Terdapat kaitan antara total kuantitas uang M (penawaran uang) dan total jumlah pengeluaran
untuk barang dan jasa akhir yang dihasilkan dalam perekonomian P x Y, di mana P adalah
tingkat harga dan Y adalah keluaran (pendapatan) agregat. (Total pengeluaran P x Y juga
dipandang sebagai pendapatan nominal agregat untuk perekonomian atau sebagai PDB
nominal). Konsep yang mengaitkan antara M dan P x Y disebut peredaran uang (velocity of
money), sering disingkat dengan velocity (v), berapa kali secara rata-rata dalam setahun satu
dolar dibelanjakan untuk membeli jumlah total barang dan jasa yang diproduksi dalam
perekonomian.
V = P x Y/M
Nilai perhitungan velocity of money mempunnyai beberapa manfaat untuk suatu negara
diantaranya adalah untuk: 1) melihat seberapa banyak jumlah transaksi yang terjadi disuatu
negara, apabila velocity of money tinggi, berarti jumlah transaksi di suatu negara itu juga
tinggi, begitupun sebaliknya; 2) melihat seberapa tinggi tingkat konsumsi di suatu negara.
Apabila velocity of money di suatu negara tinggi maka tingkat konsumsi masyarakat juga
tinggi; dan 3) melihat suatu negara akan terjadi inflasi ataupun deflasi, apabila velocity of
money nya tinggi maka berarti jumlah uang yang beredar juga banyak, apabila jumlah uang
yang beredar terlalu banyak maka akan mengakibatkan suatu negara mengalami inflasi,
ataupun sebaliknya.
M x V=P x Y
Persamaan pertukaran ini menyatakan bahwa jumlah kuantitas uang dikalikan dengan angka
berapa kali uang ini dibelanjakan dalam setahun harus sama dengan pendapatan nominal
(jumlah total nominal yang dibelanjakan untuk barang dan jasa dalam tahun itu).
Persamaan 2 adalah sebuan identitas, yaitu hubungan yang benar secara definisi. Persamaan
ini tidak berarti ketika penawaran uang Mberubah, pendapatan nominal (P x Y) berubah juga
dengan arah yang sama; kenaikan dalam M, sebagai contoh, bisa diimbangi dengan
penurunan V. Sehingga M x V(dan juga P x Y) tidak berubah. Untuk mengubah persamaan
pertukaran (sebuah identitas) ke dalam sebuah teori bagaimana pendapatan nominal
ditentukan, kita terlebih dulu harus mengerti faktor-faktor yang menentukan velocity. Faktor-
Faktor yang Menentukan Velositas Irving Fisher berpendapat bahwa velocity ditentukan oleh
institusi dalam sebuah perekonomian yang memengaruhi cara seseorang melakukan transaksi.
Jika orang menggunakan kartu kredit untuk melakukan transaksi, seperti yang terjadi
sekarang ini, dan akibatnya tidak terlalu sering menggunakan uang ketika berbelanja, maka
lebih sedikit jumlah uang yang diperlukan untuk melakukan transaksi yang dihasilkan oleh
pendapatan nominal (M turun relatif terhadap Px Y), dan juga velocity (PxY/M meningkat.
Sebaliknya, Jika lebih nyaman pembelian dilakukan dengan uang tunai, cek, atau kartu debit
(semuanya adalah uang), maka lebih banyak uang yang digunakan untuk melakukan transaksi
yang dihasilkan oleh tingkat yang sama pendapatan nominal, maka velocity turun. Fisher
berpendapat bahwa aspek institusional dan teknologi dari perekonomian akan memengaruhi
velocity hanya secara lambat sepanjang masa, maka velocity biasanya akan tetap konstan
dalam jangka pendek. Salah satu teori klasik yang mengupas mengenai permintaan uang
adalah teori kuantitas uang, atau The Quantity Theory of Money Teori ini membahas
permintaan dan sekaligus penawaran akan uang beserta interaksi antara keduanya yang
berfokus pada hubungan antara penawaran uang (jumlah uang beredar) dengan nilai uang
(tingkat harga). Karena teori kuantitas uang menyatakan berapa banyak uang yang disimpan
untuk jumlah pengeluaran nominal tertentu, maka faktanya itu adalah teori permintaan uang.
Untuk menggambarkan hal ini, pertama mari kita bagi kedua sisi persamaan pertukaran
(Persamaan 2) dengan V dan hasilnya adalah:
M = 1/V PY
Ketika pasar uang berada dalam keseimbangan, penawaran uang sama dengan permintaan
uang, sehingga kita dapat mengganti M di persamaan dengan M. Selain itu, karena velocity
diasumsikan konstan dalam teori kuantitas uang, kita dapat mengganti 1/V dengan sebuah
konstanta k. Jika kita ganti k dengan 1/V dan M untuk M, maka kita dapat menulis ulang
persamaan sebagai berikut:
Md = k x PY
Perzaman 3 menyatakan bahwa karena k adalah tetap, tingkat transaksi yang dihasilkan oleh
pendapatan nominal yang tetap PY menentukan jumlah aang Myang diminta masyarakat.
Oleh karena itu, teori Fisher menyatakan bahwa permintaan uang semata-mata fungsi dari
pendapatan, dan suku bunga tidak memiliki dampak terhadap permintaan uang.
̅/ ̅
P=MxV Y
Teori kuantitas uang seperti dinyatakan dalam Persamaan 5 menyatakan bahwa jika M
̅ dan 𝑌̅ konstan.
meningkat dua kali, Pharus naik dua kali juga dalam jangka pendek, karena V
Ekonom klasik bergantung kepada teori kuantitas uang untuk menjelaskan pergerakan di
tingkat harga. Menurut mereka, perubahan jumlah uang mendorong perubahan proporsional
dalam tingkat harga.
Mengurangi ∆Y dari kedua sisi persamaan di atas dan dengan pengertian bahwa tingkat
inflasi adalah sama dengan tingkat pertumbuhan dari tingkat harga %∆P, kita dapat menulis :
Π = %∆M - %∆Y
Karena perubahan persentase dalam sebuah variabel dengan tingkat perubahan tahunan sama
dengan tingkat pertumbuhan variabel itu, Persamaan 6 dapat dinyatakan dengan kata-kata
sebagai berikut: teori kuantitas inflasi menunjukkan bahwa tingkat inflasi sama dengan
tingkat pertumbuhan penawaran uang dikurangi tingkat pertumbuhan keluaran agregat.
Dapus
http://digilib.unila.ac.id/66935/3/3.%20SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.
pdf
https://www.bmeb-bi.org/index.php/BEMP/article/download/219/196
http://e-journal.uajy.ac.id/109/3/2EP17427.pdf