Anda di halaman 1dari 26

REFERENSI

 Budiono, 2013. Ekonomi Moneter. Yogyakarta, BPFE.


 Lucket, D. G., 2008. Uang dan Perbankan. Jakrta: Erlangga.
 Miller, R. L. & Pulsinelli, R. W., 1985. Modern Money and
Banking. USA: McGraw: Hill, Inc.
 Nopirin, 2013. Ekonomi Moneter. Yogyakarta: BPFE.
 Yuliadi, Imamudin, 2008. Ekonomi Moneter. Jakarta. PT.
Index
Juhro, M. S. 2020. Pengantar Kebanksentralan, Teori dan
Kebijakan. Jakarta: PT RajaGrafindo.
TEORI PERMINTAAN UANG K. VII

A. Teori Permintaan Uang Klasik


1. Crude Quantity Theory
Teori permintaan uang klasik dimulai dari Crude Quantity
Theory yang dikemukakan oleh David Hume (Yuliadi, 2008).
Teori ini mejelaskan bahwa jumlah uang yang beredar (money
in circulation) berkorelasi positif terhadap perubahan tingkat
harga (inflation). Jika pemerintah menambah jumlah uang
beredar, maka berdampak pada peningkatan laju inflasi
demikian juga sebaliknya. Teori ini mengandung kelemahan
karena mengabaikan beberapa aspek lainnya seperti kecepatan
peredearan uang, peredaran barang dan jasa serta tingkat
bunga. Padahal pada sisi lain permintaan uang ditentukan oleh
besarnya pendapatan dan besarnya tingkat bunga. Asumsi teori
ini bahwa uang digunakan hanya untuk kepentingan transaksi,
kecepatan peredaran uang bersifat tetap dan perekonomian
dalam keadaan full employment.
2 3
2. Exchange Equation Irving Fisher
Merespon kelemahan Crude Quantity Theory yang mengabaikan
aspek kecepatan peredaran uang dan peredaran barang dan jasa,
maka pada rumusan ini disempurnakan oleh Irving Fisher dengan
memasukkan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh rumusan
rumusan sebagai berikut:
M x V = P x T
Di mana:
M = Money in circulation
V = Velocity of money
P = Price
T = Transaction of goods
Formulasi di atas merupakan kesamaan (equation) yang
menunjukkan keseimbangan antara sisi sebelah kiri dengan sisi
sebelah kanan. Dari formulasi di atas dapat diketahui bahwa P
(inflation) dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: M (money in
incirculation),V (velocity of money) dan T (Transaction of goods).
Formulasi di atas dapat dirubah menjadi 2 4
Lanjutan
MV
P = -------
T
Persamaan di atas dikenal dengan Transaction Variant yang
menunjukkan ada tiga faktor yang mempengaruhi tingkat
harga umum yaitu jumlah uang beredar (M), kecepatan
peredaran uang (V) dan volume transaksi (T). Formulasi di
atas juga mengisyaratkan motif permintaan uang untuk
kepentingan transaksi yang merupakan bagian penting dari
teori moneter klasik tentang the transaction demand for
money.
3. Income Flow Equation of Exchange
Modifikasi rumusan Quantity Theory di atas dengan merubah
variabel
Lanjutan
T (transaction of goods) dengan O (real output) yang
mengandung pengertian yang sama dalam konteks
perhitungan pendapatan nasional secara makro. Maka
akan menghasilkan formulasi baru sebagai berikut:
MxV=PxT
MxV=PxO
Karena P x O = Y (pendapatan nasional), maka diperoleh
formulasi baru:
MxV=Y
Formulasi di atas menunjukkan bahwa perubahan dalam
M (money in circulation) dan V (velocity of money) akan
mendorong Y (Pendapat Nasional).
Lanjutan
4. Cash Balance Equation
Formulasi Quantity of Theory dari Irving Fisher mendapat
perhatian dari ahli moneter Alfred Marshal dari Cambridge
University yang mereformulasi Quantity of Theory sehingga
dikenal dengan istilah Cambridge Equation. Teori Cambridge
sama dengan pandangan ekonomi klasik lainnya bahwa
permintaan uang dipengaruhi oleh transaksi ekonomi.
Perbedaan mendasar antara teori Fisher dengan teori
Cambridge terletak pada motivasi memegang uang. Dalam
teori Fisher bahwa memegang uang hanya untuk
kepentingan transaksi. Sedangkan teori Cambridge
memandang bahwa permintaan uang dipengaruhi

2 7
Lanjutan

Oleh prilaku masyarakat dalam memanfaatkan beberapa


bentuk jenis kekayaan dan salah satunya dalam bentuk uang.
Permintaan uang menurut Cambridge diturunkan dari teori
kuantitas Fisher & secara matematis dapat diturunkan
sebagai
sebagai berikut:
MxV=PxT
MxV=PxO
MxV=Y
1 1
M = ----- P x O, jika ----- = k
V V
M = kP x O
M = kY
Lanjutan

Unsur penting dari formulasi Cambridge Equation di


atas yaitu dimasukkan unsur k dalam persamaan
yang memengaruhi besarnya nilai Y (pendapatan
nasional) dan kemudian berdampak pada perubahan
P (inflasi). Alfred mengemukakan prilaku masyarakat
dalam bentuk keinginan untuk menyisihkan sebagian
dari pendapatannya (Y) dalam bentuk uang kas (k).
B. Teori Kuantitas Permintaan Uang Keynes K.IX
1. Liquidity Preference
Teori uang Keynes adalah bagian dari teori Makro Ekonominya yang dimuat
dalam bukunya “General Theory” yang sangat berpengaruh. Dlm teorinya ini,
Keynes mengemukakan sesuatu yang berbeda dengan teori moneter Klasik,
dan Ekonomi Moneter Islam. Perbedaannya terletak pada fungsi uang yang
lain, yaitu sebagai Store of Value dan bukan hanya sebagai Medium of
Exchange.Teori ini dikenal dgn nama ma teori Liquidiy Preference. Artinya,
ada kecenderungan orang menyimpan uangnya, sebagian kekayaannya dlm
bentuk uang, yaitu dlm bentuk likuid.
2. Motif Permintaan Uang
Menurut Keynes ada tiga motif mengapa orang ingin memiliki uang, yaitu :
a. Motif Transaksi. Permintaan uang untuk tujuan transaksi dipengaruhi oleh
national income dan tingkat bunga.
b. Motif Berjaga-jaga. Pengeluaran uang di luar rencana transaksi normal atau
secara tiba-tiba. Misalnya untuk pembayaran darurat seperti kecelakaan, sakit
Lanjutan

dan pembayaran tidak terduga lainnya.


c. Motif Spekulasi. Motif ini merupakan pembaharuan dlm
teori Moneter Keynes, yaitu permintaan uang tujuan
spekulasi. Motif dalam memegang uang ini adalah untuk
tujuan profit. Ini dapat diperoleh, jika si pemegang uang
meramal dgn tepat. Misalnya, si pemilik kekayaan bisa
memilih memegang kekayaannya dlm bentuk uang tunai
atau obligasi.
3. Permintaan Total Akan Uang
Bentuk sederhana dari fungsi permintaan total akan uang dari
Lanjutan

Teori Keynes adalah sebagai berkut:


Md
----- = ( k Y + O (r, W) ....... (1)
P
Md
------ = Permintaan total akan uang dalam arti riil
P
kY = Permintaan akan uang transaksi dan
berjaga - jaga, yang dinyatakan dengan
proporsi (k) dari national income riil.
Lanjutan
O (r, w) = Permintaan akan uang untuk motif spekulasi yang dinyatakan
sebagai fungsi dari tingkat bunga yang berlaku (r) dan nilai riil
aset (kekayaan atau wealth) yang ada di masyarakat.
Persamaan (1) di atas bisa dinyatakan dalam bentuk permintaan uang
dalam satuan moneter sbb:
Md = (kY + O (r, w) P .......... (2)
Dalam analisis jangka pendek w biasanya dianggap konstan sehingga
Persamaan (2) menjadi:
Md = (k Y + O (r) ) P .......... (3)
Dalam teori moneter Keynes adalah, bahwa pasar uang (Ms, Md) terutama
menentukan tingkat bunga. Sebagai catatan tambahan, penentuan tingkat
harga (P) dalam kerangka teori Makro, Keynes tidak melulu ditentukan
suplai uang dan permintaan uang, tetapi ditentukan sebagai resultante dari
agregate demand (in money terms) dan agregate supply.
4. Perbedaan Teori Moneter Keynes dengan Klasik

Teori Moneter Keynes mempunyai implikasi- implikasi teoritis maupun


Kebijaksanaan yang penting, berbeda dengan Teori Klasik:
1. Teori Klasik mempunyai ciri dasar, bahwa perubahan volume uang yang
beredar tidak memengaruhi tingkat maupun komposisi output dalam
masyarakat. Volume uang yang beredar hanya memengaruhi tingkat
harga umum (P). Dalam teori Keynes (kedua sektor saling memengaruhi
antara sektor moneter dan sektor riil). Dalam teori Makro Keynes bahwa
sebelum full employment dicapai maka perubahan suplai uang bersama-
sama dengan permintaan uang memengaruhi tingkat bunga, selanjutnya
perubahan tingkat bunga memengaruhi tingkat investasi riil yang
kemudian melalui proses multiplier memengaruhi tingkat output nasional.
2. Teori permintaan uang Keynes mempunyai implikasi bahwa fungsi
permintaan akan uang (Liquidity Preference) adalah fungsi yang tidak
stabil dalam arti bahwa fungsi ini bisa bergeser dan berubah posisi
dengan cepat dari waktu ke waktu. Hal ini disebabkan karena Keynes
menekankan peranan faktor Uncertainty dan Expectation dalam
menentukan tingkat permintaan uang untuk tujuan spekulasi. Implikasi
dari kedua hal di atas, bahwa baik efek kebijakan moneter maupun fiskal
sulit diramalkan.
TEORI KUANTITAS UANG MODERN K.X
A. Teori Kuantitas Milton Friedman
M. Friedman menganalisis permintaan akan uang dari segi teori
tentang pilihan konsumen. Mengapa orang meminta uang adalah
memandang uang seperti barang-barang l ainnya. Secara singkat M.
Friedman melihat bahwa ada lima faktor yang menentukan permintaan
uang:
1. Kegunaan atau manfaat persediaan uang (money balances).
Kegunaan yang dirasakan setelah memilik i uang, itu dapat
memengaruhi seseorang untuk memiliki uang.
2. Tingkat harga. Tingkat harga yang dapat dijangkau oleh pemilik
uang dapat memengaruhi untuk membeli beberapa barang.
3. Tingkat pendapatan riel. T ingkat pendapatan riel memungkinkan
orang dapat membeli barang sesuai yang diinginkannya.
4. Suku bunga. Tinggi rendahnya suku bunga dapat memengaruhi
keinginan orang untuk memiliki uang untuk tujuan investasi.
5. Tingkat perubahan dalam tingkat harga. Tingkat perubahan dalam
harga (inflasi) dapat memengaruhi besarnya permintaan seseorang.
Lanjutan
Berdasarkan kelima faktor yang memengaruhi permintaan uang di
atas, maka dapat d irumuskan dalam bentuk persamaan sebagai
berikut:
MD = f (U, P, Y, i, P) .......... (1)
Where: U = Utility of money
P = Price level
Y = Level of real income
i = Rate of interest
P = Rate of change in the price level.
Persamaan di atas, dapat disederhanakan atas dasar dua alasan:
1. Pada umumnya dapat dianggap bahwa kegunaan atau manfaat
sisa uang (U) adalah stabil, tidak pernah bergeser secara
menyolok. Dengan demikian, kita dapat menghilangkan U dengan
2
Lanjutan
pertimbangan lebih lanjut.
2. Negara-negara lain menyarankan bahwa tingkat perubahan dalam
tingkat harga (P) harus sangat besar dan diperpanjang sebelum
memengaruhi permintaan akan uang. Sehingga persamaan di atas
dapat disederhanakan sebagai berikut:
MD = f (P, Y, i) ......... (2)
Dalam bentuk yang spesifik persamaan di atas dapat ditulis sbb:
MD = aP Yb ic .......... (3)
Di mana: a, b, c merupakan konstanta yang akan ditentukan dgn
analisis regresi.
Langkah berikutnya adalah membuat asumsi bahwa ekonomi
menyesuaikan diri secara cepat dengan disequlibrium dalam
suplai dan permintaan akan uang.
(MD = MS) ................ (4)
Lanjutan

Kemudian merubah persamaan (4) ke dalam persamaan (3), maka


akan menjadi seperti berikut ini:
MS = aP Yb ic ......... (5)
Kemudian menghilangkan S
M = aP Yb ic ............ (6)
Kemudian kita membagi kedua sisi persamaan (6) dengan P, yang
menghasilkan :
M
--- = a Yb ic ............ (7)
P
Selanjutnya, pada sisi kiri persamaan, M/P merupakan sisa-sisa
sisa uang riil kemudian kita logaritmakan pada masing-masing sisi
(kiri dan kanan).
Lanjutan

M
Log ------- = log a + b (log Y) + c (log i) ....... (8)
P
2. Hasil-hasil Regresi
Berikut ini adalah sebuah persamaan regresi yg sudah diperkirakan
menurut hipotesis Friedman tentang permintaan uang.
Data ini ini didasarkan pada data tahunan Amerika (1892 – 1960).
M
Log --- = -3, 003 + 1,394 (log Y) – 0,155 (log i)
P
r ² = 0,99. Koefisien-koefisien pada log Y dan log i kedua-duanya
mempunyai arti pada level 1 %.
Lanjutan
20

Where: M/P = Real per capita money stock, where money is defined to
include time deposits (that is, M2) = modal uang riel per
kapita
Y = Real per capita permanent income
i = Rate of interest on four month to six-month commercial paper
Hasil-hasil regresi di atas cukup mengesankan:
1. r ² = 0,99 (sangat tinggi)
2. Untuk pendapatan riel adalah positif (+)
3. Koefeisien pada pada log Y (1,394) ditafsirkan sebagai elastisitas
permintaan akan uang tunai dalam hubungannya dengan pendapatan
riel. Hal ini berarti bahwa jika pendapatan nyata naik 1 %, maka
permintaan akan uang nyata naik 1,394 persen.
4. Sebaliknya, koefisien pada log i (-0,155) sangat rendah. Koefisien ini
menyatakan bahwa permintaan akan uang riel tidak elastis dalam
hubungannya dengan suku bunga,
Lanjutan

21

khususnya bahwa kenaikan 1 % dalam suku bunga (misalnya 5 % - 6 %),


akan menyebabkan penurunan permintaan uang hanya 0,155 %.
3. Mekanisme Transmisi Friedman
Andaikan suatu keadaan di mana sektor moneter berada dalam keadaan
ekulilibrium, di mana penawaran sama dengan p ermintaan. Misalnya
penawaran berjumlah 100 milyar, sehingga ekonomi berada dalam
ekuilibrium.
MS = $ 100 milyar = MD
Selanjutnya, jika beberapa alasan sehingga Bank Sentral menaikkan
modal uangnya dengan 10 % menjadi $ 110 milyar. Apa yang akan terjadi
kemudian. Ini akan terjadi penyesuian sampai terjadi ekulibrium dalam
perekonomian, yakni apabila permintaan uang akan naik 10 % sehingga
sekarang
MS = $ 110 milyar = MD
Lanjutan
Apa yang menyebabkan permintaan akan uang naik ? Kita
kembali pada persamaan regresi tersebut, yaitu:
MP
Log ---- = -3,003 + 1,394 (log Y) – 0,155 (log i).
P
Dengan persamaan tersebut, kita dapat memeroleh perkiraan
perkiraan elastisitas sbb:
Harga-harga P = 1,0
Pendapatan rie Y = 1,394 dan Bunga = - 0,155
Untuk mengetahui apa yang menyebabkan permintaan akan
permintaan uang naik adalah sebagai berikut:
1. Elastisitas harga di atas menjelaskan kepada kita bahwa
harga- harga kemungkinan naik 1 0 % , jika pendapatan nyata
dan suku bunga tetap konstan.
2. Alternatifnya, andaikan harga-harga dan suku bunga konstan
maka penyesuian permitaan akan tejadi dalam pendapatan riel.
Pertanyaan:

1. Seberapa banyak pendapatan nyata harus naik untuk


menghasilkan 10 % dalam kenaikan permintaan ?
Elastisitas permintaan uang terhadap pendapatan nyata
adalah 1,394 %, maka kita ketahui bahwa kenaikan 10 %
dalam pendapatan nyarta akan menyebabkan kenaikan
13,94 % dalam permintaan uang. Akibatnya kenaikan dalam
pendapatan nyata 10 % (10%/13,94 % ) = 7,1%. Ini
menghasilkan 10 % dalam permintaan uang sedangkan yg
lainnya konstan (suku bunga + harga).
2. Seberapa banyak suku bunga ars turun untuk menghasilkan
10 % dalam kenaikan permintaan uang ?
Lanjutan
Elasitisitas permintaan uang terhadap suku bunga = -0,155,
maka kita ketahui bahwa dengan penurunan 10 % suku
bunga akan menyebabkan kenaikan 1,55 % dalam
permintaan uang.
Karena itu, suku bunganya harus turun 10 % (10%/1,55 %) =
64,5 %. Untuk menaikkan 10 % dalam permintaan uang.
Misalnya, suku bunga pada mulanya 6 %, maka harus
turun sampai 2,13 % untuk memulihkan ekuilibrium,
sedangkan harga dan pendapatan riel konstan.
E. Penyelesaian
Tingkat bunga awal = 6 %, dan Permintaan uang naik = 10
%
Tingkat bunga hrs turun sebesar = 64,5%/100% x 6% = 3,87%.
Jadi tingkat bunga harus turun 6 % - 3,87 % = 2,13 %.
TUGAS MAKALAH K. XI, XII, XIII, XIV, XV

1. Standar Moneter Internasional


2. Uang dalam Ekonomi Moneter Islam
3. Sistem Moneter Islam
4. Perbedaan antara Moneter Konvensional dengan Moneter
Islam
5. Faktor - Faktor yang Menyebabkan Rupiah Melemah
Terhadap Mata Uang Asing (dollar US).
6. Sbg Alternatif Satu Judul Makalah Kelompok Anda bisa
tentukan sendiri (masih terkait dengan ekonomi moneter)
2
Soal Ekonomi Moneter 1

1. Teori
1. Ada 2 teori permintaan uang yang berkembang sampai
sekarang, Teori Permintaan uang Keynes dan dan Teori
Kuantitas Uang Modern Milton Friedman.
Pertanyaan:
a. Jelaskan kedua inti teori tersebut
b. Jelaskan perbedaan keua teori tersebut.

2 26

Anda mungkin juga menyukai