Anda di halaman 1dari 6

Tanggal : 24 November 2020

Nama : I Gusti Made Krisna Arimbawa

NIM : 2007511187

Absen : 21

TUGAS KELAS B2

1. Jelaskan mekanisme penyesuaian jumlah uang beredar dan permintaan uang


ketika terdapat injeksi moneter. Gambarkan dengan pendekatan kurva.
Jawaban :
Nilai uang ditentukan oleh supply dan demand terhadap uang. Jumlah uang
beredar ditentukan oleh Bank Sentral, sementara jumlah uang yang diminta (money
demand)ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain tingkat harga rata-rata dalam
perekonomian. Jumlah uang yang diminta oleh masyarakat untuk melakukan transaksi
bergantung pada tingkat harga barang dan jasa yang tersedia. Semakin tinggi tingkat
harga, semakin besar jumlah uang yang diminta.

Gambar di atas menggambarkan hubungan antara supply dan demand terhadap


uang. Sumbu horizontal menggambarkan jumlah uang beredar, sumbu vertikal kiri
menggambarkan nilai uang, 1/P, dan sumbu vertikal kanan menggambarkan tingkat
harga, P. Sumbu-sumbu vertikal menggambarkan bahwa saat nilai uang tinggi, maka
tingkat harga akan rendah, dan sebaliknya pada tingkat harga yang tinggi maka nilai
uang akan rendah. Kedua kurva menggambarkan supply dan demand terhadap uang.
Kurva supply berbentuk vertikal karena jumlah uang beredar ditetapkan oleh Bank
Sentral. Kurva demand memiliki slope negatif, mengindikasikan bahwa saat nilai
uang rendah dan tingkat harga tinggi, maka permintaan terhadap uang akan tinggi.
Pada titik equilibrium, A, jumlah uang yang diedarkan dan jumlah uang yang diminta
masyarakat berada dalam keseimbangan. Ekuilibrium antara supply dan demand
terhadap uang menentukan nilai uang dan tingkat harga barang dan jasa. Jika Bank
Sentral mengubah jumlah uang yang beredar, misalnya dengan mencetak lebih
banyak uang, ekuilibrium supply dan demand terhadap uang akan berubah seperti
ditunjukkan pada gambar berikut.

Bertambahnya jumlah uang beredar menggeser kurva supply dari MS1 ke


MS2, sehingga titik equilibrium ikut bergeser dari A ke B. Akibatnya, nilai uang turun
dari ½ ke ¼, dan tingkat harga equilibrium naik dari 2 ke 4. Dengan kata lain,
meningkatnya jumlah uang beredar mendorong terjadinya kenaikan harga yang
menyebabkan nilai uang menjadi turun. Lebih lanjut dapat dijelaskan bahwa dampak
langsung dari injeksi moneter yang dilakukan Bank Sentral adalah meningkatnya
supply uang. Sebelum injeksi, perekonomian berada pada titik equilibrium A. Pada
titik ini, tingkat harga seimbang dengan jumlah uang yang diminta masyarakat. Saat
jumlah uang beredar meningkat, pada tingkat harga yang sama masyarakat memiliki
lebih banyak uang dari yang mereka minta. Meningkatnya jumlah uang menyebabkan
naiknya permintaan terhadap barang dan jasa. Jika jumlah barang dan jasa yang
diminta tidak seimbang dengan jumlah barang dan jasa yang diproduksi, maka akan
terjadi peningkatan harga. Peningkatan harga kemudian mendorong naiknya jumlah
uang yang diminta masyarakat. Pada akhirnya, perekonomian akan mencapai
equilibrium baru, yaitu titik B, saat jumlah uang yang diminta kembali seimbang
dengan jumlah uang yang diedarkan. Penjelasan yang menggambarkan bagaimana
tingkat harga ditentukan dan berubah seiring dengan perubahan jumlah uang beredar
disebut teori kuantitas uang (quantity theory of money). Berdasarkan teori ini, jumlah
uang yang beredar dalam suatu perekonomian menentukan nilai uang, sementara
pertumbuhan jumlah uang beredar merupakan sebab utama terjadinya inflasi.

2. Jelakan mengenai perputaran uang dengan persamaan kuantitas dan berikan


contohnya.
Jawaban :
Dalam ilmu ekonomi, perputaran uang (kecepatan perputaran uang) merujuk
pada kecepatan di mana mata uang dolar yang sama berpindah dalam seluruh
perekonomian dari satu orang ke orang lainnya. Untuk menghitung perputaran uang,
nilai dari keluaran produksi nominal (PDB nominal) dibagi dengan kuantitas uang.
Jika P merupakan tingkat harga (deflator PDB), Y merupakan kuantitas keluaran
produksi (PDB riil), dan M merupakan kuantitas uang, maka kecepatan perputaran
uang adalah :
V = (P x Y) / M
Dengan sedikit penataan ulang aljabar, maka persamaan ini dapat ditulis
kembali sebagai berikut :
MxV=PxY
Persamaan ini menyatakan bahwa kuantitas uang (M) dikalikan perputaran
uang (V) sama dengan harga keluaran produksi (P) dikalikan jumlah keluaran (Y).
Persamaan ini disebut sebagai persamaan kuantitas (quantity equation) karena
berkaitan dengan kuantitas uang (M) dengan nilai keluaran produksi nominal (P x Y).
Persamaan kuantitas menunjukkan bahwa peningkatan kuantitas uang dalam
perekonomian harus tercermin dalam salah satu dari tiga variabel lain: Tingkat harga
harus naik, kuantitas keluaran produksi harus naik, atau perputaran uang harus turun.
Dalam banyak kasus, ternyata perputaran uang bersifat relatif stabil. Sebagai
contoh, Gambar 3 menunjukkan PDB nominal, jumlah uang (yang diukur dengan
M2), dan perputaran uang untuk perekonomian AS sejak tahun 1960. Sepanjang
periode tersebut, jumlah uang beredar dan PDB nominal keduanya meningkat lebih
dari duapuluh kali lipat. Sebaliknya, perputaran uang, meskipun tidak benar-benar
konstan, tidak berubah secara drastis. Dengan demikian, untuk beberapa tujuan,
asumsi kecepatan konstan merupakan pendekatan yang cukup baik.

3. Berdasarkan teori kuantitas uang, apakah efek dari kenaikan kuantitas uang.
Jawaban :
Menurut teori kuantitas uang, peningkatan kuantitas uang menyebabkan
peningkatan proporsional dalam tingkat harga. teori kuantitas uang adalah teori yang
menyatakan bahwa jumlah uang yang tersedia menentukan tingkat harga dan bahwa
tingkat pertumbuhan dalam jumlah uang yangtersedia menentukan tingkat inflasi.
Efek dari peningkatan kuantitas uang menyebabkan orang menggunakan lebih banyak
dolar untuk setiap transisi.

4. Misalkan terjadi perubahan peraturan bank yang memperluas ketersediaan


kartu kredit, sehingga masyarakat hanya perlu memegang sedikit uang tunai.
a) Bagaimana peristiwa ini dapat mempengaruhi permintaan uang?
Jawaban :
Permintaan uang akan meningkat, mengingat semakin mudahnya
masyarakat mendapatkan kartu kredit, maka kecenderungan masyarakat
adalah meningkatkan tingkat konsumsinya untuk membeli barang dan jasa.
Hal ini mengakibatkan permintaan uang meningkat.
b) Apabila bank sentral tidak merespon peristiwa ini, apa yang akan terjadi
pada tingkat harga?
Jawaban :
Permintaan uang yang meningkat untuk belanja barang dan jasa
mengakibatkan jumlah uang yang beredar juga meningkat. Sesuai dengan teori
kuantitas uang oleh Irving Fisher dalam rumus : MV = PT (M = jumlah uang
beredar, V = kecepatan peredaran uang, P = tingkat harga. T = Jumlah barang
dan jasa yang dihasilkan). Dalam kasus ini, M meningkat karena permintaan
untuk membeli barang dan jasa meningkat. V dan T konstan karena kecepatan
uang beredar tidak bisa diubah dan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan
tidak dapat diubah dengan cepat. Hal ini mengakibatkan tingkat harga juga
naik.
M↑ V = P↑ T
c) Jika bank sentral ingin mempertahankan kestabilan tingkat harga,
apakah yang harus dilakukan?
Jawaban :
Jika ingin mempertahankan tingkat harga, maka bank sentral harus
melakukan kebijakan moneter. Jenis jenis kebijakan moneter :
1. Kebijakan pasar terbuka
2. Politik diskonto
3. Giro wajib minimum
4. Kredit selektif
5. Himbauan moral

Dalam kasus ini, karena jumlah kartu kredit yang terlalu banyak, maka
yang sebaiknya dilakukan adalah kebijakan moneter kredit selektif (paling
efektif)
5. Jelaskan perbedaan variabel nominal dan variabel riil. Berikan dua contoh dari
masing-masing variabel tersebut.
Jawaban :
Variabel nominal adalah variable-variable yang dapat diukur dengan satuan
moneter (uang). Sementara itu, variabel riil adalah variabel yang diukur dalam satuan
selain satuan moneter (diukur di unit fisik).
Misalnya, pendapatan petani jagung merupakan variabel nominal karena
diukur dalam satuan dolar, sedangkan jumlah jagung yang mereka hasilkan
merupakan variabel riil karena diukur dalam satuan gantang. PDB nominal
merupakan variabel nominal karena mengukur nilai dolar dari keluaran produksi
barang dan jasa dalam perekonomian; PDB riil merupakan variabel riil karena
mengukur jumlah total barang dan jasa yang diproduksi dan tidak dipengaruhi oleh
harga barang dan jasa saat ini. Pemisahan antara variabel riil dan variabel nominal ini
sekarang dinamakan sebagai dikotomi klasik (classical dichotomy) (Sebuah dikotomi
merupakan bentuk pembagian ke dalam dua kelompok, dan klasik mengacu pada para
pemikir ekonomi di masa-masa awal.)
Apabila harga dolar merupakan variabel nominal, maka harga relatif
merupakan variabel riil. Misalnya, upah riil (upah dalam unit dolar yang disesuaikan
dengan inflasi) merupakan variabel riil karena mengukur tingkat di mana orang
melakukan pertukaran barang dan jasa dengan unit tenaga kerja. Sama halnya, tingkat
bunga riil (suku bunga nominal yang disesuaikan dengan inflasi) yang merupakan
variabel riil karena mengukur tingkat di mana orang melakukan pertukaran barang
dan jasa hari ini dengan barang dan jasa di masa mendatang. Menurut analisis klasik,
variabel nominal dipengaruhi oleh perkembangan sistem moneter perekonomian,
sedangkan uarg tidak relevan untuk menjelaskan variabel-variabel riil secara luas.
Perubahan jumlah uang beredar, akan memengaruhi variabel nominal, namun tidak
memengaruhi variabel riil. Ketika bank sental menggandakan jumlah tingkat harga
menjadi dua kali lipat, upah dalam dolar menjadi dua kali lipat, dan semua nilai dolar
lainnya akan menjadi dua kali lipat. Variabel riil, seperti halnya produksi, tenaga
kerja, upah riil, dan tingkat suku bunga riil, tidak mengalami perubahan.

Anda mungkin juga menyukai