Tujuan Pembelajaran.
Setelah mempelajari materi ini diharapkan mahasiswa dapat :
1. Menyebutkan definisi proses manajemen strategi.
2. Menyebutkan dan menjelaskan proses manajemen strategi
Deskripsi.
Bab ini akan mempelajari mengenai proses manajemen strategi yang meliputi : analisa
lingkungan, formulasi strategi, impelemetasi strategi, dan pengendalian strategi. Materi ini
diberikan secara garis besarnya. Untuk memahami proses manajemen startegi lebih
mendalam akan dipelajari pada bab-bab selanjutnya. Pertemuan ini direncanakan akan
dilakukan sebanyak satu kali pertemuan.
Manajemen strategi merupakan suatu proses yang dinamik karena proses manajemen strategi
berlangsung secara terus-menerus dalam suatu organisasi. Proses manajemen strategi adalah
serangkaian komitmen, keputusan, dan tindakan yang diperlukan sebuah perusahaan untuk
mencapai daya saing dan mendapatkan laba di atas rata-rata. Setiap strategi selalu
memerlukan peninjauan ulang dan bahkan mungkin perubahan di masa depan. Salah satu
alasan utama mengapa demikian hal nya adalah karena kondisi yang dihadapi oleh suatu
organisasi, baik yang sifatnya internal maupun eksternal selalu berubah-ubah. Dengan kata
lain strategi manajemen dimaksudkan agar organisasi menjadi satuan yang mampu
menampilkan kinerja tinggi karena organisasi yang berhasil adalah organisasi yang tingkat
efektifitas dan produktivitasnya makin lama makin tinggi. Hanya dengan demikianlah tujuan
dan berbagai sasarannya dapat tercapai dengan hasil yang memuaskan.
39
mau kemana organisasi akan dibawa di masa depan dan mengapa. Para manajer
dalam organisasi memiliki keberanian mengambil resiko memasuki medan baru dan
tidak ragu-ragu meninggalkan cara kerja, metode, tehnik dan kultur lama apabila
dipandang bahwa hal-hal tersebut tidak sesuai lagi dengan tuntutan internal dan
eksternal yang baru pula. Sebaliknya para manajer yang tidak berhasil menciptakan
organisasi berkinerja tinggi biasanya membiarkan diri disibukkan dengan apa yang
dianggapnya sebagai krisis atau terpukau pada masalah-masalah tehnis secara
mendetail sehingga mereka tidak sempat berpikir secara mendalam tentang di mana
organisasi akan berada beberapa tahun ke depan bila mereka terus menerus bekerja
seperti sedia kala. Beberapa konsekuensi yang timbul adalah : (a). Keputusan
penting tidak diambil, (b). masalah-masalah strategis hanya sekedar dipelajari tetapi
tidak ada tindak lanjut pemecahannya. (c). mereka lebih senang membiarkan
organisasi lain bertindak lebih dahulu dan baru mengingkutinya kemudian.
2. Manajemen yang berhasil menjadikan organisasi berkinerja tinggi selalu berupaya
agar dalam organisasi tersedia tenaga-tenaga berpengetahuan dan keterampilan tinggi
disertai dengan semangat kewirausahaan. Manajemen demikian sangat peka terhadap
kebutuhan dan perilaku para pengguna produk yang dihasilkannya, yang berarti
berusaha memahami kecenderungan-kecenderungan yang terjadi di pasaran. Tidak
kalah pentingnya ialah kecekatan mereka untuk memanfaatkan setiap peluang yang
timbul. Manajer yang efektif dan berhasil selalu berusaha mencari cara kerja yang
lebih efisien dan efektif. Sumber gagasan untuk perbaikan pun digalinya dari
berbagai pihak, termasuk para pelanggan dan nasabahnya. Pendekatannya dalam
pelaksanaan tugas bersifat inovatif. Mereka tidak segan mencoba hal-hal baru
meskipun dengan resiko kegagalan sekalipun. Satu kegagalan dipandangnya sebagai
keberhasilan yang tertunda dan oleh karena itu tidak takut menghadapi kekurang
berhasilan dan mencobanya lagi hingga keberhasilan diraih. Ciri-ciri demikian tidak
dimiliki oleh para manajer yang kinerja organisasi yang dipimpinnya tidak tinggi.
3. Pada organisasi berkinerja tinggi , para manajernya membuat komitmen kuat pada
suatu rencana aksi strategi, yaitu rencana aksi yang diharapkan membuahkan
keuntungan finansial yang memuaskan dan menempatkan organisasi pada posisi
bersaing yang dapat diandalkan. Para manajer organisasi bisnis yang berhasil
memandang keunggulan kompetitif lebih baik lagi apabila bersifat dominan sebagai
kunci untuk meraih keuntungan yang lebih tinggi dan kinerja tinggi yang
berkelanjutan. Lain halnya dengan para manajer yang tidak atau kurang efektif. Di
bandingkan dengan manajer yang berhasil, manajer tersebut : a).Sudah puas
bertindak Sibuk dengan pencapaian target waktu pencapaian tugas-tugas
administratif. C). tidak menganggap penting membawa organisasi pada posisi
bersaing. D). membuat remeh kemampuan pesaing. E). cenderung melebih-
lebihkan kemampuan sendiri.
4. Orientasi suatu perusahaan berkinerja tinggi adalah “hasil” dan memiliki kesadaran
yang tinggi tentang pentingnya efektivitas dan produktivitas yang meningkat. Bagi
mereka mencapai sasaran tepat pada waktu yang ditetapkan merupakan hal yang amat
penting. Oleh karena itulah mereka bersedia membayar tinggi tenaga kerja yang
memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang secara kualitatif
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan, apalagi bila kualifikasi tersebut disertai
oleh perilaku yang positif seperti loyalitas, dedikasi, kemauan bekerja sama dan
kesediaan menerima tanggung jawab yang lebih besar ketimbang kemampuan
menuntut hak. Para manajer yang kurang berhasil senamg mencari kambing hitam
dalam arti bahwa jika organisasi tidak meraih keuntungan, tidak bergerak maju atau
bahkan mengalami kemunduran, dengan cepat mereka melemparkan kesalahan pada
pihak lain atau faktor-faktor lain yang berada di luar kendali organisasi seperti
kelesuan ekonomi, permintaan yang menurun akan produk perusahaan, tekanan
persaingan yang terlalu kuat, biaya yang makin tinggi dan berbagai masalah lainnya,
menurut mereka, tidak bisa diperhitungkan sebelumnya. Sistem imbalan yang
diberlakukan pun tidak dikaitkan dengan kinerja para karyawan, misalnya berpegang
pada prinsip senioritas.
5. Salah satu sifat penting yang dimiliki oleh para manajer yang berhasil ialah
kesediaannya membuat komitmen yang mendalam pada strategi yang telah ditentukan
dan berupaya bersama seluruh komponen organisasi lainnya agar strategi tersebut
membuahkan hasil yang diharapkan. Manajemen yang efektif pada umumnya
berusaha memahami persyaratan-persyaratan internal apa yang harus terpenuhi agar
implementasi strategi berhasil. Salah satu hal yang mereka tuntut kuat dari para
bawahannya ialah agar para bawahan tersebut tidak meremehkan berbagai hal-hal
kecil yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas masing-masing. Mereka tidak puas
hanya mengatur dari belakang meja tetapi melakukan apa yang secara popular disebut
sebagai “managing by wandering around”. Pengalaman banyak manajer yang
berhasil menunjukkan bahwa gaya manajerial demikian mempunyai arti yang sangat
penting paling sedikit dilihat dari tiga sudut pandang, yaitu :
(a). Kehadiran mereka ditengah-tengah para bawahan mempunyai daya dorong yang sangat
kuat ; (b). mereka mengetahui dengan jelas dan pasti bagaimana jalannya roda organisasi; (c).
mereka terlibat langsung dalam memimpin pelaksanaan strategi yang telah ditetapkan.
Sebaliknya para manajer yang tidak atau kurang berhasil memiliki berbagai sifat yang tidak
kondusif dalam upaya meraih keberhasilan. Seperti : a. sibuk melibatkan diri dalam birokrasi
organisasi, b. banyak waktu yang digunakan untuk berbagai kegiatan yang sebenarnya tidak
produktif seperti membuat laporan, menghadiri rapat, menulis memo, dan menyelesaikan
berbagai hal yang sifatnya tehnis administratif dan prosedural, c. Tidak memandang
implementasi yang sistimatik dari suatu rencana sebagai tanggung jawab utamanya, d.
mereka lebih suka mengatur dari belakang meja dan menggunakan para bawahan
langsungnya sebagai saluran berkomunikasi dengan berbagai pihak lain dalam organisasi. e.
Senang melakukan pengawasan yang ketat.
Kesimpulan semua butir di atas ialah bahwa manajer yang efektif dan berhasil adalah mereka
yang mampu berperan selaku penentu strategi yang tangguh, wirausahawan yang handful dan
pemimpin yang efektif bagi para bawahannya.
Manajemen strategi merupakan suatu proses untuk menghasilkan berbagai keputusan dan
tindakan strategis yang akan menunjang pencapaian tujuan perusahaan. Pada saat melakukan
kegiatan manajemen strategi, para manajer perusahaan akan mengolah input yang diperoleh
melalui evaluasi terhadap misi, tujuan, strategi yang dimiliki perusahaan saat ini serta analisa
terhadap lingkungan internal (melalui analisa ini perusahaan akan dapat mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan sumber daya perusahaan) dan analisa lingkungan eksternal
perusahaan (melalui analisa eksternal ini perusahaan dapat mengidentifikasi sejumlah
peluang dan ancaman). Melalui pengolahan input tersebut, perusahaan akan dapat
merumuskan misi dan tujuan. Selanjutnya, perusahaan dapat memilih alternatif strategi yang
dianggap paling baik untuk mecapai yang telah ditetapkan. Manajemen strategi juga
berkaitan dengan proses impelementasi dan pengendalian strategi yang dibuat pada tingkat
korporasi, tingkat bisnis dan tingkat fungsional. Proses manajemen strategi adalah
serangkaian komitmrn, keputusan dan tindakan yang diperlukan sebuah perusahaan untuk
mencapai daya saing dan mendapatkan laba di atas rata-rata. Proses manajemen strategi
terdiri dari 4 (empat) tahap yaitu : analisa lingkungan, menetapkan arah organisasi, formulasi
strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi.
4.4.FORMULASI STRATEGI
Formulasi strategi meliputi pengembangan misi bisnis, mengidentifikasi kesempatan dan
ancaman eksternal, mengukur dan menetapkan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan
tujuan jangka panjang, mengumpulkan strategi alternatif serta memilih strategi –strategi
khusus yang akan diberlakukan untuk kasus-kasus khusus. Di dalam formulasi strategi telah
tercakup tentang objek organisasi baru yang akan dikelola, objek bisnis yang akan
ditinggalkan, pengalokasian sumber daya (baik sumber daya finansial maupun sumber daya
non finansial), apakah perlu pengembangkan operasi atau membuat diversifikasi (pembedaan
produk), apakah akan masuk ke pasar internasional atau hanya cukup di pasar domestik,
apakah akan melakukan merger (penggabungan) ataukah tidak dan bagaimana cara
menghindarkan diri dari pengambilan alih dari organisasi pesaing. Karena tidak ada
organisasi yang mempunyai sumber daya yang tidak terbatas, maka strategi harus berani
memutuskan strategi alternatif mana yang akan memberikan dampak positif terbaik sehingga
akan memberikan keuntungan optimal bagi perusahaan.
Formulasi strategi harus sesuai dengan produk spesifik organisasi bisnis, pasar, dan
pemasaran, sumber daya organisasi (finansial dan non finanssial atau ekonomi atau non
ekonomi) dan teknologi untuk jangka waktu yang relatif panjang (lama) ke depan. Strategi
selalu memberikan keunggulan komparatif yang pada akhirnya akan memberikan keunggulan
kompetitif. Formulasi strategi dapat memberikan dampak negatif dan dapat pula memberikan
dampak positif. Formulasi strategi yang salah akan memberikan dampak negatif bagi
perusahaan sedangkan formulasi strategi yang benar akan memberikan dampak positif bagi
perusahaan. Manajemen puncak harus mempunyai pengertian yang utuh, lengkap dan terbaik
mengenai ramifikasi/percabangan formulasi keputusan dan manajemen puncak harus
mempunyai wewenang yang tinggi untuk menerapkan kebijakan strategi.
4.5.IMPLEMENTASI STRATEGI.
Implementasi strategi sering disebut dengan tahapan tindakan dari manajemen strategi. Di
dalam implementasi strategi, perusahaan diharapkan menetapkan atau merumuskan tujuan-
tujuan perusahaan tahunan (annual objective of the businees), memikirkan dan merumuskan
kebijakan, memotivasi karyawan serta mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang
telah diformulasikan dapat dilaksanakan. Implementasi strategi meliputi budaya yang
mendukung pengembangan organisasi bisnis (perusahaan), menciptakan struktur organisasi
yang efektif, merefleksikan berbagai usaha pemasaran, mempersiapkan anggaran,
mengembangkan dan memanfaatkan sistem informasi serta memotivasi individu agar mau
melaksanakan dan bekerja sebaik mungkin.
Mengimpelementasikan berarti menggerakkan para karyawan dan manajer untuk
menempatkan strategi yang diformulasikan menjadi tindakan nyata. Implementasi strategi
memerlukan kinerja dan disiplin yang tinggi akan tetapi juga diimbangi dengan imbalan yang
memadai. Implementasi strategi yang berhasil sangat tergantung pada keahlian dan
kemampuan serta keterampilan manajer. Perumusan strategi yang tidak diikuti oleh
implementasi sama saja halnya dengan bekerja tanpa arah yang jelas dan cenderung tidak
akan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Keahlian antar pribadi dari semua pihak yang
terlibat di dalam implementasi strategi akan sangat menentukan keberhasilan perusahaan
mencapai tujuannya. Setiap divisi dan departemen harus dapat memutuskan berdasarkan
jawaban dari pertanyaan “apakah yang harus kita kerjakan untuk mengimplementasikan
strategi organisiasi?” dan bagaimana sebaiknya agar kita dapat melaksanakan dengan cara
terbaik, terefektif, dan terefisien? Tantangan implementasi adalah menstimulir para manajer
dan karyawan melalui organisasi agar mau bekerja dengan penuh kebanggaan dan penuh
antusias kearah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
4.6.MENGENDALIKAN STRATEGI.
Kegiatan mengendalikan strategi merupakan tahap akhir di dalam proses strategi. Semua
strategi merupakan subjek modifikasi di masa yang akan datang sebab berbagai faktor
internal dan eksternal akan selalu mengalami perubahan.
Pada dasarnya evaluasi strategi mencakup 3 (tiga) hal, yaitu (1). Merevisi faktor internal dan
faktor eksternal yang menjadi dasar bagi strategi yang sedang berlangsung, (2). Mengukur
kinerja yang telah dilakukan dan, (3). Mengambil berbagai tindakan perbaikan. Evaluasi
strategi sangat diperlukan sebab keberhasilan organisasi bisnis (perusahaan) dewasa ini tidak
menjadi jaminan keberhasilan perusahaan di masa yang akan datang. Keberhasilan yang
telah dan pernah dicapai akan menciptakan persoalan baru dan persoalan yang berbeda. Perlu
diperhatikan bahwa setiap keberhasilan apalagi kegagalan selalu menciptakan persoalan yang
berbeda dan persoalan baru dan tidak ada orang atau organisasi di dunia yang dapat
menghindarkan diri dari persoalan. Di dalam organisasi yang besar, aktivitas formulasi,
implementasi, dan evaluasi dan pengawasan strategi terdapat 3 (tiga) tingkatan
hirarki/tingkatan, yaitu pada tingkatan korporasi, tingkatan unit bisnis atau divisi dan pada
tingkatan fungsional. Melalui bantuan pengembangan komunikasi dan interaksi antara
manajer dan karyawan di semua tingkat hirarki maka manajemen strategi membantu fungsi
perusahaan sebassgai suatu tim yang kompetitif. Sebagian besar perusahaan kecil dan
beberapa perusahaan besar belum mempunyai unit bisnis strategis atau unit divisi dan
umumnya mereka hanya mempunyai tingkat korporasi dan tingkat fungsional. Secara
skematis proses manajemen strategi di atas akan Nampak sebagai berikut :
Rangkuman.
Proses manajemen strategi adalah serangkaian komitmen, keputusan, dan tindakan yang
diperlukan oleh perusahaanuntuk mencapai daya saing dan laba di atas rata-rata perusahaan
pesaing. Secara umum proses manajemen strategi meliputi analisa lingkungan, formulasi
strategi, implementasi strategi dan pengendalian strategi. Analisa lingkungan adalah proses
monitoring lingkungan untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang akan
mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Salah satu tujuan analisa
lingkungan adalah untuk memahami perubabahan yang terjadi sehingga perusahaan dapat
memberikan tanggapan terhadap perubahan tersebut. Informasi yang diperoleh melalui
analisa lingkungan akan dioleh dalam bentuk analisa SWOT Strength/kekuatan,
Weight/kelemahan, Opportunities/peluang, threats/ancaman). Tahap berikutnay adalah
formulasi strategi. Meliputi pengembangan misi, mengidentifikasi peluang dan ancaman,
mengukur dan menetapkan kekuatan dan kelkemahan , menetapkan tujuan jangka panjang,
mengumpulkan strategi alternative, memilih strategi khusus yang nantinya akan diterapkan.
Implementasi strategi disebut juga tahapan tindakan dari manajemen strategi. Dalam
implementasi strategi ini perusahaan merumuskan tujuan tahunan, memikirkan dan
merumuskan kebijakan, memotivasi karyawan, mengalokasikan sumber daya sehingga
strategi yang telah digormulasikan dapat dilaksanakan. Keberhasilan implementasi strategi
sangat tergantung dengan keahlian, kemampuan, dan keterampilan pimpinan perusahaan.
Kegiatan pengendalian strategi merupakan tahap akhir dari proses manajemen strategi. Pada
dasarnya, pengendalian strategi meliputi tiga hal yaitu, 1. Merevisi factor eksternal dan
internal , 2. Mengukur kinerja yang telah dicakai, 3. Mengambil tindakan perbaikan.
Latihan.
Mahasiswa di bagi dalam kelompok kecil di dalam kelas. Dan masing-masing diberi
latihan/tugas mengenai materi perkuliahan. Mahasiswa membahas tugas tersebut, dan
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada.
Tes Formatif.
1. Sebutkan definisi proses manajemen strategi
2. Sebutkan dan jelaskan proses manajemen strategi