Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TEORI PERMINTAAN UANG

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Kebijakan Fiskal dan
Moneter dalam islam

Kelompok 8

Wildania Suci Ramadhani : 3220212

Refilda : 3220222

Dosen Pengampu

Febby Irfayunita, S.Sy.,M.E

PRODI EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYECH M DJAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI

TA 2023/2024
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Uang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari.Setiap
hari lalu lintas barang dan jasa didalam semua kegiatan ekonomi tentu memerlukan uang sebagai
alat pelancar guna mencapai tujuan tersebut.Dalam perekonomian yang menggunakan
uang,setiap barang dan jasa memiliki satu harga yang dapat diukur dengan uang.Hal ini berbeda
dengan perekonomian yang menggunakan system barter sebagai dasar pertukaran barang dan
jasa,dimana seseorang yang mempunyai barang harus mencari orang lain untuk saling
melakukan pertukaran masing-masing barang yang mereka miliki.
Uang identik dengan modal,ketika uang dianggap sebagai modal maka uang akan
menjadi barang pribadi.Dalam Islam uang adalah alat tukar dan alat satuan hitung.Akan tetapi
uang bukanlah suatu komoditas yang dapat diperjual belikan layaknya barang dan jasa
ekonomi.Sebagai alat tukar uang tidak dapat di endapka,harus selalu mengalir ke masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana teori permintaan uang klasik dan Keynes?
2. Bagaimana motif permintaan uang?
3. Bagaimana teori permintaan uang dalam Islam?

C. Tujuan Masalah
Makalah ini dibuat agar pembaca mengetahui tentang teori permintaan uang klasik dan
Keynes,motif permintaan uang,dan teori permintaan uang dalam Islam.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Teori Permintaan Uang Klasik dan Keynes

a. Teori permintaan uang klasik

Dalam melihat peranan uang bagi perekonomian sebenarnya ada beberapa pandangan
yang berbeda oleh para ahli ekonomi. Golongan klasik berpendapat bahwa apabila telah
mencapai pengerjaan penuh (full employment) uang tidak berperan dalam perkembangan
ekonomi karena pertambahan uang hanya akan mengakibatkan peningkatan harga yang
proporsional dengan pertambahan uang tersebut.

Golongan Keynes mengemukakan bahwa pertambahan uang dalam keadaan


perekonomian menghadapi pengangguran yang relatif besar dapat menggalakkan
perekonomian. Sedangkan golongan monetaris lebih yakin akan peranan uang dalam
perkembangan perekonomian, disamping menyadari adanya kemungkinan berlakunya kenaikan
harga.1

Teori permintaan uang sebenarnya dapat dijelaskan dengan menggunakan teori tentang
alokasi sumber-sumber ekonomi yang sifatnya terbatas. Pada prinsipnya, dengan sumber
ekonomi yang terbatas, manusia haruslah memilih alokasi yang memberikan kepuasan sebesar-
besarnya (prinsip ekonomi). Apabila mereka akan memperbanyak konsumsi misal-nya, maka
jumlah kekayaan (yang terdiri dari pendapatan dan kekayaan iainnya) akan semakin kecil. 2

Demikian juga apabila mereka ingin memiliki salah satu bentuk kekayaan lebih banyak
maka dengan sendirinya pemilihan bentuk kekayaan yang lain akan menjadi lebih sedikit.
Mereka akan selalu mencari keseimbangan antara keuntungan dan kerugian dari pemilikan

1
Priyono,(2012) “Buku Teory Ekonomi” Jakarta

2
Sanjaya,Putu Adwidya, (2019) “Ekonomika uang based on empirical research”, (Bandung, CV.Sadari, 2019).
sesuatu bentuk kekayaan. Kekayaan dapat diujudkan dalam bentuk uang, surat berharga,
deposito atau barang. 3

Pertanyaannya: mengapa seseorang mewujudkan kekayaan dalam bentuk uang, yang


tidak mengha-silkan pendapatan, sedangkan kalau diujudkan surat berharga atau deposito
berjangka dapat menghasilkan bunga? Jawaban terhadap pertanyaan inilah yang kemudian
merupakan teori permintaan uang. Jadi, teori permintaan uang pada dasarnya ingin menjawab
pertanyaan mengapa (alasan-alasan apa) yang menyebabkan seseorang mengujudkan kekayaan
dalam bentuk kas.

Kenyataan bahwa seseorang/masyarakat menyimpan uang kas tentu ada manfaatnya,


seperti misalnya dapat dipakai sebagai alat pembayar, sangat likuid serta aman, dalam arti dak
susut nilainya dalam bentuk uang (kalau aerbentuk barang, apabila ingin.cepat ditukarkan
dengan uang seringkali nilai barang itu turun). Hal-hal inilah yang nantinya menjelaskan
mengapa seseorang memegang uang kas.

Teori permintaan uang Klasik menganggap bahwa uang tidak memiliki pengaruh
terhadap sektor riil, suku bunga, kesempatan kerja dan pendapatan nasional. Uang hanya
berpengaruh terhadap harga barang. Bertambahnya uang beredar akan mengakibatkan kenaikan
harga saja, sedangkan jumlah output yang dihasilkan tidak berubah. Teori permintaan uang
Klasik. dikenal dengan teori kuantitas uang yang dirumuskan oleh Irving Fischer dan
dikembangkan oleh Marshall.4

Kaum monetaris yang dipelopori oleh Friedman mencoba menghidupkan kembali teori
kuantitas uang Klasik dengan membuat suatu pernyataan bahwa teori kuantitas uang adalah
teori permintaan uang bukan teori tentang penentuan produk, pendapatan, maupun harga. Bagi
seorang pengusaha, uang merupakan barang produktif, sehingga teori tentang permintaan uang
dapat dipandang sebagai teori tentang modal (capital theory).5

3
Modul Bentuk-bentuk badan usaha

4
Nurjannah(2005), “Resume jurnal Ekonomi” jurnal Ekonomi Pembangunan, vol.10 no.2.

5
Priyono,(2012) “Buku Teory Ekonomi” Jakarta
Pandangan klasik mengenai faktor yang menentukan permintaan uang dapat dijelaskan
dengan menggunakan teori kuantitas (quantity theory) dan teori sisa tunai (cash-balance
theory). Dikembangkan oleh para ekonom klasik pada abad ke-19 dan awal abad ke-20, teori
kuantitas/ jumlah uang adalah suatu teori mengenai bagaimana nilai nominal dan pendapatan
agregat ditentukan. Fitur yang paling penting dalam teori ini menjelaskan bahwa suku bunga
tidak mempunyai pengaruh terhadap permintaan atas uang6

Imamudin Yuliadi, dijelaskan bahwa menurut kaum klasik permintaan uang ditentukan
oleh besarnya volume transaksi ekonomi yang bersifat proporsional terhadap pendapatan
nasional.7

Jadi, menurut kaum klasik, permintaan uang hanya ditentukan oleh pendapatan nasional
saja. Permintaan uang tidak ditentukan oleh faktor ekonomi lainnya, seperti tingkat bunga.
Kaum klasik juga beranggapan bahwa permintaan uang bersifat inelastis terhadap tingkat
bunga karena tidak dipengaruhi oleh besarnya tingkat bunga.

Dalam buku Teori Ekonomi Makro: Pendekatan Grafis dan Matematis karya Kaman
Nainggolan, Nuhfil Hanani, dan Soekardono, dijelaskan beberapa ide teori permintaan uang
klasik pada pasar uang, yaitu:

1) Motif permintaan uang hanya untuk kepentingan transaksi.


2) Penawaran uang ditetapkan oleh pemerintah.
3) Pasar uang selalu dalam keadaan seimbang, di mana permintaan uang sama dengan
penawaran uang yaitu sejumlah tertentu dari besarnya output nasional atau
pendapatan nasional. 8

Kaum klasik beranggapan bahwa keseimbangan pasar uang akan menentukan tingkat
harga. Selain itu, kaum klasik juga menganggap bahwa perubahan jumlah uang beredar tidak
akan berpengaruh terhadap pendapatan nasional, tetapi hanya akan berpengaruh terhadap
tingkat harga umum.

6
Miskhin,”Ekonomi Uang Perbankan, dan Pasar Keuangan”. Jakarta : Erlangga.

7
Imamudin Yuliadi, “buku Ekonomi Moneter” Perpustakaan nasional republik indonesia. 2008

8
Nainggolan, ” buku Teori Ekonomi Makro”.
Teori Cambridge lebih menekankan faktor-faktor perilaku (pertimbangan untung rugi)
yang menghubungkan permintaan akan uang seseorang dengan volume transaksi yang
direncanakannya. Teoritisi Cambridge mengatakan bahwa permintaan akan uang selain
dipengaruhi oleh volume transaksi dan faktor-faktor kelembagaan (ala Fisher), juga
dipengaruhi oleh tingkat bunga, besar kekayaan warga masyarakat, dan ramalan/ harapan
(expectation) dari para warga masyarakat mengenai masa mendatang. Faktor- faktor lain ini
mempengaruhi permintaan akan uang seseorang, dengan demikian juga mempengaruhi
permintaan akan uang dari masyarakat secara keseluruhan9

Dengan sederhana Irving Fisher merumuskan teori kuantitas uang sebagai berikut:

MV=PT

Di mana:

M = Jumlah uang beredar.

V = Perputaran uang dari satu tangan ke tangan dalam satu periode.

P = Harga barang.

T = Volume barang yang diperdagangkan.

Berapa versi teori ini adalah:

Pertama, dengan mengganti volume barang yang diperdagangkan (T) dengan output riil
(O), sehingga formulasi teori kuantitas menjadi:

MV = PO = Y

Di mana :

V = PO = GNP nominal

V = Tingkat perputaran pendapatan

(income velocity of money).

9
Boediono,” ekonomi Makro” Yogyakarta 1980: 14
Kedua, versi yang dikemukakan oleh A. Marshall dari Universitas Cambridgedengan
formulasi sebgai berikut:

M = kPO

= kY di mana k = 1/V10

b. Teori Permintaan Uang Keynes.

John Maynard Keynes mengabaikan pandangan klasik mengenai percepatan (velocity)


yang dinyatakan konstan dan mengembangkan teori permintaan uang yang disebut sebagai
teori preferensi likuiditas (liquidity preference theory), yang mengajukan pertanyaan: Mengapa
seseorang memegang uang? Keynes merumuskan ada tiga motif dibalik permintaan uang yaitu
motif transaksi, berjaga-jaga, dan spekulasi 11.

Mengikuti tradisi klasik, Keynes menekankan komponen permintaan akan uang


terutama ditentukan oleh beberapa besarnya tingkat transaksi seseorang. Hal ini dikarenakan
keyakinannya bahwa transaksi tersebut proporsional terhadap pendapatan. Seperti para ekonom
klasik, Keynes mengambil komponen transaksi permintaan akan uang proporsional terhadap
pendapatan.12

Keynes memiliki pandangan bahwa orang memegang uang sebagai alat penyimpan
kekayaan sehingga menyebutnya sebagai motif spekulasi. Kekayaan terkait erat dengan
pendapatan, komponen spekulatif dari permintaan uang juga terkait dengan pendapatan. Tetapi,
Keynes melihatnya secara lebih cermat pada faktor lain yang mempengaruhi keputusan
terhadap berapa banyak uang yang dipegang sebagai alat penyimpan kekayaan, khususnya suku
bunga. Keynes membagi asset yang dapat digunakan untuk menyimpan kekayaan dalam dua
kategori, yaitu uang dan obligasi.

10
Nopirin, (1998),”ANALISIS PERMINTAAN AKAN UANG KAS DIINDONESIA” Jurnal ekonomi, vol.13 No.2

11
Miskhin, “permintaan uang ” 2008: 190).

12
Miskhin, “permintaan uang ” 2008: 191).
Keynes, dalam teorinya tentang permintaan akan uang kas, membedakan antara motif
transaksi (dan berjaga-jaga) serta spekulasi. Jadi dia juga rnengakui adanya motif transaksi,
hanya saja yang lebih penting (dalam arti pengaruhnya terhadap kegiatan ekonomi) adalah
motif spekulasi.

1) Permintaan uang untuk tujuan transaksi.

Individu atau perusahaan memerlukan uang kas untuk membelanjai transaksi


karena mereka pikir bahwa pengeluaran ini sering terjadi lebih dahulu dari uang masuk
(dari pendapatannya). Keynes menyatakan, bahwa permintaan uang kas untuk tujuan
transaksi ini tergantung dari pendapatan. Makin tinggi tingkat pendapatan, makin besar
keinginan akan uang kas untuk transaksi.

2) Permintaan uang untuk tujuan spekulasi.

Keynes juga menyadari bahwa masyarakat menghendaki jumlah uang kas yang
melebihi untuk keperluan transaksi, karena keinginan untuk menyimpan kekayaannya
dalam bentuk yang paling lancar (uang kas). Permintaan uang untuk tujuan spekulasi
ini, menurut Keynes ditentukan oleh tingkat bunga. Makin tinggi tingkat bunga makin
rendah keinginan masyarakat akan uang kas untuk tujuan/motif spekulasi. Alasannya,
pertama apabila tingkat bunga naik, berarti ongkos memegang uang kas (opportunity
cost of holding money) makin kecil. Sebaliknya semakin rendah tingkat bunga semakin
besar keinginan masyarakat untuk menyimpan uang kas.13

Secara matematis, permintaan uang total ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Mdt = kY

Untuk tujuan transaksi yang besarnya tergantung dari pendapatan.

Mds = ( r ) W

13
Nopirin, (1998),”ANALISIS PERMINTAAN AKAN UANG KAS DIINDONESIA” Jurnal ekonomi, vol.13
No.2
Untuk tujuan spekulasi (yang besarnya tergantung daripada tingkat bunga (r)
dan kekayaan (W) dimasukkan sebagai variable sebab permintaan uang untuk spekulasi
meru-pakan bagian dari kekayaan total (sering disebut sebagai "assets demand for
money").

Permintaan uang total:

Md = [kY + ( r ) W] P

Karena analisa Keynes adalah analisa jangka pendek, maka W dianggap tetap
tidak berubah, sehingga dapat dituliskan sebagai berikut:

Md = kY + ( r )

Dengan demikian Keynes telah memasukkan tingkat bunga sebagai faktor yang
mempengaruhi permintaan uang. 14

2. Motif Permintaan Uang


permintaan uang dapat didefinisikan sebagai keseluruhan jumlah uang yang ingin
dipegang oleh masyarakat danperusahaan. Teori permintaan uang pada hakikatnya merupakan
teori tentang alokasi sumber-sumber ekonomi yang sifatnya terbatas. Seseorang yang memegang
uang akan dihadapkan pada keuntungan dan kemungkinan kerugian dari kepemilikan suatu
bentuk kekayaan.
Dalam kajian mengenai teori permintaan uang, ada beberapa yang berpendapat, yaitu
teori stock concept (dipelopori oleh Marshal-Pigou dari Cambridge School, dan Keynesian) dan
teoriFlow Concept (dipelopori oleh Irving Fisher, Friedman, dan kaum Monetaris). Perbedaan
kedua teori ini terletak pada asumsi yang dipakai serta cara pandang dan model analisis yang
diterapkan. Dan pada akhirnya akan berimplikasi pada motif permintaan uang.
Irving Fisher dari kelompok flow concept, menyatakan bahwa apabila terjadi transaksi
antara penjual dan pembeli, maka terjadi pertukaran antara uang dan barang/jasa, sehingga nilai
dari uang yang ditukarkan pastilah sama dengan nilai barang/jasa yang ditukarkan. Oleh karena
itu uang hanya berfungsi sebagai alat tukar. Selain itu, Fisher juga menegaskan bahwa tidak ada

14
Nano Prawoto,(2000), “Permintaan Uang Diindonesia’” Vol.1 No. 1
korelasi sama sekali antara kebutuhan memegang uang dengan tingkat suku bunga. Akan tetapi
besar kecilnya uang akan ditentukan oleh kecepatan perputaran uang tersebut.
Terkait dengan tujuan-tujuan masyarakat untuk meminta (memegang uang) maka dapat
diklarifikasi atas tiga motif utama yaitu:15
1) Motif transaksi
Motif ini timbul karena uang digunakan untuk melakukan embayaran secara
regular terhadap transaksi yang dilakukan.besarnya permintaan uang untuk tujuan
transaksi ini ditentukan oleh besarnya tingkat pendapatan (MD,-f(Y),artinya semakin
besar tingkat pendapatan yang dihasilkan mka jumlah uang yang diminta untuk transaksi
juga mengalami peningkatan demikian sebaliknya.
2) Motif berjaga-gaja
Selain untuk membiayai transaksi maka uang diminta pula oleh masyarakat untuk
keperluan dimasa yang akan datang.Sama halnya dengan permintaan uang untuk
transaksi,maka besarnya permintaan uang untuk berjaga-jaga ditentukan oleh besarnya
tingkat pendapatan,artinya semakin besar tingkat pendapatan maka permintaan uang
untuk berjaga-jaga juga akan semakin besar atau mempunyai hubungan yang positif dan
fungsinya dapat dinyatakan sama,yaitu MD akan semakin besar atau mempunyai
hubungan positif dan fungsinya dapat dinyatakansama,yaitu MDf=f(Y).
3) Motif spekulasi
Kegiatan spekulasi yaitu disimpan atau digunakan untuk membali surat-surat
berharga,seperti obligasi pemerintah,saham,dan instrument lainya.Faktor yang
menentukan besarnya permintaan uang untuk motif spekulasi ini adalah besarnya suku
bunga,dividen surat-surat berharga ataupun capital gain.

3. Teori Permintaan Uang Dalam Islam


Perbedaan dan persamaan konsep uang yang merupakan flow concept dan bukan stock
concept ,yang merupakan public property dan bukan private property serta tidak identiknya uang
dengan moda,sesungguhnya dapat ditelusuri dengan melihat teori maupun rumusan-rumusan
mengenai permintaan dan penawaran uang.Baik dari sudut pandang ekonomi konvensional
maupun dari sudut pandang ekonomi islam.

15
Widodo, (2015) “Faktor-faktor Makro Ekonomi Yang Mempengaruhi Pemrintaan Uang Di Indonesia,Vol 16,No 1
Teori kuantitas mengenai uang,atau teori permintaan uang irving fisher,menekankan
bahwa permintaan uang semata-mata merupakan proporsi konstan dari jumlah transaksi atau
jumlah barang dan jasa yang diperdagangkan.Atau,jumlah uang yang diminta dimasyarakat
adalah sebesar proporsi tertentu dari pendapatan dan dipengaruhi oleh factor kelembagaan yang
konstan.Dengan demikian teori ini menekankan bahwa permintaan uang adalah untuk
dibelanjakan,dan bukanya disimpan sebagai kekayaan atau tujuan spekulatif.
Perbedaan penekanan pada variabel-variabel yang mempengaruhi permintaan uang inilah
yang dapat ditafsirkan bahwa konsep uang menurut teori Cambridge dalam konteks ini adalah
stock concept ,karena faktor bunga dan ekspektasi masa depan yang tidak pasti.Sedangkan
konsep uang menurut Irving Fisher adalah flow concept,dan ini sejalan dengan pandangan
ekonomi islam.
Dari sini dapat dilakukan kritik dari sudut pandang ekonomi mengenai preferensi
ekonomi Islam dalam menghapus bunga,sehingga uang dalam hal ini haruslah tetap beredar
(flow concept) dan menjadi public (public property),dan tidak menjadi milik pribadi yang bebas
ditimbun dan disimpan sebagai alat penyimpanan kekayaan (store of value).16

BAB III
PENUTUP
16
Ahmad Mansur (2009).Konsep Uang Dalam Perspektif Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional.Hlm 169
A. Kesimpulan
Menurut kaum klasik, permintaan uang hanya ditentukan oleh pendapatan nasional saja.
Permintaan uang tidak ditentukan oleh faktor ekonomi lainnya, seperti tingkat bunga. Kaum
klasik juga beranggapan bahwa permintaan uang bersifat inelastis terhadap tingkat bunga karena
tidak dipengaruhi oleh besarnya tingkat bunga.
Keynes memiliki pandangan bahwa orang memegang uang sebagai alat penyimpan
kekayaan sehingga menyebutnya sebagai motif spekulasi. Kekayaan terkait erat dengan
pendapatan, komponen spekulatif dari permintaan uang juga terkait dengan pendapatan. Tetapi,
Keynes melihatnya secara lebih cermat pada faktor lain yang mempengaruhi keputusan terhadap
berapa banyak uang yang dipegang sebagai alat penyimpan kekayaan, khususnya suku bunga.
Ada tiga motif dari permintaan uang yaitu motif transaksi,motif berjaga-jaga dan motif
spekulasi.Ekonomi Islam menrapkan teori permintaan uang berkaitan dengan penghapusan
bunga,sehingga uang dalam hal ini haruslah tetap beredar (flow concept) dan menjadi public
(public property),dan tidak menjadi milik pribadi yang bebas ditimbun dan disimpan sebagai alat
penyimpanan kekayaan (store of value).
B. Saran
Dengan makalah yang kami susun,harapanya bisa menambah wawasan serta pengetahuan
pembaca khususnya pada persoalan diskriminasi tenaga kerja.Penulis menyadari bahwasanya
sepenuhnya dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan.Oleh sebab itu,penulis
berharap kritik serta saran yang membangun dari pembaca semua,agar kedepanya dapat memuat
makalah dengan lebih baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Mansur (2009).Konsep Uang Dalam Perspektif Ekonomi Islam dan Ekonomi
Konvensional.Hlm 169
Boediono,” ekonomi Makro” Yogyakarta 1980: 14
Miskhin,”Ekonomi Uang Perbankan, dan Pasar Keuangan”. Jakarta : Erlangga
Modul Bentuk-bentuk badan usaha
Nano Prawoto,(2000), “Permintaan Uang Diindonesia’” Vol.1 No. 1
Nurjannah(2005), “Resume jurnal Ekonomi” jurnal Ekonomi Pembangunan, vol.10 no.2
Nopirin, (1998),”ANALISIS PERMINTAAN AKAN UANG KAS DIINDONESIA” Jurnal ekonomi,
vol.13 No.2
Priyono,(2012) “Buku Teory Ekonomi” Jakarta
Sanjaya,Putu Adwidya, (2019) “Ekonomika uang based on empirical research”, (Bandung,
CV.Sadari, 2019).
Widodo, (2015) “Faktor-faktor Makro Ekonomi Yang Mempengaruhi Pemrintaan Uang Di
Indonesia,Vol 16,No 1

Anda mungkin juga menyukai