Anda di halaman 1dari 17

BAB IV

TEORI PERMINTAAN UANG

Kompetensi Akhir

Setelah mempelajari, membahas, mengkaji dan mendiskusikan isi bab ini, mahasiswa
diharapkan mampu mengklasifikasi teori permintaan uang berdasarkan mashab/aliran:Klasik,
Keynes, Kuantitas Modern,Keynes Modern .

Indikator
Indikator keberhasilan yang diharapkan adalah Mahasiswa dapat:
1. Menjelaskan teori permintaan uang menurut Klasik

2.Menjelaskan teori permintaan uang menurut Keynes

3. . Menjelaskan teori permintaan uang menurut Teori Kuantitas modern (Milton Friedman)

4. Menjelaskan teori permintaan uang menurut teori Keynes modern (Baumol dan Tobin)

BAGAN HUBUNGAN ANTAR INDIKATOR


DENGAN KEMAMPUAN AKHIR YANG
DIPEROLEH

Menjelaskan teori permintaan uang


Menjelaskan teori permintaan
menurut teori keynes modern
uang menurut teori kuantitas
(Baumol dan Tobin_)
modern (Milton Friedman)

Menjelaskan teori permintaan uang menurut Keynes

Menjelaskan teori permintaan uang Klasik (David Ricardo,


Irving Fisher, Marshall – Pigou)

53
Pendahuluan
Materi pada bab IV ini menjelaskan teori permintaan uang klasik yang kemudian
dilanjutkan dengan teori permintaan uang menurut Keynes, hal ini disebabkan karena
pengembangan teori permintaan uang keynes didasarkan pada teori permintaan klasik.
Setelah pembaca memahami kedua teori tersebut secara komprehensif maka dilanjutkan
dengan paparan mengenai teori permintaan uang modern baik yang dikemukakan oleh Milton
Friedman maupun William Baumo dan James Tobin. Hal ini disebabkan karena teori yang
dikemukakan oleh Milton Friedman didasarkan pada pengembangan teori kuantitas
sedangkan dasar pengembangan teori William Baumol dan James Tobin didasarkan pada
pengembangan teori Keynes. Teori permintaan uang pada dasarnya ingin menjawab
pertanyaan mengenai faktor- faktor yang menyebabkan seseorang mewujudkan kekayaanya
dalam bentuk kas.

4.1. Teori Permintaan Uang Menurut Klasik


Proponen dari teori Klasik mengenai permintaan uang antara lain adalah David Ricardo
Irving Fisher dan Marshall. Dasar teori klasik dikembangkan berdasarkan pada fungsi uang
sebagai means of exchange. Teori ini sebenarnya adalah teori mengenai permintaan uang
sekaligus penawaran uang, beserta interaksi antara keduanya. Fokus dari teori tersebut adalah
pada hubungan antara penawaran uang ( atau, jumlah uang beredar) dengan nilai uang (atau
tingkat harga). Hubungan antara kedua variabel tersebut dijabarkan lewat konsep mengenai
permintaan uang.

4.1.1. Permintaan Uang Menurut David Ricardo


Teori ini menyatakan bahwa kuat atau lemahnya nilai uang sangat bergantung pada
jumlah uang yang beredar. Jika jumlah uang berubah menjadi dua kali lipat, nilai uang akan
turun menjadi setengah dari semula, dan juga sebaliknya. Teori ini dapat dinyatakan dengan
rumus berikut:
M = k. P
atau
P = 1/2 M
Keterangan :
M (money) = Jumlah Uang
K (konstanta)= Pembanding tetap
P (Price) = Tingkat Harga

54
Jadi kesimpulanya semakin banyak uang yang beredar maka semakin tinggi harga barang,
dan begitupun sebaliknya.

4.1.2. Permintaan Uang Menurut Iring Fisher

Teori ini didasarkan pada falsafah hukum Say bahwa ekonomi selalu dalam keadaan
full Employment . Irving Fisher membangun teori berdasarkan pada keadaan dimana dalam
setiap transaksi selalu ada pembeli dan penjual. Jumlah uang yang dibayarkan oleh pembeli
harus sama dengan jumlah uang yang diterima oleh penjual. Hal ini berlaku pula untuk
seluruh perekonomian, di dalam suatu periode tertentu nilai dari barang – barang/jasa – jasa
yang dibeli harus sama dengan nilai dari barang – barang yang dijual, sehigga persamaan
dari transaksi tersebut dirumuskan sebagai berikut:
MVT = PT. ……………….(1)
Nilai barang – barang yang dijual sama dengan volume transaksi (T) dikalikan harga rata-
rata dari barang tersebut (P). Dilain fihak nilai dari barang yang ditransaksikan ini harus sama
dengan volume uang yang ada ditangan masyarakat (M) dikalikan dengan berapa kali uang
bertukar dari tangan satu ketangan lain, atau rata- rata ”perputaran” uang, dalam periode
tersebut (VT). M VT = PT bukan merupakan teori permintaan uang tetapi merupakan suatu
identitas. Identitas ini dikembangkan oleh Fisher menjadi suatu teori moneter sebagai berikut.
VT, atau transaction velocity of circulation adalah sesuatu variabel yang ditentukan oleh
factor kelembagaan yang ada di masyarakat, dan dalam jangka pendek bisa dianggap konstan.
T, atau volume transaksi, dalam suatu veriode tertentu ditentukan oleh tingkat output
masyarakat (atau pendapatan nasional) dan bisa pula dianggap mempunyai nilai tertentu
untuk sesuatu tahun. Identitas tersebut ditransformasikan menjadi :

Md = 1 P.T …………………………...(2)
VT
Permintaan akan uang dari suatu masyarakat adalah suatu proporsi tertentu 1 / VT dari
nilai transaksi (PT). ( Tanda menunjukkan bahwa vaiaebl tersebut dalam jangka pendek
konstan). Dalam posisi equilibrium di sector moneter
Md =Ms ……………………………….(3)
Ms =1 P.T …………………………...(4)
VT

55
Persamaan (4) menjelaskan bahwa dalam jangka pendek tingkat harga umum (P) berubah
secara proporsional dengan perubahan uang yang diedarkan oleh pemerintah
Implikasi dari teori moneter yang dikemukakan oleh Fisher :
1. Permintaan akan uang dalam suatu masyarakat merupakan proporsi tertentu dari
volume transaksi dan volume transaksi merupakan proporsi konstan dari pendapatan

2. Dari segi kebijakan ekonomi makro, implikasinya bahwa tingkat pendapatan


nasional equilibrium, atau tingkat harga umum bila tingkat employment sudah
tercapai, tidak bisa dipengaruhi oleh kebijakan moneter

Implikasi dari teorimoneter diatas dapat dijelaskan dengan kurva IS dan LM sebagai berikut:

1. Bila kondisi perekonomian dalam keadaan di bawah Full employment maka


permintaan uang tidak dipengaruhi oleh tingkat bunga atau sering disebut tidak elastis
terhadap tingkat bunga (kurva LM vertikal). Dalam keadaan ini maka kebijakan
Fiskal yang secara diagramatis ditunjukkan sebagai pergeseran kurva IS tidak akan
mempengaruhi tingkat pendapatan nasional equilibrium. Dalam kasus ini kebijakan
moneterlah yang paling efektif untuk mengendalikan tingkat pendapatan nasional.

Y1
Gambar 4.1a Gambar 4.1b

Pada gambar 4.1 a terlihat bahwa kebijakan fiskal hanya menaikkan tingkat bunga
dan tidak berpengaruh kepada pendapatan nasional sedangkan pada gambar 4.1b
kebijakan moneter mempengaruhi pendapatan nasional dan tingkat bunga.

2. Dalam kasus full employment telah dicapai kebijakan fiskal tidak mempengaruhi
tingkat pendapatan nasional maupun tingkat harga. Kebijakan moneter hanya dapat
mempengaruhi tingkat pendatan nasional nominal (money national income) bukan
real national income karena dalam full employment semua faktor produksi telah
digunakan secara penuh. Ini berarti bahwa tingkat harga umum (P) dipengaruhi oleh
kebijakan moneter seperti terlihat pada gambar 4.2a dan 4.2b

M(Y*,P1)

56
Gambar 4.2a Gambar 4.2b
4.1.2. Permintaan Uang Menurut Marshall – Pigou
Teori permintaan uang Marshall – Pigou dikenal dengan teori Cambridge. Seperti halnya
teori Fisher, teori ini berpokok pangkal pada fungsi uang sebagai alat tukar umum ( means of
exchange) karena itu teori ini melihat kebutuhan akan uang ( permintaan uang) dari
masyarakat sebagai kebutuhan akan alat likuid untuk tujuan transaksi.
Perbedaan utama antara teori Cambridge dan teori Fisher, terletak pada tekanan dalam
teori “ permintaan uang” Cambridge pada perilaku individu dalam mengalokasikan
kekayaannya antara berbagai kemungkinan bentuk kekayaan, yang salah satunya bisa
berbentuk uang. Perilaku ini dipengaruhi oleh pertimbangan untung rugi dari pemegangan
kekayaan dalam bentuk uang. Jadi teoritis Cambridge mengatakan bahwa permintaan akan
uang selain dipengaruhi oleh varibel yang mempengaruhi permintaan uang ala Fisher juga
dipengaruhi oleh tingkat bunga, besar kekayaan warga masyarakat, dan ramalan/harapan
(expectations) dari para warga masyarakat mengenai masa mendatang. Tetapi dalam
perumusan teori selanjutnya, ahli Cambridge terutama Pigou melakukan penyederhanaan
yaitu dengan mengaggap bahwa tingkat bunga, besar kekayaan warga masyarakat, dan
ramalan/harapan (expectations) dari para warga masyarakat mengenai masa mendatang
dalam jangka pendek dianggap konstan dan hanya dimasukkan ke dalam analisa teori mereka
secara kualitatif sehinga teori Cambridge menganggap bahwa, ceteris paribus permintaan
akan uang adalah proporsional dengan tingkat pendapatan nasional.
Md = k P Y ……………………….. (5)
Dimana Y adalah pendaptan nasional riil. Supply akan uang (Ms ) dianggap ditentukan
oleh Pemerintah. Dalam posisi keseimbangan maka:
Md = Ms ………………………………(6)
sehingga :
Ms = k P Y ……………………….. (5)
Atau :
P = 1 Ms Y
k
Jadi cateris paribus tingka harga umum (P) berubah secara proporsional dengan perubahan
volume uang yang beredar.

4.2. Teori Permintaan Uang Keynes

57
Teori Keynes bersumber dari teori Cambride, Keynes melakukan pengembangan
teori permintaan uang dengan melihat fungsi uang tidak saja sebagai means of exchange
tetapi juga sebagai store of value. Teori ini terkenal dengan nama teori liquidity preference.
Menurut Keynes bahwa permintaan uang ditujukan untuk :
1. Motif Transaksi
Faktor yang mempengaruhi permintaan uang untuk transaksi adalah pendapatan
nasional. Semakin tinggi pendapatan nasional semakin besar volume transaksi dan
semakin besar permintaan uang.
2. Motif berjaga – jaga
Faktor yang mempengaruhi permintaan uang untuk berjaga – jaga adalah sama dengan
permintaan uang untuk transaksi yaitu pendapatan nasional. Semakin tinggi pendapatan
nasional semakin besar volume transaksi dan semakin besar permintaan uang.
Kurva dari permintaan uang untuk transaksi dan berjaga- jaga terlihat pada gambar 4.3 a
berikut

L1
Gambar 4.3 Permintaan Uang Untuk Transaksi dan Berjaga –jaga

3. Motif Spekulasi
Variabel yang mempengaruhi permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga
tidaklah berbeda dari apa yang dikemukakan oleh Klasik dimana Keynes memandang
fungsi uang sebagai means of exchange, sedangkan untuk tujuan spekulasi merupakan
pembaharuan dalam teori moneter dari Keynes yang berdasarkan pada fungs uang
sebagai store of value. Menurut Keynes bahwa permintaan uang dipengaruhi oleh
uncertainty( ketidakpastian) dan expectation ( harapan) di mana kedua variabel ini
diukur dengan tingkat bunga. Pada garis besarnya teori Keynes membatasi pada keadaan
dimana pemilik kekayaan bisa memilih memegang kekayaannya dalam bentuk uang
tunai atau obligasi. Makin tinggi tingkat bunga maka makin rendah keinginan
masyarakat akan uang kas untuk tujuan spekulasi . Hal ini disebabkan karena apabila
tingkat bunga naik, maka opportunity cost of holding money meningkat disamping hal
tersebut juga disebabkan karena adanya hipotesa Keynes bahwa masyarakat
menganggap akan terjadi penurunan tingkat bunga hal ini disebabkan karena adanya
konsep yang terkait dengan tingkat bunga normal yang didasarkan pada pengalaman ,
terutama pengalaman tingkat bunga yang baru terjadi. Keynes mengatakan bahwa

58
tingkat bunga normal adalah tingkat bunga yang diyakini oleh seseorang akan terjadi
sehingga bila suatu waktu tingkat bunga yang berlaku lebih tinggi dari dari tingkat
bunga normal yang dianggap normal , maka ia akan mengharapkan tingkat bungan akan
turun dan sebaliknya. Gambar 4.4 memperlihatkan kurva permintaan akan uang untuk
tujuan spekulasi bagi seseorang pada suatu waktu adalah segi empat OR*BS.

o
Gambar4.4 Permintaan akan Uang Untuk Spekulasi
Kurva permintaan uang untuk seorang individu dan secara agregat berbeda hal
disebabkan karena :
1. Terdapatnya variasi atau perbedaan yang cukup luas bagi masing – masing
orang dalam pendapatnya mengenai tingkat bunga yang dianggap normal
2. Setiap orang memiliki uang dan obligasi yang jumlahnya kecil relatif
terhadap julah total uang dan obligasi yang ada dalam masyarakat.
Adapun kurva permintaan uang untuk tujuan spekulasi bagi masyarakat terlihat
pada gambar 4.5 berikut :

L2

L2
Gambar 4.5 Permintaan Uang Untuk Tujuan Spekulasi

Sedangkan gambar 4.6 menunjukkan apa yang oleh Keynes disebut “ Liquidity
Trap” bagian horizontal dari permintaan uang kas pada tingkt bunga r l.. Liquidity trap
menggambarkan bahwa pada tingkat bunga yang begitu rendah( menurut ukuran
pengalaman- pengaman masa lalu), elastisitas permintaan uang kas menjadi tak terhingga
besarnya. Masyarakt tidak akan memegang surat berharg pada tingkat bunga ini (rl )
karena mereka memperkirakan bahwa keuntungan/pendapatan dari memegang surat
berharga pada tingkat bunga rl lebih rendah dripada kerugian yang timbul karena
kenaikkan tingkat bunga di masa datang.

59
r

rl L2

Gambar 4.6. Liquidity Trap


Secara matematis, permintaan uang total dapat dirumuskan sebagai berikut:

Md = [ K Y + f ( R, W) ………………………………….. (1)
P
Md = [ K Y + f ( R, W) P …………………………………. (2)

Md = [ K Y + f ( R) P ………………………………….. (3)

Ms = [ K Y + f ( R) P ………………………………….. (4)

Implikasi perbedaan antara Teori Moneter Klasik dan Keynes :

1. Teori Klasik volume uang yang beredar tidak mempengaruhi tingkat maupun
komposisi output di dalam masyarakat . Volume uang beredar hanya mempengaruhi
tingkat harga umum (P) sedangkan tingkat komposisi output dalam masyarakat
dipengaruhi oleh harga harga relatif dan faktor – faktor non moneter lainnya
( “Classical dichotomy” ). Terdapat perbedaan antara sektor moneter dan sektor riil
sedangkan Teori Keynes mengatakan bahwa keduanya bisa saling mempengaruhi.
2. Menurut Keynes bahwa teori permintaan akan uang ( liquidity Preference) berifat
tidak stabil sedangkan Klasik terutama Fisher mengatakan stabil

4.3 Teori Permintaan Uang Menurut Milton Friedman


Teori kuantitas modern dikemukakan oleh Milton Friedman merupakan pengembangan
lanjut dari aspek lain dari teori Cambridge. Dasar teori ini adalah bahwa permintaan uang
merupakan salah satu penerapan dari teori umum mengenai permintaan dalam ekonomi

60
mikro, sedang prinsip – prinsip dasarnya adalah sama yaitu “ pemilihan antara berbagai
alternatif oleh konsumen” .
Secara umum dianggap bahwa orang mau memegang uang karena uang adalah salah
satu aktiva ( asset) yang memberikan manfaat karena merupakan sumber daya beli yang
likuid(“ readily available source of purchasing power) .Uang dan aktiva – aktiva lain yang
mungkin dipegang dianggap mempunyai “ Marginal Rate of Substitution yang semakin kecil
semakin besar satu bentuk aktiva dipegang.
Pemiliki kekayaan memutuskan aktiva – aktiva apa ( termasuk uang tunai) dan berapa
yang akan di pegang atas dasar perbandingan manfaat ( penghasilan dalam bentuk uang
ataupun dalam bentuk in natura ataupun “ utility”, seleranya dan jumlah
kekayaannya. .Kekayaan “ adalah tidak lain nilai sekarang dari aliran – aliran penghasilan
yang diharapkan dari aktiva – aktiva yang dipegang.
Pemilik kekayaan akan memperoleh total returns yang maksimum bila marginal returns
dari setiap bentuk aktiva yang dipegang adalah sama. Ini adalah posisi yang dipilih atau
posisi equiibrium.
Kekayaan dapat dipegang dalam bentuk :
1. Uang tunai (M)
2. Obligasi (B)
3. Saham –saham atau equitas (E)
4. Barang – barang fisik bukan manusiawi (G)
5. Kekayaan manusiawi ( human capital ) (H)
Faktor – Faktor yang mempengaruhi kekayaan tersebut diatas adalah :
1. Uang tunai (M)
Return terutama sekali berbentuk utility atau manfaat yang timbul dari sifat likuid dari
uang ( convenience, security). Return dalam arti riil per satuan nominal uang yang
dipegang ditentukan oleh jumlah barang dan jasa yang bisa terbeli oleh satuan tersebut
(tingkat harga umum dan prosentase perubahan harga dP/dt)

2. Barang – barang fisik bukan Manusiawi


Sama dengan uang tetapi pengaruhnya berbanding terbalik
3. Obligasi
Returnnya sama dengan interest income dan capital gain yang ditentukan oleh tingkat
bunga
R – dR/dt

61
R
4. Saham
Sama dengan obligasi , hanya saja diasumsikan bahwa return ( dalam satuan uang atau
in monetary terms) untuk (E) dipengaruhi pula oleh perubahan tingkat bunga.
R - dR/dt + dp/dt
R P
5. Human Capital (H)
Semakin besar H semakin banyak uang tunai yang dipegang dibandingkan dengan B, E, G

6. Selera (u)
Jadi permintaan akan uang tunai dari seseorang individu dipengaruhi oleh :

M = f ( W,P,R – dR/dt , R – dR/dt +dP/dt, dP/dt, K, u)


R R P P
4.4. Teori Permintaan Uang Menurut William Baumol dan James Tobin
Teori yang dikemukakan oleh William Baumol dan James Tobin mengenai permintaan
uang untuk transaksi bersumber dari pengembangan teori permintaan uang Keynes . Kedua
ahli tersebut menghasilkan kesimpulan yang serupa mengenai permintaan uang untuk
transaksi, sehingga pada point 4.4.1 dipaparkan mengenai teori permintaan uang untuk
transaksi yang dikemukakan oleh William Baumol yang lebih sederhana dari yang
dikemukakan oleh James Tobin, dan pada point 4.4.2. dikemukakan teori permintaan uang
untuk spekulasi yang dikemukakan oleh James Tobin.
4.4.1. Teori Permintaan Uang Menurut William Baumol
Dasar William Baumol membangun teori permintaan uangnya adalaha sebagai
berikut :
 Kebutuhan akan uang dari seseorang ( baik sebuah rumah tangga maupun sebuah
perusahaan , secara teoritis sama) untuk tujuan transaksi pada hakekatnya adalah sama
dengan kebutuhan “stock” ( inventory) untuk sesuatu barang.
 Orang menerima pendapatan sejumlah tertentu secara reguler setiap waktu ( setiap
awal bulan)
 Pendapatan tersebut dibelanjakan sejumlah tertentu ( tetap) setiap harinya
 Pendapatan totalnya bisa dipegang semuanya dalam bentuk uang tunai , atau
semuanya dalam bentuk obligasi (surat berharga ) , atau sebagian dalam bentuk uang
tunai dan sebagian dalam bentuk obligasi

62
 Setiap kali menjual obligasi ia harus membayar ongkos tertentu sebesar b rupiah
 Nilai riil dari pendapatan perperiode T rupiah
 Tingkat bunga per periode yang sama adalah R
 K adalah nilai ( jumlah) obligasi yang setiap kalinya ia akan jual.
Jumlah obligasi yang harus dipegang didasarkan pada pertimbangan pola yang
membebani biaya total yang minimum.

Biaya total (C) dari pemegangan stok adalah :

T K
C = b K + R 2 (1)

T disini adalah berapa kali dalam periode penghasilannya ia akan menjual obligasi, se
K
dangkan b biaya tetap setiap kali ia menjual obligasi. Jadi b T adalah seluruh biaya
K
penjualan obligasi selama periode penghasilannya. K adalah stok awal dari uang tunai
yang setiap kalinya ia akan pegang, untuk memenuhi kebutuhan transaksi.

Stok Rata -Rata


Gambar 4.6 Stok Rata – Rata Uang Tunai Yang Di Pegang

OS* adalah “periode penghasilan” dan selama periode tersebut ia memperoleh


penghasilan T. Sejumlah uang tunai tertentu (=K) dipegang pada awal setiap periode
pembelanjaan OS1 = S1S2 = S2S3. Pada waktu o ia memperoleh stok uang uang tunai
sejumlah K yang dipergunakan untuk transaksi dengan tingkat pengeluaran konstan
setiap harinya , sehingga grafik dari stock uang yang dipegang pada setiap waktu
antara waktu O dan S1adalah garis lurus AS1.Pada waktu mencapai S1stock uangnya
habis dan pada saat itu ia akan menjual obligasinya sebesar K dan dibelanjakan
dengan pola yang sama dengan periode OS1 dan pada waktu mencapai S2 uang
tunainya habis dan selanjutya menukarkan obligasi sebesar K kemudian dibelanjakan

63
dengan pola yang sama dengan periode sebelumnya. Demikian proses ini terus
berulang. Dari gambar diatas jelas bahwa ongkos-ongkos yang ia bayar untuk
penjualan obligasi selama periode penghasilan OS* adalah b T . Sedangkan biaya
K
berupa kehilangan bunga (karena ia memegang uang dan bukan obligasi) adalah
tingkat bunga R dikalikan stok rata- rata selama periode tersebut.Dari gambar diatas , stok
rata- rata adalah jelas sama dengan ½ K. Jadi biaya bunga yang ia tanggung selama
periode tersebut adalah R K/2. Biaya total (C) adalah penjumlahan dari biaya penjualan
obligasi dan biaya bunga yaitu seperti persamaan 1 diatas. Jadi K yang dipilih adalah K
yang memenuhi syarat bahwa C adalah minimum. Ini diperoleh dari menurunkan fungsi C
terhadap K da menyamakan dengan nol.

JC -bT R
= + = 0 (2)
JK K2 2

Atau :
K = Ö 2bT (3)
R

Md = K = 1 Ö 2bT
(4)
P 2 2 R

Md = 1 Ö 2bT
P (5)
2 R

Atau
Md = a T 0,5 R-0,5 P (5)
Dimana
a = ½ Ö 2b Konstanta

Fungsi permintaan diatas menunjukkan adanya “ economic of scale” dari penggunaan uang
sehingga kebijakan moneter menjadi lebih efektif. Bila kondisi “ Full Employment” sudah
tercapai maka kenaikan Ms akan menyebabkan kenikan P secara proporsional

64
4.4.2. Teori Permintaan Uang Menurut James Tobin
Perkembangan teori permintaan uang untuk spekulasi terutama sekali
dikemukakan oleh James Tobin . Teori ini bertujuan untuk mengatasi kelemahan dari
teori yang dikemukakan oleh Keynes. Menurut Keynes bahwa pada suatu saat seorang
individu akan memegang seluruh kekayaannnya dalam bentuk uang tunai atau
seluruhnya dalam bentuk obligasi,dan tidak ada kemungkinan individu memegang
suatu kombinasi dari keduanya. Asumsi ini tidak sesuai dengan kenyataannya, untuk
mengkoreksi teori Keynes ini James Tobin mengemukakan dasar teorinya dengan
bertitik tolak bahwa seseorang akan mendapatkan kepuasan (utility) yang lebih besar
semakin besar kekayaannya atau penghasilannya, tetapi ia akan mendapatkan
kepuasan negatif ( disutility) bila menghadapi “resiko” yang semakin besar berkaitan
dengan “risiko” yang semakin besar terhadap kekayaannya. Sebagai contoh, baginya
uang Rp 1000,- yang pasti ia terima (probabilitas 100%) mempunyai nilai yang lebih
tinggi daripada seandainya ia menghadapi keadaan bahwa ia bisa menerima salah satu
dari dua keungkinan, yaitu Rp500,- dengan kemungkinan 50% atau Rp1.500,-
dengan probabilita 50%. Nilai harapan (expected Value) dari keadaan yang kedua ini
sama dengan keadaan yang pertama adalah E(1) Rp 1.000 X 100% = Rp 1.000 dan
E(2) = Rp 500 x50% + Rp1.500X 50 % = Rp 1.000 tetapi keadaan yang kedua
mempunyai resiko yang lebih besar. Untuk mengukur besarnya risiko adalah dengan
menggunakan konsep statistik yang kita kenal dengan deviasi standar atau ϑ. Adapun
rumus dari deviasi standar adalah n
 =Ö1 ∑ (Xi - E (X)2
n i
Berdasarkan contoh tersebut diatas dapat dihitung risiko adalah = Ö1/2 {(500 -1000)2
+ {( 1500 – 1000)2} = 500. Lebih lanjut diasumsikan bahwa orang bisa melakukan “trade
Off” atau substitusi antara nilai dengan risiko dalam arti bahwa ia akan bisa mengatakan
bahwa ia menilai suatu pendapatan Rp 1000 dengan resiko 0 atau probabilitasnya sama
dengan 1 sama dengan pendapatan Rp2000 dengan resiko 500 dan mungkin Rp 3000 tetapi
dengan resiko = 1000 . Ketiga keadaan tersebut menghasilkan utility yang sama (A) bagi
orang tersebut. Sejalan dengan teori utility mengenai barang – barang lain,maka Tobin
menganggap bahwa untuk kekayaan /pendapatanpun berlaku hukum marginal utility yang
menurun (law of diminishing marginal utility), yaitu semakin besar kekakayaan/pendapatan

65
semakin kecil tambahan utility ( marginal utility) yang diperoleh dari setiap rupiah kenaikkan
kekayaan/pendapatan tersebut. Dari asumsi- asumsi tersebut bisa diperoleh kurva-kurva
indiferensi atau indifference curve bagi seseorang seperti gambar 4.7 berikut ini

I1
Gambar 4.7 Kurva Indiferensi

Berdasarkan asumsi yang dibangun oleh James Tobin seperti terlihat pada paparan diatas
maka seseorang akan memilih pola pemegangan ( atau kombinasi uang tunai dan obligasi)
sedemikian rupa sehingga kombinasi tersebut menghasilkn kepuasan yang tertinggi baginya.
Kepuasan yang tertinggi tercapai bila kurva indifference bersinggungan dengan garis W –
W( 1 + R ) seperti terlihat pada gambar 4.8 berikut

I1
Gambar 4.8 Kombinasi Kekayaan Yang Dipilih
Rangkuman

Dasar teori klasik dikembangkan berdasarkan pada fungsi uang sebagai means of
exchange. Teori ini sebenarnya adalah teori mengenai permintaan uang sekaligus penawaran
uang, beserta interaksi antara keduanya. Fokus dari teori tersebut adalah pada hubungan
antara penawaran uang ( atau, jumlah uang beredar) dengan nilai uang (atau tingkat harga).
Hubungan antara kedua variabel tersebut dijabarkan lewat konsep mengenai permintaan
uang. Dalam teori klasik faktor yang mempengaruhi permintaan uang adalah pendapatan
bukan tingkat bunga.
Dalam teori Keynes , Keynes membangun teori berdasarkan pada fungsi uang sebagai
means of exchange dan store of value. Permintaan uang ditujukan untuk transaksi , berjaga-
jaga dan spekulasi. Faktor yang mempengaruhi permintaan uang adalah pendapatan , semakin
tinggi pendapatan maka semakin besar permintaan uang yang ditujukan untuk memenuhi
permintaan transaksi dan berjaga – jaga. Sedangkan permintaan uang untuk tujuan spekulasi
di pengaruhi oleh tingkat bunga, semakin tinggi tingkat bunga maka semakin rendah
permintaan uang untuk spekulasi hal ini disebabkan karena adanya ooportunity cost of
holding money dan adanya harapan akan turunnya tingkat bunga. Fungsi permintaan uang
dari Keynes bersifat tidak stabil.

66
Milton Friedman membangun teorinya berdasarkan pada pengembangan teori klasik
Dasar teori ini adalah bahwa permintaan uang merupakan salah satu penerapan dari teori
umum mengenai permintaan dalam ekonomi mikro, sedang prinsip – prinsip dasarnya adalah
sama yaitu “ pemilihan antara berbagai alternatif oleh konsumen” . Secara umum dianggap
bahwa orang mau memegang uang karena uang adalah salah satu aktiva ( asset) yang
memberikan manfaat karena merupakan sumber daya beli yang likuid(“ readily available
source of purchasing power) .Uang dan aktiva – aktiva lain yang mungkin dipegang dianggap
mempunyai “ Marginal Rate of Substitution yang semakin kecil semakin besar satu bentuk
aktiva dipegang sehingga permintaan akan uang sangat tergantung dari return yang diperoleh
dari aktiva lain, aktiva tersebut adalah obligasi (B) , saham (E), barang- barang fisik bukan
manusia (G) dan kekayaan manusia (H). Secara teoritis bisa dikatakan bahwa orang tersebut
akan mencapai return total yang maksimum bila Marginal Return dari masing – masing
aktiva yang dipegang adalah sama, atau MRM = MRB = MRE = MRG = MRH

Wiiliam Baumol mengatakan bahwa kebutuhan akan uang dari seseorang (baik sebuah
rumah tangga maupun sebuah perusahaan, secara teoritis sama) untuk tujuan transaksi adalah
sama dengan kebutuhan stok (inventory) untuk suatu barang. Secara teoritis seseorang
menentukan berapa stkock dalam hal ini stock uang yang dipegang atas dasar pertimbangan
biaya, yaitu ia akan memilih jumlah jumlah dan pola waktu untuk stok tersebut yang
membebaninya biaya total yang minimal. Model Baumol dibangun berdasarkan asumsi
bahwa orang seseorang menerima pendapatan sejumlah tertentu secara reguler setiap waktu
misalnya setiap awal bulan. Dia akan membelanjakan pendapatannya dalam jumlah yang
sama dalam periode penghasilannya setiap hari. Perlu dingat bahwa karena uang tunai tidak
menghasilkan penghasilan apapun, sedangkan obligasi menghasilkan penghasilan berupa
bunga, maka orang akan lebih suka memegang pendapatan totalnya sebanyak mungkin 
Dalam bentuk obligasi dan memegang seminimal mungkin dalam bentuk uang tunai. Jikapun
memerlukan sejumlah uang tunai maka orang akan menukarkan obligasi tersebut dengan
sejumlah kebutuhan, dan karena setiap kali menukarkan akan di kenai beban maka ia akan
mecari pola seminimum mungkin dalam beban total. Kalau dia terlalu sering menukarkan
obligasinya terlalu sering dan dalam jumlah yang kecil-kecil dengan tujuan supaya mendapat
bunga yang lebih besar. Berdasarkan asumsi yang dibangun tersebut diketahui bahwa
permintaan akan uang untuk transaksi dipengaruhi oleh pendapatan nasional tetapi tidak
proposional seperti dalam teori klasik dan juga tingkat bunga sehingga dengan demikian
fungsi permintaan William Baumol menunjukkan adanya “ economic of scale” dari

67
penggunaan uang sehingga kebijakan moneter menjadi lebih efektif. Bila kondisi “ Full
Employment” sudah tercapai maka kenaikan Ms akan menyebabkan kenikan P secara
proporsional
Teori permintaan uang untuk transaksi dari James Tobin dikembangkan berdasarkan
teori permintaan uang Keynes. Dasar teori ini adalah bahwa seseorang akan mendapatkan
kepuasan (utility) yang lebih besar semakin besar kekayaannya atau penghasilannya, tetapi ia
akan mendapatkan kepuasan negatif ( disutility) bila menghadapi “resiko” yang semakin
besar berkaitan dengan “risiko” yang semakin besar terhadap kekayaannya. Lebih lanjut
diasumsikan bahwa orang bisa melakukan “trade Off” atau substitusi antara nilai dengan
risiko. Sejalan dengan teori utility mengenai barang – barang lain,maka Tobin menganggap
bahwa untuk kekayaan /pendapatanpun berlaku hukum marginal utility yang menurun (law of
diminishing marginal utility), yaitu semakin besar kekakayaan/pendapatan semakin kecil
tambahan utility ( marginal utility) yang diperoleh dari setiap rupiah kenaikkan
kekayaan/pendapatan tersebut. Berdasarkan asumsi yang dibangun oleh James Tobin maka
seseorang akan memilih pola pemegangan ( atau kombinasi uang tunai dan obligasi)
sedemikian rupa sehingga kombinasi tersebut menghasilkn kepuasan yang tertinggi baginya.
Kepuasan yang tertinggi tercapai bila kurva indifference bersinggungan dengan garis W-W(1
+ R ).
Asah Kemampuan
Untuk memperdalam pemahaman anda terhadap materi di atas, silahkan melatih
kemampuan anda dengan menjawab pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas.
1. Jelaskan dengan kata-kata sendiri bagaimana teori permintaan uang yang dikemukakan
oleh Irving fisher , Marshall- Pigou serta jelaskan perbedaan antara kedua teori
tersebut.
2. Jelaskan implikasi perbedaan antara teori permintaan uang klasik dan teori
permintaan uang yang dikemukakan oleh Keynes..
3. Jelaskan bagaimana dasar teori permintaan uang dan faktor – faktor yang
mempengaruhi permintaan uang menurut Milton Friedman
4. Jelaskan bagaimana dasar teori permintaan uang dan faktor – faktor yang
mempengaruhi permintaan uang menurut Willian Baumol untuk transaksi dan James
Tobin untuk spekulasi

Tugas/Latihan

68
Buat kelompok, setiap kelompok beranggotakan 4-5 orang (ada pembagian tugas
yang menjadi tanggung jawab setiap anggota kelompok). Tugas kelompok adalah:
1) Mengumpulkan data terkait dengan variabel yang mempengaruhi permintaan uang
berdasarkan pada teori, klasik, Keynes dan Milton Friedman
2) Menganalisis hubungan antara variabel yang mempengaruhi permintaan uang tersebut
berdasarkan pada n masing – masing teori permintaan uang tersebut.
3) Mempresentasikan tugas kelompok pada pertemuan keenam (6).

Daftar Pustaka

Boediono, 2004. Ekonomi Moneter, BPFE, Yogyakarta


Miskhin S. Frederic, 2004, The Economics of Money Banking, and Financial Markets,
Columbia University

Nopirin , 2004, Ekonomi Moneter, BPFE, Yogyakarta

69

Anda mungkin juga menyukai