Anda di halaman 1dari 29

Kelompok 2 :

1. Oki Saputra 1910841016


2. Vania Aurellia Evandra 1910842035
3. Indah Cikita Julianti 1910841031
4. Silvia Anita Trisya 1910842006
5. Claristha Audiva 1910843026
6. Vandella Rizka Alda 1910842021
7. Kezia Salsabila 1910841006

Isu-isu Strategis
Arah Organisasi
Dalam mendirikan suatu organisasi/Perusahaan langkah yang harus
dilakukan yaitu membuat visi, misi dan tujuan organisasi. Visi dan misi
merupakan landasan penyelenggaraan program sebuah instansi.
George Barna (1992) yang dikutip dari Abd.Rahman Rahim &Enny
Radjab (2017) menyatakan bahwa visi merupakan suatu gambaran
metal yang jelas mengenai masa depan yang lebih baik yang
dikaruniakan kepada orang tertentu karena pemahamannya yang akurat
terhadap arti dan makna kehidupan, citra dan pesan diri serta kepekaan
terhadap situasi yang ada.
Pembentukan Visi Organisasi/Perusahaan
• Adapun beberapa definisi mengenai visi yaitu:
• Visi, merupakan kemampuan untuk melihat pada inti persoalan, pandangan, wawasan apa
yang tampak dalam khayal, penglihatan atau pengamatan.(Kamus Besar Bahasa Indonesia)
• Visi, yaitu kemampuan memandang, kemampuan memahami apa yang akan diwujudkan
pada masa mendatang.
• Visi, merupakan bayangan tentang masa depan organisasi, baik itu perusahaan atau lembaga.
• Visi, adalah sebuah pandangan masa depan organisasi yang realistis, bisa dipercaya, atraktif,
dan suatu kondisi yang lebih baik dibandingkan dengan kondisi sekarang.
• Visi adalah suatu gambaran menantang tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan
citra yang ingin diwujudkan instansi pemerintah.
• Visi berkaitan dengan pandangan masa depan, menyangkut kemana instansi pemerintah
harus dibawa dan diarahkan agar dapat bekerja secara konsisten dan tetap eksis, antisipatif,
inovatif, serta produktif. (LAN, Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah).
• Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa visi merupakan sebuah cara
pandang sebuah organisasi terhadap harapan yang ingin di capai di masa yang akan
datang. Ada dua aspek penting dalam suatu visi yaitu aspek bentuk berupa bahasa visi,
aspek substansi yaitu lingkup isi visi.Bahasa visi adalah bahasa benda, keadaan atau
hasil.Isi visi menggambarkan jenis-jenis atau berbagai hasil yang diinginkan.Bahasa
misi mengandung tugas, atau bahasa kerja yang berisi tugas-tugas yang diperlukan
untuk mencapai visi, serta sumber tujuan dan sasaran satuan kerja dalam organisasi.
• Perumusan dan penetapan visi merupakan langkah penting bagi satuan organisasi, dan
bermanfaat dalam mengarahkan, meyakinkan, serta memberi harapan untuk mencapai
tujuan/ cita-cita, memperkuat dukungan/komitmen, memotivasi, dan menggerakkan
semangat seluruh satuan organisasi/kerja.
• Menurut Wibisono (2006;43), visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan
cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa
depan. Atau dapat dikatakan bahwa visi merupakan pernyataan want tobe dari
organisasi atau perusahaan. Visi juga merupakan hal yang sangat krusial bagi
perusahaan untuk menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang
Visi yang efektif antara lain harus memiliki karakteristik seperti:
a) Imagible (dapat di bayangkan).
b) Desirable (menarik).
c) Feasible (realities dan dapat dicapai).
d) Focused (jelas).
e) Flexible (aspiratif dan responsif terhadap perubahan lingkungan).
f) Communicable (mudah dipahami).
g) Pada dasarnya visi harus dapat menggambarkan beberapa hal:
• Menetapkan arah tentang apa yang harus dilaksanakan oleh organisasi agar berhasil.
• Menyatakan kemana organisasi diarahkan, akan menjadi apa. atau untuk berapa lama atau
sampai kapan
• Kondisi ideal yang ingin dicapai oleh perusahaan di masa yang akan datang, meskipun
mungkin tidak akan pernah tercapai, tetapi orang-orang dalam organisasi itu tidak akan pernah
berhenti untuk mencapainya.
h) Jika suatu organisasi mampu menyusun visi yang tepat akan membantu pada tiga hal penting :
a. Menjelaskan arah yang diinginkan secara gamblang, jelas dan tegas. b. Mendorong dan
memotivasi orang untuk 'bergerak' ke arah yang benar, meski langkah-langkah awal mungkin
menyakitkan. c. Membantu mengkoordinasikan tindakan orang-orang yang berasal dari bidang-
bidang yang berbeda.
Misi Organisasi/Perusahan
Adapun beberapa definisi misi yaitu:
• Misi, merupakan tugas yang dirasakaan orang sebagai suatu
kewajiban untuk melakukannya demi agama, ideology,
patriotism, dll.
• Misi, adalah tugas khusus yang menjadi tanggung jawab
seseorang atau sekelompok orang
• Misi, merupakan langkah/kegiatan yang harus dilaksanakan
guna merealisasikan tercapainya visi.
• Misi, yaitu tindakan starategis untuk meraih visi organisasi.dan
• Misi, ialah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh
instansi pemerintah sebagai penjabaran visi yang telah
ditetapkan.
• Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa misi merupakan usaha, kegiatan,

tindakan yang strategis; dan merupakan tugas satuan yang mendukung tugas kerja organisasi.

Visi dan misi perlu dirumuskan dengan jelas dan benar.Oleh karena diperlukan adanya beberapa

karakteristik atau kriteria rumusan visi dan misi yang jelas dan benar pula.Pernyataan misi harus

mampu menentukan kebutuhan apa yang dipuasi oleh perusahaan, siapa yang memiliki

kebutuhan tersebut, dimana mereka berada dan bagaimana pemuasan tersebut dilakukan.

• Menurut Drucker ,Pada dasarnya misi merupakan alasan mendasar eksistensi suatu organisasi.

Pernyataan misi organisasi, terutama di tingkat unit bisnis menentukan batas dan maksud

aktivitas bisnis perusahaan. Jadi perumusan misi merupakan realisasi yang akan menjadikan

suatu organisasi mampu menghasilkan produk dan jasa berkualitas yang memenuhi kebutuhan,

keinginan dan harapan pelanggannya.

• Menurut Wheelen,Misi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan tujuan atau alasan

eksistensi organisasi yang memuat apa yang disediakan oleh perusahaan kepada masyarakat,

baik berupa produk ataupun jasa.Pernyataan misi merupakan sebuah kompas yang membantu

untuk menemukan arah dan menunjukkan jalan yang tepat dalam organisasi.
Tujuan dari pernyataan misi adalah mengkomunikasikan kepada stakeholder, di
dalam maupun luar organisasi, tentang alasan pendirian perusahaan dan ke arah
mana perusahaan akan menuju. Oleh karena itu, rangkaian kalimat dalam misi
sebaiknya dinyatakan dalam satu bahasa dan komitmen yang dapat dimengerti dan
dirasakan relevansinya oleh semua pihak yang terkait. Langkah penyusunan misi yang
umum dilakukan oleh organisasi atau perusahaan adalah dengan mengikuti tahap-
tahap berikut ini:

• Melakukan proses brainstorming dengan mensejajarkan beberapa kata yang


menggambarkan organisasi

• Penyusunan prioritas dan pemfokusan pada kata-kata yang paling penting

• Mengkombinasikan kata-kata yang telah dipilih menjadi kalimat atau paragraf yang
menggambarkan misi perusahaan

• Mengedit kata-kata sampai terdengar benar atau sampai setiap orang kelelahan
untuk adu argumentasi berkaitan dengan kata atau fase favorit mereka
• Untuk menjamin bahwa misi yang telah dicanangkan merupakan
sebuah misi yang baik harus:
• Cukup luas untuk dapat diterapkan selama beberapa tahun sejak
saat ditetapkan
• Cukup spesifik untuk mengkomunikasikan arah
• Fokus pada kompetensi atau kemampuan yang dimiliki perusahaan
• Bebas dari jargon dan kata-kata yang tidak bermakna.
• Misi Perusahaan suatu maksud yang mendasar dan unik yang
membedakan suatu perusahaan dari perusahaanperusahaan sejenis
dan yang mengisyaratkan lingkup operasinya dengan menyatakan
barang atau jasa yang dihasilkan serta pasar yang dilayaninya.
Whittaker(1995) menyatakan bahwa misi menunjukkan karakteristik sebagai berikut:

• Menyatakan apa yang harus dicapai oleh organisasi serta kegiatan khusus (spesifik) apa yang harus dilaksanakan

dalam upaya pencapaiannya, serta pentingnya bagi organisasi. yang bersangkutan yang terkait dengan kegiatan

utamanya (what business are we in).

• Merupakan business definition the purpose atau the reason for existence dari suatu organisasi.

• Memformulasikan sasaran organisasi, Menetapkan tujuan perusahaan

• Penciptaan nilai., Falsafah perusahaan

• Hubungan antara Perumusan Visi dan Strategi Perusahaan

• Setelah visi dirumuskan maka seluruh strategi perusahaan harus mengacu pada visi tersebut dan tidak boleh dibalik,

strategi dulu yang disusun duluan baru visi belakangan. Sebab hal ini di khawatirkan strategi tidak akan efektif

karena komitmen dan arah tujuan seluruh orang dalam perusahaan berbeda dan terkotak-kotak dalam functional

structure.

• Dalam mengkomunikasikan visi peran leadership sangat menentukan.Menurut Davidson (1995:75), peran leadership

dalam mengkomunikasikan visi dapat melalui : 1. Education (menumbuhkan pemahaman terhadap visi). 2.

Authentication (menumbuhkan keyakinan kepada semua pihak bahwa “kata sesuai dengan perbuatan”). 3.

Motivation (menumbuhkan kemauan dari dalam diri pegawai – self motivated workforce – untuk berperilaku sesuai

dengan tujuan perusahaan).


Davidson (1995:76) menambahkan ada 7 elemen kunci yang dapat digunakan untuk meningkatkan efektifitas

komunikasi visi (effective communication of vision) antara lain :

• Simplicity (visi sebaiknya dituliskan secara sederhana sehingga mudah dikomunikasikan kepada semua

orang baik secara internal maupun eksternal perusahaan).

• Metaphor, analogy and example (visi dapat secara sederhana dituliskan melalui kata-kata yang bersifat

kiasan, analogi dan contoh agar visi dapat lebih mudah dikomunikasikan).

• Multiple forum (mengkomunikasikan visi dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain dapat melalui

rapat besar, memo, surat kabar, poster dan pembicaraan informal lainnya).

• Repetition (visi akan dapat meresap dan dipahami secara mendalam biasanya setelah para pegawai

mendengar visi tersebut berkali-kali).

• Leadership by example (mengkomunikasikan visi akan lebih efektif jika dilakukan dengan adanya kesamaan

antara perkataan dan perilaku atasan).

• Explanation of seeming inconsistencies (jika ternyata terdapat inkonsistensi maka manajemen harus segera

memberikan penjelasan kepada seluruh pegawai secara sederhana dan jujur untuk menghindari berkurangnya

kepercayaan pegawai pada manajemen).

• Give and take (mengkomunikasikan visi akan lebih efektif apabila penyampaiannya dilakukan dua arah).
Analisis Situasi: SWOT
Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal suatu organisasi yang
selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program kerja.
Analisis internal meliputi peniaian terhadap faktor kekuatan (Strength) dan kelemahan
(Weakness).Sementara, analisis eksternal mencakup faktor peluang (Opportunity) dan
tantangan (Threaths). Ada dua macam pendekatan dalam analisis SWOT, yaitu:

1. Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT

Pendekatan kualitatif matriks SWOT sebagaimana dikembangkan oleh Kearns


menampilkan delapan kotak, yaitu dua paling atas adalah kotak faktor eksternal
(Peluang dan Tantangan) sedangkan dua kotak sebelah kiri adalah faktor internal
(Kekuatan dan Kelamahan).Empat kotak lainnya merupakan kotak isu-isu strategis
yang timbul sebagai hasil titik pertemua antara faktor-faktor internal dan eksternal.
Ket:
• Sel A: Comparative Advantages
Sel ini merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang sehinggamemberikan kemungkinan
bagi suatu organisasi untuk bisa berkembang lebihcepat.
• Sel B: Mobilization
Sel ini merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. Di sini harus dilakukanupaya mobilisasi
sumber daya yang merupakan kekuatan organisasi untuk Comparative Advantage
Divestment/Investment Damage Control Mobilization memperlunak ancaman dari luar tersebut,
bahkan kemudian merubah ancaman itumenjadi sebuah peluang.
• Sel C: Divestment/Investment
Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan peluang dari luar.Situasi seperti ini
memberikan suatu pilihan pada situasi yang kabur. Peluangyang tersedia sangat meyakinkan namun
tidak dapat dimanfaatkan karenakekuatan yang ada tidak cukup untuk menggarapnya. Pilihan
keputusan yang diambil adalah (melepas peluang yang ada untuk dimanfaatkan organisasi lain)atau
memaksakan menggarap peluang itu (investasi).
• Sel D: Damage Control
Sel ini merupaka kondisi yang paling lemahdari semua sel karena merupakan pertemuan antara
kelemahan organisasi dengan ancaman dari luar, dan karenanyakeputusan yang salah akan membawa
bencana yang besar bagi organisasi. Strategi yang harus diambil adalah Damage Control
(mengendalikan kerugian) sehingga tidak menjadi lebih parah dari yang diperkirakan.
2. Pendekatan Kuantitatif Analisis SWOT

Data SWOT kualitatif di atas dapat dikembangkan secara kuantitaif melaluiperhitungan Analisis SWOT

yang dikembangkan oleh Pearce dan Robinson(1998) agar diketahui secara pasti posisi organisasi yang

sesungguhnya. Perhitungan yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

a. Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) point faktor serta jumlahtotal perkalian skor dan bobot

(c = a x c. Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadran SWOT.
b) Pada setiap faktor S-W-O-T;

Menghitung skor (a) masing-masing point faktor dilakukan secara saling bebas(penilaian

terhadap sebuah point faktor tidak boleh dipengaruhi atau mempengeruhi penilaian terhadap

point faktor lainnya. Pilihan rentang besaran skor sangat menentukan akurasi penilaian

namun yang lazim digunakan adalah dari 1 sampai 10, dengan asumsi nilai 1 berarti skor

yang paling rendah dan 10berarti skor yang peling tinggi.

Perhitungan bobot (b) masing-masing point faktor dilaksanakan secara saling

ketergantungan. Artinya, penilaian terhadap satu point faktor adalah denganmembandingkan

tingkat kepentingannya dengan point faktor lainnya. Sehingga formulasi perhitungannya

adalah nilai yang telah didapat (rentang nilainya samadengan banyaknya point faktor)

dibagi dengan banyaknya jumlah point faktor).

b. Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d) dan faktor O dengan

T (e); Perolehan angka (d = x) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu X, sementara

perolehan angka (e = y) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu Y;


Contoh isu-isu strategis
• Isu-isu starategis yang terindentifikasi dari RPJMDesa dan musrenbang
(musyawarah rencana pembangunan) di Kecamatan Pitumpanua Kabupaten
Wajo yaitu terkait infrakstruktur Desa, sarana pendidikan dan kesehatan,
sarana kemasyarakatan, sarana transportasi, kebutuhan air untuk petani,
peningkatan sarana Pendidikan, kesehatan dan produksi pertanian.
Sementara isu-isu strategis yang teridentifikasi dari prioritas isu yang
bersumber dari masyarakat menunjukkan sarana prasarana desa yang
kurang memadai khususnya pembangunan jalan pedesaan, dari
penyelenggaraan pemerintahan memerlukan penanganan informasi desa,
pembinaan memerlukan sarana prasarana olahraga dan pemberdayaan
memerlukan pelatihan keterampilan bagi masyarakat desa sebagai prioritas.
Isu strategis Kabupaten Flores Timur sebagai berikut:

• Peningkatan produksi, produktivitas dan pemasaran hasil pertanian;

• Perlindungan dan pelestarian sumberdaya laut yang bersinergi dengan pengembangan kawasan konservasi

dan perlindungan biota/ mamalia laut;

• Penciptaan lapangan kerja baru melalui usaha mikro, kecil dan menengah serta perluasan kesempatan kerja

melalui penguatan iklim investasi;

• Kurang didorongnya pengembangan kewirausahan, industri berbasis sumber daya lokal yang menyerap

tenaga kerja lokal;

• Aksesibilitas dan pelayanan pendidikan;

• Aksesibilitas pelayanan kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan;

• Ketersediaan dan kualitas sarana prasarana pendidikan belum memadai;

• Ketersediaan dan kualitas sarana prasarana kesehatan belum memadai;

• Masih tingginya pertumbuhan penduduk;

• Penanggulangan kemiskinan, permasalahan sosial dan pengangguran;

• Kualitas tata kelola pemerintahan yang kurang optimal atau belum menerapkan prinsip-prinsip dasar tata

kelola pemerintahan yang baik;

• Kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana transportasi;


Ketersediaan air baku;
• Kualitas dan kuantitas perumahan dan lingkungan permukiman;
• Lingkungan hidup;
• Pengendalian pemanfaatan ruang;
• Penataan dan penguatan kelembagaan pemerintahan desa serta
peningkatan kapasitas aparatur desa dan pemberdayaan masyarakat.
Terkait pembangunan kesehatan, ada 4 isu strategis yang menjadi
arahan Presiden, yaitu:
• Penurunan angka stunting;
• Kematian ibu dan bayi;
• Perbaikan pengelolaan sistem JKN;
• Penguatan pelayanan kesehatan; serta
• Isu terkait obat dan alat kesehatan
Contoh Isu-Isu Strategis
• Contoh isu strategis yang terdapat dalam RPJMD Gubernur DKI Jakarta Tahun
2013
• Pengembangan Sistem Transportasi, dengan mengedepankan pada sistem angkutan
massal yang terpadu serta memperhatikan mobilitas orang dan barang dari dan ke
wilayah Jabodetabek.
• Antisipasi banjir, rob, dan genangan, dengan memfokuskan pada pengefektifan
Masterplan Pengendalian Banjir.
• Peningkatan Kualitas Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kota, dengan
menerapkan prinsip-prinsip revitalisasi dalam bentuk perbaikan lingkungan
maupun pembangunan rumah secara vertikal untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dengan rumah sebagai fokus utama.
• Peningkatan Kualitas dan Kuantitas RTH, meliputi aspek peningkatan luasan serta
penataan RTH yang diprioritaskan pada pembangunan taman kota, taman
interaktif dan hutan kota serta peningkatan kualitas ruang terbuka hijau (RTH).
• Pengurangan Ketimpangan Ekonomi dan Perluasan Kesempatan Kerja, dengan
mengedepankan pada pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
termasuk pedagang informal melalui kebijakan maupun penyediaan fasilitas
dan modal kerja;
• Pembangunan Budaya Multi-Kultur, dengan tetap memelihara,
mengembangkan budaya Betawi serta mengaplikasikannya ke dalam berbagai
aspek kehidupan termasuk dalam pembangunan arsitektur kota;
• Peningkatan Pelayanan Publik, dengan mengedepankan reformasi birokrasi dan
memfokuskan pada aspek kelembagaan, aparatur, dan tata laksana dengan
menerapkan prinsip-prinsip good governance;
• Peningkatan Kualitas Pendidikan, meliputi penyediaan prasarana dan sarana,
peningkatan kualitas tenaga pendidik, pengelolaan sistem pendidikan yang
berkualitas dan pembiayaan pendidikan;
• Peningkatan Kualitas Kesehatan Masyarakat, dengan mengedepankan
peningkatan kualitas prasarana sarana kesehatan, kualitas tenaga medis dan
paramedis, perbaikan sistem pelayanan dengan memperhatikan
keterjangkauan dan ketersediaan pelayanan untuk seluruh masyarakat Jakarta
termasuk masyarakat miskin dan kelompok masyarakat berkebutuhan khusus.
Contoh isu strategis pemerintah dalam RPJMN 2020-2024 dengan visi “Terwujudnya
Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong
Royong”, diwujudkan melalui sembilan Misi, yang dijabarkan ke dalam tujuh agenda
pembangunan, yaitu

• Memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang


berkualitas dan berkeadilan,
• Mengembangkan wilayah untuk mengurangi kesenjangan dan
menjamin pemerataan,
• Meningkatkan sumber daya manusia berkualitas dan berdaya
saing,
• Revolusi mental dan pembangunan kebudayaan,
• Memperkuat infrastruktur untuk mendukung pengembangan
ekonomi dan pelayanan dasar,
• Membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan
bencana, dan perubahan iklim, dan
• Memperkuat stabilitas polhukhankam dan transformasi
pelayanan publik.
Pendekatan Isu-Isu Strategis
Ada tiga pendekatan untuk identifikasi isu-isu strategis yang mungkin: pendekatan
langsung, pendekatan tujuan, visi pendekatan keberhasilan, pendekatan tidak
langsung, pendekatan pemetaan oval ( Eden dan Ackermann, 1998; Bryson,
Ackermann, Eden, dan Finn, 2004), pendekatan masalah ketegangan (Nutt dan
Backoff,1992), dan pendekatan analisis sistem (Senge, 1990), Pendekatan mana yang
terbaik tergantung pada sifat dari lingkungan yang lebih luas dan karakteristik
organisasi atau masyarakat.
1. Pendekatan langsung ( The Direct Approach )
Berguna dalam pemerintah dan organisasi nirbala perencanaan bergerak lurus dari
peninjauan mandate, misi, dan SWOT hingga identifikasi isu-isu strategis. Pendekatan
langsung paling bagus bila :
• Tidak ada kesempatan tentang sasaran, atau sasaran dimana tidak kesempatan yang
terlalu abstrak untuk digunakan;
• Tidak visi keberhasilan sebelumnya, dan mengembangkan visi yang didasarkan
pada konsensus yang sulit;
• Tidak ada otoritas hierarkis yang bias memaksa stakeholder lain;
• Lingkungannya demikian kacau sehingga pengembangan sasaran atau visi tampak
tidak bijaksana, dan tindakan parsial sebagai tanggapan segera atas isuisu penting
tampaknya sangat tepat. Contoh : isu-isu strategis Nursing Service
2. Pendekatan sasaran ( The Goals Approach )
• Lebih terkait dengan teori perencanaan tradisional dimana organisasi membangun
tujuan dan sasaran bagi dirinya sendiri kemudian mengidentifikasi isu-isu atau
mengembangkan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut. Agar
pendekatan itu bekerja, kesepakatan yang dalam dan sangat luas pada tujuan dan
sasaran harus mungkin, serta tujuan dan sasaran itu sendiri harus spesifik dan cukup
terperinci guna memberikan petunjuk yang berguna dalam pembangunan strategik.
• Contoh : sasaran kebijakan Hennepin County,sasaran pemberian pelayanan , sasaran
keuangan, sasaran manajemen.
3. Pendekatan visi keberhasilan ( The Vision of Success )
• Organisasi diminta untuk mengembangkan gambaran “terbaik” tentang dirinya
sendiri dimasa depan ketika organisasi memenuhi misinya dan mencapai
keberhasilan. Maka isu-isu strategis meliputi bagaimana organisasi harus bergerak
dari jalannya kini hingga bagaimana organisasi akan terlihat dan berperilaku
berdasarkan visi keberhasilannya sendiri.
Contoh : Health center menerapkan pendekatan visi keberhasilan. Tim perencanaan
strategisnya mengidentifikasi empat kemungkinan skenario : Tetap menjadi divisi dari
departemen kesehatan kota. Menjadi pusat kesehatan komunitas yang nirlaba dan
otonom. Menjadi lembaga komunitas “payung” nirlaba dan otonom yang mewadahi
sederetan organisasi kesehatan dan human service. Menjadi satu komponen dari
organisasi perawatan kesehatan yang nirlaba dan otonom.
• Pendekatan Pemetaan Oval
Pendekatan pemetaan oval melibatkan penciptaan kata-dan panah diagram dimana
pernyataan tentang tindakan potensial organisasi mungkin mengambil, bagaimana
tindakan ini mungkin diambil, dan mengapa dihubungkan oleh panah yang
menunjukkan sebab dan akibat atau hubungan pengaruh antara mereka. Dengan kata
lain panah menunjukkan bahwa tindakan A dapat menyebabkan atau mempengaruhi B,
yang pada gilirannya menyebabkan tau mempengaruhi C, dan seterusnya; jika
organisasi melakukan A, dapat berharap untuk menghasilkan hasil B, yang pada
gilirannya dapat diharapkan untuk menghasilkan hasil C. Peta-peta ini dapat terdiri
dari ratusan hubungan yang saling berhubungan, yang menunjukkan daerah yang
berbeda kepentingan dan hubungan mereka satu sama lain. Kelompok penting dari
tindakan potensi mungkin merupakan isu strategis.
• Pendekatan Tekanan Personal
Pendekatan tekanan personal dikembangkan oleh Nutt dan Backoff ( 1992,1993) dan
uraikan oleh Nutt, Backoff, dan Hogen (2000). Para penulis ini berpendapat bahwa
selalu ada empat dasar ketegangan di sekitar isu strategis. Ketegangan ini melibatkan
sumber daya manusia (terutama masalah ekuitasi), inovasi dan perubahan,
pemeliharaan tradisi, dan peningkatan produkttivitas, dan berbagai kombinasinya.
Penulis ini menunjukkan cara mengkritisi isu-isu yang dibingkai, menggunakan
ketegangan ini secara terpisah dan dalam kombinasi untuk menemukan cara terbaik
untuk membingkai masalah ini. Kritik mungkin perlu untuk menjalankan melalui
beberapa siklus sebelum cara yang paling bijaksana untuk membingkai masalah ini
ditemukan.
Pendekatan Analisis Sistem

Pendekatan analisis sistem dapat digunakan untuk membedakan cara terbaik untuk
membingkai masalah ketika area isu dapat dikonseptualisasikan sebagai sebuah sistem
(dan masalah daerah hampir selalu bisa) dan ketika sistem berisi efek umpan balik yang
kompleks yang harus dimodelkan untuk memahami sistem
(Senge,1990;sterman,2000). Banyak sistem tidak memerlukan pemodelan formal untuk
dipahami, tetapi yang lain dilakukan, dan itu bisa berbahaya untuk bertindak pada
sistem yang lebih kompleks tanpa cukup menghargai apa sistem ini dan bagaimana
berperilaku. Semakin rumit sistem, semakin sulit untuk model dan bantuan yang lebih
ahli akan diperlukan. Tapi ada batas untuk analisis batas untuk analisis sistem, karena
ada sistem tidak ada yang bisa memahami metodologi saat diberikan. Kebijaksanaan
yang cukup diperlukan untuk tahu kapan itu sangat berharga mencoba analisis canggih,
yang analis digunakan, dan bagaimana menafsirkan dan memanfaatkan hasil
Litmus Test
Setelah didapat isu-isu strategis dengan menggunakan critical analisys, maka
untuk mengetahui isu mana yang paling strategis dibanding dengan isu
yang lain selanjutnya digunakan pendekatan Litmus Tes agar dapat
ditentukan isu-isu mana yang benar-benar strategis yang nantinya akan
dirangking dari yang paling strategis ke yang strategis
Menurut John Bryson (1995:184-185) Test ini minimal memuat beberapa
pertanyaan penting yang harus dijawab.
1.Apakah isu tersebut menjadi agenda policy makers dari pimpinan
puncak di organisasi?
2.Kapan isu strategis tersebut menjadi tantangan atau peluang bagi organisasi?
3.Seberapa luas isu tersebut membawa dampak atau pengaruh langsung
terhadap pencapaian visi dan misi organisasi?
4.Berapa besar resiko finansial bagi organisasi?
5.Apakah strategi bagi pemecahan isu mensyaratkan :
a.Pengembangan tujuan dan program baru?
b.Significant dengan perubahan organisasi?
c.Significant dengan peratruran yang ada?
d.Pengetahuan dan pendalaman mengenai misi yang akan dicapai organisasi?
e.Penambahan staf yang signifikan?
• Pendekatan Isu – Isu Strategis
isu strategis yang benar-benar valid karena dilakukan dengan
dua cara atau pendekatan.
• Pendekatan critical analisys
Pendekatan ini dipakai untuk mendapatkan isu yang benar-
benar strategis dan menjawab pertanyaan mengapa isu-isu
tersebut lebih strategis dari isu-isu yang lain.
Pendekatan critical analisys terhadap kekuatan dan kelemahan internal ,Dengan memperhatikan

begitu pentingnya kedudukan aspek kekuatan dan kelemahan internal, maka untuk

menjaga akurasi dan melihat tingkat strategis tidaknya aspek kekuatan dan kelemahan

internal, perlu dilihat kembali determinasi aspek-aspek tersebut.Dalam mencermati tingkat

strategis kekuatan dan kelemahan internal, dilakukan dua cara yakni :

• a.Menyatakan kekuatan mana yang strategis ditentukan dengan melihat apakah

pemanfaatan kekuatan tersebut memerlukan perencanaan strategis. Jika itu cukup dikelola

dengan proses perencanaan rutin, maka kekuatan itu tidak bernilai strategis

• b.Mengetahui kelemahanmana yang strategis, ditentukan dengan melihat apakah

kelemahan tersebut benar-benar merupakan masalah inti (core problem). Jika semata-

mata merupakan imbas atau akibat dari masalah inti, maka kelemahan itu tidak strategis

• Pendekatan critical analisys terhadap peluang dan ancaman eksternal.Setelah melakukan

critical analisys terhadap kekuatan dan kelemahan, hal yang sama juga akan dilakukan

terhadap peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal, sehingga akan diketahui apa

yang benar-benar menjadi isu strategis yang harus mendapat penanganan khusus.
Referensi:
• Rahman, Abd Rahim, Enny Radjab. 2017. Manajemen Strategi.
Lembaga Perpustakaan daan Penerbitan Universitas
Muhammadiyah Makassar.
• https://www.beritasatu.com/amp/megapolitan/100330/joko
wi-paparkan-9-isu-strategis-rencana-pembangunan-daerah
• https://www.bappenas.go.id/id/berita-dan-siaran-
pers/rencana-kerja-pemerintah-2021-penguatan-industri-
pariwisata-dan-investasi-diusung/
• WIDYATMOKO, S. (2016). Program Studi Magister Administrasi
Pendidikan Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Core.Ac.Uk.
https://core.ac.uk/download/pdf/148615818.pdf

Anda mungkin juga menyukai