Anda di halaman 1dari 6

Nama : M Hadiq Alzuhri

Nim : 01021281823047
MK : Seminar Teori Ekonomi (B)
Kampus : Indralaya
Pasar Uang Menurut Kynes
1. Pengertian Pasar Uang

Pasar Uang adalah pertemuan antara permintaan akan uang (MD) dengan
penawaran uang (MS). MD adalah kebutuhan masyarakat akan uang tunai untuk
menunjang kegiatan ekonominya. MS adalah jumlah uang yang disediakan oleh
pemerintah dan bank-bank, yaitu seluruh uang Kartal dan uang Giral yang beredar. Di
pasar uang, penawaran akan uang bertemu dengan permintaan akan uang, dan pertemuan
tersebut merupakan penentu "harga/nilai" dari uang.
Menurut Keynes, harga uang adalah harga yang harus dibayar untuk penggunaan
uang, yang tidak lain adalah tingkat bunga. Penawaran akan uang ditentukan oleh
penguasa moneter, sehingga identik dengan jumlah uang yang beredar. Permintaan akan
uang merupakan fokus/inti dari teori Keynes. Yaitu Keynes mengatakan seseorang
memegang uang (atau meminta uang tunai) karena ia mempunyai tujuan-tujuan atau
motif tertentu dalam menggunakan uang tersebut.
2. Motif memegang atau menggunakan uang.

a) Motif Transaksi.
Motif transaksi timbul karena dalam perekonomian penggunaan uang untuk alat
tukar menukar. Yaitu terdapat kebutuhan menyelesaikan transaksi-transaksi dengan
menggunakan uang. Pada saat transaksi masih dilakukan dengan barter barang atau
jasa maka tidak dibutuhkan alat likuid berupa uang.
Uang tunai yang digunakan masyarakat tergantung pada:
a volume transaksi
b tingkat harga umum.
Keynes berpendapat sama dengan teori klasik yaitu volume transaksi erat
kaitannya dengan jumlah barang/jasa yang diproduksi, sehingga :
Md = k.P.Q
Dimana : k = konstanta.
P = harga.
Q = Volume transaksi
b) Motif berjaga-jaga.
Motif Berjaga-jaga, hal ini Keynes membedakan permintaan akan uang untuk
tujuan melakukan pembayaran-pembayaran yang tidak reguler atau yang diluar
rencana dari transaksi normal atau rutin.
Misal untuk pembayaran keadaan darurat seperti kecelakaan, sakit, dan
pembayaran tidak terduga lainnya. Orang akan mendapat manfaat dengan memegang
uang untuk menghadapi keadaan-keadaan yang tidak terduga tersebut. Karena sifat
uang yang liquid atau mudah untuk ditukar dengan barang atau sebagai alat
pembayaran lainnya.
Permintaan akan uang untuk motif transaksi dan berjaga-jaga tidak
menyimpang dari teori klasik, yaitu memandang kebutuhan akan uang berdasarkan
fungsi sebagai alat tukar.

c) Motif spekulasi.
Motif ini bertujuan untuk memperoleh keuntungan seandainya pemegang uang
tersebut dapat meramal apa yang terjadi di masa depan dengan tepat. Permintaan
untuk spekulasi adalah permintaan akan uang tunai untuk tujuan memperoleh
keuntungan. Caranya adalah dengan “berspekulasi” dalam pasar obligasi (surat
berharga).
Apabila harga obligasi diharapkan untuk naik di masa mendatang, maka orang
akan membeli obligasi dengan uang tunainya hari ini. Ini berarti uang tunai yang saat
ini untuk berspekulasi akan berkurang. Sebaliknya, apabila harga obligasi diharapkan
turun, maka permintaannya akan uang tunai saat ini akan bertambah (obligasi dijual).
K = rP, maka P = K/r
Dimana : K = hasil pertahun yang diterima.
P = harga pasar atau nilai sekarang.
r = tingkat bunga.
Hubungan antara harga obligasi dan tingkat bunga yang berlaku adalah
berkebalikan. Harga obligasi naik sama saja artinya dengan tingkat bunga turun.
Sebaliknya, harga obligasi turun berarti tingkat bunga naik.
Bila harga obligasi diharapkan naik, ini berarti bahwa harga obligasi saat ini
dianggap terlalu rendah. Bila harga obligasi diharapkan turun, ini berarti bahwa harga
obligasi saat ini dirasa terlalu tinggi.
Keynes mengatakan bahwa permintaan akan uang untuk spekulasi saat ini
tinggi apabila tingkat bunga saat ini (dirasa) rendah dan permintaan untuk spekulasi
saat ini rendah apabila tingkat bunga untuk spekulasi mempunyai hubungan yang
berkebalikan dengan tingkat bunga (saat ini). Ini adalah inti teori moneter Keynes.
Md = [kQ + Ѳ (r)]P atau Md/P =kQ + Ѳr
Dimana : Md/P = permintaan akan uang secara riil.

kQ = permintaan akan uang untuk berjaga-jaga


(dinyatakan suatu proporsi k dari pendapatan nasional riil
atau tingkat output Q).
Ѳr = permintaan akan uang untuk motif spekulasi
(dinyatakan sebagai fungsi dari tingkat bunga r).

Fungsi permintaan akan uang tersebut disebut Liquidity Preference, yaitu Md=f(Q,r).
Di Pasar Uang, Liquidity Preference bertemu dengan penawaran akan uang
dan menentukan “harga” dari penggunaan uang, yaitu Tingkat Bunga.
Tingkat bunga merupakan penghubung utama antara pasar uang dengan pasar
barang, sebab tingkat bunga menentukan berapa pengeluaran investasi yang
direncanakan oleh investor dan selanjutnya pengeluaran investasi ini menentukan
tingkat permintaan agregat.
Penghubung lain antara kedua pasar ini adalah tingkat harga (P) dan output
(Q), karena variabel ini mempengaruhi Liquidity Preference (MD). Jadi hubungan
antara kedua pasar tersebut adalah timbal balik.

3. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam teori Keynes di pasar uang yaitu:
1. Teori tersebut lebih sesuai untuk Negara yang mempunyai lembaga pasar uang yang telah
berkembang atau negara maju.
2. Kekuasaan pemerintah mengendalikan Ms atau uang beredar tidaklah selangsung atau
semudah yang digambarkan dalam teori diatas.
Pemerintah hanya bisa mengendalikan uang kartal, sedangkan uang giral diciptakan
oleh sektor perbankan. Uang giral dipengaruhi oleh pemerintah melalui kebijakan kredit,
tingkat bunga, kebijakan perbankan.

Pasar Uang Menurut Klasik


Dalam buku Ekonomi Moneter (2008) karya Imamudin Yuliadi, dijelaskan bahwa
menurut kaum klasik permintaan uang ditentukan oleh besarnya volume transaksi ekonomi yang
bersifat proporsional terhadap pendapatan nasional. Menurut kaum klasik, permintaan uang
hanya ditentukan oleh pendapatan nasional saja. Permintaan uang tidak ditentukan oleh faktor
ekonomi lainnya, seperti tingkat bunga. Kaum klasik juga beranggapan bahwa permintaan uang
bersifat inelastis terhadap tingkat bunga karena tidak dipengaruhi oleh besarnya tingkat bunga.

Oleh sebab itu, kebijakan fiskal sama sekali tidak efektif terhadap permintaan uang.
Karena hanya meningkatkan tingkat bunga dan tidak menggeser pendapatan nasional. Justru
kebijakan yang paling efektif terhadap permintaan uang adalah kebijakan moneter karena dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi di samping menggeser tingkat bunga. Selain itu, menurut
kaum klasik permintaan uang juga dipengaruhi oleh perilaku masyarakat dalam memanfaatkan
beberapa jenis kekayaan, salah satunya adalah uang.
Ciri utama teori permintaan uang klasik adalah lebih menekankan pada analisis ekonomi
jangka panjang
Dalam buku Teori Ekonomi Makro: Pendekatan Grafis dan Matematis (2005) karya
Kaman Nainggolan, Nuhfil Hanani, dan Soekardono, dijelaskan beberapa ide teori permintaan
uang klasik pada pasar uang, yaitu:   Motif permintaan uang hanya untuk kepentingan transaksi.
Penawaran uang ditetapkan oleh pemerintah. Pasar uang selalu dalam keadaan seimbang, di
mana permintaan uang sama dengan penawaran uang yaitu sejumlah tertentu dari besarnya
output nasional atau pendapatan nasional. Kaum klasik beranggapan bahwa keseimbangan pasar
uang akan menentukan tingkat harga. Selain itu, kaum klasik juga menganggap bahwa perubahan
jumlah uang beredar tidak akan berpengaruh terhadap pendapatan nasional,
 Motif permintaan uang hanya untuk kepentingan transaksi.
 Penawaran uang ditetapkan oleh pemerintah.
 Pasar uang selalu dalam keadaan seimbang, di mana permintaan uang sama
dengan penawaran uang yaitu sejumlah tertentu dari besarnya output nasional
atau pendapatan nasional.
Kaum klasik beranggapan bahwa keseimbangan pasar uang akan menentukan tingkat
harga. Selain itu, kaum klasik juga menganggap bahwa perubahan jumlah uang beredar tidak
akan berpengaruh terhadap pendapatan nasional, tetapi hanya akan berpengaruh terhadap tingkat
harga umum.

Keseimbangan pasar uang


Keseimbangan di pasar uang terjadi ketika permintaan sama dengan penawaran dan
permintaan uang. Jadi, pada tingkat keseimbangan, jumlah uang yang ingin dipegang oleh
masyarakat sama dengan kuantitas uang yang diedarkan oleh bank sentral dalam hal ini Bank
Indonesia.
Kurva keseimbangan Pasar Uang

Kurva penawaran uang berbentuk vertical karena jumlah uang yang beredar dalam kurun
waktu tertentu telah ditetapkan oleh Bank Indonesia dalam tingkat tertentu melalui kebijakan
moneter. Sedangkan kurva permintaan berlereng negatif karena semakin tinggi tingkat bunga,
semakin rendah permintaan terhadap uang. Tingkat bunga keseimbangan terjadi ketika jumlah
uang yang diminta tepat sama persis dengan jumlah uang yang ditawarkan. Tepatnya, pada
perpotongan kurva MS dan MD. Dalam kurva tersebut, tingkat bunga keseimbangan ada pada r*
dan jumlah uang yang beredar pada M* (jumlah ini telah ditentukan oleh Bank Indonesia).

Pergeseran Permintaan Uang dalam Pasar Uang


Beberapa faktor yang dapat menyebabkan pergeseran dalam kurva permintaan uang.
bagaimana dampak dari pergeseran permintaan uang terhadap keseimbangan di pasar uang

Pergeseran permintaan uang terhadap penawaran uang


Dalam kurva di atas, terlihat bahwa kurva permintaan uang mengalami pergeseran dari MD1 ke
MD2. Dan karena penawaran uang (jumlah uang yang beredar) tetap (ditetapkan Bank
Indonesia), maka hal ini akan berdampak pada tingkat bunga yang bergeser dari r1 ke r2.
Keseimbangan pasar pun berubah. Demikian pula sebaliknya.

Pergeseran Penawaran Uang dalam Pasar Uang


Apa yang terjadi dalam pasar uang seandainya permintaan uang tidak berubah sedangkah
penawaran uang (jumlah uang beredar) dari Bank Indonesia berubah? Atau dengan kata lain,
uang yang dicetak lebih banyak dari yang diedarkan sebelumnya

Pergeseran penawaran uang terhadap permintaan uang


Ketika kurva penawaran bergeser dari MS1 ke MS2, maka tingkat bunga akan turun dari
r1 ke r2. Kebijakan menambah jumlah uang beredar ini disebut kebijakan moneter ekspansif.
Tujuannya adalah agar masyarakat terdorong untuk menambah pembelian barang dan jasa.

Anda mungkin juga menyukai