Nim : 7171141024
Prodi/Jurusan : Pendidikan Ekonomi
Kelas :A
Fakultas : Fakultas Ekonomi
TEORI MONETER
2. Tingkat perputaran uang tidak selalu tetap dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Pengangguran yang tinggi akan mengurangi pengeluaran masyarakat dan ini mengurangi
tingkat perputaran uang. Pada saat inflasi orang lebih suka berbelanja sekarang daripada
masa yang akan datang, maka peredaran uang semakin cepat.
3. Hubungan antara penawaran uang dengan harga adalah lebih rumit dari yang
dikemukakan oleh teori kuantitas. Apabila ekonomi menghadapi masalah pengangguran
maka persamaan MV = PT Tidak dapat digunakan. Untuk menerangkan bagaimana
perubahan penawaran uang akan mempengaruhi harga dan jumlah produksi barang dan
jasa (T). Apakah harga akan tetap dan jumlah produk bertambah mengikuti pertambahan
penawaran uang. Apakah P dan T akan bertambah atau T tetap tidak berubah dan P
bertambah. Pertanyaan di atas tidak dapat dijawab teori kuantitas uang.
4. Teori kuantitas uang hanya memperhatikan fungsi uang sebagai alat transaksi. Pada
persamaan MV = PT Masyarakat dianggap meminta uang dengan tujuan transaksi saja.
Berdasarkan persamaan MV = PT harga-harga akan tetap stabil apabila T naik sebanyak
5% diikuti oleh kenaikan M sebesar 5% juga. Jadi menurut keyness bahwa uang
digunakan untuk spekulasi.
5. Teori kuantitas uang mengabaikan efek perubahan penawaran uang ke atas suku bunga.
Dalam teori kuantitas uang tidak memperhatikan efek dari perubahan penawaran uang ke
atas suku bunga. Karena teori klasik menerangkan, bahwa suku bunga ditentukan oleh
penawaran tabungan dan permintaan tabungan untuk investasi, sehingga penawaran uang
tidak mempengaruhi suku bunga titik sedangkan golongan keynesian menerangkan
penawaran uang mempengaruhi suku bunga.
Dimana k dan h adalah kepekaan permintaan uang terhadap pendapatan nasional dan
terhadap tingkat suku bunga di mana k dan h adalah bilangan positif. Gambar 3.1 adalah
permintaan uang sebagai fungsi dari pendapatan nasional pada tingkat suku bunga tertentu
yaitu permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga.
Gambar 3.3 menunjukkan keadaan khusus, apabila tingkat bunga menjadi sangat
rendah. Ini berarti bahwa para pemegang saham (surat berharga) tidak lagi tertarik untuk
menyimpan surat berharga, karena penghasilan yang diperoleh dari surat berharga itu boleh
dikatakan rendah sekali dan tidak ada artinya, sehingga dapat dikatakan pula bahwa
sesungguhnya Tidak ada bedanya antara memegang uang ataupun memegang surat berharga.
Oleh karena itu pada tingkat suku bunga yang sudah begitu rendah, permintaan uang untuk
kepentingan spekulasi akan menjadi elastis sempurna.
Perangkap keyness (liquidity trap) ditemukan pada tingkat bunga yang rendah yaitu i
dimana kurva permintaan akan uang untuk spekulasi bersifat elastis sempurna dan kondisi
klasik ditemukan pada tingkat bunga i ke atas di mana pada saat itu kurva permintaan akan
uang untuk spekulasi bersifat elastis sempurna.
Md ( 2 a 2 a )
md=
P √ r
Di mana α adalah biaya komisi (brokerage fee) yang merupakan biaya tetap setiap
kali menjual obligasi, T adalah penghasilan real dari pelaku ekonomi dan R adalah
merupakan suku bunga tiap tiap periode. Maka kalau di perhatikan persamaan permintaan
uang untuk transaksi dari baumol Di atas berbeda dengan fungsi permintaan uang oleh
Keynes untuk tujuan transaksi. fungsi permintaan uang di atas untuk tujuan transaksi tidak
hanya dipengaruhi oleh pendapatan tetapi juga oleh tingkat suku bunga dan menunjukkan
adanya skala ekonomi dari penggunaan uang relatif besar daripada fungsi permintaan uang
untuk transaksi modal keyness (yang hanya proporsional terhadap pendapatan riil).
Dimana:
Md = Jumlah uang nominal diminta
W = Y/r = Kekayaan
Y = Aliran pendapatan
r = Tingkat suku bunga
P = Tingkat harga
b = Tingkat manfaaf dari memiliki obligasi (α – (αα/dt)/α
α = Suku bunga obligasi
s = Tingkat manfaat equitas (β-(dβ/dt)/β+(dP/dt)/P
n = (dP / dt) / P = Persentase perubahan harga (laju inflasi)
K = Nisbah antara kekayaan manusia dan kekayaan bukan manusiawi
μ = Selera
t = Variabel waktu (time)
∂M / ∂W > 0
∂M / ∂P > 0
∂M / ∂b > 0
∂M / ∂s < 0
∂M / ∂n < 0
∂M / ∂k > 0