Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
2022
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
METODE
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
METODE
PEMBAHASAN
3
Ibid, 42.
4
Yuliadi, Ekonomi Moneter (Jakarta: PT.Indeks, 2008), 4.
5
Takiddin, “Uang dalam Perspektif Ekonomi Islam” Salam: Jurnal Filsafat dan Budaya
Hukum (2014), 209.
6
Yuliadi, Teori Ekonomi Makro Islam, 212.
Hingga akhirnya setelah proses yang panjang, muncul uang sebagai alat
pertukaran yang diterima masyarakat.
Adapun manfaat dan keuntungan dari ditemukannya uang dalam
kegiatan ekonomi yaitu sebagai berikut.7
1. Uang dapat mengungkapkan nilai suatu barang, sehingga seseorang
dapat membandingkan nilai suatu barang dengan barang lainnya dengan
mudah, serta dapat membantu merumuskan pengambilan keputusan
bagi pelaku ekonomi.
2. Uang memungkinkan penundaan pembayaran karena nilainya bisa diukur
dan dibandingkan, sehingga pembayaran gaji karyawan dilakukan secara
bulanan dan pembayaran kredit perumahan dilakukan secara cicilan
setiap bulan dengan jumlah yang telah ditentukan.
3. Uang yang diterima secara umum dapat ditunda pemakaiannya, sehingga
memudahkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya kapan saja
dan di mana saja.
4. Uang dapat berupa sertifikat atau tanda bukti yang menunjukkan
kepemilikan suatu kekayaan riil seperti emas, perak, mutiara, dan
permata.
5. Bentuk uang dapat berupa uang logam, kertas, tabungan dan deposito,
bills, bonds, dan common stock yang dapat dipecah-pecah tanpa
kehilangan nilai nominalnya.
B. Perkembangan Pemikiran tentang Uang
Pandangan tentang uang mengalami perkembangan cukup signifikan
dari masa ke masa. Pandangan yang cukup berpengaruh dalam
perkembangan ekonomi moneter adalah pandangan kaum moneteris, yaitu
adanya hubungan yang fungsional antara jumlah uang dengan
perkembangan harga barang dan jasa. Artinya faktor utama yang
mempengaruhi perubahan harga (inflasi) adalah jumlah uang beredar.
7
Ibid, 213.
Namun, pandangan yang lebih luas kaum moneteris menyatakan bahwa uang
beredar juga berpengaruh terhadap kesempatan kerja dan output riil.
Pandangan ini sejalan dengan asumsi dasar kaum klasik bahwa dalam jangka
panjang perekonomian mencapai tenaga kerja penuh, sehingga penambahan
jumlah uang beredar akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang disertai
dengan kenaikan tingkat harga (inflasi). Menurut kaum moneteris
permintaan uang masyarakat didasarkan kepentingan untuk transaksi yang
besarnya merupakan sejumlah tertentu dari pendapatannya. Kaitan antara
permintaan dan penawaran uang dapat dijelaskan bahwa penambahan
penawaran uang (JUB) akan meningkatkan output riil yang kemudian akan
meningkatkan permintaan uang.8
Keynesian memiliki pandangan berbeda bahwa JUB mempengaruhi
output tetapi secara tidak langsung dan tidak pasti dikarenakan kebijakan
otoritas moneter tidak selalu direspon masyarakat yang memiliki ekspektasi
sendiri tentang kebutuhan uang untuk menunjang transaksinya. Menurutnya
permintaan uang di samping untuk kebutuhan transaksi juga digunakan
untuk kepentingan spekulasi dan berjaga.9
Mazhab Austria berpandangan bahwa masalah ekonomi muncul
karena diterapkannya uang kertas dengan jaminan kepercayaan (flat money).
Pemakaian uang kertas tanpa jaminan barang yang bernilai memberikan
kesempatan besar kepada otoritas moneter untuk mencetak uang dengan
semena-mena dan menyebabkan inflasi. Mazhab Austria juga menyoroti
mekanisme fractional reserve lending yang diterapkan di perbankan yang
pada dasarnya sama dengan flat money, di mana perbankan dapat
menambah jumlah uang di masyarakat dengan menggelontarkan kredit dari
jumlah simpanan yang masuk. Menurut mazhab ini untuk mencegah
terulangnya krisis moneter dan krisis ekonomi yaitu dengan menerapkan
kembali sistem moneter yang 100% dijamin oleh emas (gold reserve
8
Ibid, 214.
9
Ibid, 215.
standard) untuk mengendalikan otoritas moneter agar tidak semena-mena
mencetak uang.10
10
Ibid.
11
Sadono Sukirno, Makroekonomi: Teori Pengantar (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), 267.
12
Mursyidi, “Uang, Kapitalisme, dan Islam” (http://jurnalekis.blogspot.com, 2011).
13
Adiwarman A. Karim, Ekonomi Makro Islam (Jakarta: Rajawali Pers, 2007), 77-80.
Perbedaan lainnya adalah bahwa dalam ekonomi islam, uang adalah
sesuatu yang bersifat flow concept dan kapital adalah sesuatu yang bersifat
stock concept, sedangkan dalam ekonomi konvensional terdapat beberapa
pengertian. Frederic S. Mishkim, mengungkapkan konsep Irving Fisher
menyatakan bahwa:
MV = PT
Keterangan:
M = jumlah uang
P = tingkat harta barang
V = tingkat perputaran uang
T = jumlah barang yang diperdagangkan
Dari persamaan diatas dapat diketahui bahwa semakin cepat
perputaran uang (V), maka semakin besar income yang diperoleh. Persamaan
ini juga berarti bahwa uang adalah flow concept. Fisher juga mengatakan
bahwa tidak ada sama sekali korelasi antara kebutuhan memegang uang
(demand for holding money) dengan tingkat suku bunga. Konsep fisher ini
hampir sama dengan konsep yang ada dalam ekonomi islam, bahwa uang
adalah flow concept, bukan stock concept. Pendapat lain yang diungkapkan
oleh Mishkin adalah konsep dari Marshall Pigou dari Cambridge, yaitu:
M = KPT
Keterangan:
M = jumlah uang
P = tingkat harga barang
K = 1/v
T = jumlah barang yang diperdagangkan
Walaupun secara matematis K dapat dipindahkan kekiri atau kekanan,
secara filosofis kedua konsep ini berbeda. Dengan adanya K pada pemasaran
Marshall Pigou diatas menyatakan bahwa demand for holding money adalah
sesuatu proporsi (K) dari jumlah pendapatan (PT). Semakin besar demand for
holding money (M), untuk tingkat pendapatan tertentu (PT). Konsep ini
berarti Marshall Pigou mengatakan bahwa uang adalah salah satu cara untuk
menyimpan kekayaan (store of wealth).
Uang dalam pandang Islam merupakan barang publik artinya menjadi
milik seluruh masyarakat. Sedangkan kapital (modal) merupakan barang
pribadi (private goods) artinya merupakan hak milik individu yang memiliki
modal tersebut. Konsekuensi uang sebagai public goods yaitu harus benar-
benar memberi manfaat kepada seluruh masyarakat dan tidak boleh ada
orang yang memonopoli kepemilikan uang.14
Imam Al-Ghazali dan Ibn Khaldun secara umum menyatakan definisi
uang adalah alat yang digunakan masyarakat sebagai alat untuk media
bertransaksi, mengukur harga dan media penyimpan nilai.15
1. Uang sebagai Media Transaksi
Uang sebagai media transaksi yang sah yang ditetapkan oleh undang-
undang. Berbeda dengan media transaksi lainnya seperti bilyet, cek, kartu
kredit, kartu debit, dan sebagainya. Penjual atau pembeli berhak menolak
alat transaksi tersebut dalam proses pembayaran transaksinya, namun
tidak demikian halnya untuk uang. Semua orang harus bersedia
menerima uang sebagai alat untuk media transaksi perdagangan yang
sah. Untuk dapat menjadi media yang sah untuk transaksi maka ditandai
dengan adanya logo atau simbol yang disahkan oleh negara melalui
peraturan pemerintah atau undang-undang.
2. Uang sebagai Media Penyimpan Nilai
Al-Ghazali mengisyaratkan perlu media untuk mengukur nilai suatu
barang dan bisa membandingkan nilai satu barang dengan barang
lainnya. Dikatakan oleh Al-Ghazali bahwa uang ibarat 'hakim' yang dapat
menentukan dan membandingkan nilai di antara berbagai jenis barang
dan jasa. Uang sebagai media penyimpan nilai juga ditegaskan oleh Ibn
14
Yuliadi, Teori Ekonomi Makro Islam, 219.
15
Ibid, 219-220.
Khaldun di mana uang yang terbuat dari emas dan perak tetap bernilai
kapanpun dan di manapun digunakan karena uang mengandung nilai
yang dapat diterima semua orang.
3. Uang sebagai Ukuran Harga
Untuk membandingkan nilai satu barang dengan barang yang lain
memerlukan standar yang stabil nilainya yaitu dinar dan dirham. Karena
secara intrinsit dinar yang terbuat dari emas dan dirham dari perak
mampu menjadi standar penilaian harga atas suatu barang. Al-Ghazali
menegaskan bahwa Allah Swt. menciptakan dinar dan dirham untuk
menjadi standar atas semua nilai barang yang ada karena stabilitas nilai
dari dinar dan dirham itu sendiri.
D. Kebijakan Moneter Islam menurut Mas’udul Alam Choudhury
Pandangan uang dan kebijakan moneter menurut Masu'udul Alam
Choudhury berpijak pada prinsip dasar uang sebagai alat transaksi dan tidak
dimasukkannya instrumen bunga (interest) dalam analisis moneternya.
Pandangan uang menurut Masu'udul Alam Choudhury dikemukakan melalui
konsep ekonomi moneter yaitu endogenous money yang memberi tekanan
tentang pentingnya menjaga stabilitas nilai uang baik secara internal maupun
eksternal yaitu keseimbangan antara sektor moneter dan sektor riil.
Pandangan Masu'udul Alam Choudhury tentang endogenous money
ini sebenarnya ada keselarasan dengan analisis IS-LM di mana perekonomian
akan mencapai kondisi ideal manakala tercapai keseimbangan antara pasar
barang (IS) dan pasar uang (LM). Kurva IS adalah suatu kurva yang
menunjukkan berbagai kemungkinan kombinasi tingkat bunga dan
pendapatan nasional di mana tercapai keseimbangan pada pasar barang.
Sedangkan kurva LM adalah suatu kurva yang menunjukkan berbagai
kemungkinan kombinasi tingkat bunga dan pendapatan nasional di mana
tercapai keseimbangan pada pasar uang. Keseimbangan pasar barang
tercapai manakala dipenuhinya keseimbangan dalam formulasi Y = C + 1 + G
+ (X-M) di mana masuknya peranan uang dalam pasar barang melalui
investasi di mana dalam teori investasi konvensional besarnya merupakan
fungsi dari tingkat bunga (interest). Sedangkan keseimbangan pasar uang
tercapai manakala terpenuhinya keseimbangan antara permintaan uang
(money demand = Md) dengan penawaran uang (Money supply MS) di mana
permintaan uang dipengaruhi oleh tingkat bunga karena adanya motif
spekulasi.
KESIMPULAN
Perkembangan kegiatan perekonomian pada dasarnya dapat diamati dari
dua sektor, yaitu sektor riil (barang dan jasa) dan sektor moneter (uang). Peran
uang sangat vital bagi perekonomian sebagai media untuk memperlancar
aktivitas ekonomi, di mana uang dapat merefleksikan semua harga barang.
Manfaat adanya uang yaitu dapat mengungkapkan nilai barang, memungkinkan
melakukan penundaan pembayaran, dapat ditunda pemakaiannya, dan dapat
berupa tanda bukti yang menyatakan kepemilikan atau bentuk lain.
Uang dalam Islam pada mulanya dicerminkan dalam dirham sebagai alat
tukar dan alat nilai, kemudian berkembang menjadi uang emas dan perak
dengan nama dinar (negara Arab). Uang dan fungsinya sebagai alat tukar dan alat
nilai dikemukakan juga oleh Ibn Khaldun dan al-Ghazali yang menyatakan definisi
uang adalah alat yang digunakan masyarakat sebagai alat untuk media
bertransaksi, mengukur harga dan media penyimpan nilai dan fungsi dari uang
yaitu sebagai media transaksi, media penyimpan nilai, dan sebagai ukuran harga.
DAFTAR PUSTAKA
Yuliadi, Imamudin. Teori Ekonomi Makro Islam. Depok: PT. RajaGrafindo Persada,
2019.
Takiddin. “Uang dalam Perspektif Ekonomi Islam”. Salam: Jurnal Filsafat dan
Budaya Hukum, 2014.
Karim, Adiwarman A.. Ekonomi Makro Islam. Jakarta: Rajawali Pers, 2007.