DISUSUN OLEH :
NOLA ADILLA
3219078
Pada saat ini banyak masyarakat yang menyalah artikan tentang fungsi uang,
terlebih lagi dunia ini sudah berabad-abad didoktrin oleh prinsip konvensional
yang tidak mengenal arti haram dan halal. Bahkan uang juga bisa berfungsi untuk
hal yang haram, bahkan di Indonesia yang mayoritas masyarakatnya muslim
mendefinisikan uang berdasarkan konvensional yang mempunyai konsep yang
salah. Padahal Islam mempunyai konsep tentang uang yang lebih baik. Para
ekonom konvensional bahkan berdebat tentang konsep uang berdasarkan
konvensional itu sendiri. Ini berarti konsep konvensional itu tidak sesempurna
dibandingkan dengan konsep Islam. Apalagi mereka mengatakan bahwa modal
sering diidentikkan dengan uang sedangkan dalam konsep Islam uang adalah
1 Muchammad Ihcsan, Konsep Uang Dalam Perspektif Ekonomi Islam, Jurnal Studi Islam,
Vol.21, No. 1, Special Issue 2020: 27-38
uang dan fungsi uang untuk bekerja dan mengatur apa dapat dilakukan dan apa
yang tidak boleh dilakukan sebagai panduan untuk masalah dan untuk
memberikan arahan kepada umat. Dengan kata lain, konsep Islam menyebutkan
bahwa uang adalah konsep aliran yang mana uang harus diedarkan dan diputarkan
sepanjang waktu agar mendatangkan keuntungan lebih besar. Islam tidak
memungkinkan terjadinya motif spekulatif saat menggunakan uang. Uang adalah
barang publik yang dimiliki masyarakat. Karena itu, mengumpulkan uang yang
tidak produktif seperti menimbun berarti mengurangi jumlah uang beredar.
Diibaratkan dengan darah dalam tubuh, perekonomian akan kekurangan seperti
darah atau terjadi resesi ekonomi atau stagnasi. Itu adalah kenapa menimbun uang
sangat dilarang dalam islam.2
Pandangan Islam tentang fungsi uang sangat positif. masalah ini tercermin
dalam bisnis yang dipraktekkan pada masa Rasulullah SAW di mana menjadi
pedagang yang kembali dari Suriah membawa dinar Mereka membawa emas
Romawi dan dirham perak Persia dari Irak.
Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk mencari pahala dan berkah Ini
termasuk mencari uang untuk mengisi dan memenuhi Kehidupan, seperti firman
Allah SWT dalam surat al-jumuah ayat 10 :
2 Karim, Adiwarman A, Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer, (Jakarta: Gema Insani
Press, 2007). Hlm 21
Terjemahannya :
“Apabila salat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu
di bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah
banyakbanyak agar kamu beruntung”. ( Qs. Al-Jumuah : 10)
Dapat dilihat dari ayat diatas bahwasanya Allah memerintahkan umatnya
untuk mencari rezeki dan karunia di bumi untuk memenuhi kebutuhan hidup
didunia dan diakhirat. Salah satu cara untuk memperoleh rezeki tersebut ialah
dengan cara bekerja untuk mendapatkan uang. Dalam islam seseorang tidak
dilarang untuk hidup kaya namun dengan syarat jika seseorang tersebut
memanfaatkan uang untuk hal- hal yang tidak melaggar syariat.
Uang adalah topik yang sangat menarik untuk dibicarakan dalam berbagai
kajian ekonomi Islam. Itu karena uang merupakan pusat ekonomi. yang berarti
bahwa tanpa uang tidak ada ekonomi bekerja secara dinamis. Hampir setiap
kegiatan ekonomi sangat tergantung pada uang untuk produksi, konsumsi,
distribusi dan Refleksi kekayaan dan pendapatan.3 Uang juga didefinisikan
sebagai salah satu (objek) yang diterima oleh masyarakat luas digunakan pada
saat melakukan aktivitas pertukaran yang berkaitan dengan perdagangan atau
bisnis.
3 Rina Rosia, Pemikiran Imam Al-Ghazali Tentang Uang. Jurnal Vol 4, No 1 2018. 14-27
Persepsi masyarakat terhadap fungsi uang sangat beragam sekali. Yang mana
dalam penggunaan uang yang dilakukan masih banyak mengenal uang secara
konvensional dibandingkan uang dalam kajian islam. Mereka menganggap uang
adalah tujuan utama untuk mencari keuntungan pribadi, padahal didalam islam
seorang muslim dilarang untuk mendapatkan keuntungan dari uang yang
dipinjamkan kepada pihak lain.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan judul dan juga latar belakang yang telah dilakukan oleh peneliti
diatas maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:
Uang merupakan salah satu topik yang sangat menarik untuk diperbincangkan
dan dibahas dalam kajian Ekonomi Islam. Tetapi kenyataannya masih banyak
masyarakat Bukitinggi yang membungakan uang atau bahkan bermain untuk
mengundi nasip seperti judi atau yang lainnya. Masih banyak perbedaan persepsi
masyarakat tentang pemahaman dan fungsi uang yang masih dikenal dan
dipergunakan dalam konsep konvensional.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan secara detail dan juga uraian
diatas maka rumusan masalah yang ada adalah:
Bagaimana Persepsi Masyarakat Bukittinggi Mengenai Fungsi Uang
Perspektif Ekonomi Islam?
E. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui Bagaimana Persepsi Masyarakat Bukittinggi Mengenai
Fungsi Uang Perspektif Ekonomi Islam.
F. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan tentang
Analisis Persepsi Masyarakat Mengenai Fungsi Uang Perspektif Ekonomi
Islam (Studi Kasus Masyarakat Muslim Kota Bukittinggi)” dan juga
dijadikan sumber atau bahan informasi bagi para pembaca dan rujukan
bagi peneliti tentang objek yang sama atau semacamnya.
2. Secara Praktis
a. Secara akademik, penelitian ini bermanfaat sebagai prasyarat untuk
menyelesaikan Sarjana S1 Ekonomi Islam dari Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN Syeck M Djamil Bukittinggi.
b. Bagi masyarakat, penelitiaan ini diharapkan dapat memberikan
informasi mengenai bagaimana Analisis Persepsi Masyarakat
Mengenai Konsep Uang Perspektif Ekonomi Islam. Bagi Institusi,
manfaat penelitian ini bagi institusi yaitu dapat menambah koleksi
pustaka yang bermanfaat bagi mahasiswa UIN Syeck M Djamil
Bukittinggi khususnya Ekonomi Islam.
G. Penjelasan Judul
5 Uswatun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Wahyumedia, 2014), Cet. Ke. -1 h.
518
6
6
7 https://id.m.wikipedia.org/wiki/fungsi. Di Akses pada tanggal 5 Januari 2023,
7
8 Solikin Suseno, Uang Pengertian, Penciptaan, dan peranannya dalam
perekonomian,
(Jakarta : Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan, 2002). Hlm 2
8
9 Ika Yunia Fauzia, Prinsip prinsip Ekonomi Islam Perspektif Maqashid Al- Syariah,
(Bandung : Kencana, 2011). Hlm 6
Dari penjelasan judul diatas dapat disimpulkan bahwa bagaimana
analisis masyarakat Bukittinggi terhadap fungsi uang dalam kajian
ekonomi islam..
109 Wirawan, Kepemimpinan: Teori, Psikologi, Aplikasi dan Penelitian, (Jakarta: Rajawali
Press, 2010) hlm .751
Persepsi adalah proses dimana stimuli-stimuli diseleksi, diorganisasikan,
dan diinterpretasikan.11 Persepsi merupakan salah satu aspek penting bagi
manusia dalam merespon kehadiran berbagai aspek serta gejala yang
timbul dari lingkungan sekitarnya. Persepsi terbentuk melalui suatu proses
pemahaman atau pemberian suatu makna atas informasi terhadap stimulus.
Stimulus sendiri didapat melalui proses penginderaan terhadap objek,
peristiwa, atau hubungan - hubungan antar gejala yang selanjutnya
diproses oleh otak.
b. Bentuk- bentuk persepsi
Proses pemahaman terhadap rangsang atau stimulus yang diperoleh oleh
indera menyebabkan persepsi terbagi menjadi beberapa bentuk:
1) Persepsi melalui Indera Penglihatan
Alat indera merupakan alat utama dalam individu mengadakan
persepsi. Seseorang dapat melihat dengan matanya tetapi mata
bukanlah satu-satunya bagian hingga individu dapat mempersepsi apa
yang dilihatnya, mata hanyalah merupakan salah satu alat atau bagian
yang menerima stimulus, dan stimulus ini dilangsungkan oleh syaraf
sensoris ke otak, hingga akhirnya individu dapat menyadari apa yang
dilihat.
2) Persepsi melalui Indera Pendengaran
Orang dapat mendengar sesuatu dengan alat pendengaran, yaitu
telinga. Telinga merupakan salah satu alat untuk dapat mengetahui
sesuatu yang ada di sekitarnya. Seperti halnya dengan penglihatan,
dalam pendengaran individu dapat mendengar apa yang mengenai
reseptor sebagai suatu respon terhadap stimulus tersebut. Kalau
individu dapat menyadari apa yang didengar, maka dalam hal ini
1110 Philip kottler, Manajemen Pemasaran, Edisi Ketigabelas, (Jakarta: Erlangga, 2008),
hl.179.
individu dapat mempersepsi apa yang didengar, dan terjadilah suatu
pengamatan atau persepsi.
3) Persepsi melalui Indera Pencium
Orang dapat mencium bau sesuatu melalui alat indera pencium yaitu
hidung. Sel-sel penerima atau reseptor bau terletak dalam hidung
sebelah dalam. Stimulusnya berwujud benda-benda yang bersifat
khemis atau gas yang dapat menguap, dan mengenai alat-alat penerima
yang ada dalam hidung, kemudian diteruskan oleh syaraf sensoris ke
otak, dan sebagian respon dari stimulus tersebut orang dapat
menyadari apa yang diciumnya yaitu bau yang diciumnya.
4) Persepsi melalui Indera Pengecap
Indera pengecap terdapat di lidah. Stimulusnya merupakan benda cair.
Zat cair itu mengenai ujung sel penerima yang terdapat pada lidah,
yang kemudian dilangsungkan oleh syaraf sensoris ke otak, hingga
akhirnya orang dapat menyadari atau mempersepsi tentang apa yang
dikecap itu.
5) Persepsi melalui Indera Peraba (kulit) Indera ini dapat merasakan rasa
sakit, rabaan, tekanan dan temperatur. Tetapi tidak semua bagian kulit
dapat menerima rasa-rasa ini. Pada bagian-bagian tertentu saja yang
dapat untuk menerima stimulus-stimulus tertentu. Rasa-rasa tersebut di
atas merupakan rasa-rasa kulit yang primer, sedangkan di samping itu
masih terdapat variasi yang bermacam-macam. Dalam teknan atau
rabaan, stimulusnya langsung mengenai bagian kulit bagian rabaan
atau tekanan. Stimulus ini akan menimbulkan kesadaran akan lunak,
keras, halus, kasar.12
12
Eliska Pratiwi, I Nyoman Sujana dan Iyus Akhmad Haris, “Persepsi dan Partisipasi
Masyarakat Terhadap Penerapan Program Kerja BUMDES Dwi Amertha Sari di Desa
Jinengdalem”, Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha, Vol. 11 No.1 2019, 286
c. Faktor- faktor yang mempengaruhi persepsi
Pada dasarnya terdapat banyak sekali berapa pendapat para ahli yang
menyebutkan faktor- faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang.
Sobur berpendapat bahwa terdapat dua faktor yang menentukan seleksi
rangsangan terhadap persepsi, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. 13
1) Faktor- faktor Intern yang mempengaruhi seleksi Persepsi
a) Kebutuhan Spikologis
Kebutuhan spikologis seseorangbmempengaruhi persepsinya.
Kadang- kadang, ada hal yang “kelihatan” ( yang sebenarnya tidak
ada ), karena kebutuhan psikologis.
b) Latar Belakang
Latar belakang mempengaruhi hal- hal yang dipilih dalam
persepsi, orang- orang dengan latar belakang tertentu mencari
orang-orang dengan latar yang sama dan mengikuti dimensi
tertentu yang serupa dengan mereka.
c) Pengalaman
Pengalaman mempersiapkan seseorang untuk mencari orangorang,
hal- hal, dan gejala- gejala yang mungkin serupa dengan
pengalaman pribadinya. Seseorang yang mempunyai pengalaman
yang buruk dalam bekerja dengan jenis prang tertentu, mungkin
akan menyeleksi orang-orang ini untuk jenis persepsi tertentu.
d) Kepribadian
Kepribadian juga mempengaruhi persepsi. Seseorang yang
introvert mungkin akan tertarik kepada orang- orang yang serupa
atau sma sekali berbeda. Berbagai faktor dalam kepribadian
mempengaruhi seleksi dalam persepsi.
e) Sikap dan kepercayaan umum
15 Muchdarsyah Sinungan, Uang dan Bank ( Jakarta: Bina Aksara, 1989). Hlm. 3
Uang dalam sistem keuangan mungkin pada awal peradaban,
manusia memenuhi kebutuhannya secara mandiri, dapatkan makanan
dengan berburu atau makan buah yang berbeda. Di sana
Kebutuhannya masih sederhana, tidak perlu orang lain. Setiap individu
memenuhi kebutuhan nutrisinya secara mandiri yang dikenal dalam
istilah prabater. Dalam kegiatan yang dilakukan orang tersebut tidak
mengenal berdagang atau jual beli.
Interaksi yang terjadi antara orang-orang itu mereka mulai
saling membutuhkan, sehingga terjadilah sistem barter dari
perkembangan tersebut, uang digolongkan sebagai komoditas (barang),
uang giral, uang kertas dan uang kredit. Sistem pertukaran atau barter
memiliki kelemahan dalam perannya karena nilai suatu barang
bukanlah nilai barang yang ditukar.
Berikut adalah beberapa kelemahan pertukaran:
a) Pertukaran mensyaratkan wasiat ganda, yaitu dinilai atau
biasa disebut untuk keinginan ganda dari koin.
b) harga sulit ditentukan.
c) Batasan pilihan dalam membeli.
d) Kesulitan dengan pembayaran yang terlambat.
e) Kesulitan menyimpan harta.16
1718 Ahmad Mansur, Konsep Uang dalam Perspektif Ekonomi Islam dan Ekonomi
Konvensional (Al-Qānūn, Vol. 12, No. 1, Juni 2009). Hal 159
Terjemahannya :
1920 Faisal Affandi, Fungsi uang dalam perspektif ekonomi islam, Jurnal Ekonomi Syariah,
Vol. 1 No.1Desember 2020, ISSN 2746-8933(online), 2746-8925 (cetak). Hlm 89
dimaksudkan adalah menunda pembayaran harga, maka
yang ditunda adalah uang. Bagaimana mungkin dikatakan
bahwa uang adalah ukuran dan standar pembayaran tunda?,
karena uang menjadi standar uang. Jadi, tidak tepat
ungkapan yang menyatakan bahwa uang adalah standar
pembayaran tunda karena fungsi ini merupakan
pengulangan (tahsilul hasil) terhadap fungsi uang sebagai
standar nilai. Uang adalah ukuran dan standar harga
komoditas dan jasa baik bersifat tunai atau tunda.
Muhammad Usman Syabir juga menjelaskan, karena nilai
uang itu fluktuatif maka tidak layak untuk menjadi ukuran
nilai pembayaran tunda.
2021 Rahmat Ilyas, Konsep Uang Dalam Perspektif Islam, Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam
Oktober 2016 4(1):35 Hlm 41
masyarakat umum. Tidak ada uang monopoli sendiri. Jadi setiap orang
berhak atas uang , Sementara modal adalah barang pribadi atau orang
per orang. Jika uang sebagai flow concept sementara modal adalah
stock concept.
b. Teori-teori Tentang Fungsi Uang Pada Masa Rasul dan Sahabat Rasul
1) Uang pada masa Rasul SAW
Menurut sejarah Islam, uang merupakan sesuatu yang masih ada pada
masa itu berasal dari peradaban Persia dan Romawi. Diadopsi oleh
Romawi adalah Dinar yang merupakan mata uang emas, sedangkan yang
dipake dari Persia dalah dirham yang merupakan mata uang perak. Dalam
Al-Qur'an dan Hadits kedua benda ini (emas dan perak) disebut sebagai
mata uang atau sesuatu yang bisa dianggap sebagai simbol harta kekayaan
yang bisa disimpan. Selain itu, dinar dan dirham juga disebutkan dalam
banyak hadits Rosululloh SAW Salah satunya mengatakan dalam sebuah
hadits Nabi:
“Dinar dengan Dinar tidak ada kelebihan diantara keduanya
(jika dipertukarkan),dan Dirham dengan dirham dan tidak ada
kelebihan diantara keduanya (jika dipertukarkan).
(HR.Muslim).”
2122 Muslimin Kara dan Rahmawati Muin, Ekonomi Syariah dan Lembaga Keuangan Syariah
(Gowa:Pusaka Almaida 2020). Hal 68 dan 71
Hingga pada akhirnya pada tahun 1926 dan dua tahun sejak
kekhalifahan turki Utsmani runtuh (1924). Selanjutnya, Pada zaman
Muawiyyah. Pada zaman ini mata uang dicetak dengan mencamtukan
gambar pedang gubernurnya di irak atau disebut dengan gaya Persia.
Begitupun dengan Ziyad, yang pada saat itu mengeluarkan dirham dengan
cara mencantumkan nama Khalifa. Pada saat itu mata uang yang beredar
memiliki bentuk bulat seperti uang logam pada umumnya. Dan pada
zaman Ibnu Zubair telah dicetak untuk pertama kali dengan mata uang
memiliki bentuk yang sama (bulat) akan tetapi peredarannya terbatas.
3. Ekonomi Islam 1) Pengertian Ekonomi Islam
Ekonomi islam merupakan ilmu pengetahuan social yang
mempelajari masalah- masalah ekononmi rakyat yang diilhami oleh
nilai- nilai islam. Sistem ekonomi syariah tentu berbeda dengan sistem
ekonomi kapitalisme dan sosialisme, dimana sistem ekonomi islam
menentang adanya eksploitasi oleh pemilik modal terhadap para
pekerjanya dan melarang menumpuk kekayaan tanpa ada manfaat.
Selain itu, ekonomi islam memiliki dimensi iabadah yang teraplikasi
dalam tujuan syariah dan moral pada setiap kegiatan ekonomi.
2223Muklis dan Didi suardi, Pengantar Ekonomi Islam, (Surabaya : Cv. Jakad Media
Publising,2020). Hlm 29
suatu totalitas. Dengan kata lain, sistem merupakan suatu kumpulan
berbagai unsur yang saling berhubungan, saling mempengaruhi dan
saling bekerja sama untuk mrncapai tujuan ekonomi.
Berarti sistem ekonomi islam adalah suatu sistem ekonomi
yang didasarkan pada ajaran- ajaran dan nilai- nilai islam yang
bersumber dari Alquran, As- sunah, ijma dan qiyas 24 Sistem ekonomi
islam ini merupakan bagian dari keseluruhan ajaran islam yang
komprehensif.
I. Kajian Terdahulu
2325 Ulfa Hidayatunnikmah, Konsep Uang Perspektif Ekonomi Islam, Skirpsi (IAIN Metro :
Metro, 2018).
“Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Persepsi Masyarakat
Terhadap Wakaf Uang di Kota Bandung” dapat disimpukan bahwa
salah satu faktornya yaitu pendapatan, semakin tinggi tingkat
pendapatan maka akan semakin meningkat peluang masyarakat untuk
berwakaf uang tapi dengan peningkatan yang tidak begitu besar
sehingga dapat diabaikan. Yang kedua pendidikan, semakin tinggi
pemahaman masyarakat tentang wakaf uang maka akan semakin besar
peluang masyarakat untuk menerima wakaf uang. Yang ketiga adalah
media informasi dan keempat seseorang dengan tingkat keterlibatan
yang tinggi memiliki peluang untuk menerima wakaf uang lebih besar
dibandingkan seseorang dengan tingkat keterlibatan organisasi yang
lebih rendah dengan asumsi cateris paribus. Yang terakhir adalah
kemudahan berwakaf.24
3. Penelitian yang dilakukan oleh Zaini Abdul Malik dan N. Eva Fauziah
dengan judul :
“Implementasi Uang Sebagai Flow Concept dan Publik Goods
dalam Ekonomi Islam Diindonesia ( Studi Atas Pemikirian
Adiwarman Azwar Karim )” dapat disimpulkan bahwa menurut
Karim uang adalah milik Publik bukan Milik pribadi uang harus
diedarkan dan dialirkan seperti air yang mengalir. Jika air yang
mengalir itu menggenang maka itu disebut sitem capital. Jika uang
diibaratkan air yang menggenang maka uang tersebut akan mengeruh
tetapi jika dialirkan seperti air yang mengalir maka akan jernih dan
bersih, seperti itulah uang. Uang tidak boleh ditimbun karena akan
menghalangi orang-orang menggunakan uang sebagai public good.25
2426 Cupian dan Najmi, analisi actor-faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat
terhadap wakap uang di Kota Bandung, Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 6(02), 2020, 151-162
2527 Zaini Abdul Malik dan N. Eva Fauziah, Implementasi Uang Sebagai Flow Concept
dan Publik Goods dalam Ekonomi Islam Diindonesia ( Studi Atas Pemikirian Adiwarman Azwar
Karim ), Jurnal dan Keungan perbankan syariah tahun 2014-2015.
4. Penelitian yang dilakukan oleh muhammad zunaidin yang berjudul :
“ konsep uang dalam perspektif al- ghazali dan al- maqrizi serta
relevansinya dalam konteks kekinian”. Dalam penelitian
disimpulkan bahwa pemikiran Al-Ghazali tentang Larangan Riba
memperkenalkan dan menghadirkan perbankan syariah dalam konteks
ini, tidak mengenal riba tetapi bagi hasil. Pemikiran Al-Maqriz saling
terkait Bank sentral menyajikan masalah inflasi dalam konteks ini
mengendalikan jumlah uang beredar atau suku bunga sebagai
instrumen pengaturan harga.26
5. Penelitian yang dilakukan oleh Mawar Jannati dan Al- Fasiri dan
Abdul Aziz dengan judul :
“Uang dalam Tinjauan Ekonomi Islam” yang mana hasil
penelitiannya adalah Ekonomi Islam memandang uang tidak sebagai
komoditas melainkan hanya sebagai alat tukar, tidak (barang) yang
diperdagangkan dalam semangat kapitalisme. Konsep uang tidak
dipergunakan jika diaplikasikan untuk komoditi, karena hal ini dapat
memengaruhi stabilitas moneter. Itulah mengapa perdagangan uang
adalah bagian dari suatu bentuk riba yang lebih banyak merugikan
daripada kebaikan. Untuk itu kita seharusnya mengembalikan fungsi
uang sebagaimana yang terkandung dalam konsep Islam, yaitu sebagai
alat tukar dan satuan nilai, bukan sebagai komoditi, dan memahami
bahwa uang benar-benar hanya sarana untuk menyelesaikan sesuatu
barang ke barang lainnya.27
6. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Nurul Alim dengan judul :
“Uang Dan Moneter Islam Dalam Sistem Moneter Ganda Di
Indonesia” dapat disimpulkan bahwa Penggunaan instrumen
2628 Muhammad Zunaedin, Konsep Uang dalam Perspektif Al-Ghazali dan AlMaqrizi serta
Relevansinya dalam konteks kekinian, Skripsi ( Ponorogo : IAIN Ponorog, 2018).
2729 Mawar Jannati dan Al- Fasiri dan Abdul Aziz, ”Uang dalam tinjauan Ekonomi Islam”
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Volume 2 Nomor 1 (2021) Pages 95 – 104
perbankan yang berbasis konvensional yaitu fiat money dan fractional
reserve banking ( praktek bank mempertahankan sebagaian dari
simpanan nasabah sebagai cadangan) masih tidak dapat dihindari
dalam sistem moneter (mata uang) syariah. Moneter islam masih dapat
melakukan dan ikut serta dalam moneter ganda dengan melakukan
salahsatunya yaitu : menjadikan zakat sebagai instrument moneter,
menerapkan akad syariah dalam investasi, produksi dan investasi.28
2830 Muhammad Nurul Alim, “Uang Dan Moneter Islam Dalam Sistem Moneter Ganda Di
Indonesia”, Jurnal Asy-Syukriyyah Vol. 22| Nomor 2| Juli –Desember 2021 Hlm 211
dokumentasi yang berhubungan dengan permasalahan yang akan
dibahas/diteliti.
Untuk tempat dan waktu dari penelitian ini sangat fleksibel untuk
menspesifikan penelitian ini dilakukan di Kota Bukittinggi dan untuk
waktunya dimulai dari bulan November dan insya Allah diselesaikan sampai
Desember.
Sumber data yang digunakan peneliti saat ini adalah mencakup dua sumber
data, yaitu sumber data yang digunakan meliputi data primer dan data
sekunder. Sumber data primer adalah sumber data yang berisi informasi yang
berasal langsung dari sumbernya dan diolah oleh peneliti serta digunakan
sebagai data untuk mengambil keputusan. Untuk lebih jelasnya, kita juga
dapat menyimpulkan bahwa sumber data primer adalah data yang diperoleh
dari subjek penelitian. Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari
sumber internal atau eksternal seperti buku, majalah, surat kabar, dll, dan data
yang diperoleh dari sumber lain sebagai data tambahan untuk penelitian ini.
a. Observasi
Observasi adalah kegiatan mengamati dan mencatat data atau
informasi yang sesuai dengan konteks penelitian. Dengan
menggunakan metode observasional, peneliti melakukan observasi
terhadap subjek penelitian. Tentu saja yang penulis amati adalah
hal yang terkait dengan persepsi masyarakat mengenai konsep
uang persepktif ekonomi islam.
b. Wawancara
Wawancara merupakan cara yang dilakukan untuk mendapatkan
informasi secara langsung oleh peneliti dengan memberikan
pertanyaan – pertanyaan kepada pihak yang terkait. 29 Dengan
melakukan wawancara akan di dapatkan informasi mengenai
halhal yang dianggap penting untuk diketahui oleh peneliti.
Adapun yang menjadi responden penelitian kali ini adalah
masyarakat muslim Dikota Bukittinggi.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang dikumpulkan
pada waktu dan tempat tertentu untuk referensi langsung oleh
peneliti untuk memfasilitasi penelitian mereka. Juga
didokumentasikan – dokumen yang berkaitan dengan penelitian.
Dokumentasi juga disediakan dalam bentuk gambar yang diambil
langsung dari lokasi sebenarnya.
5. Informan penelitian
Daftar Pustaka
Affandi, F. (2020). Fungsi uang dalam perspektif ekonomi islam. Jurnal Ekonomi
syariah Vol. 1 No. 1 Desember, 87.
Alim, M. N. (2021). Uang Dan Moneter Islam Dalam Sistem Moneter Ganda Di
Indonesia. Jurnal Asy-Syukriyyah Vol. 22| Nomor 2| Juli –Desember, 211.
Aziz, M. J.-F. (2021). Uang dalam tinjauan Ekonomi Islam. Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Islam Volume 2 Nomor 1 , 95-104.
Dr. Ika Yunia Fauzia, L. M. (2014). Prinsip Dasar EKONOMI ISLAM Perspektif
Maqashid al - Syariah. jakarta: Kencana.
Mansur, A. (2009). Konsep Uang dalam Perspektif Ekonomi Islam dan ekonomi
Konvensional. Al-Qanun, 159.
Rosia, R. (2018). Pemikiran Imam Al-Ghazali Tentang Uang. Jurnal Vol 4, No 1, 14-
27.