Anda di halaman 1dari 12

Dr.

Lana Sularto
INTERNAL VALUE OF MONEY

Jumlah barang & jasa yg dapat dibeli dengan sejumlah uang


 Menunjukkan tenaga beli uang terhadap sejumlah barang

EXTERNAL VALUE OF MONEY

Nilai mata uang diukur dengan mata uang negara lain


 kurs devisa (exchange rate)
Jumlah barang & jasa yg dapat dibeli dengan sejumlah uang
Menunjukkan tenaga beli uang terhadap sejumlah barang
(Purchasing Power)

- Semakin rendah harga barang, semakin tinggi purchasing power uang


- Semakin tinggi harga barang, semakin rendah purchasing power uang

N= 1
P

N : Purchasing Power
P : Harga Barang

Teori yang menjelaskan NILAI UANG adalah Teori Kuantitas


(Quantity Theory of Money)
Mengatakan bahwa, uang diterima masyarakat
karena setiap orang mengetahui uang itu dapat
ditukarkan dengan barang-barang dan jasa-jasa,
dengan kata lain bukan karena nilai intrinsiknya
akan tetapi karena uang itu mempunyai kualitas alat
pembayaran dalam masyarakat. Pendapat inilah yang
menjadi dasar Quantity Theory yang disebut ”Pure
Quantity Theory”. Dalam Quantity Theory ini ada
beberapa pandangan yang akan dijelaskan sejak awal
perkembangannya. Quantity Theory (teori Kuantitas)
adalah teori yang menjelaskan nilai uang.

4
1. Teori Kuantitas Sederhana (Crude
Quantity Theory) Ricardo
2. Transaction Equation atau Transaction
Velocity Approach

5
 Ricardo telah memecahkan masalah nilai uang
dengan memperhatikan hubungan yang lurus
antara jumlah uang dengan harga barang.
 Bila pendapat itu dihubungkan dengan harga maka
pendapat Ricardo diatas dapat dinyatakan sebagai
berikut:
 “Bila jumlah uang naik dua kali lipat, hargapun
akan naik dua kali lipat, demikian pula sebaliknya”

6
 Dengan kata lain teori Ricardo menyatakan bahwa
jumlah uang langsung proporsional terhadap tingkat
harga atau tingkat harga langsung proporsional dengan
jumlah uang.
P = f(M)
P = Tingkat harga
M = Jumlah Uang Beredar

7
 Maka bila M (jumlah uang beredar) naik dua kali
maka harga akan naik dua kali pula. Karena itu untuk
menstabilkan tingkat harga hanya diperlukan
stabilisasi jumlah uang.
 Teori kuantitas ini terlalu sederhana, karena tidak
memperhitungkan faktor cepatnya peredaran uang
atau V, atau faktor permintaan terhadap uang. Lagi
pula teori tersebut tidak sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya yang terjadi dalam masyarakat.

8
 Ini merupakan penyempurnaan daripada teori yang
sebelumnya dilakukan oleh Irving Fisher. Ia
menyatakan bahwa yang menentukan nilai uang ada 3
faktor yaitu:
• Jumlah uang beredar (M)
• Cepatnya peredaran uang (V)
• Jumlah barang yang diperdagangkan atau volume barang
yang diperdagangkan (T)
 Rumus Fisher, Transaction Equation adalah:
MV = PT atau P = MV/T

V : Rata2 perputaran setiap unit uang dalam transaksi


Jual beli
9
Persamaan MV = PT menyatakan bahwa jumlah total
uang yang dikeluarkan oleh pembeli sama dengan
jumlah total uang yang diterima oleh penjual. Saat
ini, yang dimaksud dengan M adalah uang giral
ditambah dengan uang kartal. Seperti diketahui
bahwa kaum klasik beranggapan:
1. Uang hanya untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga
2. Dalam jangka pendek Velocity of Money adalah tetap
3. Barang-barang dan jasa-jasa jumlahnya tetap karena
perekonomian dianggap sudah mencapai full employment

10
Berdasarkan tiga anggapan diatas maka
sebenarnya teori Fisher dapat dikatakan ”bahwa
dalam jangka pendek tingkat harga umum (P)
berubah secara proporsional dengan perubahan
supply uang (M). Hal ini sama dengan pendapat
Crude Quantity Theori dari Ricardo.

11
 Adanya tambahan JUB akan dibelanjakan semua tanpa
dipikirkan kemungkinannya untuk ditabung
 Velocity of money (V) dan volume transaksi (T)
dianggap tetap dan hanya dipengaruhi oleh faktor-
faktor nonmoneter (faktor kelembagaan/metode
pembayaran yang biasanya dipakai masyarakat)
 Tambahan JUB tidak akan mempengaruhi sector riel
(classical dichotomy)
 Tingkat harga umum akan selalu berubah mengikuti
JUB

12

Anda mungkin juga menyukai