Anda di halaman 1dari 20

BAB II

PERUMUSAN VISI DAN MISI ORGANISASI

Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai mengikuti perkuliahan ini, diharapkan mahasiswa dapat
1. Menyebutkan serta menjelaskan definisi dan contoh visi dan misi organisasi.
2. Menjelaskan elemen kunci untuk meningkatkan efektivitas komunikasi visi
3. Menyebutkan beberapa strategi dalam menentukan visi
4. Menyebutkan ciri-ciri yang harus tergambar dalam misi
5. Menjelaskan langkah-langkah penyusunan visi dan misi
6. Menjelaskan ciri-ciri misi yang baik.
7. Menjelaskan ciri-siri visi yang efektif.
8. Menjelaskna ciri-ciri yang harus terdapat dalam misi
Deskripsi.
Dalam bab ini dipelajari mengenai definisi dan contoh visi dan misi suatu perusahaan,
elemen-elemen kunci yang digunakan untuk meningkatkan efektivitas komunikasi visi,
strategi dalam menentukan visi, ciri-ciri yang harus tergambar dalam misi, langkah-langkah
penyusunan visi dan misi, ciri-ciri misi yang baik, ciri-ciri yang harus terdapat dalam misi,
dan ciri-ciri visi yang efektif. Bab ini dipelajari dua kali pertemuan.
Perumusan Visi Perusahaan
Setiap perusahaan atau organisasi senantiasa mempunyai cita-cita ideal yang hendak dicapai.
Cita-cita tersebut akan diperjuangkan agar jati dirinya jelas, yakni citra nilai dan kepercayaan
perusahaan. Citra nilai dan kepercayaan perusahaan ini di sebut dengan visi. Visi merupakan
wawasan luas ke masa depan dari manajemen dan merupakan kondisi ideal yang hendak
dicapai oleh perusahaan di masa yang akan datang . Pernyataan visi menjawab pertanyaan :
Apa yang ingin kita capai.

Ciri-ciri visi yang baik menurut Faqih Syarif Hasyim :

1. Terukur dan spesifik


2. Fleksibel dan tidak kaku
3. Realistik dan sesuai dengan kemampuan serta bakat yang dimiliki
4. Menarik dan kita tertantang untuk meraihnya
5. Jelas dan mudah dipahami
6. Sederhana dan tidak terlau panjang serta mudah diingat f
Ada empat karakteristik dari visi menurut Iwan Purwanto (2012 : 81) :

1. Diciptakan melalui permupakatan/konsensus.


2. Memberikan pandangan atas segala sesuatu yang terbaik di masa yang akan datang
3. Mempengaruhi orang lain untuk menuju ke misi.
4. Tanpa keterbatasan dimensi waktu.

Pernyataan visi (vision) dibuat oleh perusahaan terutama untuk menjawab pertanyaan “What
will our business be?” atau pertanyaan “What do we wnnt to become?”. Pernyataan visi
menunjukkan arah strategis perusahaan untuk mencapai berbagai hasil di masa mendatang
sehingga akan menuntun pengerahan sumber daya perusahaan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Arah strategis yang dinyatakan di dalam visi masih berada
dalam lingkup usaha yang dijalankan oleh perusahaan. Menurut David (2011 :82),
pernyataan visi haruslah singkat, diharapkan satu kalimat, dan sebanyak mungkin manajer
diminta masukannya dalam proses pengembangannya. Dalam visi, juga terdapat nilai-nilai,
aspirasi serta kebutuhan organisasi di masa yang akan datang seperti yang diungkapkan oleh
Kotler (1993), visi adalah pernyataan tentang tujuan organisasi yang diekpresikan dalam
produk dan pelayanan yang ditawarkan, kebutuhan yang dapat ditanggulangi, kelompok
masyarakat yang dilayani, nilai-nilai yang diperoleh serta aspirasi dan cita-cita masa yang
akan datang.

Visi yang efektif antara lain harus memilki karakteristik sebagai berikut :

1. Imagible (dapat dibayangkan).


2. Desirable (menarik).
3. Feasible (realistic dan dapat dicapai).
4. Focused (jelas).
5. Flexibel (aspiratif dan responsive terhadap perubahan lingkungan).
6. Communicable (mudah dipahami).

Visi bagi organisasi atau perusahaan dapat digunakan sebagai :

1. Penyatuan tujuan, arah, dan sasaran perusahan.


2. Dasar untuk pemanfaatan dan alokasi sumber daya serta pengendaliannya
3. Pembentuk dan pembangun budaya perusahaan.

Ada beberapa strategi dalam menentukan visi :


1. Mengidentifikasikan aktivitas perusahaan berdasarkan impian yang ingin dicapai
2. Menetapkan arah yang jauh ke depan (pandangan masa depan)
3. Menyediakan gambaran besar yang menggambarkan siapa kita , apa yang kita
lakukan, dan kemana kita mengarah.

Menurut Davidson (1995 : 75), peran pimpinan dalam mengkomunikasi visi dapat melalui :

1. Education (menumbuhkan pemahaman terhadap visi).


2. Authentication (menumbuhkan keyakinan kepada semua pihak bahwa “kata sesuai
dengan perbuatan”).
3. Motivation (menumbuhkan kemauan dari dalam diri pegawai – self motivaterd
workforce – untuk berperilaku sesuai dengan tujuan perusahaan)

Ada 7 elemen kunci untuk meningkatkan efektifitas komunikasi visi yaitu :

1. Simplicity (visi sebaiknya dituliskan secara sederhana sehingga mudah


dikomunikasikan kepada semua orang baik secara internal maupun secara eksternal
perusahaan).
2. Metaphor, analogy and example (visi dapat secara sederhana dituliskan melalui kata-
kata yang bersifat kiasan, analogi/persamaan/kiasan dan contoh agar visi dapat lebih
mudah dikomunikasikan).
3. Multiple forum (mengkomunikasikan visi dapat dilakukan dengan berbagai cara
antara lain dapat melalui rapat besar, memo, surat kabar, poster dan pembicaraan
informal lainnya).
4. Repetition (visi akan dapat meresap dan dipahami secara mendalam biasanya setelah
para pegawai mendengar visi tersebut berkali-kali).
5. Leadership by example (mengkomunikasikan visi akan lebih efektif jika dilakukan
dengan adanya kesamaan antara perkataan dan perilaku atasan)
6. Explanation of seeming inconsistencies (jika ternyata terdapat inkonsistensi seperti
pada butir 5, maka manajemen harus segera memberikan penjelasan kepada seluruh
pegawai secara sederhana dan jujur untuk menghindari berkurangnya kepercayaan
pegawai kepada manajemen).
7. Give and take (mengkomunikasikan visi akan lebih efektif apabila penyampaiannya
dilakukan dua arah).
Setelah visi dirumuskan maka seluruh strategi perusahaan harus mengacu pada visi tersebut
dan tidak boleh dibalik, strategi dulu yang disusun duluan baru visi belakangan. Sebab hal
ini dikhawatirkan strategi tidak akan efektif karena komitmen dan arah tujuan seluruh orang
dalam perusahaan berbeda-beda dan terkotak-kotak dalam susunan fungsinya.

Berikut contoh pernyataan visi dari beberapa perusahaan.

Nama Organisasi / Perusahaan Pernyataan Visi


Bank BNI Menjadi bank kebangsaan Nasional yang
unggul, terkemuka, dan terdepan dalam
layanan dan kinerja.
RCTI Media utama hiburan dan informasi
PT.Telekomunikasi Indonesia
Menjadi Tbk
perusahaan InfoCom terkemuka di kawasan asia
tenggara, asia, dan Asia pasifik
PT.Industri kemasan Semen Gresik Menjadi perusahaan industri/kantong yang
senantiasa mampu bersaing dan tumbuh
berkembang dengan sehat.

Perumusan Misi Perusahaan

Pernyataan visi berkaitan dengan pernyataan misi perusahaan. Misi yang disusun oleh suatu
perusahaan mengacu pada visi perusahaan. Penentuan misi perusahaan sangatlah penting
karena misi itu bukan hanya sangat mendasar sifatnya, akan tetapi membuat organisasi
memiliki jati diri yang bersifat khas. Dengan kata lain, misilah yang membedakan satu
organisasi dari organisasi lainnya yang sejenis. Pentingnya misi juga terlihat dengan jelas
bahwa misi menentukan tugas-tugas utama yang harus terselenggara dalam organisasi dalam
rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Misi perusahaan dibedakan ke
dalam misi dalam arti sempit dan misi dalam arti luas. Dalam arti sempit, misi perusahaan
akan menunjuk kepada bisnis utama perusahaan. Sedangkan dalam arti luas, misi mencakup
kepada berbagai aktivitas yang terdiri dari tipe barang dan jasa, pasar dan pemasaran
teknologi, riset dan pengembangan dan lain sebagainya. Misi dapat didefinisikan adalah
maksud dan kegiatan utama yang membuat organisasi memiliki jati diri yang khas dan
sekaligus membedakannya dari organisasi lainnya yang bergerak dalam bidang usaha yang
sama. Kalau dalam pernyataan visi, kita menjawab pertanyaan : Apa yang ingin kita capai?
Sedangkan dalam pernyataan misi, kita menjawab pertanyaan : Bagaimana kita
mencapainya?
Beberapa ciri yang harus tergambar dengan jelas dalam suatu misi antara lain :

1. Misi merupakan suatu pernyataan umum dan berlaku untuk kurun waktu yang panjang
tentang niat organisasi yang bersangkutan.
1. Misi mencakup filsafat yang dianut dan akan digunakan oleh pengambil keputusan
stratejik dalam organisasi. Falsafah adalah nilai-nilai yang
terkandung/tercermin/tertanam dalam tingkah laku seluruh anggota organisasai
2. Misi menggambarkan citra yang hendak diproyeksikan ke masyarakat luas.
3. Misi merupakan pencerminan jati diri yang ingin diciptakan, ditumbuhkan dan
dipelihara.
4. Misi menunjukkan produksi barang atau jasa apa yang menjadi andalannya.
5. Misi menggambarkan dengan jelas kebutuhan apa di kalangan pelanggan atau
pengguna jasa yang akan diupayakan untuk dipuaskan.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa dalam misi harus jelas terlihat produk andalan apa
yang akan dihasilkan, pasaran konsumen yang bagaimana yang akan dituju, cara
pemanfaatan teknologi yang akan digunakan yang kesemuanya menggambarkan sistem nilai
dan skala prioritas yang dianut oleh para pengambil keputusan stratejik dalam organisasi.

Menurut Drucker (2000:87) pada dasarnya misi perusahaan merupakan alasan mendasar
keberadaan suatu organisasi. Pernyataan misi organisasi terutama di tingkat unit bisnis
menentukan batas dan maksud aktivitas bisnis perusahaan

Sedangkan menurut Wheelen (2004:105), misi merupakan rangkaian kalimat yang


menyatakan tujuan atau alasan keberadaan suatu organisasi yang memuat : apa yang
disediakan oleh perusahaan kepada masyarakat baik berupa produk ataupun jasa.

Menurut Sondang (2011 : 46-47) suatu misi menjelaskan produk, pasar dan teknologi yang
menjadi sasaran kegiatan perusahaan dan dinyatakan sedemikian rupa sehingga tergambar
pula sistem nilai dan skala prioritas yang dianut oleh para pengambil keputusan stratejik
dalam perusahaan.

Pada umumnya sumber ide dalam perumusan misi suatu perusahaan dapat ditelusuri pada
keyakinan, keinginan dan cita-ita pendirinya. Ketika seorang wirausahaan memutuskan
mendirikan badan usaha, mungkin ia telah mempunyai pandangan umum mengenai bidang
usaha yang akan ia dirikan. Pandangan tersebut dapat menyangkut beberapa hal, yaitu :
1. Jika seorang usahawan memutuskan untuk menyisihkan sebagian kekayaannya untuk
dijadikan modal perusahaan, dalam pikirannya terbayang bahwa perusahaan akan
menghasilkan produk atau jasa tertentu yang manfaatnya akan melebihi atau paling
sedikit sama dengan biaya yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan produk
tersebut. Setiap usahawan selalu akan memperhitungkan keterkaitan antara manfaat
produknya dengan biaya yang harus dipikul karena hanya dengan demikian mereka
mampu memasarkan produk tersebut kepada berbagai pihak yang berminat
menggunakannya dengan perolehan keuntungan yang wajar. Perolehan
keuntungan yang wajar penting karena dengan demikian usahawan yang bersangkutan
memperoleh kembali modal yang sudah ditanamkannya dengan deviden tertentu
(Return On Invesment)
2. Dalam mendirikan perusahaan, seorang usahawan biasanya sudah memperoleh
gambaran tentang produk apa yang akan dihasilkannya. Keputusan untuk
menghasilkan barang atau jasa tertentu dimaksudkan untuk memuaskan kebutuhan
segmen konsumen tertentu dengan produk yang telah terdapat di pasar belum
sepenuhnya terpenuhi. Atau mungkin saja produk tersebut telah memenuhi
kebutuhan para penggunanya akan tetapi usahawan yang bersangkutan merasa
yakin bahwa konsumen mempunyai keinginan untuk melihat tersedianya
produk alternatif di pasaran, baik dalam arti harga, jenis dan mutunya.
Usahawan yang cetakan biasanya juga jeli dalam memanfaatkan peluang dalam
pemanfaatan teknologi dalam menghasilkan barang atau jasa pilihannya sedemikian
rupa sehingga produk perusahaan tersebut mampu bersaing baik dalam harga maupun
dalam mutu.
3. Setiap usahawan ketika mendirikan perusahaan, bercita-cita bahwa apabila ia bekerja
keras dan didukung oleh berbagai pihak seperti karyawan, mampu menghasilkan
produk dengan mutu tinggi dan dengan harga yang terjangkau oleh segmen
masyarakat tertentu yang menginginkan manfaat dari produk tersebut, perusahaan
tidak hanya mampu bertahan, akan tetapi terus bertumbuh dan berkembang.

Dalam pikiran usahawan tersebut tergambar filsafat bisnis yang akan diterapkan
sedemikian rupa sehingga mampu meraih kepercayaan berbagai pihak yang
diharapkan bersedia memberikan dukungan guna pertumbuhan dan perkembangan
perusahaan.
4. Dalam diri usahawan yang bersangkutan terdapat bayangan tentang citra perusahaan
yang hendak diproyeksikan kepada berbagai pihak di luar perusahaan yang pada
gilirannya diharapkan memberikan kesan bahwa usahawan tersebut adalah seorang
yang bona fide, produknya bisa dipercaya dalam arti mutu, harga dan pelayanan purna
jualnya.

Dengan berbagai keyakinan, harapan dan cita-cita tersebut usahawan yang


bersangkutan tentu sangat mendambakan pertumbuhan dan perkembangan perusahaan
yang akan didirikannya tersebut.

Pernyataan misi merupakan sebuah kompas yang membantu untuk menentukan arah dan
menunjukkan jalan yang tepat dalam bisnis saat ini. Tujuan dari pernyataan misi adalah
mengkomunikasikan kepada stakeholder di dalam maupun di luar organisasi tentang alasan
pendirian perusahaan dan ke arah mana perusahaan akan menuju. Pertanyaan mengenai misi
perusahaan harus diajukan sepanjang perjalanan usaha. Dalam hal ini sudah menjadi praktek
yang lazim bagi perusahaan besar untuk melakukan evaluasi terhadap misi perusahaan setiap
tahun meskipun unsur-unsurnya tetap didasarkan pada keyakinan, harapan dan cita-cita yang
telah dirumuskan pendirinya.

Langkah-langkah penyusunan visi dan misi.

Pada pelaksanaannya, tak sedikit organisasi ataupun orang perseorangan bingung dalam
perumusan visi dan misi yang seharusnya dirumuskan sebelum suatu organisasi terbentuk
atau sebelum seseorang diangkat menjadi seorang pemimpin. Jika sudah demikian, biasanya
arah organisasi atau pemimpin yang tidak merumuskan visi dan misi dari awal, menjadiksn
organisasi berjalan apa adanya dan tidak ada arah yang jelas kemana organisasi akan menuju
tujuan yang akan dicapainya. Oleh karenanya , visi dan misi menjadi sesuatu yang mutlak
ada dan dikuasai oleh elemen organisasi, dan yang terpenting adalah dikuasai oleh
pimpinannya, karena visi-misi ini merupakan perumusan atas segala rencana yang
merupakan langkah pertama yang harus ditempuh dalam prinsip-prinsip manajemen. Tanpa
perencanaan yang baik, segala sesuatu tentunya tidak akan menghasilkan sesuat sesuai
harapan. Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk membuat sebuah visi
dan misi yang efektif adalah : terlebih dahulu harus membuat perumusan masalah-masalah
yang dihadapi oleh organisasi, dan mempersempit masalah tersebut yang sekiranya akan
difokuskan untuk ditangani dan menjadi maksud, tujuan, dan cita-cita dari organisasi.
Contoh kasus sebuah organisasi yang bergerak di bidang sosial kemanusiaan. Jika kita
melihat ruang lingkup aktivitas organisasi tersebut, maka kita bisa memulai merumuskan
masalah visi-misi tersebut dengan terlebih dahulu menjawab beberapa pertanyaan berikut :

1. Mengapa harus bergerak di bidang sosial kemanusiaan?


2. Siapa sasarannya?
3. Apa manfaatnya?
4. Siapa saja yang terlibat?

Dari kasus masalah di atas, kemungkinan jawabannya adalah :

1. Karena peranan sosial tidak bisa dilepaskan dalam menangani masalah-masalah


kemanusiaan.
2. Orang-orang yang menyandang masalah sosial
3. Memberikan bantuan dan jaminan sosial kepada orang-orang yang menyandang
masalah sosial
4. Pemerintah, sektor swasta yang terkait dengan masalah sosial.

Untuk merumuskan visi-misi yang efektif, harus lebih dispesifikkan lagi masalah-masalah
kemanusiaan, masalah sosial, dan orang-orang penyandang masalah sosial di atas, karena
luasnya masalah tersebut akan mengaburkan perbedaan dari tiap masalah. Kita dapat
membuat rumusan permasalahan baru yang lebih spesifik dan mengkerucut untuk menjadi
fokus penyelesaian masalah :

1. Apa saja masalah kemanusiaan itu?


2. Apa saja masalah kemanusiaan yang menyangkut masalah sosial itu?
3. Apa saja yang disebut dengan penyandang masalah sosial itu?

Jadi, perumusan visi-misi yang baik haruslah melalui tahapan perumusan permasalahan yang
ada dan ingin dipecahkan oleh organisasi atau seseorang yang akan memimpin organisasi
tersebut. Tanpa adanya perumusan masalah, pembuatan visi-misi bisa saja menyimpang dari
cita-cita organisasi yang sesungguhnya. Intinya, pimpinan yang handal adalah pimpinan
yang mengetahui dan memahami permasalahan dan cita-cita organisasinya.

Menurut Pearce dan Robinson (2005) bahwa pernyataan misi yang dibuat setidak-tidaknya
mengandung tiga komponen yaitu : sensitivitas terhadap keinginan pelanggan (sensitivity to
customer wants), perhatian terhadap masalah mutu atau kualitas (concern for quality), dan
pernyataan visi perusahaan (statements of company vision).
Sedangkan David (2007 : 64) memperluas komponen misi dengan menyebutkan bahwa
terdapat Sembilan ciri-ciri yang harus terdapat dalam misi perusahaan yaitu :

1. Customers (konsumen atau pasar yang menjadi sasaran) . Misi harus


menyebutkan siapa yang menjadi pelanggan bagi produk perusahaan. Setiap orang
yang bergerak dalam dunia bisnis pasti mengetahui bahwa suatu perusahaan didirikan
untuk menghasilkan produk tertentu baik berupa barang maupun jasa untuk
memuaskan kebutuhan sekelompok pengguna/pemakai barang maupun jasa. Barang
atau jasa yang dihasilkan tersebut diharapkan mempunyai daya tarik yang kuat bagi
para calon pemakainya baik karena barang atau jasa tersebut tidak atau belum tersedia
di pasaran sehingga kebutuhan para calon konsumen belum terpenuhi atau karena
para calon pemakai mencari substitusi (barang atau jasa pengganti) yang dapat
memuaskan kebutuhannnya dengan lebih baik dalam arti harga yang lebih murah atau
mutu yang lebih tinggi atau karena berbagai pertimbangan lainnya. Berbagai
pertimbangan itulah yang mutlak perlu diketahui oleh produsen barang atau jasa
tersebut. Dengan kata lain, . tidak cukup bagi perusahaan hanya memiliki
kemampuan menghasilkan barang atau jasa tertentu tanpa mengetahui siapa
yang akan menjadi pemakainya. Tidak kalah pentingnya untuk menyadari bahwa
selalu terjadi pergeseran dalam perilaku para konsumen di pasaran. Pergeseran itu
merupakan akibat dari berbagai hal, seperti kemampuan keuangan yang berubah,
perubahan status sosialnya, atau juga karena sifat meniru (latah) yang terdapat dalam
diri manusia sehingga adakalanya sesuatu produk ingin dimilikinya karena tetangga
sudah memiliki atau karena sesuatu produk sedang trendy. Oleh karena itu,
perumusan misi sepanjang menyangkut produk dan pasar yang dituju harus
dinyatakan senafas. Kesenafasan itu menjadi lebih penting apabila produk atau jasa
perusahaan merupakan produk yang bersifat spesifik. Misalnya jika suatu perusahaan
menghasilkan barang kosmetika, jelas calon konsumen yang menjadi sasarannya
adalah kaum wanita pada kelompok usia tertentu. Hal ini penting karena tidak
mustahil sesuatu perusahaan dengan sengaja menghasilkan barang tertentu yang
diharapkan hanya diminati oleh sekelompok konsumen tertentu. Umpamanya, suatu
pabrik kendaraan bermotor roda empat yang harganya sangat tinggi dan penggunanya
pun hanya mereka yang berpenghasilan tinggi. Jika perusahaan memang sengaja
mengambil keputusan stratejik demikian, kesengajaan itu harus secara nyata dan jelas
dirumuskan dalam misi perusahaan bersangkutan.
2. Product or service (Barang atau Jasa). Dalam hal ini secara spesifik perusahaan
harus menyebutkan produk atau jasa pelayanan apa yang akan dihasilkan/diberikan
perusahaan. Suatu perusahaan yang bona fide juga harus membuat komitmen sebagai
salah satu misi perusahaan untuk memberikan pelayanan purna jual. Sudah barang
tentu bentuk dan sifat jasa pelayanan tersebut berbeda dari satu produk ke satu produk
yang lain. Misalnya ada produk tertentu seperti barang-barang elektronok yang
dijamin produsen untuk satu kurun waktu tertentu yang biasanya dinyatakan dalam
surat jaminan. Dalam surat jaminan tersebut tercantum berbagai hal seperti lamanya
jaminan berlaku, apa kewajiban produsen, apa kewajiban pembeli dan lain
sebagainya. Akan tetapi dalam hal transaksi jual beli tanpa surat jaminan pun pihak
penjual tetap berkewajiban memberikan pelayanan tertentu. Bahkan secara popular
sering terdengar ungkapan “pembeli adalah raja” dan sebagai “raja” mereka tidak
pernah dinyatakan sebagai pihak yang bersalah. Kegesitan pemberian pelayanan
itulah yang membuktikan komitmen perusahaan yang dinyatakan dalam misinya.
Bahkan ada anekdot yang menggambarkan komitmen total perusahaan dalam
pemberian pelayanan kepada pelanggannya. Contoh : Ada suatu perusahaan yang
menjual suku cadang bermotor, kecuali ban, didatangi oleh seorang pelanggan yang
maksudnya adalah mengembalikan ban yang telah dibelinya tetapi ternyata ukurannya
tidak sesuai dengan kebutuhannya. Pramuniaga yang melayani pelanggan tersebut
agak terkejut dan bingung tentang apa yang harus dilakukannya karena ia tahu betul
bahwa pelanggan yang bersangkutan tidak membeli ban tersebut dari perusahaan itu.
Dalam kebingungannya itu, manajer perusahaan kebetulan datang dan setelah itu
serta merta menyatakan agar uang pelanggan tersebut dikembalikan. Setelah
mendapat pelayanan yang dianggapnya memuaskan, pelanggan pergi. Setelah itu
pramuniaga mengatakan kepada manajernya bahwa perusahaan tersebut tidak menjual
ban mobil. Saya tahu, kata manajernya. Tetapi kalau kita mengatakan bahwa
pelanggan itu adalah raja berarti bahwa kita harus memperlakukannya seolah-olah ia
tidak berbuat kesalahan. Yang terjadi kemudian adalah bahwa manajer tersebut
menelpon temannya yang menjual ban mobil, yang setelah mengetahui persoalannya,
bersedia membeli dari temannya ban yang dikembalikan pelanggan yang
bersangkutan. Anekdot di atas mungkin merupakan contoh yang ekstrem, tetapi
dengan jelas menggambarkan komitmen seorang usahawan memberikan pelayanan
sebaik-baiknya kepada para pelanggan dan nasabahnya.
3. Markets (Pasar). Pernyataan misi menetapkan di pasar mana produk perusahaan
akan bersaing dengan produk yang dihasilkan oleh perusahaan pesaing. Wilayah
Pemasaran suatu perusahaan dapat digolongkan pada wilayah yang bersifat lokal,
regional dalam arti satu bagian wilayah domestik, nasional yang berarti meliputi
seluruh wilayah suatu Negara, regional dalam arti mencakup kawasan beberapa
Negara atau yang bersifat global. Terlepas dari sifat wilayah operasional
pemasarannya, dalam misi perusahaan wilayah tersebut perlu
diidentifikasikan/dikenali dan dinyatakan secara jelas. Kejelasan identifikasi tersebut
menjadi penting karena mempunyai cabang/ramifikasi yang luas terhadap strategi
operasional perusahaan seperti menyangkut volume produk, kondisi pasar yang harus
dikenali dan dikuasai, strategi pemasaran, tenaga pemasaran dan penjualan, perlu
tidaknya distributor dan agen, pembukaan pusat-pusat pelayanan purna jual dan
pembukaan cabang-cabang perusahaan. Pada mulanya perusahaan hanya bergerak
secara lokal, tidak merupakan masalah. Akan tetapi jika pertumbuhan dan
perkembangan perusahaan menjadi semakin luas, kemungkinan itu pun harus
diperhitungkan dengan matang dan dinyatakan dalam misi perusahaan.
4. Technology (Teknologi). Pernyataan misi menyebutkan arah pengembangan
teknologi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Dalam misi perusahaan
juga penting untuk menyatakan teknologi apa yang relevan dan akan digunakan dalam
menyelenggarakan berbagai proses dalam organisasi seperti dalam proses produksi,
proses pengambilan keputusan dikaitkan dengan proses pengolahan informasi. Dalam
proses produksi misalnya, dalam misi dinyatakan bahwa demi peningkatan efisiensi
kerja dan mutu produk yang dihasilkan organisasi akan memanfaatkan perkembangan
yang telah terjadi dalam bidang teknologi seperti robotisasi. Akan tetapi dalam
pernyataan tentang pemanfaatan teknologi itu, harus pula tergambar kebijaksanaan
organisasi tentang penanganan dampak pemanfaatan teknologi. Umpamanya,
dinyatakan bahwa meskipun teknologi canggih akan dimanfaatkan, perusahaan akan
berusaha untuk menyelenggarakan kegiatan pelatihan bagi mereka yang tugasnya
diambil alih oleh robot sehingga para karyawan tersebut akan dapat terus melanjutkan
kariernya dalam organisasi yang bersangkutan. Contoh lain adalah dalam proses
pengambilan keputusan. Dalam misi perlu dinyatakan gaya manajerial yang akan
digunakan dalam proses pengambilan keputusan, apakah yang bersifat sentralistik
atau yang bersifat desentralistik. Proses pengambilan keputusan berkaitan erat
dengan pemanfaatan teknologi, paling sedikit dalam arti pemanfaatan teknologi
informasi yang dewasa ini semakin banyak jenisnya dan semakin beraneka ragam
pula aplikasinya. Kecenderungan yang jelas terlihat ialah desentralisasi pengambilan
keputusan karena melalui jaringan informasi yang dimungkinkan oleh teknologi
informasi, penanganan informasi tidak lagi menjadi domain para spesialis informasi
yang terkumpul dalam satuan kerja yang dikenal sebagai satuan kerja pemrosesan
data. Melainkan sudah meliputi seluruh lapisan organisasi misalnya berkat makin
luasnya penggunaan personal computer dan Notebook. Bahkan dengan telah
terciptanya “jalan raya informasi” dengan jaringan “internet”, pemanfaatan teknologi
tidak lagi terbatas hanya pada tingkat mikro yaitu di satu perusahaan, melainkan
sudah menjangkau jaringan nasional, regional dan bahkan global. Para pengambil
keputusan stratejik harus memperhitungkan perkembangan ini dan
menginkorporasikannya dalam perumusan misi organisasi atau perusahaan yang
dipimpinnya.
5. Concern for Survival, Groth and Profitability (Bertahan, Tumbuh, dan
Profitabilitas). Dalam hal ini pernyataan misi menunjukkan secara jelas komitmen
perusahaan terhadap kelangsungan hidup perusahaan, pertumbuhan dan kemampuan
untuk menghasilkan laba (profitabilitas). Suatu perusahaan yang dikelola dengan
baik, harus mencerminkan tiga hal sekaligus yaitu kesinambungan keberadaan
organisasi, kemampuan meraih keuntungan pada tingkat yang wajar, dan
pertumbuhan. Dalam kaitan ini kiranya relevan untuk menekankan bahwa tujuan
akhir suatu organisasi adalah meningkatkan kemampuannya untuk terus tumbuh dan
berkembang, baik dalam arti kuantitatif maupun dalam arti kualitatif. Secara
kuantitatif, pertumbuhan dapat terwujud membesarnya organisasi, diversifikasi
produk yang dihasilkan baik berupa barang maupun jasa, wilayah operasi yang makin
luas, pangsa pasar yang semakin besar dan jumlah pelanggan atau nasabah yang
semakin banyak dengan komposisi yang semakin beraneka ragam. Secara kualitatif,
pertumbuhan pada dasarnya berkisar pada makin besarnya kepercayaan berbagai
pihak yang berkepentingan terhadap organisasi karena kepentingan mereka semakin
terjamin. Bagi pelanggan atau nasabah misalnya, hal itu dapat berarti mutu barang
dan jasa yang dihasilkan semakin tinggi dan mutu pelayanan yang diberikan berakibat
pada kesediaan mereka untuk terus menjadi pelanggan atau nasabah perusahaan yang
bersangkutan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa suatu perusahaan yang
mampu meraih keuntungan pada tingkat yang wajar yang juga harus dinyatakan
dalam misi, berhasil memperoleh dan mempertahankan kepercayaan berbagai pihak
yang berkepentingan tersebut. Dengan perkataan lain, mencari keuntungan hanya
merupakan motif bagi perusahaan, bukan merupakan tujuan akhir. Dengan telah
mengatakan demikian kiranya menjadi jelas bahwa agar suatu perusahaan mampu
tumbuh dan berkembang, modal utamanya adalah kemampuannya mempertahankan
eksistensinya pada landasan yang semakin lama harus semakin kokoh. Itulah
sebabnya di muka ditekankan bahwa pemantapan keberadaan organisasi yang
berkelanjutan harus dijadikan sasaran utama yang dapat dibuktikan melalui
kemampuannya meraih keuntungan yang pada gilirannya merupakan modal yang
sangat penting untuk menentukan strategi pertumbuhan dan perkembangan seperti
yang telah disinggung di muka.
6. Philosophy (Filosofi). Pernyataan misi akan menjelaskan kepercayaan (beliefs), nilai
(values), aspirasi dan prioritas etis dari perusahaan. Salah satu bagian penting dari
misi perusahaan yang harus dinyatakan oleh para pengambil keputusan stratejik
menyangkut philosophi perusahaan. Dalam istilah yang popular philosophi
perusahaan dapat dikatakan sebagai “kredo” yang baik yang dinyatakan sebagai
keyakinan/kepercayaan dasar, sistem nilai, aspirasi dan segi-segi lain dalam
menjalankan aktivitas perusahaan. Philosophi itulah yang secara operasional
digunakan sebagai landasan berperilaku bagi semua orang dalam organisasi termasuk
dalam proses pengambilan keputusan dan dalam bertindak. Meskipun pernyataan
yang bersifat philosophi itu banyak persamaannya antara berbagai organisasi,
penekanan pada segi-segi tertentu bisa saja ditonjolkan oleh suatu perusahaan
misalnya yang menyangkut pemasaran dan pelayanan kepada konsumen, gaya
kepemimpinan, sumber daya manusia dan masalah keuangan. Dalam bidang
pemasaran dan pelayanan kepada konsumen, misalnya philosophi perusahaan dapat
dinyatakan dalam berbagai bentuk seperti : (a). Seluruh komponen dalam organisasi
dan para karyawannya harus berorientasi pada para konsumen karena menyadari
bahwa keberhasilan perusahaan baik untuk masa sekarang maupun masa depan sangat
tergantung pada kemampuan perusahaan untuk memuaskan para pelanggannya lebih
baik dari apa yang dapat dilakukan oleh para pesaing. (b) Bahwa perusahaan akan
menerapkan konsep pemasaran antara lain didasarkan pada kecenderungan yang
terjadi di pasar dan menyesuaikan proses produksi dengan tuntutan pasar dan selera
konsumen yang selalu berubah. (c). Bahwa perusahaan akan berupaya sekuat tenaga
untuk menyediakan produk bermutu tinggi secara berkesinambungan dengan harga
yang wajar disertai oleh pelayanan yang ramah, efisien dan mencerminkan pentingnya
para konsumen di mata perusahaan. (d) Perusahaan akan berupaya agar tempat
terjadinya interaksi antara para karyawan dan para konsumen nyaman, bersih, asri dan
ditata dengan rapi sehingga menyenangkan dan menarik bagi para konsumen tanpa
membeda-bedakan status sosial, kedudukan dan kemampuan keuangan para
pelanggan. Mengenai gaya dan tugas-tugas manajerial/kepemimpinan, philosophi
organisasi dapat dinyatakan sedemikian rupa sehingga tidak sulit menemukan gaya
yang akan digunakan oleh kelompok manajer dalam perusahaan dan kegiatan mereka
yang mencerminkan gaya tersebut. Umpamanya dapat dinyatakan bahwa : (a).
Manajemen akan menuntut agar setiap kegiatan operasional berorientasi pada
perolehan keuntungan yang wajar yang berarti bahwa hasilnya hendaknya dapat
diukur. (b). Manajemen dalam melakukan penilaian terhadap kinerja para pelaksana
kegiatan-kegiatan operasional tidak hanya melihat apakah para kayawan sibuk atau
tidak melainkan apakah mereka produktif atau tidak. (c) Peningkatan kemampuan
operasional dilakukan secara berkesinambungan misalnya melalui pendidikan dan
pelatihan, karena manajemen menyadari bahwa betapa pun tingginya produktivitas
yang telah dicapai , pasti masih dapat dicari dan ditemukan cara-cara yang lebih baik
sehingga produktivitas semakin meningkat. (d). Kalangan manajemen sendiri akan
dituntut agar lebih mampu melaksanakan fungsi-fungsi manajerial yang menjadi
tanggung jawabnya, seperti fungsi perencanaan yang didasarkan pada analisis yang
tepat tentang masa depan yang diinginkan, penyusunan program kerja yang realistis,
kesediaan mendelegasikan wewenang pada tingkat yang lebih rendah dalam
organisasi, memberikan motivasi secara tepat kepada para bawahan, melakukan
pengawasan yang bersifat mendidik, melakukan evaluasi yang objektif serta
menciptakan sistem umpan balik yang faktual, tepat waktu yang lengkap. (e).
Manajemen akan menumbuhsuburkan semangat kerja sama karena manajemen
menyadari bahwa dalam suatu organisasi tidak akan dicapai efektivitas dan
produktivitas yang tinggi apabila para anggotanya bekerja sendiri-sendiri tanpa
kesediaan bekerja sama dengan orang lain , (f). Manajemen menyadari bahwa betapa
pun tingginya pengetahuan, keterampilan, loyalitas dan dedikasi yang dimiliki oleh
para anggota organisasi, mereka adalah manusia biasa yang pasti tidak terlepas dari
kekurangan dan oleh karenanya dalam pelaksanaan tugas akan khilaf dan bahkan akan
berbuat kesalahan.
Oleh karena itulah akan diupayakan rumusan kebijakan organisasi yang jelas, uraian
tugas yang sederhana tetapi lengkap, bimbingan yang terus-menerus serta pengawasan
yang edukatif dan dalam hal pengenaan sanksi disiplin akan dilakukan secara
manusiawi. Satu aspek penting dinyatakan dalam philosophi organisasi menyangkut
manajemen sumber daya manusia. Dikatakan demikian karena pengalaman banyak
organisasi yang berhasil menunjukkan bahwa keberhasilan itu terutama karena
perlakuannya yang tepat terhadap sumber daya manusia yang terdapat dalam
organisasi tersebut.
7. Self Concept (Konsep-diri). Penyataan misi akan menjelaskan apa yang menjadi
kompetensi keunggulan (distinctive competencies) dari perusahaan dibandingkan
pesaingnya. Setiap organisasi atau perusahan merupakan satuan kerja dengan
karakteristik yang unik. Artinya setiap organisasi mempunyai jati diri yang khas dan
jati diri itulah yang membedakannya dari organisasi atau perusahaan lain termasuk
perusahaan lain yang bergerak dalam bisnis yang sama sekalipun. Apakah organisasi
atau perusahaan dipandang bona fde atau tidak, pantas dipercaya atau tidak, sangat
tergantung pada kemampuan para pengambil keputusan strategi dalam organisasi
memantapkan jati dirinya. Karena jati dirinya itulah yang akan di proyeksikan ke
lingkungan, logis apabila upaya pemantapan jati diri dan pengenalannya itu dimulai
secara internal. Langkah yang sangat fundamental yang harus diambil oleh para
manajer strategi dalam organisasi adalah aktualisasi dan sosialisasi tujuan, misi
philisophi/falsafah, kultur dan etos kerja perusahaan atau organisasi yang
bersangkutan sehingga mendarah daging dikalangan seluruh anggota organisasi yang
bersangkutan. Dalam proses aktualisasi dan sosialisasi harus diupayakan agar
pandangan-pandangan individual disesuaikan dengan pola bertindak dan berperilaku
yang diinginkan bahkan dituntut oleh organisasi. Pentingnya pemantapan jati diri
organisasi agar mendarah daging dalam kehidupan para anggotanya terlihat dengan
lebih jelas apabila diperhatikan bahwa jati diri perusahaan didasarkan pada persepsi
manajemen tentang cara berbagai pihak dilingkungan eksternal memberikan reaksi
terhadap keberadaan perusahaan yang bersangkutan seperti apakah layak dipercaya
atau tidak. Jati diri perusahaan berperan penting dalam memberikan arah tentang cara
para anggota perusahaan berperilaku seperti halnya dalam berinteraksi secara internal
dengan sesama anggota organisasi, dalam berhubungan dengan berbagai pihak yang
berkepentingan yang berada di luar organisasi serta dalam memberikan pelayanan
kepada para pelanggan atau nasabah . Mantap tidaknya pengenalan jati diri
perusahaan dikalangan para anggotanya sangat menentukan penilaian orang lain
tentang perusahaan tersebut. Jati diri perusahaan perlu terus-menerus
dikomunikasikan kepada semua anggota perusahaan dan kepada berbagai pihak lain
yang berinteraksi dengan perusahaan, apakah dalam kapasitas selaku penanam modal,
pemasok, distributor, agen, mitra kerja resmi di kalangan pemerintahan dan lain
sebagainya. Kesemuanya ini dapat diwujudkan apabila mereka yang bertanggung
jawab menyelenggarakan manajemen strategi dalam organisasi mampu mengenali
faktor-faktor kekuatan yang dimiliki oleh organisasi untuk dijadikan modal dalam
upaya lebih memantapkan keberadaan organisasi di samping kesediaan mengenali
kelemahan organisasi untuk diatasi dan apabila mungkin dihilangkan sama sekali.
8. Concern for public image (Perhatian Pada Citra Publik). Pernyataan misi akan
menunjukkan apakah perusahaan memiliki respons terhadap masalah-masalah sosial,
kemasyarakatan maupun terhadap masalah lingkungan. Jati diri yang dimantapkan
secara internal tidak semata-mata dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa memiliki
dan kebanggaan dalam diri para anggota organisasi. Jati diri tersebut harus pula
diproyeksikan ke masyarakat luas. Hal ini sangat penting karena seperti dimaklumi
suatu perusahaan atau organisasi hanya akan mampu mempertahankan keberadaannya
dan meningkatkan kemampuannya untuk tumbuh dan berkembang apabila perusahaan
tersebut mampu memperoleh dan mempertahankan kepercayaan berbagai pihak yang
berkepentingan. Memperoleh dan mempertahankan kepercayaan tersebut bukanlah
hal yang mudah dan pasti tidak datang dengan sendirinya. Seluruh kegiatan
organisasional berkaitan erat dengan ada tidaknya kepercayaan tersebut. Misalnya,
apakah tujuan organisasi dapat dipertanggung jawabkan secara moral, etis dan sosial?
Apakah organisasi memiliki kepekaan terhadap pemeliharaan dan pelestarian
lingkungan? Apakah perusahaan berupaya menghasilkan produk dengan mutu yang
setinggi mungkin? Apakah berbagai janji yang diberikan seperti jaminan pelayanan
purna jual, dipegang teguh oleh perusahaan? Apakah mutu barang atau jasa yang
dihasilkan sesuai dengan yang diiklankan? Apakah harga produk wajar dan pada
posisi bersaing dengan produk sejenis oleh pesaing? Apakah secara internal harkat
dan martabat manusia diakui dan dihargai? Apakah pola pengambilan keputusan
bersifat otokratik dan sentralistik ataukah menggunakan gaya yang partisipatif dan
dengan pola otonomi dan desentralisasi? Jelaslah bahwa pernyataan para manajer
strategi dalam organisasi yang dirumuskan dalam berbagai bentuk seperti tujuan,
sasaran, strategi, misi dan kebijaksanaan akan menjadi counterproductive apabila
tidak diakui oleh tindakan operasional yang sesuai.
9. Concern for employees (Perhatian Pada Karyawan). Bahwa pernyataan misi akan
menunjukkan apakah karyawan merupakan asset yang berharga bagi perusahaan.

Ciri-ciri misi yang baik :

1. Misi harus bersifat luhur dan berasal dari hati nurani yang paling dalam yang
merupakan keinginan paling luhur dari diri kita.
2. Bersifat fleksibel, tidak kaku dan mudah diubah. Artinya, misi tidak sekali jadi tapi
terbuka peluang untuk perbaikan dan perubahan
3. Misi harus menarik, sehingga mampu memotivasi kita karena kita akan terdorong
bekerja keras untuk sesuatu yang kita sukai.
4. Misi yang baik bukan bersifat materi dan berdasarkan ukuran-ukuran materi semata.
5. Misi harus jelas, mudah dihayati dan dipahami. Misi yang jelas akan mudah terwujud
dan direalisasikan;
6. Misi sebaiknya singkat, padat, dan terdiri dari satu kalimat sehingga mudah dihapal
dan diingat. (www. Mentorplus multiply.com)

Berikut adalah contoh misi dari beberapa perusahaan

Nama Perusahaan / Organisasi Pernyataan Misi

PT. Bank BNI Memberikan layanan prima dan solusi yang

bernilai tambah pada seluruh nasabah, dan

selaku mitra pilihan utama,

Meningkatkan nilai investasi yang unggul

bagi investor

PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Memberikan pelayanan yang terbaik berupa

kemudahan, produk dan jaringan yang

berkualitas dengan harga bersaing.

RCTI Bersama menyediakan layanan prima

Samsung Menjadi Digital Company terbaik

PT.Industri Kemasan Semen Gresik Menghasilkan laba yang pantas untuk


mendukung pengembangan perusahaan.

Memberikan deviden yang memuaskan bagi

pemegang saham.

The Belevue Hospital Rasa hormat, belas kasih, simpati, integritas,

dan keberanian, menjunjung tinggi keunikan

dan kerahasiaan bagi pasien, karyawan dan

masyarakat, serta progresif dalam

mengantisipasi dan memenuhi pelayanan

kesehatan di masa yang akan satang.

Rangkuman
Setiap perusahaan atau organisasi senantiasa mempunyai cita-cita ideal yang hendak dicapai,
cita-cita tersebut akan diperjuangkan agar jati dirinya jelas, yakni citra nilai dan kepercayaan
perusahaan. Citra nilai dan kepercayaan ini disebut dengan visi. Visi menjawab
pertanyaan : Apa yang ingin kita capai?. Pernyataan visi menunjukkan arah strategis
perusahaan untuk mencapai berbagai hasil di masa mendatang. Dalam visi, juga terdapat
nilai-nilai, aspirasi serta kebutuhan organisasi di masa mendatang Contoh visi General
Motor : menjadi pemimpin dunia dalam produk transportasi dan jasa yang terkait dengannya.

Misi yang disusun perusahaan berkaitan dengan visi. Misi suatu perusahaan akan
membedakan suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya yang sejenis. Misi dapat
didefinisikan adalah maksud dan kegiatan utama perusahaan dan membedakannya dengan
perusahaan lain dalam bidang/jenis yang sama Misi menjawab pertanyaan : Bagaimana kita
mencapainya? Ada 9 ciri yang harus terdapat dalam misi perusahaan yaitu : 1). Konsumen
atau pasar yang menjadi sasaran. Misi harus menjelaskan siapa yang menjadi pelanggan bagi
produk perusahaan. 2). Product or service ( Barang atau jasa). Perusahaan harus menyebutkan
secara spesifik produk atau jasa pelayanan apa yang akan dihasilkan/diberikan. 3). Market
(Pasar). Pernyataan misi menetapkan di pasar mana produk perusahaan akan bersaing
dengan produk yang dihasilkan oleh perusahaan pesaing, apakah pada wilayah yang bersifat
lokal, regional dalam arti satu bagian wilayah domestik, nasional yang berarti meliputi
seluruh wilayah Negara. Regional dalam arti mencakup kawasan beberapa Negara atau yang
bersifat global. 4). Tecnology (Teknologi). Pernyataan misi menyebutkan arah
pengembangan teknologi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. 5). Concern for
survival, Growth and profitability (bertahan, tumbuh, dan profitabilitas). Pernyataan misi
menunjukkan secara jelas komitmen perusahaan terhadap kelangsungan hidup perusahaan,
pertumbuhan dan kemampuan untuk menghasilkan laba/profitability. 6).Philosiphy (filosofi).
Filisofi perusahaan dapat dikatakan sebagai keyakinan atau kepercayaan dasar, sistem nilai,
aspirasi dan segi-segi lain dalam menjalankan aktivitas perusahaan. Filosofi inilah yang
dijadikan sebagai landasan dalam berperilaku semua orang dalam organisasi. 7). Self
Concept (konsep diri). Pernyataan misi akan menjelaskan apa yang menjadi kompetensi
keunggulan perusahaan dibandingkan dengan kompetensi keunggulan pesaing. 8). Concern
for Public Image (perhatian pada citra publik). Pernyataan misi akan menunjukkan apakah
perusahaan memiliki respon terhadap masalah sosial kemasyarakatan maupun terhadap
masalah lingkungan. 9). Concern for employees (Perhatian pada Karyawan). Bahwa
pernyataan misi akan menunjukkan apakah karyawan merupakan aset yang berharga bagi
perusahaan. Contoh Misi PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk : Memberikan pelayanan
yang terbaik berupa kemudahan, produk dan jaringan yang berkualitas, dengan harga
kompetitif.

Latihan

Tes Formatif

Anda mungkin juga menyukai