihak yang dimaksud menanamkan dana di pasar modal adala sebagai
berikut.
a. Memperoleh penghasilan dengan tingkat suku bunga tertentu;
b. Membantu pihak yang benar-benar mengalami kesulitan keuangan;
c. Spekulasi dengan harapan akan memperoleh keuntungan besar dalam waktu yang
relatif singkat dan dalam kondisi ekonomi tertentu.
3. Fungsi dan Manfaat Pasar Uang

Adapun fungsi pasar uang adalah sebagai berikut.


a. Mempermudah masyarakat memperoleh dana-dana jangka pendek untuk membiayai
modal kerja atau keperluan jangka pendek lainnya;
b. Memberikan kesempatan masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan dengan
membeli Sertifikat Bank Indonesia(SBI) dan Surat Berharga Pasar Uang(SBPU);
c. Menunjang program pemerataan pendapatan bagi masyarakat;

Manfaat pasar uang adalah sebagai berikut.


a. Memacu suksesnya pembangunan ekonomi.
b. Menyerap tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat yang semakin
berkualitas.
c. Terpenuhinya kebutuhan kredit jangka pendek untuk membiayai kebutuhan modal kerja
perusahaan, seperti bahan dasar, bahan pembantu untuk kelancaran proses produksinya.
d. Terpenuhinya kebutuhan barang dan jasa bagi masyarakat yang semakin berkualitas.
B.TEORI PERMINTAAN UANG
1. Permintaan uang untuk transaksi
Apabila penerimaan uang tunai oleh seseorang atau oleh sebuah perusahaan baik jumlahnya
maupun saat terjadinya selalu sama dengan jumlah dan saat terjadinya pengeluaran mereka,
maka mereka tidak perlu memiliki uang tunai untuk transaksi – transaksi yang mereka adakan.
Kenyataan menunjukkan bahwa keadaan yang sebenarnya tidak lah demikian. Karyawan
menerima gaji seminggu sekali atau sebulan sekali, akan tetapi pengeluaran mereka, yaitu
misalnya pengeluaran untuk konsumsi, mereka lakukan setiap hari. Demikian juga halnya
dengan rumah – rumah tangga perusahaan, dapat dikatakan tidak pernah jumlah penerimaan
dalam satu hari persis sama dengan jumlah pengeluaran pada harii yang sama. Sekalipun
misalnya setiap hari mereka menerima pembayaran hasil penjualan barang dagangan mereka,
akan tetapi tidak seluruh uang hasil penerimaan tersebut hari itu juga mereka keluarkan lagi.
Mereka pada umumnya membeli bahan – bahan baku, bahan – bahan penolong atau barang
dagangan yang mereka perlukan beberapa minggu atau beberapa bulan sekali. Mereka
2. Permintaan uang untuk berjaga
–Motif
jaga berjaga-jaga dalam permintaan uang. Motif ini merupakan
permintaan akan uang untuk menghadapi keadaan yang tidak dapat
diduga sebelumnya, dari hal tersebut maka seseorang akan
memperoleh manfaat dari memegang uang, karena uang bersifat
liquid yang dapat ditukarkan dengan mudah dengan barang lain.
Pendapat yang dikemukakan oleh Keynes bahwa tujuan seseorang
memegang uang untuk berjaga-jaga dipengaruhi oleh faktor yang
sama dengan tujuan memegang uang untuk transaksi, yaitu
dipengaruhi oleh tingkat penghasilan dari orang tersebut dan mungkin
juga dipengaruhi oleh tingkat bunga yang ada meskipun tidak kuat
pengaruhnya
3. PERMINTAAN UANG UNTUK SPEKULASI
Menurut pendapat J.M Keynes, uang tunai di samping mempunyai manfaat
untuk memperlancar transaksi dan untuk berjaga-jaga dapat juga untuk maksud
spekulasi. Yang dimaksud dengan spekulasi disini adalah spekulasi dalam
surat-surat berharga, khususnya surat obligasi. Para spekulan membeli
surat-surat obligasi pada waktu harga surat obligasi murah dan menjualnya pada
waktu surat obligasi mahal. Dengan cara begini spekulan mendapatkan
keuntungan.
Untuk menjalankan kegiatan spekulasi tersebut diperlukan dana. Pada waktu
surat obligasi murah, spekulan banyak membeli surat obligasi. Oleh karena itu
pada waktu surat obligasi murah dana tersebut banyak berbentuk surat obligasi,
sedangkan yang berbentuk uang tunai sedikit. Pada waktu harga surat obligasi
mahal adalah sebliknya; para spekulan banyak menjual surat obligasi. Uang
tunai hasil penjualan surat obligasi mereka biarkan tetap berbentuk uang tunai
sampai tiba saat harga surat-surat obligasi di pasar menurun. Dengan demikian
mudahlah kiranya untuk dipahami bahwa pada waktu surat obligasi mahal
jumlah uang yang diminta masyarakat dengan motif spekulasi
Masalahnya tidaklah terhenti disini. Kita perlu lebih lanjut meneliti hubungan antara
harga surat obligasi dengan tingkat bunga. Dibelakang nanti akan diterangkan bagaimana
tingkat bungan dipasar menentukan harga surat obligasi. Untuk sementara kita cukup
mengetahui kesimpulan yang berupa: meningkatnya tingkat bunga bertendensi
mengakibatkan menurunnya harga surat obligasi, dan sebaliknya menurunnya tingkat bunga
Kalau uraian
bertendensi mengenai
mengakibatkan hubunganharga
meningkatnya antara tingkat
surat bunga dengan harga surat
obligasi.
obligasi kita hubungkan dengan uraian mengenai hubungan antara harga surat
obligasi dengan uang tunai untuk motif spekulasi, maka kita menemukan
kesimpulan teoritik sebagai berikut. Pada waktu tingkat bunga tinggi jumlah uang
yang diminta masyarakat dengan motif spekulasi sedikit, sedangkan pada waktu
tingkat bunga rendah jumlah uang yang di butuhkan oleh masyarakat untuk motif
spekulasi besar. Pernyataan ini kalau digambar dalam bentuk grafik biasa disebut
kurva permintaan uang untuk spekulasi, yang biasa hanya disebut kurva L2.
C. PERMINTAAN UANG MENURUT KEYNES
Dalam teori permintaan uang kas, Keynes membedakan antara motif transaksi dan
berjaga-jaga serta spekulasi
1. Permintaan uang untuk tujuan
Individu atau perusahaan memerlukan uang kas untuk membiayai transaksi
transaksi
karena pengeluaran ini sering terjadi lebih dauhulu dari pendapatan ( uang
masuk ). Pengeluaran ini sering kali tidak dapat di perkirakan . Keynes
menyatakan permintaan uang kas untuk transaksi tergantung pada
pemndapatan makin besar pendapatan makin besar pula keinginan uang kas
untuk transaksi. ( sri mulyani, 1987, hal 18 ).
2. Permintaan uang untuk tujuan spekulasi.
Permintaan uang kas untuk tujuan spekulasi, menurut Keynes ditentukan oleh
tingkat bunga. Makin tinggi tingkat bunga makin rendah keinginan masyarakat
akan uang kas untuk tujuan spekuasi.
- Bila tingkat bunga naik, berarti ongkos memegang uang kas ( oppor tunity
cost of holding money ) makin rendah tingkat bunga makin besar keinginan
masyarakat untuk menyimpan uang kas.
- Hipotesa Keynes bahwa masyarakat menganggap akan adanya tingkat
bunga normal berdasarkan pengalaman, tingkat bunga yang baru-baru
terjadi. Pada tingkat bunga yang rendah permintaan uang jadi elastis
sempurna ( Liqudity Trap ), yang menggambarkan tingkat bunga yang begitu
rendah, maka permintaan uang kas dapat menjadi tidak terhingga
besarnnya.( Gooldfeel 1991 hal 421 )”
●Inilah yang disebut “ Liquidty Trap ’’ / Keynesian Trap. Implikasi
dari adannya kapasitas “Keynes menyatakaan apabila setiap individu
berbeda pLiquidty Trap ‘’ ini adalah bahwa tingkat bunga tersebut
tidak bisa turun lagi. Selanjutnya erkiraan terhadap tingkat bunga yang
normal, serta tingkat bunga yang berlaku, maka secara keseluruhaan (
masyarakat ) permintaan uang akan berupa garis lurus turun miring dari
kiri ke atas ke kanan bawah.
Secara matematis permintaan uang total dapat dirumuskan sebagai berikut:
Dari 40% tahun 1983 menjadi 6,7% pada tahun 1987, sedangkan proporsi deposito
berjangka 1 sampai 6 bulan terhadap total deposit meningkatkan dari 12% pada
tahun 1983 menjadi 45% pada tahun 1996. Tingkat bunga cenderung penggalian
dana masyarakat dan mencegah lairnya dana keluar negri. Tetapi pada sisi lain
dapat
3. mengurangi
Problematik kegairahan
dana hipotesisinvestasi ( Nonpirin 1988 ).
Evektivias kebijaksanaan moneter sangat dipengaruhi oleh keinginan
masyarakat akan uang kas salah satu faktor yang mempengaruhi keinginan akan
uang kas ini ( permintaan akan uang ) adalah elastisitas permintaan uang terhadap
tingkat bunga.
Dari hal diatas, dapat dirumuskan hipotesis
sbb;
a.Sampai seberapa jauh elastisitas permintaan uang Indonesia.
Diduga bahwa semenjak deregulasi perbankan juni 1983 terjadi
peningkatan elastisitas permintaan akan uang.
b.Semakin maju sector moneter cenderung terdapat skala ekonomi
untuk permintaan uang.
c.Terjadi pergeseran fungsi permintaan akan uang kas sesudah
deregulasi moneter 1983.
4. Teori permintaan akan uang
Teori permintaan uang sebenarnnya dapat di jelaskan dengan menggunakan
teori tentang alokasi sumber-sumber ekonomi yang sifatnya terbatas. Bila ingin
memiliki salah satu bentuk karyawan lebih banyak, maka dengan sendirinya
pemilihan bentuk kekayaan yang lain akan berkuang. Mereka akan selalu
mencari keseimbangan antra keuntungan dan kerugiaan dalam pemelihan
sesuatu bentuk kekayaan.
5. Teori permintaan uang klasik,
tercermin dalam teori kuantitas uang. Irving merumuskan uang: MP = PT
M = jumlah uang yang beredar, V= perputaran uang dari satu tangan ke
tangan dalam satu periode. P = harga barang T = volume of trade.
Ada beberapa versi teori ini adalah pertama: dengan mengganti volume
barang yang diperdagangkan (T) dengan outpout riil (O), sehingga formulasi
teori kuantitas menjadi MV = P.O = Y Dimana Y = P.O = GNP Nominal,
V = tingkat perputaran kuanitas kuantitas pendapatan
DAFTAR PUSTAKA:

Pandji Anoraga dan Piji Pakarti, Pengantar Pasar Modal, Jakarta: Rineka
Cipta, 2001, hlm. 20.
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: Kencana,
2009, hlm. 202.
Op. Cit, Andri Soemitra, Bank dan ...., 2009, hlm. 206.
,Prof. Dr. Soediyono Reksoprayitno, M.B.A., Pengantar Ekonomi Makro
Edisi 6, Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA, 2000, hlm 233 – 241.
Boediono dr, teori moneter, edisi II BPEFE, Yogyakarta 1980.
Goldfield, SM, R Chandler L. U, Economic Of Money and Banking, New York,
Harpn & Row, Publisken, 1991.

Muchdarsyah Sinungan Drs, uang dan Bank, Bina Aksara, Bandung 1987

Nopirin MA. Phd, Ekonomi Moneter Buku I, Edisi IV B P F E, Yogyakarta tahun


1992.

Nopirin MA. Phd, Ekonomi Moneter Buku II, Edisi, B P F E, Yogyakarta tahun
1987.

Nopirin MA phd, jurnal Ekonomi dan bisnis Indonesia volume 13 tahun 1998, FE
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Sri Mulyani Indrawati, Teori Moneter, L P FE UI , Jakarta tahun 1988


TERIMAKASIH

SEMUANYA

Anda mungkin juga menyukai