Anda di halaman 1dari 39

ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI FUNGSI UANG

PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM


(Studi Kasus Masyarakat Muslim Kota Bukittinggi) PROPOSAL
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi diseminarkan pada seminar proposal skripsi program
studi ekonomi islam

DISUSUN OLEH :

NOLA ADILLA
3219078

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI ( UIN ) SJECH M. DJAMBEK
BUKITTINGGI
2022
ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI FUNGSI UANG
PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi Kasus Masyarakat Muslim Kota
Bukittinggi ) A. Latar Belakang Masalah

Pada saat ini banyak masyarakat yang menyalah artikan tentang fungsi uang,
terlebih lagi dunia ini sudah berabad-abad didoktrin oleh prinsip konvensional
yang tidak mengenal arti haram dan halal. Bahkan uang juga bisa berfungsi untuk
hal yang haram, bahkan di Indonesia yang mayoritas masyarakatnya muslim
mendefinisikan uang berdasarkan konvensional yang mempunyai konsep yang
salah. Padahal Islam mempunyai konsep tentang uang yang lebih baik. Para
ekonom konvensional bahkan berdebat tentang konsep uang berdasarkan
konvensional itu sendiri. Ini berarti konsep konvensional itu tidak sesempurna
dibandingkan dengan konsep Islam. Apalagi mereka mengatakan bahwa modal
sering diidentikkan dengan uang sedangkan dalam konsep Islam uang adalah

uang dan modal adalah modal.

Sejak masa lalu uang dibutuhkan masyarakat untuk meringankan beban


mereka baik dalam Transaksi dan Pertukaran agar mempermudahkan mereka.
Dalam menggunakan uang mereka menolak sistem pertukaran yang rumit dan
sulit seperti pada zaman dahulu dikenal dengan istilah barter. Uang adalah salah
satu inovasi manusia sepanjang peradaban.

Sejarah membuktikan bahwa uang memiliki peranan penting dalam kehidupan


masyarakat, khususnya di jurusan perekonomian. Uang adalah transaksi
alternative yang lebih mudah daripada sistem pertukaran barter yang rumit dan
tidak efisien, yang mana tidak cocok untuk digunakan dalam system ekonomi
modern.1 Ekonomi Islam sebagai bagian dari Islam memiliki konsep yang jelas
dalam masalah harta pada umumnya terutama uang. Secara ekonomi Islam
memiliki pendapatnya sendiri dalam masalah uang. Ini menggambarkan jenis

1 Muchammad Ihcsan, Konsep Uang Dalam Perspektif Ekonomi Islam, Jurnal Studi Islam,
Vol.21, No. 1, Special Issue 2020: 27-38
uang dan fungsi uang untuk bekerja dan mengatur apa dapat dilakukan dan apa
yang tidak boleh dilakukan sebagai panduan untuk masalah dan untuk
memberikan arahan kepada umat. Dengan kata lain, konsep Islam menyebutkan
bahwa uang adalah konsep aliran yang mana uang harus diedarkan dan diputarkan
sepanjang waktu agar mendatangkan keuntungan lebih besar. Islam tidak
memungkinkan terjadinya motif spekulatif saat menggunakan uang. Uang adalah
barang publik yang dimiliki masyarakat. Karena itu, mengumpulkan uang yang
tidak produktif seperti menimbun berarti mengurangi jumlah uang beredar.
Diibaratkan dengan darah dalam tubuh, perekonomian akan kekurangan seperti
darah atau terjadi resesi ekonomi atau stagnasi. Itu adalah kenapa menimbun uang
sangat dilarang dalam islam.2

Pandangan Islam tentang fungsi uang sangat positif. masalah ini tercermin
dalam bisnis yang dipraktekkan pada masa Rasulullah SAW di mana menjadi
pedagang yang kembali dari Suriah membawa dinar Mereka membawa emas
Romawi dan dirham perak Persia dari Irak.

Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk mencari pahala dan berkah Ini
termasuk mencari uang untuk mengisi dan memenuhi Kehidupan, seperti firman
Allah SWT dalam surat al-jumuah ayat 10 :

2 Karim, Adiwarman A, Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer, (Jakarta: Gema Insani
Press, 2007). Hlm 21
Terjemahannya :
“Apabila salat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu
di bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah
banyakbanyak agar kamu beruntung”. ( Qs. Al-Jumuah : 10)
Dapat dilihat dari ayat diatas bahwasanya Allah memerintahkan umatnya
untuk mencari rezeki dan karunia di bumi untuk memenuhi kebutuhan hidup
didunia dan diakhirat. Salah satu cara untuk memperoleh rezeki tersebut ialah
dengan cara bekerja untuk mendapatkan uang. Dalam islam seseorang tidak
dilarang untuk hidup kaya namun dengan syarat jika seseorang tersebut
memanfaatkan uang untuk hal- hal yang tidak melaggar syariat.

Uang adalah topik yang sangat menarik untuk dibicarakan dalam berbagai
kajian ekonomi Islam. Itu karena uang merupakan pusat ekonomi. yang berarti
bahwa tanpa uang tidak ada ekonomi bekerja secara dinamis. Hampir setiap
kegiatan ekonomi sangat tergantung pada uang untuk produksi, konsumsi,
distribusi dan Refleksi kekayaan dan pendapatan.3 Uang juga didefinisikan
sebagai salah satu (objek) yang diterima oleh masyarakat luas digunakan pada
saat melakukan aktivitas pertukaran yang berkaitan dengan perdagangan atau
bisnis.

Uang dalam perspektif ekonomi konvensional diartikan secara


interchangeability/bolak-balik, yaitu uang sebagai uang dan uang sebagai capital.
Atau uang dapat diperjual belikan dan disewakan atau boleh disimpan untuk
memperkaya diri. Sedangkan dalam ekonomi Islam, konsep uang secara jelas dan
tegas bahwa uang adalah uang bukan capital. Islam menyebutkan bahwa uang
adalah konsep aliran yang mana uang harus diedarkan dan diputarkan sepanjang
waktu.

3 Rina Rosia, Pemikiran Imam Al-Ghazali Tentang Uang. Jurnal Vol 4, No 1 2018. 14-27
Persepsi masyarakat terhadap fungsi uang sangat beragam sekali. Yang mana
dalam penggunaan uang yang dilakukan masih banyak mengenal uang secara
konvensional dibandingkan uang dalam kajian islam. Mereka menganggap uang
adalah tujuan utama untuk mencari keuntungan pribadi, padahal didalam islam
seorang muslim dilarang untuk mendapatkan keuntungan dari uang yang
dipinjamkan kepada pihak lain.

Berdasarkan hasil wawancara dengan 5 orang masyarakat di Kota Bukittinggi


jawaban tentang fungsinya berbeda-beda 3 diantaranya yaitu Rita, Dina dan
nuraziza seorang pedagang memiliki jawaban yang sama tentang fungsi uang
yaitu sebagai alat tukar atau kita bisa membeli sesuatu, sebagai modal
usaha,menukarkannya dan sebagai alat untuk membeli bahan-bahan yang
diperlukan untuk bekerja. Fungsinya hanya untuk alat tukar dan tidak
diperbolehkan untuk membungakan uang atau memberlanjakan untuk yang
haram. Sedangkan dua diantaranya Erni selaku pemilik kos dan Andresno pemilik
konveksi baju memiliki jawaban yang sama tentang uang sebagai alat tukar tetapi
fungsi uang didalamnya bisa untuk memperkaya diri. Seperti meminjamkan uang
tetapi harus ada bunga saat pengembaliannya. Katanya itu sah- sah saja karena
jasa kita telah meminjamkannya, makannya harus mendapat imbalan. Lalu fungsi
lain boleh saja untuk membeli chip lalu jika menang taruhan maka akan bisa
dijual kembali dan mendapatkan uang. Dalam islam judi itu diharamkan apalagi
dipakai untuk jual beli maupun untuk konsumsi karena menyerupai mengundi
nasip.4

Jika banyak masyarakat yang membenarkan fungsi uang sebagai barang


dagangan maka masyarakat tersebut telah menyimpang dari ajaran syariat. Dalam
islam uang bukan sebagai barang perdagangan tetapi uang merupakan barang
publik yang harus mengalir dalam masyarakat. Karena jika uang di anggap hal

4 Wawancara dengan 5 orang tokoh masyarakat Dikota Bukittinggi tanggal 1 dan 10


Desember 2022
demikian dan ini dibenarkan oleh umat islam maka harus siap menerima
konsekuensi adanya sistem riba (bunga) maupun judi sekaligus menyimpang dari
ketentuan Al-Qur’an yang sudah melarang kegiatan haram.

Berdasarkan uraian latar belakang maka peneliti tertarik untuk melakukan


penelitian dengan judul “Analisis Persepsi Masyarakat Mengenai Fungsi Uang
Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus Masyarakat Muslim Kota
Bukittinggi)”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan judul dan juga latar belakang yang telah dilakukan oleh peneliti
diatas maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:

Uang merupakan salah satu topik yang sangat menarik untuk diperbincangkan
dan dibahas dalam kajian Ekonomi Islam. Tetapi kenyataannya masih banyak
masyarakat Bukitinggi yang membungakan uang atau bahkan bermain untuk
mengundi nasip seperti judi atau yang lainnya. Masih banyak perbedaan persepsi
masyarakat tentang pemahaman dan fungsi uang yang masih dikenal dan
dipergunakan dalam konsep konvensional.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, tidak semua masalah diteliti karena


adanya keterbatasan waktu, tenaga, serta biaya. Oleh karena itu dilakukan
pembatasan masalah. Peneliti disini membatasi masalah yaitu fokus pada
“Analisis Persepsi Masyarakat Mengenai Fungsi Uang Perspektif Ekonomi Islam
(Studi Kasus Masyarakat Muslim Kota Bukittinggi)”
D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan secara detail dan juga uraian
diatas maka rumusan masalah yang ada adalah:
Bagaimana Persepsi Masyarakat Bukittinggi Mengenai Fungsi Uang
Perspektif Ekonomi Islam?

E. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui Bagaimana Persepsi Masyarakat Bukittinggi Mengenai
Fungsi Uang Perspektif Ekonomi Islam.
F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat serta ilmu pengetahuan baik


bagi penulis maupun bagi masyarakat luas yang mana manfaatnya yaitu:

1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan tentang
Analisis Persepsi Masyarakat Mengenai Fungsi Uang Perspektif Ekonomi
Islam (Studi Kasus Masyarakat Muslim Kota Bukittinggi)” dan juga
dijadikan sumber atau bahan informasi bagi para pembaca dan rujukan
bagi peneliti tentang objek yang sama atau semacamnya.
2. Secara Praktis
a. Secara akademik, penelitian ini bermanfaat sebagai prasyarat untuk
menyelesaikan Sarjana S1 Ekonomi Islam dari Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN Syeck M Djamil Bukittinggi.
b. Bagi masyarakat, penelitiaan ini diharapkan dapat memberikan
informasi mengenai bagaimana Analisis Persepsi Masyarakat
Mengenai Konsep Uang Perspektif Ekonomi Islam. Bagi Institusi,
manfaat penelitian ini bagi institusi yaitu dapat menambah koleksi
pustaka yang bermanfaat bagi mahasiswa UIN Syeck M Djamil
Bukittinggi khususnya Ekonomi Islam.
G. Penjelasan Judul

Penjelasan sangat penting artinya untuk menghindari salah satu


pemahaman atau penafsiran, maka penulis perlu menjelaskan beberapa istilah
yang terdapat dalam judul karya ilmiyah ini. Selain itu juga dengan adanya
penjelasan judul dapat membuat pembaca lebih tertarik untuk membaca isi
ketika mereka bisa memahami judul makna dari berbagai kata yang ada pada
judul. Maka berikut dijelaskan istilah- istilah yang terdapat pada judul
penelitian ini.

1. Persepsi menurut Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, persepsi


adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu, serapan, proses
seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indera darinya56
2. Fungsi adalah gambaran peran yang ideal sebagai patokan dalam
mengerjakan sesuatu sesuai tatanan tertentu.7
3. Uang adalah suatu benda yang dapat ditukarkan dengan benda lain,
dapat digunakan untuk menilai benda lain, dan dapat kita simpan.
Berfungsi sebagai alat tukar, alat penyimpanan nilai, satuan hitung,
ukuran pembayaran tertunda.8
4. Ekonomi Islam adalah ilmu pengetahuan social yang mempelajari
masalah- masalah ekonomi masyarakat yang diilhami oleh nilai-nilai
islam.9

5 Uswatun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Wahyumedia, 2014), Cet. Ke. -1 h.
518
6
6
7 https://id.m.wikipedia.org/wiki/fungsi. Di Akses pada tanggal 5 Januari 2023,
7
8 Solikin Suseno, Uang Pengertian, Penciptaan, dan peranannya dalam
perekonomian,
(Jakarta : Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan, 2002). Hlm 2
8
9 Ika Yunia Fauzia, Prinsip prinsip Ekonomi Islam Perspektif Maqashid Al- Syariah,
(Bandung : Kencana, 2011). Hlm 6
Dari penjelasan judul diatas dapat disimpulkan bahwa bagaimana
analisis masyarakat Bukittinggi terhadap fungsi uang dalam kajian
ekonomi islam..

H. Landasan Teori 1. Persepsi Masyarakat a. Pengertian persepsi


Persepsi adalah proses kognitif yang memungkinkan kita
menginterpretasikan dan memahami sekitar kita. Dikatakan pula sebagai
proses menginterpretasikan suatu lingkungan. Orang harus mengenal
objek untuk berinteraksi sepenuhnya dengan lingkungan mereka. Persepsi
merupakan proses menerima informasi membuat pengertian tentang dunia
di sekitar kita. Hal tersebut memerlukan pertimbangan informasi mana
perlu diperhartikan, bagaimana mengkategorikan informasi, dan
bagaimana menginterpretasikannya dalam kerangka kerja pengetahuan
kita yang telah ada. Persepsi meupakan proses mengidentifikasi,
mengorganisasikan, dan menginterpretasikan informasi yang ditangkap
oleh pancaindra untuk melukiskan dan memahaminya. Persepsi suatu
proses dalam sistem syaraf yang berasal dari stimulasi fisik dan
pancaindera.10
Istilah pesepsi biasanya digunakan untuk mengungkapkan tentang
pengalaman terhadap sesuatu benda ataupun kejadian yang pernah
dialami. Pendapat lain mengemukakan bahwa persepsi adalah suatu proses
dengan mana individual mengorginisir dan menginterpretasikan tanggapan
kesan mereka dengan maksud memberi makna pada lingkungan mereka.
Tetapi apa yang kita rasakan dapat berbeda secara subtansial dari realitas
objektif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya
persepsi merupakan suatu proses yang memungkinkan kita mengorganisir
informasi dan menginterpretasikan kesan terhadap lingkungan sekitar.

109 Wirawan, Kepemimpinan: Teori, Psikologi, Aplikasi dan Penelitian, (Jakarta: Rajawali
Press, 2010) hlm .751
Persepsi adalah proses dimana stimuli-stimuli diseleksi, diorganisasikan,
dan diinterpretasikan.11 Persepsi merupakan salah satu aspek penting bagi
manusia dalam merespon kehadiran berbagai aspek serta gejala yang
timbul dari lingkungan sekitarnya. Persepsi terbentuk melalui suatu proses
pemahaman atau pemberian suatu makna atas informasi terhadap stimulus.
Stimulus sendiri didapat melalui proses penginderaan terhadap objek,
peristiwa, atau hubungan - hubungan antar gejala yang selanjutnya
diproses oleh otak.
b. Bentuk- bentuk persepsi
Proses pemahaman terhadap rangsang atau stimulus yang diperoleh oleh
indera menyebabkan persepsi terbagi menjadi beberapa bentuk:
1) Persepsi melalui Indera Penglihatan
Alat indera merupakan alat utama dalam individu mengadakan
persepsi. Seseorang dapat melihat dengan matanya tetapi mata
bukanlah satu-satunya bagian hingga individu dapat mempersepsi apa
yang dilihatnya, mata hanyalah merupakan salah satu alat atau bagian
yang menerima stimulus, dan stimulus ini dilangsungkan oleh syaraf
sensoris ke otak, hingga akhirnya individu dapat menyadari apa yang
dilihat.
2) Persepsi melalui Indera Pendengaran
Orang dapat mendengar sesuatu dengan alat pendengaran, yaitu
telinga. Telinga merupakan salah satu alat untuk dapat mengetahui
sesuatu yang ada di sekitarnya. Seperti halnya dengan penglihatan,
dalam pendengaran individu dapat mendengar apa yang mengenai
reseptor sebagai suatu respon terhadap stimulus tersebut. Kalau
individu dapat menyadari apa yang didengar, maka dalam hal ini

1110 Philip kottler, Manajemen Pemasaran, Edisi Ketigabelas, (Jakarta: Erlangga, 2008),
hl.179.
individu dapat mempersepsi apa yang didengar, dan terjadilah suatu
pengamatan atau persepsi.
3) Persepsi melalui Indera Pencium
Orang dapat mencium bau sesuatu melalui alat indera pencium yaitu
hidung. Sel-sel penerima atau reseptor bau terletak dalam hidung
sebelah dalam. Stimulusnya berwujud benda-benda yang bersifat
khemis atau gas yang dapat menguap, dan mengenai alat-alat penerima
yang ada dalam hidung, kemudian diteruskan oleh syaraf sensoris ke
otak, dan sebagian respon dari stimulus tersebut orang dapat
menyadari apa yang diciumnya yaitu bau yang diciumnya.
4) Persepsi melalui Indera Pengecap
Indera pengecap terdapat di lidah. Stimulusnya merupakan benda cair.
Zat cair itu mengenai ujung sel penerima yang terdapat pada lidah,
yang kemudian dilangsungkan oleh syaraf sensoris ke otak, hingga
akhirnya orang dapat menyadari atau mempersepsi tentang apa yang
dikecap itu.
5) Persepsi melalui Indera Peraba (kulit) Indera ini dapat merasakan rasa
sakit, rabaan, tekanan dan temperatur. Tetapi tidak semua bagian kulit
dapat menerima rasa-rasa ini. Pada bagian-bagian tertentu saja yang
dapat untuk menerima stimulus-stimulus tertentu. Rasa-rasa tersebut di
atas merupakan rasa-rasa kulit yang primer, sedangkan di samping itu
masih terdapat variasi yang bermacam-macam. Dalam teknan atau
rabaan, stimulusnya langsung mengenai bagian kulit bagian rabaan
atau tekanan. Stimulus ini akan menimbulkan kesadaran akan lunak,
keras, halus, kasar.12

Bentuk persepsi pada intinya merupakan persepsi yang tidak hanya


dilakukan oleh penglihatan saja, namun dengan alat indera secara lengkap
1211 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), 90
agar menghasilkan suatu data yang maksimal dan sesuai dengan
kenyataanyanga da di lapangan. Dimana stimulus itu bersifat kuat maka
hasil yang didapat agar lebih spesifik.
Menurut Irwanto, sebagaimana dikutip oleh Eliska Pratiwi dkk, setelah
individu melakukan interaksi dengan obyek-obyek yang dipersepsikan
maka hasil persepsi dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1) Persepsi positif yaitu persepsi yang menggambarkan segala
pengetahuan (tahu tidaknya atau kenal tidaknya) dan tanggapan yang
diteruskan dengan upaya pemanfaatannya. Hal itu akan di teruskan
dengan keaktifan atau menerima dan mendukung obyek yang
dipersepsikan.
2) Persepsi negatif yaitu persepsi yang menggambarkan segala
pengetahuan (tahu tidaknya atau kenal tidaknya) dan tanggapan yang
tidak selaras dengan obyek yang di persepsi. Hal itu akan di teruskan
dengan kepasifan atau menolak dan menentang terhadap obyek yang
dipersepsikan.12

Demikian dapat dikatakan bahwa persepsi itu baik yang positif


maupun yang negatif akan selalu mempengaruhi diri seseorang dalam
melakukan sesuatu tindakan. Dan munculnya suatu persepsi positif
ataupun persepsi negatif semua itu bergantung pada bagaimana cara
individu menggambarkan segala pengetahuannya tentang suatu obyek
yang dipersepsikan.

12
Eliska Pratiwi, I Nyoman Sujana dan Iyus Akhmad Haris, “Persepsi dan Partisipasi
Masyarakat Terhadap Penerapan Program Kerja BUMDES Dwi Amertha Sari di Desa
Jinengdalem”, Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha, Vol. 11 No.1 2019, 286
c. Faktor- faktor yang mempengaruhi persepsi
Pada dasarnya terdapat banyak sekali berapa pendapat para ahli yang
menyebutkan faktor- faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang.
Sobur berpendapat bahwa terdapat dua faktor yang menentukan seleksi
rangsangan terhadap persepsi, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. 13
1) Faktor- faktor Intern yang mempengaruhi seleksi Persepsi
a) Kebutuhan Spikologis
Kebutuhan spikologis seseorangbmempengaruhi persepsinya.
Kadang- kadang, ada hal yang “kelihatan” ( yang sebenarnya tidak
ada ), karena kebutuhan psikologis.
b) Latar Belakang
Latar belakang mempengaruhi hal- hal yang dipilih dalam
persepsi, orang- orang dengan latar belakang tertentu mencari
orang-orang dengan latar yang sama dan mengikuti dimensi
tertentu yang serupa dengan mereka.
c) Pengalaman
Pengalaman mempersiapkan seseorang untuk mencari orangorang,
hal- hal, dan gejala- gejala yang mungkin serupa dengan
pengalaman pribadinya. Seseorang yang mempunyai pengalaman
yang buruk dalam bekerja dengan jenis prang tertentu, mungkin
akan menyeleksi orang-orang ini untuk jenis persepsi tertentu.
d) Kepribadian
Kepribadian juga mempengaruhi persepsi. Seseorang yang
introvert mungkin akan tertarik kepada orang- orang yang serupa
atau sma sekali berbeda. Berbagai faktor dalam kepribadian
mempengaruhi seleksi dalam persepsi.
e) Sikap dan kepercayaan umum

13 Onan Marakali Siregar, Persepsi Masyarakat terhadap Bank Syariah, ( Medan :


Puspantara Publishing, 2020). Hlm 14-16
Sikap dan kepercayan umum juga mempengaruhi persepsi.
f) Penerimaan diri
Penerimaan diri merupakan sifat penting yang mempengaruhi
persepsi. Seseorang yang lebih ikhlas menerima kenyataan diri
lebih menyerap sesuatu daripada mereka yang kurang ikhlas
menerima realitas dirinya.
2) Faktor- faktor Ekstern yang mempengaruhi seleksi persepsi
a) Intensitas
Pada umumnya, rangsangan yang lebih insentif, mendapatakan
lebih banyak tanggapan daripada rangsangan yang kurang intens.
b) Ukuran
Pada umumnya, benda- benda yang lebih besar menarik perhatian.
Barang yang lebih besar lebih cepat dilihat. Banyak perusahaan
memanfaatkan faktor ini dalam mengemas produk mereka,
sehingga membuat barang kelihatan lebih besar. Demikian pula,
iklan yang lebih besar lebih sering dilihat daripada yang lebih
kecil.
c) Kontras
Biasanya, hal-hal lain dari yang biasa kita lihat akan cepat menarik
perhatian. Jika orang bisa mendengar suara tertentu dan seolaholah
ada perubahan dalam suara itu.
d) Gerakan
Hal-hal yang bergerak lebih menarik perhatian daripada hal-hal
yang diam.
e) Ulangan
Biasanya hal-hal yang berulang dapat menarik perhatian.
Pemasangan iklan menggunakan faktor ini secara menguntungkan.
Pada waktu-waktu tertentu, barangnya mungkin tidak ada dipasar.
Ulangan seperti itu membuat orang ingat akan produk itu dan
mereka lebih memperhatikannya daripada produk lain yang tidak
sering cukup muncul di media. Akan tetapi, ulangan yang terlalu
sering, dapat mengahasilkan kejenuhan sistematik dan dapat
kehilangan arti perseptif. Oleh karna itu, ulangan mempunyai nilai
yang menarik perhatian selama digunakan dengan hati-hati.
f) Keakraban
Hal-hal yang akrab atau dikenal lebih menarik perhatian. Hal ini
terutama jika hal tertentu tidak diharapkan dalam rangka tertentu.
g) Sesuatu yang baru
Faktor ini kedengarannya bertentangan dengan faktor keakraban.
Akan tetapi, hal-hal baru juga menarik perhatian. Jika orang sudah
biasa dengan kerangka yang sudah dikenal, seseuatu yang baru
menarik perhatian. Minsalnya seorang pekerja langsung
memperhatikan suara aneh atau siara baru yang keluar dari mesin,
yang memberikan petunjuk sesuatu yang tidak beres dengan mesin
itu.

Sementara itu pendapat lain yakni Krech dalam Sobur


menyebutkan, faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang dapat
dikategorikan menjadi:

a) Frame Of Refrence, yaitu kerangka pengetahuan yang dimiliki


yang dipengaruhi dari pendidikan, bacaan dan penelitian.
b) Frame Of Experience, yaitu berdasarkan yang telah dialaminya
yang tidak terlepas dar keadaan lingkungan sekitarnya.
2. Konsep Uang Dalam Sistem Perekonomian Islam a. Uang
1) Pengertian Uang
Uang adalah suatu benda yang dapat ditukarkan dengan benda
lain, dapat digunakan untuk menilai benda lain, dan dapat kita simpan.
Selanjutnya jangan lupa bahwa uang dapat juga digunakan untuk
membayar utang diwaktu yang akan datang. 14 Dengan kata lain, uang
adalah suatu benda yang pada dasarnya dapat berfungsi sebagai :
Uang sebagai alat penyimpanan nilai (store of value). Sesuai
dengan sifatnya, manusia adalah makhluk yang gemar mengumpulkan
dan menyimpan kekayaan dalam bentuk barang-barang yang berharga
untuk dipergunakan dinasa yang akan dating. Barang-barang berharga
tersebut pada umumnya berupa tanah, rumah, dan benda berharga lain.
Walaupun kekayaan yang dapat disimpan beragam bentuknya, tidak
dapat dipungkiri bahwa uang merupakan salah satu pilihan untuk
menyimpan kekayaan.
Uang sebagai satuan hitung (unit of account). Apabila tidak ada
satuan hitung yang diperankan oleh uang, dapat dibayangkan kesulitan
dalam melakukan penilaian terhadap suatu barang. Tanpa satuan
hitung seseorang mungkin akan menilai seekor sapi sama dengan dua
ekor kambing dan sebagainya. Dengan adanya uang, tukar menukar
dan penilaian terhadap suatu barang akan lebih mudah dilakukan.
Selain itu, dengan uang pertukaran antara dua barang yang berbeda
secara fisik juga dapat dilakukan.
Uang sebagai ukuran pembayaran yang tertunda (standard fot
deffered payment). Fungsi uang ini terkait dengan transaksi pinjam-
meminjam, uang merupakan salah satu cara untuk menghitung

14 Solikin Suseno, Uang Pengertian, Penciptaan, dan peranannya dalam perekonomian,


(Jakarta : Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan, 2002). Hlm 2-3
pembayaran pinjaman tersebut. Lebih masuk akan untuk
meminjamkan uang sebesar satu juta rupiah selama lima tahun dari
pada meminjamkan satu ekor kambing dalam waktu yang sama
mengingat keadaan kambing dalam lima tahun mendatang akan
berbeda dengan keadaan kambing semula.
Uang sebagai alat tukar (medium of exchange). Dapat
dibayangkan betapa sulitnya hidup dalam perekonomian modern ini
tanpa adanya benda yang dapat digunakan sebagai alat penukar.
Apabila tidak ada uang maka transaksi hanya dilakukan dengan cara
tukar- menukar antara barang yang satu dengan yang lain. Minsalnya,
seseorang yang memiliki ayam dan ingin menukarnya dengan garam
karena ia mempunya ayam yang banyak dan sangat membutuhkan
garam harus bertemu dengan orang lain yang memiliki garam dan
ingin menukarnya ayam dengan garam. Kondisi ini dinilai terlalu kaku
dan sulit dipenuhi. Dengan adanya uang, seseorang dapat secara
langsung menukarkan uang tersebut dengan barang yang dibutuhkan
kepada orang lain yang menghasilkan.
Uang merupakan kebutuhan masyarakat yang paling utama.
Tidak hanya masyarakat tetapi juga pemerintah, distributor, produsen
dan juga konsumen.15 Uang adalah inovasi penting dalam peradaban
ekonomi posisi uang dalam sistem ekonomi sangat strategis dan sulit
untuk digantikan dapat dikatakan bahwa uang merupakan bagian
integral dari keseluruhan. Uang telah memainkan peran penting
sepanjang keberadaannya selama kehidupan modern. Uang berhasil
memudahkan, menyederhanakan dan dan mempersingkat waktu
transaksi pertukaran barang dan jasa.

15 Muchdarsyah Sinungan, Uang dan Bank ( Jakarta: Bina Aksara, 1989). Hlm. 3
Uang dalam sistem keuangan mungkin pada awal peradaban,
manusia memenuhi kebutuhannya secara mandiri, dapatkan makanan
dengan berburu atau makan buah yang berbeda. Di sana
Kebutuhannya masih sederhana, tidak perlu orang lain. Setiap individu
memenuhi kebutuhan nutrisinya secara mandiri yang dikenal dalam
istilah prabater. Dalam kegiatan yang dilakukan orang tersebut tidak
mengenal berdagang atau jual beli.
Interaksi yang terjadi antara orang-orang itu mereka mulai
saling membutuhkan, sehingga terjadilah sistem barter dari
perkembangan tersebut, uang digolongkan sebagai komoditas (barang),
uang giral, uang kertas dan uang kredit. Sistem pertukaran atau barter
memiliki kelemahan dalam perannya karena nilai suatu barang
bukanlah nilai barang yang ditukar.
Berikut adalah beberapa kelemahan pertukaran:
a) Pertukaran mensyaratkan wasiat ganda, yaitu dinilai atau
biasa disebut untuk keinginan ganda dari koin.
b) harga sulit ditentukan.
c) Batasan pilihan dalam membeli.
d) Kesulitan dengan pembayaran yang terlambat.
e) Kesulitan menyimpan harta.16

Ada berbagai jenis barang menurut sejarah ekonomi dunia


pernah dijadikan uang misalnya emas, perak, kulit kerang dan kulit
kerang dll. Dengan berkembangnya zaman, dinar dan dirham menjadi
salah satunya yang berperan sangat penting dalam kejayaan Islam. Dia
Saat itu, pemerintahan Islam berinisiatif untuk menghasilkan uang
yang bernilai lebih kecil atau rendah dari nilai dinar dan dirham yang
16
Eni Kusrini, Peranan Uang Dalam Perspektif Syariah Islam; Volume 1 Nomor 1 Januari
2017). Hal 155
disebut fulus yang terbuat dari tembaga. Usulan ini pun mendapat
beberapa komentar Di kalangan mazhab Maliki tentang boleh tidaknya
uang karena pemerintah waktu itu menyatakan uang sebagai alat tukar
secara resmi.16

Penggunakan (fulus) dalam konteks yang tidak luas adalah


kegiaatan para pelaku dapat saling percaya dan mengenal satu sama
lain. Di awal abad ke 9, H pemerintah Mamluk baru mencetak fulus
dari tembaga yang dibuat untuk perjalanan jauh. Pada masa
pemerintahan ini, nilai dirham ditentukan yang terbuat dari tembaga
(fulus yang asli/ sebenarnya ) harga sama dengan nilai dirham yang
terbuat dari perak (uang asli/ sebenarnya). Tapi antar masyarakat
terbukti secara luas bahwa syarat ini tidak diterima karena harga uang
dirham dari tembaga yang jatuh. Dalam hal ini, aktivitas ini
ditampilkan bahwa uang memiliki nilai yang sebenarnya yang tidak
dapat ditentukan penentuannya oleh keputusan pemerintah. Ada halhal
yang menentukan nilai Uang, yaitu, jika tidak didasarkan pada nilai
intrinsik, maka demikianlah dilakukan kepercayaan pasar yang
menggunakannya. Karena tidak diterimanya fulus yang terbuat dari
dirham maka muncul uang Suftaja (al suftajah) dikenal sebagai letter
of credit. Suftaja itu seperti uang Kertas pada umumnya karena bisa
dibawa kemana-mana dan memiliki fungsi sebagai surat janji yang
dapat ditukar dengan uang sungguhan. Pada masa Kesultanan
Utsmaniyah pada abad ke-17-19 Pada abad ke 19 sudah banyak Suftaja
digunakan.

Konteks sejarah ekonomi islam bahwa berbicara tentang uang,


sejak pemikiran tentang ekonomi itu ada maka sejak saat itu juga uang
sudah ada. Uang adalah merupakan standard didalam kegunaan yang
1617 Ibid, Hlm 156
ada pada barang dan tenaga. Meski demikian,sangat penting untuk kita
mengetahui bagaimana sejarah perkembangan tentang uang. Dahulu
para ekonomi klasik menulis tentang uang mereka berfikir bahwa
logam mulia serta mata uang yang dibuat dari logam mulia itu pula.
Dalam praktek jual beli orang-orang orang menggunakan lembaran
serta dalam kegiatan pinjam meminjam akan tetapi lembaran kertas
yang dicetak atau ditulis berupa perrnyataan atau perjanjian untuk
kesediaannya membayar sejumlah emas ataupun perak pada waktu
yang telah ditentukan. Uang kertas atau surat-surat tersebut
dikeluarkan oleh swasta maupun pemerintah. Orang-orang bisa
menggunakan sertifikat untuk mengambil logam yang di simpannya di
bank dengan cara menunjukan sertifikat yang dimilikinya. Seiring
berjalannya waktu orang-orang sudah terbiasa dengan sistem
perbankan dan pada saat itu juga uang kertas sudah mulai beredar luas
dan menggantikan keberadaan logam.

Uang kertas bank adalah merupakan sebuah kesangggupan


sebuah bank dalam membayar sejumlah “uang” atas permintaan. Jika
bank sudah mempunyai sebuah reputasi yang baik dalam artian jika
sewaktu-waktu dapat menebus uang kertas dengan uang logam kapan
saja akan menyebabkan kebanyakan orang yang mempunyai uang
kertas mereka merassa tidak perlu untuk menukaranya dengan uang
logam dan menggunakan uang kertasnya untuk membayar pihak lain.
Pada dasarnya uang kertas dan logam berbeda dan yang menjadi
pembeda adalah gambarnya saja. Didalam system uang kertas kita
sebagai warga Negara dipaksa oleh Negara untuk percaya bahwa
didalam uang kertas tersebut terdapat sebuah nilai tertentu. Hal ini
tidak berlaku pada emas dan perak yang tidak ada satupun yang bisa
semena-mena menentukan nilainya. Karena nilainya ditentukan system
pasar dan nilainya akan tetap.

Dengan demikian bagaimanapun bentuk uang tetapi secara


inheren dan alamiah uang tetap mempunyai pengertian yang riil yang
mengklaim bahwa orang bisa menggunakan uang untuk membeli
berbagai kebutuhan baik dalam bentuk barang ataupun jasa dalam hal
ekonomi.17

2) Fungsi Uang dalam Perspektif Ekonomi Islam

Dalam sistem ekonomi Islam, uang hanya berfungsi sebagai


media/alat pertukaran (medium of exchange) dan sebagai standar
ukuran harga (unit of account). Sedangkan fungsi uang sebagai
penyimpan nilai (store of value) dan standar pembayaran di masa
mendatang (standard of deffered payment) masih diperdebatkan oleh
ahli ekonomi Islam.

Dalam firman Allah pada surah At Taubah ayat 34-35 di


katakan:

1718 Ahmad Mansur, Konsep Uang dalam Perspektif Ekonomi Islam dan Ekonomi
Konvensional (Al-Qānūn, Vol. 12, No. 1, Juni 2009). Hal 159
Terjemahannya :

34. Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya


sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib
Nasrani benarbenar memakan harta orang dengan jalan batil dan
mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. dan orang-
orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya
pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa
mereka akan mendapat) siksa yang pedih,
35. Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka
Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan
punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta
bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, Maka rasakanlah
sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu."
Ayat ini menjelaskan tentang mereka yang senang
mengumpulkan harta baik berupa emas dan perak, akan tetapi mereka
tidak menafkahkan hartanya dijalan allah SWT maka mereka akan
mendapatkan siksaan yang sangat pedih oleh karena harta itu. Padahal
fungsi uang dalam islam yaitu:

a) Uang sebagai satuan nilai atau standar harga (unit of


account).
Uang adalah satuan nilai atau standar ukuran harga dalam
transaksi barang dan jasa. Dengan adanya uang sebagai
satuan nilai akan memudahkan terlaksananya transaksi
dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Uang sebagai standar
nilai harus memiliki kekuatan dan daya beli yang bersifat
tetap agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Al-Ghazali berpendapat bahwa, uang adalah ibarat cermin,
dalam artian uang berfungsi sebagai ukuran nilai yang
dapat merefleksikan harga benda yang ada di hadapannya.
Dengan demikian jelaslah bahwa uang tidak dibutuhkan
untuk uang itu sendiri, karena uang tidak mempunyai harga
tetapi uang sebagai alat untuk menghargai semua barang.
Ibnu Taimiyah (1263- 1328) menjelaskan bahwa, uang
berfungsi sebagai alat ukur nilai dan alat pertukaran.
Pemikiran Ibnu Taimiyahini kembali dimunculkan setelah
dua setengah abad kemudian oleh pakar ekonomi modern
Sir Thomas Gresham (1519-1579) yang terkenal dengan
Hukum Gresham.
b) Uang sebagai alat tukar ( medium of exchange) Uang
sebagai alat tukar menukar yang digunakan setiap individu
untuk transaksi barang dan jasa. Misalnya seseorang yang
memiliki kelapa untuk memenuhi kebutuhannya terhadap
beras, maka ia cukup menjual kelapanya dengan menerima
uang sebagai gantinya. Kemudian ia dapat membeli beras
yang ia butuhkan dengan uang tersebut. Seperti itulah uang
berfungsi sebagai alat tukar pada setiap transaksi dalam
rangka pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Fungsi uang
sebagai alat tukar dalam setiap kegiatan dalam kehidupan
modern ini menjadi satu hal yang sangat penting.
Seseorang tidak akan mampu untuk memproduksi setiap
barang kebutuhan hariannya, karena keahlian manusia
berbeda-beda. Pada kondisi itulah uang memegang peranan
yang sangat penting agar manusia dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya dengan mudah.18
1819 Faisal Affandi, Fungsi uang dalam perspektif ekonomi islam, Jurnal Ekonomi Syariah,
c) Uang sebagai alat penyimpan kekayaan (store of value atau
store of wealth)
Uang sebagai penyimpan kekayaan maksudnya adalah
bahwa orang yang mendapatkan uang terkadang tidak
mengeluarkan seluruhnya dalam satu waktu, akan tetapi ia
akan sisihkan sebagian atau disimpan untuk membeli
barang atau jasa yang ia butuhkan pada waktu yang ia
inginkan. Hal ini disebabkan motif yang mempengaruhi
seseorang untuk mendapatkan uang di samping untuk
transaksi juga untuk berjaga- jaga dari kemungkinan yang
terduga. Di kalangan ekonom Islam terjadi perbedaan
pendapat terkait fungsi uang sebagai alat penyimpan
kekayaan (store of value atau store of wealth).
Mahmud Abu Su’ud berpendapat bahwa uang sebagai alat
penyimpan kekayaan adalah ilusi yang batil, karena uang
tidak bisa dianggap sebagai komoditas layaknya
barangbarang pada umumnya. Uang sama sekali tidak
mengandung nilai pada bendanya. Uang hanya sebagai alat
tukar beredar untuk proses tukar-menukar. Pendapat ini
sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh al-Ghazali
bahwa uang ibarat cermin yang hanya dapat menilai
sesutau yang ada didepannya namun tidak dapat menilai
dirinya sendiri.
Adnan at-Tukirman membenarkan jika uang sebagai alat
penyimpan kekayaan maka akan terjadi penimbunan uang,
karena sifat alamiah uang yang tahan lama memungkinkan
untuk menyimpannya dalam waktu yang lama dan
menahan peredarannya. Namun di sisi lain, Adnan at-
Vol. 1 No.1Desember 2020, ISSN 2746-8933(online), 2746-8925 (cetak). Hlm 87
Tukirman membantah pendapat Abu Su’ud yang
meniadakan fungsi uang sebagai alat penyimpan kekayaan,
karena menyimpannya ditujukan untuk digunakan dalam
proses transaksi pada masa yang akan datang.
Monzer Kahf memberikan tanggapan terhadap pendapat
Abu Su’ud bahwa, sebenarnya pelaku ekonomi
memungkinkan memilih waktu yang sesuai untuk
melakukan transaksinya. Zaki Syafi’i juga menyampaikan
bahwa, menyimpan uang (menabung) dianjurkan karena
setiap apa yang lebih dari kebutuhan setelah menunaikan
hak Allah adalah tabungan (saving), sedangkan memendam
uang berarti mencegah untuk melaksanakan kewajiban (hak
Allah). Berdasarkan teori ekonomi Islam, motif yang
mempengaruhi manusia untuk mendapatkan dan memiliki
uang adalah untuk transaksi dan berjaga- jaga. Ekonomi
Islam sebenarnya mendorong investasi bukan menimbun
uang. 19
d) Uang sebagai standar pembayaran tunda (standard of
deferred payment)
Sebagian ahli ekonomi, berpendapat bahwa, uang adalah
unit ukuran dan standar untuk pembayaran tunda. Misalnya
transaksi terjadi pada waktu sekarang dengan harga
tertentu, tetapi uang diserahkan pada masa yang akan
datang. Untuk itu dibutuhkan standar ukuran yang
digunakan untuk menentukan harga. Ahmad Hasan
menyatakan bahwa, uang sebagai ukuran dan standar
pembayaran tunda tidak bisa diterima. Jika yang

1920 Faisal Affandi, Fungsi uang dalam perspektif ekonomi islam, Jurnal Ekonomi Syariah,
Vol. 1 No.1Desember 2020, ISSN 2746-8933(online), 2746-8925 (cetak). Hlm 89
dimaksudkan adalah menunda pembayaran harga, maka
yang ditunda adalah uang. Bagaimana mungkin dikatakan
bahwa uang adalah ukuran dan standar pembayaran tunda?,
karena uang menjadi standar uang. Jadi, tidak tepat
ungkapan yang menyatakan bahwa uang adalah standar
pembayaran tunda karena fungsi ini merupakan
pengulangan (tahsilul hasil) terhadap fungsi uang sebagai
standar nilai. Uang adalah ukuran dan standar harga
komoditas dan jasa baik bersifat tunai atau tunda.
Muhammad Usman Syabir juga menjelaskan, karena nilai
uang itu fluktuatif maka tidak layak untuk menjadi ukuran
nilai pembayaran tunda.

Disisi lain, uang juga bisa memainkan peranan sosial dan


religius yang khusus dikarenakan dianggap sebagai suatu ukuran yang
baik menyalurkan suatu daya beli dalam kegiatan pembayaran transfer
kepada orang yang dianggap berada dibawah garis kemiskinan.
Religius yang dimaksud dalam peranan uang terletak pada anggapan
yang mengatakan bahwa memungkinkan untuk menghitung nisab dan
menilai suku zakat dengan benar. Selain itu fungsi sosial uang adalah
menahan ataupun mencegah eksploitasi terbuka yang terdapat dalam
kegiatan tawar menawar.20

3) Teori Tentang uang

Ekonomi Islam menganggap bahwa uang bukanlah modal,


melainkan manusia terkadang menyalah artikan bahwa, uang
disamakan dengan modal. Uang adalah barang publik untuk

2021 Rahmat Ilyas, Konsep Uang Dalam Perspektif Islam, Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam
Oktober 2016 4(1):35 Hlm 41
masyarakat umum. Tidak ada uang monopoli sendiri. Jadi setiap orang
berhak atas uang , Sementara modal adalah barang pribadi atau orang
per orang. Jika uang sebagai flow concept sementara modal adalah
stock concept.

a) Money as Flow Concept


Uang adalah sesuatu yang mengalir, jadi uang
diibaratkan air. Jika air sungai mengalir, maka airnya bersih
dan sehat. Saat air berhenti (tidak mengalir dengan baik)
kemudian air membusuk dan bau dan sebagainya juga dengan
uang. Sementara itu jika uang disimpan maka dapat mengunci
roda perekonomian. Uang dalam ajaran Islam harus diputar
terus menerus agar kemenangan yang lebih besar bisa diraih.
Uang harus digunakan untuk investasi di sektor riil. Apabila
uangnya tidak disimpan diinvestasikan di sektor riil, maka
tidak mendatangkan apa-apa (Q.S Al Lahab). Penyimpanan
uang yang telah sampai pada haul menurut ajaran Islam
dikenakan zakat.

b) Money as Public Good


Uang adalah barang bagi banyak orang, bukan
monopoli satu individu. Sebagai barang publik, orang bebas
menggunakannya dari orang lain. Oleh karena itu menimbun
uang sangat dilarang dalam tradisi Islam, karena menimbun
uang akan mencegah orang lain untuk menggunakannya.

b. Teori-teori Tentang Fungsi Uang Pada Masa Rasul dan Sahabat Rasul
1) Uang pada masa Rasul SAW
Menurut sejarah Islam, uang merupakan sesuatu yang masih ada pada
masa itu berasal dari peradaban Persia dan Romawi. Diadopsi oleh
Romawi adalah Dinar yang merupakan mata uang emas, sedangkan yang
dipake dari Persia dalah dirham yang merupakan mata uang perak. Dalam
Al-Qur'an dan Hadits kedua benda ini (emas dan perak) disebut sebagai
mata uang atau sesuatu yang bisa dianggap sebagai simbol harta kekayaan
yang bisa disimpan. Selain itu, dinar dan dirham juga disebutkan dalam
banyak hadits Rosululloh SAW Salah satunya mengatakan dalam sebuah
hadits Nabi:
“Dinar dengan Dinar tidak ada kelebihan diantara keduanya
(jika dipertukarkan),dan Dirham dengan dirham dan tidak ada
kelebihan diantara keduanya (jika dipertukarkan).
(HR.Muslim).”

Waktu itu orang arab menggunakan dinar dan dirham tidak


berdasarkan nominal tetapi menurut beratnya.21

2) Uang Pada masa setelah Rasul SAW


Setelah meninggalnya Rasul SAW uang yang digunakan oleh jazirah
arab tidak berubah, khususnya pada zaman Khalifah Abu Bakar Sidik ra.
Pada masa Umar Bin Khattab muncul kebijakan bahwa dinar dirham harus
distandarisasikan, dua mata uang inilah yang berlaku sebagai alat tukar
yang terjadi pada masa kejayaan islam pada saat itu juga termasuk dalam
urusan ibadah contohnya zakat dan aqiqah. Dapat kita lihat hingga kini
ketetapan daulah utsmani yang mengatakan bahwa mata uang yang
berlaku adalah dinar dan dirham.

2122 Muslimin Kara dan Rahmawati Muin, Ekonomi Syariah dan Lembaga Keuangan Syariah
(Gowa:Pusaka Almaida 2020). Hal 68 dan 71
Hingga pada akhirnya pada tahun 1926 dan dua tahun sejak
kekhalifahan turki Utsmani runtuh (1924). Selanjutnya, Pada zaman
Muawiyyah. Pada zaman ini mata uang dicetak dengan mencamtukan
gambar pedang gubernurnya di irak atau disebut dengan gaya Persia.
Begitupun dengan Ziyad, yang pada saat itu mengeluarkan dirham dengan
cara mencantumkan nama Khalifa. Pada saat itu mata uang yang beredar
memiliki bentuk bulat seperti uang logam pada umumnya. Dan pada
zaman Ibnu Zubair telah dicetak untuk pertama kali dengan mata uang
memiliki bentuk yang sama (bulat) akan tetapi peredarannya terbatas.
3. Ekonomi Islam 1) Pengertian Ekonomi Islam
Ekonomi islam merupakan ilmu pengetahuan social yang
mempelajari masalah- masalah ekononmi rakyat yang diilhami oleh
nilai- nilai islam. Sistem ekonomi syariah tentu berbeda dengan sistem
ekonomi kapitalisme dan sosialisme, dimana sistem ekonomi islam
menentang adanya eksploitasi oleh pemilik modal terhadap para
pekerjanya dan melarang menumpuk kekayaan tanpa ada manfaat.
Selain itu, ekonomi islam memiliki dimensi iabadah yang teraplikasi
dalam tujuan syariah dan moral pada setiap kegiatan ekonomi.

Berikut beberapa definisi ekonomi islam menurut para pakar


ekonomi islam yaitu :
a) Muhammad Abdul Mannan mendefinisikan ekonomi islam
sebagai suatu ilmu pengetahuan social yang mempelajari
masalah- masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-
nilai islam.
b) Metwally mendefenisikan Ekonomi Islam sebagai ilmu yang
mempelajari perilaku muslim ( yang beriman) dalam suatu
masyarakat islam yang mengikuti alquran, hadist ijma dan
Qiyas.22
2) Prinsip- Prinsip Ekonomi Islam
Beberapa kajian dari para ulama maka dapat di simpulkan bahwa
prinsip-prinsip dalam ekonomi islam, yaitu:
a) Tauhid Rububiyah, adalah merupakan dasar-dasar di bidang
hokum Allah yang kemudian selanjutnya alan mengatur
bagaimana model pembangunan yang islami.
b) Keadilan adalah pembangunan yang dimaksudkan akan merata
atau growth with equity dan tidak senjang atau pincang.
c) Khilafah,adalah pernyataan bahwa manusia meruoakan wakil
dari Allah STW di muka bumi ini. Serta bertanggungjawab
terhadap Allah terkait pengelolaan dari sumberdaya yang telah
diamanahkan kepadanya.
d) Tazkiyah,adalah proses mensucikan relasi antara manusia dan
Allah,terhadap sesamanya,alam serta negaranya. Konsep
ekonomi islam tentang uang adalah menganggap bahwa uang
merupakan benda (barang) yang dimiliki oleh seluruh
masyarakat umum atau biasa disebut dengan barang public
(public property).

Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa konsep yang dimiliki


uang adalah konsep mengalir (flow concept) dan bukan sesuatu yang
diendapkan atau kepemilikan individu (stock concept).

3) Pengertian sistem ekonomi islam


Dalam kamus besar Bahasa Indonesia sitem diartikan sebagai
perangkat yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk

2223Muklis dan Didi suardi, Pengantar Ekonomi Islam, (Surabaya : Cv. Jakad Media
Publising,2020). Hlm 29
suatu totalitas. Dengan kata lain, sistem merupakan suatu kumpulan
berbagai unsur yang saling berhubungan, saling mempengaruhi dan
saling bekerja sama untuk mrncapai tujuan ekonomi.
Berarti sistem ekonomi islam adalah suatu sistem ekonomi
yang didasarkan pada ajaran- ajaran dan nilai- nilai islam yang
bersumber dari Alquran, As- sunah, ijma dan qiyas 24 Sistem ekonomi
islam ini merupakan bagian dari keseluruhan ajaran islam yang
komprehensif.
I. Kajian Terdahulu

Terdapat beberapa kajian terdahulu yang bisa dijadikan sebagai referensi


agar penelitian ini bisa menjadi lebih baik dan bisa sebagai acuan untuk
memahami teori yang ada pada penelitian ini yang mana penelitian terdahulu
yang relevan dengan penelitian ini antara lain:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ulfa Hidayatunnikmah dengan judul :


“Konsep Uang Perspektif Ekonomi Islam” dapat disimpulkan bahwa
Islam mendorong persaingan dalam ekonomi sebagai jiwa Fastabiqul
Khoirot. Uang harus beredar di masyarakat, mengalir, uang
24
Muklis dan Didi suardi, Pengantar Ekonomi Islam, (Surabaya : Cv. Jakad Media Publising,
2020). Hlm 30

harus digunakan dalam kegiatan ekonomi secara produktif melalui


aktivitas zakat, infaq, sedekah, wakaf dan lain-lain. Uang juga harus di
manfaatkan dalam sektor riil sebagaimana yang telah dicontohkan
Rosulullah SAW yakni dalam investasi dan akad-akad seperti
musyarokah, mudharabah, wadiah, qard, dan lain sebagainya.23
2. Penelitian yang dilakukan oleh Cupian, Nurun Najmi dengan judul :

2325 Ulfa Hidayatunnikmah, Konsep Uang Perspektif Ekonomi Islam, Skirpsi (IAIN Metro :
Metro, 2018).
“Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Persepsi Masyarakat
Terhadap Wakaf Uang di Kota Bandung” dapat disimpukan bahwa
salah satu faktornya yaitu pendapatan, semakin tinggi tingkat
pendapatan maka akan semakin meningkat peluang masyarakat untuk
berwakaf uang tapi dengan peningkatan yang tidak begitu besar
sehingga dapat diabaikan. Yang kedua pendidikan, semakin tinggi
pemahaman masyarakat tentang wakaf uang maka akan semakin besar
peluang masyarakat untuk menerima wakaf uang. Yang ketiga adalah
media informasi dan keempat seseorang dengan tingkat keterlibatan
yang tinggi memiliki peluang untuk menerima wakaf uang lebih besar
dibandingkan seseorang dengan tingkat keterlibatan organisasi yang
lebih rendah dengan asumsi cateris paribus. Yang terakhir adalah
kemudahan berwakaf.24
3. Penelitian yang dilakukan oleh Zaini Abdul Malik dan N. Eva Fauziah
dengan judul :
“Implementasi Uang Sebagai Flow Concept dan Publik Goods
dalam Ekonomi Islam Diindonesia ( Studi Atas Pemikirian
Adiwarman Azwar Karim )” dapat disimpulkan bahwa menurut
Karim uang adalah milik Publik bukan Milik pribadi uang harus
diedarkan dan dialirkan seperti air yang mengalir. Jika air yang
mengalir itu menggenang maka itu disebut sitem capital. Jika uang
diibaratkan air yang menggenang maka uang tersebut akan mengeruh
tetapi jika dialirkan seperti air yang mengalir maka akan jernih dan
bersih, seperti itulah uang. Uang tidak boleh ditimbun karena akan
menghalangi orang-orang menggunakan uang sebagai public good.25

2426 Cupian dan Najmi, analisi actor-faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat
terhadap wakap uang di Kota Bandung, Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 6(02), 2020, 151-162
2527 Zaini Abdul Malik dan N. Eva Fauziah, Implementasi Uang Sebagai Flow Concept
dan Publik Goods dalam Ekonomi Islam Diindonesia ( Studi Atas Pemikirian Adiwarman Azwar
Karim ), Jurnal dan Keungan perbankan syariah tahun 2014-2015.
4. Penelitian yang dilakukan oleh muhammad zunaidin yang berjudul :
“ konsep uang dalam perspektif al- ghazali dan al- maqrizi serta
relevansinya dalam konteks kekinian”. Dalam penelitian
disimpulkan bahwa pemikiran Al-Ghazali tentang Larangan Riba
memperkenalkan dan menghadirkan perbankan syariah dalam konteks
ini, tidak mengenal riba tetapi bagi hasil. Pemikiran Al-Maqriz saling
terkait Bank sentral menyajikan masalah inflasi dalam konteks ini
mengendalikan jumlah uang beredar atau suku bunga sebagai
instrumen pengaturan harga.26
5. Penelitian yang dilakukan oleh Mawar Jannati dan Al- Fasiri dan
Abdul Aziz dengan judul :
“Uang dalam Tinjauan Ekonomi Islam” yang mana hasil
penelitiannya adalah Ekonomi Islam memandang uang tidak sebagai
komoditas melainkan hanya sebagai alat tukar, tidak (barang) yang
diperdagangkan dalam semangat kapitalisme. Konsep uang tidak
dipergunakan jika diaplikasikan untuk komoditi, karena hal ini dapat
memengaruhi stabilitas moneter. Itulah mengapa perdagangan uang
adalah bagian dari suatu bentuk riba yang lebih banyak merugikan
daripada kebaikan. Untuk itu kita seharusnya mengembalikan fungsi
uang sebagaimana yang terkandung dalam konsep Islam, yaitu sebagai
alat tukar dan satuan nilai, bukan sebagai komoditi, dan memahami
bahwa uang benar-benar hanya sarana untuk menyelesaikan sesuatu
barang ke barang lainnya.27
6. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Nurul Alim dengan judul :
“Uang Dan Moneter Islam Dalam Sistem Moneter Ganda Di
Indonesia” dapat disimpulkan bahwa Penggunaan instrumen
2628 Muhammad Zunaedin, Konsep Uang dalam Perspektif Al-Ghazali dan AlMaqrizi serta
Relevansinya dalam konteks kekinian, Skripsi ( Ponorogo : IAIN Ponorog, 2018).
2729 Mawar Jannati dan Al- Fasiri dan Abdul Aziz, ”Uang dalam tinjauan Ekonomi Islam”
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Volume 2 Nomor 1 (2021) Pages 95 – 104
perbankan yang berbasis konvensional yaitu fiat money dan fractional
reserve banking ( praktek bank mempertahankan sebagaian dari
simpanan nasabah sebagai cadangan) masih tidak dapat dihindari
dalam sistem moneter (mata uang) syariah. Moneter islam masih dapat
melakukan dan ikut serta dalam moneter ganda dengan melakukan
salahsatunya yaitu : menjadikan zakat sebagai instrument moneter,
menerapkan akad syariah dalam investasi, produksi dan investasi.28

Dari keenam referensi kajian terdahulu yang penulis jadikan sebagai


acuan referensi dalam penulisan ini semuanya memiliki konsep dan topik
yang hampir dikatakan sama yaitu berkaitan dengan analisis dan Konsep uang
dalam ekonomi islam. Yang menjadi perbedaan penelitian terdahulu adalah
dari keenam referensi tersebut hanya membahas secara umum bagaimana
konsep uang dalam ekonomi islam sedangkan peneliti harus mengaitkan
persepsi masyarakat terhadap konsep uang dengan kajian ekonomi islam. Ada
juga yang membahas tentang analisis wakaf uang sedangkan peneliti
membahas konsep uang.

J. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian yang bersifat deskritif


yaitu penelitian yang mengikuti proses mengambil data dilapangan untuk
memecahkan masalah penelitian.

Dengan pendekatan kualitatif, yakni proses dan makna lebih ditonjolkan


dalam penelitian kualitatif. Data berupa buku-buku, jurnal, wawancara dan

2830 Muhammad Nurul Alim, “Uang Dan Moneter Islam Dalam Sistem Moneter Ganda Di
Indonesia”, Jurnal Asy-Syukriyyah Vol. 22| Nomor 2| Juli –Desember 2021 Hlm 211
dokumentasi yang berhubungan dengan permasalahan yang akan
dibahas/diteliti.

2. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Untuk tempat dan waktu dari penelitian ini sangat fleksibel untuk
menspesifikan penelitian ini dilakukan di Kota Bukittinggi dan untuk
waktunya dimulai dari bulan November dan insya Allah diselesaikan sampai
Desember.

3. Jenis Dan Sumber Data

Sumber data yang digunakan peneliti saat ini adalah mencakup dua sumber
data, yaitu sumber data yang digunakan meliputi data primer dan data
sekunder. Sumber data primer adalah sumber data yang berisi informasi yang
berasal langsung dari sumbernya dan diolah oleh peneliti serta digunakan
sebagai data untuk mengambil keputusan. Untuk lebih jelasnya, kita juga
dapat menyimpulkan bahwa sumber data primer adalah data yang diperoleh
dari subjek penelitian. Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari
sumber internal atau eksternal seperti buku, majalah, surat kabar, dll, dan data
yang diperoleh dari sumber lain sebagai data tambahan untuk penelitian ini.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti berguna untuk membantu


mengumpulkan dan meringkas data yang diperoleh. Seperti halnya, penelitian
ini menggunakan teknik pengumpulan data. Yaitu :

a. Observasi
Observasi adalah kegiatan mengamati dan mencatat data atau
informasi yang sesuai dengan konteks penelitian. Dengan
menggunakan metode observasional, peneliti melakukan observasi
terhadap subjek penelitian. Tentu saja yang penulis amati adalah
hal yang terkait dengan persepsi masyarakat mengenai konsep
uang persepktif ekonomi islam.
b. Wawancara
Wawancara merupakan cara yang dilakukan untuk mendapatkan
informasi secara langsung oleh peneliti dengan memberikan
pertanyaan – pertanyaan kepada pihak yang terkait. 29 Dengan
melakukan wawancara akan di dapatkan informasi mengenai
halhal yang dianggap penting untuk diketahui oleh peneliti.
Adapun yang menjadi responden penelitian kali ini adalah
masyarakat muslim Dikota Bukittinggi.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang dikumpulkan
pada waktu dan tempat tertentu untuk referensi langsung oleh
peneliti untuk memfasilitasi penelitian mereka. Juga
didokumentasikan – dokumen yang berkaitan dengan penelitian.
Dokumentasi juga disediakan dalam bentuk gambar yang diambil
langsung dari lokasi sebenarnya.
5. Informan penelitian

Dalam penelitian kualitatif posisi sumber data yang berupa manusia


(narasumber) sangat penting peranannya sebagai individu yang memiliki
informasinya. Peneliti dan narasumber di sini memiliki posisi yang sama, oleh
karena itu narasumber bukan sekedar memberikan tanggapan pada yang
diminta peneliti, tetapi ia dapat lebih memilih arah dan selera dalam
menyajikan informasi yang ia miliki. Karena posisi inilah sumber data yang
berupa manusia di dalam penelitian kualitatif disebut sebagai informan.

2931 Suharsimi Arikunto, prosedur penelitian: suatu pendekatan praktek(Jakarta: Rineka


Cipta, 2006), hlm. 124
Informan dalam penelitian adalah orang atau pelaku yang benar-benar tahu
dan menguasai masalah, serta terlibat langsung dengan masalah penelitian.

Informan dalam penelitian ini adalah:

a. Masyarakat muslim Kota Bukittinggi.


b. Ibuk Erni selaku pemilik kos di Kota Bukittinggi.
c. Andresno pado sutan selaku pemilik konvensi baju olaharaga Dikota
Bukittinggi
d. Rita, Dina dan nuraziza Pedagang yang berjualan disekitar Kota
Bukittingi.
6. Metode Analisis Data
Metode Analisis data merupakan aktivitas menganalis & menyimpulkan data
jika seluruh data penelitian sudah terkumpul. Dalam rangka menjawab
rumusan perkara yg ditetapkan peneliti.
Adapun contoh analisis data yg dipakai sang peneliti :
1) Pengumpulan data baik melalui observasi langsung pada lapangan lalu
wawancara mendalam terhadap informan yg compatible terhadap
penelitian buat menunjang penelitian yg dilakukan supaya memperoleh
data sinkron yg diharapkan.
2) Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis data yg akan dipertajam,
digolongkan, mengarahkan, dan membuang data keterangan yg tidak
penting, sebagai akibatnya mampu menarik kesimpulan yg akan diambil.
3) Penyajian data merupakan suatu aktivitas menghimpun setiap keterangan/
informasi yang didapat baik pada bentuk teks ataupun wawancara supaya
dapat dipahami & dianalisis sinkron menggunakan tujuan peneliti.
4) Tahapan terakhir artinya penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan
dilakukan secara cermat menggunakan melakukan pembuktian berupa
tinjauan ulang dalam catatan-catatan data yg didapatkan. Dimana pada
analisis yg dipakai pada penelitian ini merupakan analisis deskriptif yaitu
menganalisa data yg bersifat penerangan atau penguraian data dan
keterangan yg lalu dikaitkan menggunakan teori & konsep konsep yg
mendukung pembahasan yg relevan lalu diambil kesimpulan atas
permasalahan pada penelitian ini.

Daftar Pustaka

Adiwarman, K. (2001). Ekonomi islam Suatu Kajian Kontemporer. Jakarta: Gema


Insani Press.

Affandi, F. (2020). Fungsi uang dalam perspektif ekonomi islam. Jurnal Ekonomi
syariah Vol. 1 No. 1 Desember, 87.

Alim, M. N. (2021). Uang Dan Moneter Islam Dalam Sistem Moneter Ganda Di
Indonesia. Jurnal Asy-Syukriyyah Vol. 22| Nomor 2| Juli –Desember, 211.
Aziz, M. J.-F. (2021). Uang dalam tinjauan Ekonomi Islam. Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Islam Volume 2 Nomor 1 , 95-104.

Dr. Ika Yunia Fauzia, L. M. (2014). Prinsip Dasar EKONOMI ISLAM Perspektif
Maqashid al - Syariah. jakarta: Kencana.

Mansur, A. (2009). Konsep Uang dalam Perspektif Ekonomi Islam dan ekonomi
Konvensional. Al-Qanun, 159.

Rosia, R. (2018). Pemikiran Imam Al-Ghazali Tentang Uang. Jurnal Vol 4, No 1, 14-
27.

suardi, M. d. (2020). pengantar Ekonomi Islam. surabaya: Jakad Media Publising.

Suseno, S. (2002). Uang Pengertian, Penciptaan, dan peranannya dalam


perekonomian. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan.

Uswatun. (2014). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Wahyumedia.

Wirawan. (2010). Kepemimpinan : Teori, Psikologi, Aplikasi dan Penelitian. Jakarta:


Rajawali Press.

Anda mungkin juga menyukai