PEMBAHASAN
Tabungan menurut teori klasik adalah fungsi dari tingkat bunga. Makin
tinggi tingakat bunga makin tinggi pula keinginan masyarakat untuk menabung.
Artinya, pada tingkat bunga yang lebih tinggi masyarakat akan lebih terdorong
untuk mengorbankan/mengurangi pengeluaran konsumsi guna menambah
tabungan.
Investasi jugs tergantung/merupakan fungsi dari tingkat bunga. Makin tinggi
tingkat bunga, keinginan untuk melakukan investasi juga makin kecil. Alasanya,
seseorang pengusaha akan menambah pengeluaran investasinya apabila
keuntungaan yang diharapkan dari investasi lebih besar dari dari tingkat bunga
yang harus dia bayar untuk dana investasi tersebut yang merupakan ongkos untuk
penggunaan dana (cost of capital). Makin rendah tingkat bunga, maka pengusaha
akan lebih terdorong untuk melakukan investasi, sebab biaya penggunaan dana
juga makin kecil.
Keseimbangan tingkat bunga ada pada titik 1o. dimana jumlah tabungan
sama dengan investasi. Apabila tingkat bunga di atas 1o. jumlah melebihi
keinginan pengusaha untuk melakukan investasi. Para penabung akan saling
bersaing untuk meminjamkan dananya dan persaingan ini akan menekan tingkat
bunga turun balik ke posisi 1o.
Sebaliknya, apabila tingkat bunga di bawah ini, para pengusaha akan saling
bersaing untuk memperoleh dana Yang relatif jumlahnya lebih kecil. Persaingan
ini akan mendorong tingkat bunga naik lagi ke 1o.
Teori ini mendasarkan diri pada falsafah hukum Say tersebut di atas, bahwa
ekonomi akan selalu berada dalam keadaan full employ¬ment. Secara sederhana,
Irving Fisher merumuskan teorinya dengan suatu persamaan:
MV = PT
Oleh karena teori kuantitas dari Robetson ini disebut cash balance
equaition., Faktor V dalam transaction velocity approach oleh Robertson diganti
dengan k dalam cash balance approach. k yang menunjukkan berapa lama rata-
rata tiap rupiah mengaggur dalam cash adalah merupakan kebalikan dari V yang
menunjukkan berapa kali tiap-tiap rupiah berpindah tangan.
Jadi k = 1/V
M = TP/V atau
MV = PT.
M= kY
Dimana:
M = Quanity of money
Karena pendapatan uang itu berasal dari jumlah produksi dikalikan dengan
harga
MV= PO = Y.
Teori Marshall merupakan awal dari teori permintaan akan uang. Teori ini
masih sangat sederhana, terkandung didalamnya beberapa kelemahan, kemudian
kelemahan- kelemahan ini disempurnakan oleh teori berikutnya. Kelemahan
pertama adalah bahwa dalam kenyataannya adalah tidak tetap, baik di negara
maju maupun di negara berkembang Cenderung tidak konstan.
Cambridge/Marshell Equition
M = k Py
Menurut teori kuantitas uang, perubahan jumlah, uang yang beredar akan
mengakibatkan perubahan harga secara proporsional. artinya, kalau jumlah uang
naik dua kali, maka harga akan naik dua kali juga.
b. Velocity juga dianggap tetap. Velocity ini hannya akan berubah kalau
terjadi perubahan dalam kebiasaan masyarakat melakukan pembayaran
masyarakat melakukan pembayaran.
Implikasi dari kedua anggapan ini adalah: bahwa jumlah uang beredar
hanyalah empengaruhi harga, dan pengaruhnya porposional. Uang, tidak dapat
mempengaruhi output rill (Y). Output rill ini hanya akan berubah kalau terdapat
perubahan dalam jumlah dan kualita dari factor-¬faktor produksi.
25x4=1 x100
Jika M naik dua kali, menjadi 50 maka. P akan naik dua kali, 50x 4 = 2 x
100. Secara ringkas proses kenaikan harga ini dapat dijelaskan demikian. Pada
permulaannya masyarakat dalam keadaan keseimbangan portfolio-nya. Kemudian
bank sentral menambah jumlah uang beredar dua kali lipat.
M = kPY
= ¼ x Rp 400 M
= Rp 100 M
Jika GNP naik menjadi Rp800 miliar, maka besarnya uang kas yang
di¬inginkan masyarakat menjadi Rp200 miliar. Dengan demikian jelas bahwa
persamaan Marshall dapat menunjukkan adanya keinginan/per¬mintaan akan
uang kas.
Keseimbangan (permintaan dan penawaran uang) ini dapat dilihat pula dari
segi nilai rill uang. Nilai rill uang adalah nilai nominal uang dibagi dengan harga
(M/P) Dalam persamaan cash balance diatas apabila M naik dua kali, maka P
juga naik dua kali. Dengan demikian permintaan uang (dalam arti rill) akan tetap
(M/P = 2M/2P). jadi persamaan cash-balance, lebih mementingkan permintaan
uang dalam arti rill bukan hanya nilai nominal uang yang dipegangnya.
1.4 Perbedaan dengan teori klasik dan teori keyness
Contoh Kasus :
Output Perusahaan (FE) Rp. 1.000,- juta (Y) dengan kasus sebagai berikut ;
KLASIK KEYNES
Keinginan menabung > Keinginan menabung > investasi
investasi ð Output tdk terjual ð harga ð Perusahaan mengurangi produksi ð
turun sampai terjual habis ð Upah Output akan turun selama S>I, dan
turun karena produksi berkurang dan berhenti saat S=I ð Tercipta
buruh tidak beredia menganggur ð keseimbangan baru dimana Yeq baru <
Bunga turun karena S > I ð Tabungan Yeq lama
turun & konsumsi naik ð S = I dalam
keadaan FE
4.1 KESIMPULAN
Para tokoh utama Teori Moneter Klasik antara lain John Babtis Say, Irving
Fisher dan A. Marshall. Say terkenal karena hukum yang dikemukakannya, bahwa
penawaran akan selalu menciptakan permintaan (supply creates its own demand).
Artinya, suatu perekonomian tidak akan mengalami underemployment atau
underconsumption (Malthus). Pengeluaran total masyarakat akan selalu dapat
mencukupi untuk menunjang produksi pada keadaan kesempatan kerja penuh (full
employment).
Menurut teori klasik, tabungan adalah fungsi dari tingkat bunga. Makin
tinggi tingkat bunga makin tinggi pula keinginan masyarakat untuk menabung.
Artinya, pada pada tingkat bunga yang lebih tinggi masyarakat akan lebih
terdorong untuk mengorbankan / mengurangi pengeluaran untuk konsumsi guna
menambah tabungan.
d. Cambridge/Marshall Equation
4.2 SARAN
Walaupun teori ini bayak digunakan orang sebagai alat untuk mempelajari
ilmu ekonomi, namun kedapatan beberapa kritik terhadap teori tersebut. Dalam
rumus Fisher MV=PT, ada dua hal yang tidak dimasukan kedalam perhatian.
Kedua hal tersebut adalah pembayaran yang dilakukan karena pembelian barang
dalam saat sebelumnya dan pembelian barang yang pembayarannya dilakukan
diwaktu kemudian. hayalah jika kedua hal ini saling menetralisir maka rumus
Fisher ini diakui kebenarannya.
http://gioakram13.blogspot.com/2013/04/teori-moneter-klasik.html
https://dimasyudha1809.wordpress.com/2014/06/18/teori-ekonomi-
moneter-klasik/