Anda di halaman 1dari 3

Inisiasi 2.

TEORI PERMINTAAN UANG

TEORI PERMINTAAN UANG KLASIK DAN KEYNES

A. TEORI PERMINTAAN UANG KLASIK

Pandangan klasik mengenai faktor yang menentukan permintaan uang dapat dijelaskan
dengan menggunakan teori kuantitas (quantity theory) dan teori sisa tunai (cash-
balance theory).

Ada 2 pendekatan yang dipakai dalam teori permintaan klasik, yaitu:

1. Pendekatan Persamaan Fisher

Secara sederhana Irving Fisher merumuskan teori kuantitas uang sebagai berikut:

MV = PT

Persamaan Fisher tersebut mengindikasikan bahwa jumlah uang dalam peredaran


dikalikan velositas uang akan sama dengan nilai transaksi.

2. Pendekatan Cambridge

Pendekatan Klasik yang kedua adalah cash-balance theory yang dikembangkan oleh A.
Marshall dan A.C Pigou dari Cambridge University, Inggris. Pendekatan ini didasarkan
pada pandangan bahwa fungsi uang yang utama adalah sebagai suatu media pertukaran
(a medium of exchange).

Marshall berpendapat bahwa tujuan memegang uang adalah untuk membiayai


transaksi yang dilakukan. Pigou menambhkan alasan lain dari tujuan masyarakat
memegang uang yaitu untuk berjaga-jaga. Dengan notasi yang sama formulasi Marshall
dapat dirumuskan sebagai berikut:

M = k PT

M=kY
B. TEORI PERMINTAAN UANG KEYNES

Perbedaan utama antara pendekatan Keynes dan klasik adalah pada fungsi uang.
Keynes berpendapat bahwa fungsi uang tidak hanya sebagai media pertukaran (a
medium of exchange) tetapi juga sebagai penyimpan nilai (a store of value). Pendekatan
Keynes dapat dipandang sebagai perkembangan lebih lanjut dari aspek-aspek
ketidakpastian (uncetainty) dan harapan (expectation) dari pendekatan Cambridge.
Teori permintaan uang Keynes khususnya motif spekulasi dari pemegang uang harus
memusatkan perhatian pada satu variabel penting yaitu suku bunga.

Didalam teorinya Keynes membagi permintaan uang atas tiga motif yaitu:

1. Permintaan uang untuk transaksi

Dipengaruhi oleh tingkat pendapatan. Semakin tinggi tingkat pendapatan semakin besar
keinginan memegang uang kas untuk transaksi.

2. Permintaan uang untuk jaga-jaga

Ditentukan oleh tingkat transaksi yang diperkirakan pada masa yang akan datang.
Keynes juga berpendapat bahwa permintaan uang untuk berjaga-jaga tergantung pada
pendapatan berkaitan dengan cadangan untuk sesuatu hal yang tak terduga. Semakin
besar pendapatan seseorang maka semakin besar pula cadangan uang tunai untuk hal-
hal yang tak terduga.

3. Permintaan uang untuk spekulasi

Keynes berpendapat tujuan permintaan uang ini terutama untuk mendapatkan


keuntungan. Permintaan uang untuk spekulasi dipengaruhi oleh tingkat suku bunga.
Semakin tinggi tingkat bunga semakin rendah keinginan masyarakat akan uang kas
untuk spekulasi.

PERKEMBANGAN TEORI PERMINTAAN UANG

A. TEORI PERMINTAAN UANG NEO KLASIK (MILTON FRIEDMAN)

Friedman menyatakan bahwa teori kuantitas adalah teori tentang permintaan uang
bukan teori tentang penentuan produk, pendapatan maupun harga uang merupakan
salah satu bentuk kekayaan yang produktif sehingga dapat dikaitkan sebagai teori
tentang modal (capital theory)

Menurut pandangan Friedman permintaan uang ditentukan oleh faktor-faktor berikut :


tingkat harga, suku bunga obligasi, suku bunga ‘equities’, modal fisik kekayaan (Sukirno,
2000).
Friedman membagi kekayaan dalam lima kategori yaitu uang kas (M), obligasi (B),
saham, kekayaan fisik seperti tanah, mesin, dan keahlian (skill) yang diukur dengan
membandingkan antara kekayaan nonhuman dan human (Nopirin, 2010).

B. PERKEMBANGAN TEORI PERMINTAAN UANG KEYNES

Teori ini memberi alasan-alasan teoritis mengapa permintaan uang untuk tujuan
transaksi juga dipengaruhi oleh suku bunga. Penganut aliran Keynes berpendapat
bahwa permintaan uang untuk tujuan transaksi dapat dinyatakan seperti halnya
permintaan persediaan untuk suatu barang.

C. PERMINTAAN UANG UNTUK SPEKULASI TOBIN

Tobin menunjukkan bagaimana keinginan individu memgang uang yang diturunkan


dari pengaruh resiko terhadap pemegangan obligasi. Dalam kasus ini individu
dihadapkan pada masalah ketidakpastian tentang suku bunga dan nilai obligasi di masa
yang akan datang. Bagi pemilik obligasi jika tingkat bunga turun akan mendapatkan
keuntungan, begitu juga sebaliknya.

D. TEORI PERMINTAAN UANG DALAM EKONOMI ISLAM

Ada dua alasan permintaan uang dalam ekonomi Islam yaitu permintaan uang untuk
tujuan transaksi dan permintaan uang untuk tujuan berjaga-jaga. Permintaan uang
untuk tujuan spekulasi tidak pernah ada dalam ekonomi Islam.

Terkait dengan fungsi liquidity preference yang digambarkan Keynes, dari hasil analisis
statistic terhadap seluruh Negara Islam maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Permintaan uang pada Negara Islam ditentukan oleh pendapatan, dalam hal ini
motif transaksi dan berjaga-jaga mendominasi alasan penduduk muslim.
2. Kekayaan merupakan determinan yang penting dalam permintaan uang pada
beberapa Negara.
3. Permintaan uang dalam arti sempit maupun luas tidak dipengaruhi oleh tingkat
bunga sehingga implikasinya adalah :
a. Preferensi umat Islam berbeda dengan model Kenyes, sehingga motif spekulasi
tidak ditemukan di Negara-negara Islam.
b. Penghapusan tingkat bunga secara menyeluruh di Negara-negara Islam tidak
akan menimbulkan masalah yang serius dalam hubungannya dengan efektivitas
kebijakan moneter di Negara-negara tersebut.

Anda mungkin juga menyukai