Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TUTORIAL KE-2

EKONOMI MONETER
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

Skor Sumber Tugas


No. Tugas Tutorial
Maksimal Tutorial
1. Didalam teorinya Keynes membagi permintaan uang 20 Modul 3 KB 1
atas tiga motif yaitu untuk transaksi (transaction
motive), berjaga-jaga (precautionary motive) dan
untuk spekulasi (speculation motive). Jelaskan ke
tiga motif pembagian permintaan uang menurut teori
Keynes tersebut !

2. Ada dua alasan permintaan uang dalam ekonomi 20 Modul 3 KB 2


Islam yaitu permintaan uang untuk tujuan transaksi
dan permintaan uang untuk tujuan berjaga-jaga.
Jelaskan kedua alasan permintaan uang dalam
ekonomi Islam tersebut !

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran uang 20 Modul 4 KB 1


di antaranya adalah tingkat suku bunga, tingkat
inflasi, pendapatan nasional dan nilai tukar. Jelaskan
faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran uang
tersebut !

4. Secara garis besar ada 3 (tiga) kelompok teori 20 Modul 5 KB 1


mengenai inflasi yang masing-masing menyoroti
aspek-aspek tertentu. Tiga teori tersebut adalah Teori
Kuantitas, Teori Keynes dan Teori Strukturalis.
Jelaskan ke 3 (tiga) teori tersebut, yang menyoroti
aspek-aspek tertentu mengenai inflasi !

5. Meski kebijakan target inflasi cukup menjanjikan, 20 Modul 5 KB 2


namun sebenarnya terdapat banyak hambatan yang
berkaitan dengan banyaknya prasyarat yang harus
dipenuhi dalam pelaksanaannya di Indonesia.
Jelaskan beberapa hambatan yang ditemui dalam
penerapan target inflasi di Indonesia tersebut :

Total Skor 100


Nama : Wilda Nur Pawitri
NIM : 045087225
JAWABAN

1.
A. Permintaan uang untuk transaksi
Menurut Keynes, permintaan uang untuk transaksi dipengaruhi oleh tingkat pendapatan. Semakin
tinggi tingkat pendapatan semakin besar keinginan memegang uang kas untuk transaksi.
Ketergantungan permintaan uang untuk transaksi terhadap pendapatan dapat dijelaskan dalam
Gambar 3.1.

Permintaan uang untuk tujuan transaksi ditunjukkan dengan Ltr. Dalam hal ini Keynes mengikuti
jejak Klasik bahwa permintaan untuk transaksi tergantung pendapatan, namun perbedaannya
terletak pada penekanan motif spekulasi dan peranan tingkat bunga dalam menentukan
permintaan uang untuk spekulasi. Secara matematis, permintaan uang untuk tujuan transaksi (M d)
dirumuskan sebagai berikut.
+
Mdt = k Y
Dimana Y merupakan tingkat pendapatan yang berhubungan positif dengan permintaan uang
untuk transaksi (Nopirin, 1998).

B. Permintaan uang untuk jaga-jaga


Keynes menganalisis teori permintaan uang Klasik lebih jauh dari sekedar untuk transaksi.
Permintaan uang tersebut adalah untuk berjaga-jaga terhadap kebutuhan yang tak terduga
(unexpected need). Tersedianya uang di tangan untuk jaga-jaga memberikan rasa aman
menghadapi rekening yang tidak terduga (unexpected bill) misalnya untuk biaya pengobatan dan
perbaikan secara tiba-tiba (Mishkin, 2007).
Kerynes percaya bahwa jumlah permintaan uang untuk berjaga-jaga pada dasarnya ditentukan
oleh tingkat transaksi yang diperkirakan pada masa yang akan dating. Jenis transaksi ini
proporsional dengan pendapatan, oleh karena itu Keynes memformulasikan permintaan uang
untuk jaga-jaga secara proporsional sama dengan permintaan uang untuk transaksi (Mishkin,
2007). Keynes juga berpendapat permintaan uang untuk berjaga-jaga tergantung pada pendapatan
berkaitan dengan cadangan untuk sesuatu hal yang tak terduga. Semakin besar pendapatan
seseorang atau Masyarakat maka semakin besar pula cadangan uang tunai untuk hal-hal yang tak
terduga.

C. Permintaan uang untuk spekulasi


Sejauh ini telah dibicarakan dua motif permintaan uang Keynes dan nampaknya tidak jauh
berbeda denga napa yang dikemukakan oleh ekonomi Klasik yang mengatakan bahwa tingkat
pendapatan merupakan factor yang dominan bagi Masyarakat untuk memegang uang. Kontribusi
penting Keynes dalam teori ekonomi moneter adalah konsepnya mengenai permintaan uang
untuk tujuan spekulasi. Keynes berpendapat bahwa orang berminat memegang uang “ to satisfy
the object of securing profit from knowing better than the market what the future will bring
forth”. Dengan demikian tujuan permintaan uang ini terutama untuk mendapatkan keuntungan.
Menurut Keynes, Masyarakat menghendaki jumlah uang kas yang melebihi keperluan transaksi
karena keinginan untuk menyimpan kekayaan dalam bentuk uang kas. Uang kas yang disimpan
ini berfungsi sebagai story of value atau penimbun kekayaan. Permintaan uang untuk spekulasi
dipengaruhi oleh tingkat bunga.

2.
– Permintaan uang untuk tujuan spekulasi seperti yang diungkapkan oleh Keynes tidak pernah
ada dalam ekonomi Islam, sehingga fungsi permintaan uang untuk tujuan spekulasi (sebagai
fungsi tingkat bunga) menjadi nol. Permintaan uang dalam ekonomi Islam dipengaruhi oleh
tingkat pendapatan. Besarnya persediaan uang kas yang dipengaruhi oleh tingkat pendapatan dan
frekuensi pengeluaran. Analisis yang sama dapat digunakan untuk perusahaan yang memerlukan
uang kas untuk pembelian bahan baku dan penerimaan penjualan produk dalam bentuk uang kas
untuk pembelian bahan baku dan penerimaan dari penjualan produk dalam bentuk uang kas.
Kebutuhan uang kas tersebut akan berubah dalam interval waktu dan tingkat aktivitas usaha.

- Permintaan uang untuk berjaga-jaga muncul karena individu dan perusahaan menganggap
perlu uang kas selain yang digunakan untuk bertransaksi. Permintaan uang untuk berjaga-jaga
ini diperlukan untuk memenuhi kewajiban dan berbagai peristiwa yang tidak disangka.
Jumlah uang yang diminta dalam ekonomi Islam hanya terdiri dari dua motivasi yang telah
disebutkan diatas, yang merupakan fungsi dari tingkat pendapatan, namun pada tingkat
tertentu telah ditentukan zakat atas asset yang kurang produktif. Meningkatnya pendapatan
akan meningkatkan permintaan atas uang oleh Masyarakat, untuk tingkat pendapatan tertentu
yang terkena zakat dirumuskan sebagai berikut (Suheri, 2011).
3. Banyak factor yang mempengaruhi pergeseran kurva penawaran uang, antara lain tingkat bunga,
tingkat inflasi, pendapatan nasional, kondisi perbankan serta nilai tukar (Boediono, 2000).
 Tingkat Bunga
Tingkat bunga merupakan factor utama yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar
dalam perekonomian. Tingginya tingkat bunga menyebabkan biaya produksi meningkat
yang pada gilirannya menyebabkan dunia usaha menjadi lesu. Ketika suhu Bunga
menurun, maka Masyarakat akan cenderung mengambil uangnya di bank untuk
diinvestasikan kepada sektor riil yang kebih menghasilkan. Sehingga jumlah uang yang
beredar meningkat. Akan tetapi, saat tingkat suku bunga meningkat, maka Masyarakat
akan cenderung menabung uang yang dimilikinya di bank. Sehingga jumlah uang beredar
mengalami penurunan. Dengan adanya flluktuasi tingkat suku bunga tersebut dapat
mempengaruhi jumlah uang yang beredar di masyarakat.
 Tingkat Inflasi
Tingkat infasi yang meningkat mengakibatkan jumlah uang yang dibutuhkan dalam
kegiatan transaksi perekonomian juga meningkat, sehingga nantinya jumlah uang yang
beredar pula meningkat. Demikian pula, sebaliknya. Akan tetapi Ketika tingkat inflasi
yang terjadin itu tinggi dapat melumpuhkan perekonomian. Daya beli masyarakat
menjadi rendah dan perusahaan tidak dapat menjual barang dan jasa yang di
tawarkannya.
 Pendapatan Nasional
Bila pendapatan nasional rendah, pemerintah mungkin akan memperbanyak jumlah uang
yang beredar. Dengan tujuan untuk menggairahkan dunia perbankan dan dunia usaha
(melalui peningkatan suku bunga dan peningkatan harga).
 Nilai Tukar Rupiah
Jika nilai tukar rupiah menurun, pemerintah akan menurunkan jumlah rupiah yang
beredar, sehingga sesuai hukum keseimbangan permintaann dan penawaran. Tingkat
bunga akan naik dan nilai rupiah pun akan meningkat.
4.
A. Teori Kuantitas
Teori kuantitas menyatakan bahwa proses inflasi itu terjadi karena dua hal, yaitu jumlah
uang beredar dan adanya psikologi (harapan) masyarakat mengenai kenaikan harga-harga
(expectations). Ada 2 esensi penting dari teori Kuantitas ini yaitu pertama, laju inflasi
terjadi jika ada penambahan volume uang beredar. Kedua, laju inflasi oleh harapan
Masyarakat mengenai harga di masa yang akan dating (Boediono, 1985).
a) Inflasi hanya bisa terjadi kalau ada penambahan volume uang yang beredar (uang
kartal atau uang giral). Penambahan jumlah uang akan memicu terjadinta inflasi.
Bila jumlah uang tidak ditambah, inflasi akan berhenti dengan sendirinya, apapun
sebab musabab awal terjadinya inflasi.
b) Laju inflasi ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang yang beredar dan
psikologi (harapan) Masyarakat mengenai kenaikan harga-harga di masa
mendatang. Pada kondisi ini terdapat tiga kemungkinan keadaan. Keadaan
pertama, jika masyarakat belum mengharapkan harga-harga naik pada bulan-
bulan mendatang. Keadaan kedua, adalah keadaan dimana masyarakat mulai
sadar adanya inflasi. Keadaan ketiga, adalah keadaan dimana inflasi terjadi lebih
parah (hiperinflasi).
B. Teori Keynes
Teori ini menerangkan bahwa proses inflasi terjadi karena permintaan Masyarakat akan
barang-barang selalu melebihi jumlah barang-barang yang tersedia. Proses inflasi
menurut pandangan ini merupakan suatu keadaan di mana permintaan masyarakat akan
barang-barang selalu melebihi jumlah barang-barang yang tersedia sehingga timbul apa
yang disebut dengan inflationary gap. Inflationary gap terjadi apabila jumlah dari
permintaan-permintaan efektif dari semua golongan masyarakat pada tingkat harga yang
berlaku melebihi jumlah maksimum dari barang-barang yang dihasilkan oleh masyarakat.
Harga-harga akan naik karena permintaan total melebihi jumlah barang yang tersedia.
C. Teori Strukturalis
Teori Struktutalis lebih menekankan pada faktor-faktor structural dari perekonomian
yang menyebabkan terjadinya inflasi. Teori ini disebut juga teori inflasi jangka Panjang
karena yang dimaksud dengan faktor-faktor structural disini adalah faktor-faktor yang
hanya bisa berubah secara gradual dan dalam jangka yang Panjang. Teori ini memberi
tekanan pada ketegaran dari struktur perekonomian negara-negara sedang berkembang.
Teori strukturalis ini didasarkan atas pengalaman di negara-negara Amerika Latin.
5.
a) Hambatan dalam menciptakan independensi.
Sulitnya menciptakan independensi bank sentral, karena hingga saat ini sistem
pemerintahan Indonesia tidak memungkinkan untuk memberikan kewenangan penuh
terhadap suatu lembaga/otoritas dalam menjalankan fungsi pengawasan instrument
keuangan. Dengan kata lain bahwa pemerintah tidak dapat benar-benar tidak turun
campur tangan dalam urusan lembaga pengawas, meski lembaga tersebut disebut
lembaga independent.
b) Hambatan dalam memprediksi inflasi. Kemampuan untuk memprediksi inflasi
merupakan kunci utama dalam pelaksanaan kebijakan target inflasi. Kemungkinan besar,
peramalan inflasi di Indonesia akan sulit dilaksanakan. Hal ini berkaitan dengan kondisi
politik dan keamanan yang boleh dikatakan tidak menentu akhir-akhir ini. Padahal,
stabilitas nasional sangat berperan dalam menentukan kondisi ekonomi suatu negara.
c) Hambatan dalam mewujudkan kebijakan secara konsisten dan transparan. Pelaksanaan
kebijakan target inflasi secara konsisten dan transparan juga akan sulit terwujud. Tingkat
korupsi di Indonesia yang sedemikian tinggi akan mempersulit pemerintah dalam meraih
kepercayaan dari masyarakat. Juga maraknya praktik kolusi yang menyebabkan sikap
masyarakat makin apatis dan enggan berpartisipasi dalam pelaksanaan pemulihan krisis
ekonomi.
d) Hambatan dalam mewujudkan kebijakan secara fleksibel dan kredibel. Menjalankan
kebijakan secara fleksibel sekaligus kredibel juga bukan merupakan pekerjaan yang
mudah.
e) Tingkat keparahan krisis. Faktor lain adalah tingkat keparahan krisis ekonomi yang
terjadi di Indonesia sudah tergolong akut, sehingga penanganannya juga lebih sulit
disbanding negara-negara lain.

Anda mungkin juga menyukai