MV = PT
(50)(4) = (2)(100)
Alur Logika Berpikirnya sbb :
Pada permulaannya masyarakat dalam keadaan keseimbangan portofolio-nya.
Kemudian bank sentral menambah jumlah uang beredar dua kali lipat.
Akibatnya masyarakat mengalami ketidakseimbangan dalam portofolio-nya,
yakni kelebihan uang kas yang dipegang. Mereka akan membelanjakan
(membeli barang atau jasa) dari kelebihan uang kas yang dipegang.
Karena output total tidak bisa bertambah, yaitu V dan T tetap, (dalam keadaan
full employment, dengan hukum Say), maka harga akan terdorong naik.
Masyarakat akan terus membelanjakan kelebihan uang kasnya sampai total
pengeluaran naik dua kali lipat.
Karena output rill tetap (V dan T tetap), kenaikan pengeluaran dua kali akan
menyebabkan harga juga naik dua kali.
Hasil akhirnya: jumlah uang yang dipegang masyarakat naik dua kali. GNP
nominal (PY) naik dua kali, harga naik dua kali, velocity dan output rill tetap
seperti semula (sebelum adanya penambahan jumlah uang).
dapat pula dijelaskan dengan menggunakan persamaan
Marshall sbb :
misalnya,
k = ¼ (bagian dari GNP diwujudkan dalam bentuk uang kas)
GNP (PY) sama dengan Rp. 400
maka :
keinginan masyarakat memegang uang kas sama dengan Rp
100 miliar
M = kPY
= ¼ x Rp 400 M
= Rp 100 M
Jika GNP naik menjadi Rp800 miliar, maka besarnya
uang kas yang diinginkan masyarakat menjadi Rp200
miliar.
Dengan demikian jelas bahwa persamaan Marshall
dapat menunjukkan adanya keinginan/permintaan akan
uang kas. Permintaan uang kas ini semata-mata untuk
tujuan melakukan transaksi.
Jadi terbukti bahwa teori moneter klasik
menganggap JUB hanya mempengaruhi harga
secara proporsional. Uang tidak mempengaruhi
output riil (Y). Y hanya dipengaruhi oleh jumlah
dan kualitas faktor produksi.
Terima kasih