a. Visi
Visi adalah suatu pernyataan tentang gambaran keadaan dan
karakteristik yang ingin dicapai oleh suatu lembaga pada masa yang akan
datang. Banyak interpretasi yang dapat keluar dari pernyataan keadaan ideal
yang ingin dicapai lembaga tersebut. Visi itu sendiri tidak dapat dituliskan
secara lebih jelas menerangkan detail gambaran sistem yang ingin ditujunya
oleh kemungkinan kemajuan dan perubahan ilmu serta situasi yang sulit
diprediksi selama masa yang panjang tersebut. Pernyataan visi harus selalu
berlaku pada semua kemungkinan perubahan yang terjadi sehingga visi
hendaknya bersifat fleksibel. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi
oleh suatu pernyataan visi, yaitu:
1) Berorientasi pada masa depan
2) Tidak dibuat berdasarkan kondisi atau tren saat ini
3) Mengekspresikan kreativitas
4) Berdasar pada prinsip nilai yang mengandung penghargaan bagi
masyarakat
10) Apa produk atau jenis jasa yang akan diberikan organisasi di masa depan?
11) Apa yang harus dikerjakan organisasi untuk menyiapkan produk baru
tersebut?
12) Apakah jawaban pertanyaan-pertanyaan di atas merefleksikan visi
organisasi? Bila tidak, pertanyaan mana yang harus ada dan apa
jawabannya?
c. Menyusun Visi
Menurut Kuncoro (2006) formulasi visi sangat penting sebagai arah
strategi dan pedoman melaksanakan strategi yang diformulasikan. Visi yang
baik (vision of succes) dapat didefinisikan sebagai “deskripsi tentang apa yang
ingin dicapai oleh organisasi setelah organisasi tersebut mengimplementasikan
strateginya dan mencapai potensi sepenuhnya. Visi yang terumuskan dengan
baik setidaknya harus memiliki dua unsur utama, yaitu:
1. Ideologi inti.
Untuk dapat melaksanakan visi yang telah ditetapkan, pimpinan atau pihak
perusahaan sebaiknya memberikan gambaran yang konkrit dari visi
perusahaan. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar anggota organisasi lebih
mampu untuk memahami tujuan jangka panjang organisasiatau
perusahaan.
Kalau misi menggambarkan kehendak organisasi maka visi lebih jauh lagi.
Helgeso (1990) seperti yang dikutip oleh Salusu (1996) menjelaskan
bagaimana rupa seharusnya suatu organisasi dapat berjalan dengan baik. Visi
keberhasilan dapat dijelaskan sebagai suatu deksripsi tentang bagaimana
seharusnya rupa dari suatu organisasi pada saat ia berhasil dengan sukses
melaksanakan strateginya dan menemukan dirinya yang penuh potensi yang
mengagumkan. Meskipun dalam perumusan misi sudah terjadi perdebatan yang
mungkin cukup sengit, menggambarkan visi pun masih sering dilakukan
dengan diskusi panjang diantara berbagai pandangan yang mungkin saling
bertentangan. Menurut Huge (1990) seperti yang dikutip oleh Salusu (1996),
perumusan visi adalah tugas dari manajemen tingkat atas. Namun, itu
haruslah merupakan proses interaksi yang memberi peluang untuk
mendapatkan umpan balik dari semua tingkat manajemen.
Untuk menggambarkan visi keberhasilan, diperlukan keberanian melihat ke
depan karena masa depan selalu penuh dengan tantangan. Selain itu, juga
dituntut kerja keras untuk menterjemahkan visi itu dalam bentuk yang nyata dan
menanggulangi berbagai rintangan yang dapat menghambat direalisasikannya
visi itu seperti diuraikan dalam misi. Disamping kerja keras, diperlukan disiplin
dari semua pihak terutama para pengambil keputusan tingkat tinggi. Visi
keberhasilan sebenarnya sudah dapat memberikan aba-aba tentang keputusan-
keputusan besar dan kecil yang dapat dibuat (Salusu, 1996).
f. Strategi Mencapai Visi
Strategi adalah proses untuk menentukan arah yang harus dituju oleh
perusahaan agar misinya tercapai dan sebagai daya dorong yang akan
membantu perusahaan dalam menentukan produk, jasa, dan pasarnya di masa
depan. Strategi juga merupakan pola tindakan utama yang dipilih untuk
mewujudkan visi organisasi melalui misi. Strategi dirumuskan untuk
menggalang berbagai sumber daya organisasi dan mengarahkannya ke
pencapaian visi organisasi. Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, strategi
memainkan peran penting dan menentukan dalam mempertahankan
kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan. Oleh karena manajemen
strategik merupakan proses yang berkelanjutan, sekali strategi yang telah
dipilih diimplimentasikan, seringkali diperlukan modifikasi atas strategi
tersebut, disesuaikan dengan perubahan lingkungan dan kondisi organisasi.
Perumusan strategi dan penerjemahan strategi ke dalam langkah-langkah
operasional dipenuhi dengan rangkaian pengambilan keputusan strategik. Suatu
keputusan dikatakan sebagai keputusan strategik jika memenuhi syarat berikut
ini:
1. Keputusan tersebut mencakup beberapa bagian organisasi atau keseluruhan
komponen organisasi
2. Keputusan tersebut memerlukan pemerolehan dan pengalokasian sumber
daya yang cukup besar (baik sumber daya manusia, keuangan, informasi dan
fisik).
3. Keputusan tersebut berdampak jangka panjang ke masa depan.