Anda di halaman 1dari 5

Nama : Yosi Raspilia Citra Anggraini

Nim : 2020211081
Kelas : 5D Manajemen
M.K : Ekonomi Moneter

RESUME

Teori Permintaan Keynes

Keynes menerangkan mengapa seseorang memegang uang kas berdasarkan kegunaan


uang. Dalam teorinya tentang permintaan akan uang kas, Keynes membedakan antara motif
transaksi (dan berjaga-jaga) serta spekulasi. Seseorang memerlukan uang karena dia akan
melakukan transaksi dan untuk berjaga-jaga (kalau sakit, terkena musibah dan sebagainya yang
pada akhirnya merupakan kegiatan transaksi). Selain itu orang mau memegang uang karena
motif spekulasi, dalam hal ini dilakukan bertujuan untuk memperoleh hasil dari uang yang
dipegang maksimum, dengan cara mengkombinasikan uang yang dipegang dengan bentuk
kekayaan lainnya.

Meskipun bisa dikatakan bahwa teori uang Keynes adalah teori yang bersumber dari teori
Cambridge, tetapi Keynes mengemukakan sesuatu yang berbeda dengan teori moneter tradisi
klasik. Pada hakekatnya perbedaan ini terletak pada penekanan pada fungsi uang yang lain,
yaitu sebagai store of value dan bukan hanya sebagai means of exchange. Teori ini kemudian
dikenal dengan nama teori Liquidity Preference.

Motif Permintaan Uang Untuk Tujuan Transaksi

Individu atau perusahaan memerlukan uang kas untuk melakukan transaksi. Transaksi
ini sering terjadi tidak bersamaan waktunya dengan penerimaan uang. Pengeluaran ini sering
kali tidak bisa diperkirakan terlebih dahulu, sehingga sangat diperlukan adanya uang kas di
tangan. Meskipun seandainya pengeluaran dan penerimaan itu dapat diperkirakan dengan tepat,
namun uang kas di tangan tetap diperlukan. Sebab penerimaan yang diharapkan mungkin tidak
jadi di terima, atau pengeluaran untuk transaksi yang sangat penting untuk dilakukan sebelum
waktu penerimaan datang, atau mungkin suatu transaksi yang memberikan keuntungan besar
sangat menarik untuk dilakukan sebelum penerimaan datang dan sebagainya.
Keynes mengatakan bahwa permintaan uang kas untuk tujuan transaksi ini tergantung
dari pendapatan. Semakin tinggi pendapatan seseorang, semakin besar keinginan akan uang
kas untuk transaksi. Masyarakat yang tingkat pendapatannya tinggi, biasanya melakukan
transaksi yang lebih banyak dibanding masyarakat yang pendapatannya lebih rendah.

Orang memegang uang guna memenuhi dan melancarkan transaksinya, dan permintaan akan
uang dari masyarakat untuk tujuan ini sangat dipengaruhi oleh tingkat pendapatan nasional dan
tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat pendapatan semakin besar volume transaksi dan semakin
besar pula kebutuhan uang untuk tujuan transaksi. Permintaan uang untuk tujuan transaksi ini
pun tidak merupakan suatu proporsi yang selalu konstan, tetapi dipengaruhi pula oleh tinggi
rendahnya tingkat bunga. Hanya saja faktor tingkat bunga untuk permintaan transaksi untuk
uang ini tidak ditekankan oleh Keynes, akan tetapi tingkat bunga ditekankan pada permintaan
uang untuk tujuan spekulasi.

Motif berjaga-jaga (Precautionary Motive)

Orang akan mendapat manfaat dari memegang uang untuk menghadapi keadaan-keadaan yang
tidak terduga, karena sifat uang yang liquid, yaitu mudah ditukarkan dengan barang-barang
lain. Menurut Keynes permintaan uang untuk tujuan berjaga-jaga ini dipengaruhi oleh faktor-
faktor yang sama dengan faktor yang mempengaruhi permintaan uang untuk transaksi, yaitu
terutama dipengaruhi pula oleh tingkat penghasilan orang tersebut, dan mungkin dipengaruhi
pula oleh tingkat bunga (meskipun tidak kuat pengaruhnya). Motif memegang uang untuk
berjaga-jaga ini muncul karena adanya ketidakpastian mengenai masa datang. Motif transaksi
dan motif berjaga-jaga merupakan fungsi positif dari tingkat pendapatan.

Motif Permintaan Uang Untuk Tujuan Spekulasi

Sesuai dengan namanya, motif dari memegang uang ini adalah terutama untuk tujuan
memperoleh keuntungan yang bisa diperoleh dari seandainya si pemegang uang tersebut
meramal apa yang akan terjadi dengan benar. Pada teori Cambridge faktor ketidaktentuan masa
depan (uncertainly) dan faktor harapan (expectations) dari pemilik kekayaan bisa
mempengaruhi permintaan akan uang dari pemilik kekayaan tersebut. Namun teori seperti itu
tidak pernah membakukan faktor-faktor tersebut ke dalam perumusan teori moneter mereka.
Perumusan permintaan uang untuk motif spekulasi dari Keynes merupakan langkah
“formalisasi” dari faktor-faktor tertentu dalam teori moneter.
Keynes tidak membicarakan faktor “uncertainly” dan “expectations” secara umum, seperti
teori Cambridge. Tetapi ia membatasi “uncertainly” dan “expectations” mengenai satu variable
yaitu tingkat bunga. Pada garis besarnya teori Keynes membatasi pada keadaan dimana pemilik
kekayaan bisa memilih memegang kekayaannya dalam bentuk uang tunai atau obligasi (bond).
Uang tunai dianggap tidak memberikan penghasilan, sedangkan obligasi dianggap memberikan
berupa sejumlah uang tertentu setiap periode.

Dalam teori Keynes dibicarakan khusus obligasi yang memberikan suatu penghasilan berupa
sejumlah uang tertentu setiap periode selama waktu yang tak terbatas (perpetuity).

Secara umum bisa ditulis dengan persamaan sebagai berikut:

K = R.P

dimana K adalah hasil per tahun yang diterima, R adalah tingkat bunga, dan P adalah harga
pasar atau nilai sekarang dalam obligasi “perpetuity” tersebut. Persamaan tersebut bisa juga
ditulis sebagai berikut:

P = K/R

yang menunjukkan bahwa (karena K adalah konstan) harga pasar obligasi (P) berbanding
terbalik dengan tingkat bunga R. Apabila tingkat bunga turun, maka harga pasar obligasi naik,
dan sebaliknya apabila tingkat bunga naik maka harga pasar obligasi turun, atau dengan kata
lain semakin tinggi tingkat suku bunga semakin rendah permintaan uang kas oleh seseorang
atau masyarakat.

Teori Setelah Keynes

Perkemngan selanjutnya dari teori keynes didasarkan pada motif transaksi (W.J Boumol 1952)
dan motif spekulasi (James Tobin)

– Pendekatan Inventori/penyediaaan Boumol :

Permintaan uang seperti permintaan terhadap persediaan (Stock) yang setiap saat dipakai untuk
memenuhi berbagai keperluan yang muncul setiap saat, tetapi untuk mengelola diperlukan
biaya, maka diperlukan jumlah persediaan yang optimum (Biaya minimun).
– Permintaan uang untuk transaksi, akan diperoleh manfaat tetapi juga ada biata untuk
memegang uang terdiri dari:

1. Biaya transaksi untuk menukar antara obligasi dengan uang

2. Opportunity cost memegang uang berupa tingkat bunga dari obligasi (r)

– Penentuan uang kas (persediaan) yang optimum, yang menghaslkan biaya minimum
dijelaskan sbb.

Biaya total untuk memegang uang kas (TC) terdiri dari biaya perantasa (b. T/C) dan biaya
bunga (r. C/2) dengan rumus: TC – b. (T/C) + r. (C/2)

– Jumlah Uang Kas yang Optimal (C):

(dTC/dC) = -b. T/C^2 + r/2 = 0

maka:

C = (2b T/r )^1/2

– Uang kas yang ditahan setiap saat sebesar C/2, maka:

Persamaan permintaan uang kas riil Md/P = C/2 = 1/2 (2 bT/r) ^2 atau

Md = 1/2 (2bT/r) ^1/2. P

Implikasi dari teori Boumol:

– Tingkat bunga mempengaruhi permintaa uang untuk transaksi karena adanya opportunity
cost dalam memegann uang.

– Adanya economies of scale dalam penggunaan uang, artinya jika ada peningkatan pendapatan
( nilai transaksi, T) maka persentase kenaikan uang kas yang diinginkan (Md) lebih kecil
daripada kenaikan nilai transaksinya.

– Permintaa uang kas untuk tujuan transaksi tergantung pada tingkat bunga serta biaya
perantara (teori keynes : permintaan uang untuk tujuan transaksi hanya tergantung dari
pendapatan).

– Perkembangan / kemajuan teknologi yang menyebabkan turunya ongkos/ biaya transaksi


akan mengakibatkan turunya rata-rata kas yang dipegang oleh individu

Iklan
– Motif berjaga-jaga dalam permintaan uang. muncul karena adanya ketidakpastian dalam arus
uang masuk dan keluar.

Anda mungkin juga menyukai