K = i.P atau
P = K/i
Pembaharuan teori Keynes adalah pada permintaan uang untuk spekulasi atau motif
spekulasi. K = iP, maka P = K/I, dimana K = hasil pertahun yang diterima, P = harga pasar atau
nilai sekarang, dan i = tingkat bunga. Bila tingkat bunga turun maka harga pasar obligasi akan
naik. Md = *kQ + Ѳ (i)+P atau Md/P = kQ + Ѳi,
dimana Md/P = permintaan akan uang secara riil, kQ = permintaan akan uang untuk berjaga-jaga
(dinyatakan proporsi k, adalah dari pendapatan nasional riil atau tingkat output Q).
Ѳi = permintaan akan uang untuk motif spekulasi (dinyatakan sebagai fungsi tingkat bunga i).
Fungsi permintaan akan uang tersebut disebut Liquidity Preference, yaitu Md=f(Q,i)
Hubungan antara harga obligasi dan tingkat bunga yang berlaku adalah berkebalikan. Harga
obligasi naik sama saja artinya dengan tingkat bunga turun. Sebaliknya, harga obligasi turun
berarti tingkat bunga naik.
Bila harga obligasi diharapkan naik, ini berarti bahwa harga obligasi saat ini dianggap terlalu
rendah. Bila harga obligasi diharapkan turun, ini berarti bahwa harga obligasi saat ini dirasa
terlalu tinggi.
Keynes mengatakan bahwa permintaan akan uang untuk spekulasi saat ini tinggi apabila
tingkat bunga saat ini (dirasa) rendah dan permintaan untuk spekulasi saat ini rendah apabila
tingkat bunga untuk spekulasi mempunyai hubungan yang berkebalikan dengan tingkat
bunga (saat ini). Ini adalah inti dari teori moneter Keynes.
Penentuan tingkat bunga dipasar uang digambarkan oleh perpotongan kurva Liquidity
Preference dengan kurva uang beredar.
Teori tersebut lebih sesuai untuk Negara yang mempunyai lembaga pasar uang yang telah
berkembang atau dinegara maju. Kekuasaan pemerintah mengendalikan Ms atau uang beredar
tidaklah semudah yang digambarkan dalam teori.
Pemerintah hanya dapat mengendalikan uang kartal, sedangkan uang giral diciptakan oleh sektor
perbankan. Secara grafis penentuan tingkat bunga di pasar uang digambarkan oleh perpotongan
kurva Liquidity Preference dengan kurva penawaran uang.
Interest
io
i1
Mp/Qr
0 MS MS’ M
Gambar 01. Penentuan Tingkat Suku Bunga Pasar Uang.
Bila uang yang beredar ditambah (dari MS ke MS ’ ), maka tingkat bunga cenderung
turun ( dari io kepada i1 ).
Permintaan masyarakat total akan uang MD akan uang tunai adalah permintaannya untuk
transaksi ditambah permintaannya untuk spekulasi. MD = P [k.Q + Ls.i]
Permintaan uang untuk berjaga-jaga diabaikan.
Permintaan total disebut “Liquidity Preference”. Di Pasar Uang, Liquidity Preference
bertemu dengan penawaran uang dan menentukan “harga” dari penggunaan uang, yaitu
Tingkat Bunga.
Tingkat bunga merupakan penghubung utama antara pasar uang dengan pasar barang, sebab
tingkat bunga menentukan berapa pengeluaran investasi yang direncanakan oleh investor dan
selanjutnya pengeluaran investasi ini menentukan tingkat permintaan agregat.
Penghubung lain antara kedua pasar ini adalah tingkat harga (P) dan output (Q), karena
variabel ini mempengaruhi Liquidity Preference (MD). Jadi hubungan antara kedua pasar
tersebut timbal balik.
7.2 Pasar Tenaga Kerja (Keynes).
Pasar Tenaga Kerja mengikuti pasar barang apabila output (Q) naik maka jumlah orang
yang mendapat pekerjaan atau tingkat employment (N) juga naik. Sebaliknya, N turun apabila Q
turun. Keynes menekankan bahwa proses ekonomi makro adalah proses menuju keseimbangan
umum (general ekuilibrium). Apabila terjadi suatu perubahan (misalnya, I atau G atau MS
berubah), maka akan mempunyai pengaruh berantai terhadap semua pasar.
Perekonomian akan menyesuaikan diri (terhadap perubahan ini) sehingga tercapai posisi
keseimbangan umum yang baru. Posisi keseimbangan umum diartikan sebagai posisi semua
pasar ada dalam posisi keseimbangannya secara bersama-sama (simultan). Suatu perekonomian
akan selalu bergerak menuju posisi keseimbangan umumnya. Saling terkait dan mempengaruhi
diantara berbagai pasar untuk menuju suatu arah keseimbangan umum (general ekuilibrium).
Z
Y = Pendapatan. Q = Produksi (GDP).
Z = Pengeluaran / Permintaan Agregat.
Y Q
Gambar 2. Posisi keseimbangan umum.
Analisis keseimbangan umum pada pasar barang dan pasar uang, pada teori makro
Keynes, Oleh John Hicks., Keseimbangan Pasar Barang (Model IS), variabel-variabel ekonomi
terdiri; Y, C, I, G, X, M, i, Tx, Tr.
Keseimbangan Pasar Uang ) Model LM), terdiri variabel-variabel ekonomi; Lt, Lj, Ls, i,
Liquidity, M (JUB), Uang Kartal, Giral dan Uang Quasi.
Kurva IS berslope negatif, sebab pada tingkat bunga (i) tinggi maka investasi (I) rendah sehingga
permintaan agregat (Z) rendah maka P dan Q juga rendah. Atau sebaliknya.
i1
i2
in
Q1 Q 2 Qn ->
o Q1 Q2 Qn Y
Kurva LM berslope positif, melalui mekanisme “pasar uang” diketahui adanya hubungan searah
antara output produksi (Q) dengan tingkat bunga (i).
i1
i2
in
o Qn Q2 Q1 Y
Merupakan titik pertemuan IS dan LM yang menggambarkan keseimbangan pasar barang dan
pasar uang secara bersama-sama (simultan).
Ie
IS
o Q2 Y
7.3 Hubungan antar Pasar Barang, Pasar Uang dan Pasar Tenaga Kerja.
Kaum klasik mengenal tiga macam pengangguran:
1) Pengangguran yang timbul karena adanya pergeseran tingkat output dan bersifat sementara
(frictional unemployment), 2) Pengangguran musiman (seasonal unemployment). 3)
pengangguran akibat kebijakan misal karena peraturan pemerintah tentang upah minimum.
Menurut kaum klasik semua harga termasuk upah tenaga kerja bergerak secara fleksibel
ke atas maupun ke bawah dan bereaksi secara cepat dan rasional terhadap perubahan upah secara
automatis akan kembali full employment. Namun pada kenyataan full employment secara
automatis tidak akan berjalan.
Keynes menyarankan pemerintah harus aktif melakukan sesuatu, bukannya menunggu
berkerjanya proses alamiah tersebut. Yaitu dengan menggeser kembali dari Z1 ke Z0. Cara yang
efektif adalah dengan meningkatkan pengeluaran pemerintah (G). kenaikan G secara multiplier
akan menaikkan permintaan aggregate Z.
Cara lain adalah meningkatkan unsur lain dari Z, yaitu C dan I. namun untuk
meningkatkan C dan I pemerintah melakukan dengan cara tidak langsung. Misal melalui
penurunan pajak atau penurunan tingkat bunga. Cara tersebut kurang bisa diandalkan karena
masih banyak tergantung banyak factor-faktor lain di luar kekuasaan pemerintah.
Bila Z naik terlalu cepat dan terjadi inflasi maka pemerintah dapat mengatasi dengan cara
mengurangi pengeluaran pemerintah. Atau dapat diatasi dengan menaikkan pajak dan tingkat
bunga serta pengendalian moneter.