Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Manajemen Dana dan Jasa Bank Syariah
Dosen Pengampu : Riyani Fitri Lubis, M.E.
Disusun Oleh :
Sendi ardinata (2031096)
Saud Al Faisal (2031072)
Kelas : 5 C
PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
IAIN SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK BANGKA BELITUNG
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam pada itu, Alquran tidak memuat berbagai aturan yang terperinci tentang
syariah yang dalam sistematika hukum Islam terbagi menjadi dua bidang, yakni ibadah
(ritual) dan muamalah (sosial).Hal ini menunjukkan bahwa Alquran hanya mengandung
prinsip-prinsip umum bagi berbagai masalah hukum dalam Islam, terutama sekali yang
berkaitan dengan hal-hal yang bersifat muamalah. 3 Bertitik tolak dari prinsip tersebut, nabi
Muhammad SAW menjelaskan melalui berbagai hadisnya.
Dalam kerangka yang sama dengan Alquran, mayoritas hadis Nabi tersebut juga
tidak bersifat absolut, terutama yang berkaitan dengan muamalah. Dengan kata lain,
kedua sumber utama hukum Islam ini hanya memberikan berbagai prinsip dasar yang
harus dipegang oleh umat manusia selama menjalani kehidupan di dunia. Adapun untuk
merespon perputaran zaman dan mengatur kehidupan duniawi manusia secara
terperinci, Allah swt.menganugerahi akal pikiran kepada manusia. Dalam hal ini, nabi
Muhammad saw. bersabda yang artinya: “Kamu lebih mengetahui urusan
keduniaanmu.”4 Pernyataan Nabi di atas membuka peluang bagi umat Islam meramu ulang
konsep dasar berbagai persoalan ibadah, sosial, hukum, politik maupun persoalan
konsep dasar ekonomi syariah dan keuangan syariah yang dibahas di makalah
ini.Pandangan ekonomi syariah secara dimensi normatif maupun dimensi positif
bertujuan untuk melakukan kajian tentang kebahagian hidup manusia yang
1M. Syafi’i Antonio, Bank Syariah: Bagi Bankir dan Praktisi Keuangan,(Jakarta: Bank Indonesia dan
Tazkia Institute, 1999), hal. 38.
2
QS. al-Anbiya (21): 107.
3
Harun Nasution, Akal danWahyu dalam Islam, (Jakarta: UI Press, 1986), hal. 29
4
Abu al-Husain Muslim bin al-Hajjaj, Shahih Muslim,Jilid 2, (Beirut: Dar al-Fikr, 1993), hal. 427
dicapai dengan mengorganisasikan sumber daya alam atas dasar bekerja sama dan
partisipatif. Kajian iniberdasarkan Alquran, hadis nabi Muhammad, ijma’ dan qiyas. 5
Pembahasan dalam ilmu ekonomi terbagi pada tiga hal, yaitu ekonomi sebagai
usaha hidup dan pencarian manusia dinamakan economi cal live; ekonomi dalam
rencana suatu pemerintahan dinamakan political economy; ekonomi dalam teori dan
pengetahuan dinamakan politicalscience.Dengan lengkapnya persoalan ekonomi ini
disebutkan oleh nabi Muhammad saw., dalam suatu hadis yang diriwayatkan Bukhari,
Muslim, dan Nasai dari Zubair bin Awwam yang artinya: “Seseorang yang
membawa tali (pada pagi hari) berangkat mencari dan mengumpulkan kayu bakar ke
bukit-bukit, lalu menjualnya, memakannya, dan menyedekahkannya lebih baik
daripada hidup meminta-minta kepada manusia lainnya.”Dengan contoh yang sangat
sederhana dan klasik, Nabi dapat menegaskan soal-soal ekonomi dalam bagiannya,
yiatu mencari dan mengumpulkan kayu bakar berarti berusaha menambah produksi;
berusaha menjualnya berarti mengerjakan distribusi (pembagian); memakannya berarti
memenuhi konsumsi (pemakaian); menyedekahkan kepada orang lain berarti
mengerjakan rencana sosial. 6
5
Veithzal Rivai dan Andi Buchari, Islamic Economics: Ekonomi Syariah B -kan OPSI. Tetapi
SOLUSI!,(Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal. 325.
6
Jibrail Bin Yusuf, (2010),"Ethical implications of sales promotion in Ghana: Islamic perspective",
Journalof Islamic Marketing, Vol.1 No.3.hal. 220 –230
sederhana, seperti mencari kayu bakar dan meminta-minta, semuanya merupakan
contoh yang tepat bagi persoalan perekonomian manusia. Begitu pula, dalam hal
teknik pekerjaandi masa yang tampaknya sangat primitif, yaitu beberapa cabang
ekonomi berlaku pada diri seorang manusia.Padahal di zaman modern ini, setiap cabang
dikerjakan oleh begitu banyak tenaga manusia. 7
Titik berat pada hadis nabi Muhammad saw di atas bukanlah pada
keharusan tiap-tiap orang untuk mewujudkan sendiri ketiga-tiganya (produksi, distribusi,
dan konsumsi). Letak wujudnya adalah bahwa rencana ekonomi mempunyai banyak
cabang yang memerlukan banyak sekali tenaga manusia, baik secara bersama
maupun masing-masing. Begitulah, rencana ekonomi menjadi pekerjaan raksasa dari
dunia internasional dan kesatu pada masa kita ini yang menjadi rebutan dan
perjuangan negara-negara besar di dunia. Di dalam hadis tersebut selain menyebutkan
tiga macam rencana ekonomi di atas (produksi, distribusi, dan konsumsi), ada juga yang
menegaskan rapatnya hubungan ekonomi dengan sosial. Dalam islam tidaklah dapat
dibenarkan bahwa perjuangan ekonomi hanyalah dipusatkan pada kepentingan material
semata-mata dengan melupakan moral dan rasa kemanusiaan. 8
Rencana ekonomi yang terlepas sama sekali dari rencana sosial akan berjalan
pincang, menimbulkan kezaliman dan kepincangan. Rencana ekonomi harus ditujukan
pada kesejahteraan sosial serta kemakmuran masyarakat. 9 Untuk melihat konsep dasar
ekonomi syariah dan keuangan syariah yang baku berikut dipaparkan berbagai hal
yang terkait dengannya.
7
Abdullah Zaky Al Kaaf, Ekonomi dalam Perspektif Islam,(Bandung: Pustaka Setia, 2002), hal. 18-22
8
Anthony Howard, (2010),"A new global ethic", Journal of Management Development, Vol. 29
No.5. hal. 506-517
9
Riham Ragab Rizk, (2008) "Back to basics: an Islamic perspective on business and work ethics", Social
Responsibility Journal, Vol.4. hal.246-254
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
Sistem pembagian keuntungan pada bank konvensional disebut dengan bunga, sedangkan
pada bank syariah disebut bagi hasil. Berikut pengertian Bagi hasil dan Bunga.
Bagi Hasil
Tidak jauh berbeda dengan bunga, bagi hasil diberikan oleh bank kepada nasabah sebagai
balas jasa dan jumlah uang yang dibayarkan jika nasabah memiliki pinjaman kepada bank.
Namun, bagi hasil memiliki sistem yang berbeda dengan bunga pasalnya dijalankan oleh
bank syariah. Bagi hasil memiliki tiga macam akad, yaitu: mudarabah, musyarakah, dan
murabahah.
Mudarabah adalah akad kerja sama antara pihak bank dan nasabah, nasabah memberikan
modal usaha dan bank yang melakukan investasi atau usaha. Musyarakah merupakan
perjanjian kerja sama antara kedua belah pihak atau lebih untuk usaha tertentu.
Sedangkan murabahah adalah akad yang telah disepakati oleh kedua belah pihak berdasarkan
aktivitas jual beli barang dengan tambahan keuntungan untuk bank syariah. Skema yang
dijalankan bagi hasil juga sama seperti bunga, yaitu: profit sharing, gross profit sharing, dan
revenue sharing.
Bunga
Sebelum memahami perbedaan bunga dan bagi hasil, ada baiknya kamu pahami terlebih
dahulu apa itu bunga dan bagi hasil. Bunga adalah biaya yang harus dibayarkan oleh nasabah
saat meminjam uang. Berlaku pula sebaliknya, nasabah bisa mendapatkan bunga saat
meminjamkan uang.
Saat meminjam uang kepada bank konvensional, nasabah akan dikenakan bunga per bulan
dan wajib untuk dibayarkan. Nasabah juga bisa mendapatkan bunga jika melakukan investasi
ke lembaga keuangan seperti bank. Terdapat beragam jenis bunga, seperti bunga fixed, bunga
flat, bunga efektif, bunga anuitas, dan sebagainya.
Perbedaan Bunga Dan Bagi Hasil dapat dilihat dari beberapa sebagai berikut.
10
Wulan Trisna, “Apa Perbedaan Bunga Dan Bagi Hasil?”, Vocasia, 4 Juni 2022,
https://vocasia.id/blog/perbedaan-bunga-dan-bagi-hasil/
B. Konsep keuntungan dalam Islam
Laba adalah selisih hasil penjualan dari harga pokok dan biaya operasi. Kalangan ahli
ekonomi mendefinisikannya sebagai selisih antara total penjualan dengan total biaya. Total
penjualan adalah harga barang yang dijual, dan total biaya operasional adalah seluruh biaya
yang dikeluarkan dalam penjualan yang terlihat dan tersembunyi. 11
Karena perniagaan atau bisnis berarti jual beli dengan tujuan memperoleh dan mencari
keuntungan, maka keuntungan menjadi tujuan mendasar dalam sebuah transaksi perniagaan
atau jual beli bahkan merupakan tujuan asli dari perniagaan. Laba Dalam bahasa Arab berarti
pertumbuhan (an-namā‟), seperti terdapat dalam Lisān al-‟Arāb karangan Ibnu Manzūr yaitu,
pertumbuhan dalam dagang. 12
Al-Azhari mengatakan, maksud atau tujuan jual beli adalah laba (a- ribhu) dan
perdagangan adalah rābihah yang mengandung arti laba hasil dagang. Contoh lain, “Saya
telah menjual sesuatu (barang) secara murabahah dengan ketentuan dari setiap 10 dirham
diambil 1 dirham”. Artinya, dengan keuntungan satu dirham berarti 10%. Pengertian laba
dagang itu kepada kebiasaan orang Arab seperti pada ucapan mereka, “beruntung
daganganmu”, atau, “merugi transaksimu”. Kedua ungkapan ini berarti “kamu beruntung dan
merugi dalam jual beli kamu”.13
Konsep dasar dari bank syariah adalah lembaga keuangan bank yang mejalankan aktivitas
bisnisnya berdasarakan prinsip-prinsip syariah. Menurut etimologi bahasa, kata syariah
berdasarkan pengertiannya adalah jalan yang lurus, dan beberapa ahli memiliki pendapat
bahwa syariah adalah jalan yang harus ditempuh atau diikuti untuk menuju mata air.14
Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan Prinsip-Prinsip Syariah.
Implementasi prinsip syariah inilah yang menjadi pembeda utama dengan bank konvensional.
Pada intinya prinsip syariah tersebut mengacu kepada syariah Islam yang berpedoman utama
kepada Al Quran dan Hadist.Islam sebagai agama merupakan konsep yang mengatur
11
Lihat Mahmud ibn Muhammad az-Zamakhsyari, Tafsir alKasysyaf, Dar al-Kutub al-„Ilmiyah, Beirut, 1424 H,
vol 1, hlm. 77.
12
Maktabah Syāmilah, ”al-Mausu‟ah al-Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyyah”, Kuwait: Wizāratul waqf wa Syu‟ūn al
Islamiah, 2006.
13
Kismawadi,“Perhitungan Laba dalam Konsep Islam”, kismawadi.blogspot.com, Februari 2009.
14
Dodi, Y. (2018). Analisis akad Tijarah pada transaksi fintech syariah dengan pendekatan maqhasid. Yudisia,
Jurnal Pemikiran Hukum Dan Hukum Islam, 9(2), hlm. 245-256.
kehidupan manusia secara komprehensif dan universal baik dalam hubungan dengan Sang
Pencipta (HabluminAllah) maupun dalam hubungan sesama manusia (Hablumminannas).
Aqidah : komponen ajaran Islam yang mengatur tentang keyakinan atas keberadaan dan
kekuasaan Allah sehingga harus menjadi keimanan seorang muslim manakala melakukan
berbagai aktivitas dimuka bumi semata-mata untuk mendapatkan keridlaan Allah sebagai
khalifah yang mendapat amanah dari Allah.
Syariah : komponen ajaran Islam yang mengatur tentang kehidupan seorang muslim baik
dalam bidang ibadah (habluminAllah) maupun dalam bidang muamalah (hablumminannas)
yang merupakan aktualisasi dari akidah yang menjadi keyakinannya.
Sedangkan muamalah sendiri meliputi berbagai bidang kehidupan antara lain yang
menyangkut ekonomi atau harta dan perniagaan disebut muamalah maliyah
Akhlaq : landasan perilaku dan kepribadian yang akan mencirikan dirinya sebagai seorang
muslim yang taat berdasarkan syariah dan aqidah yang menjadi pedoman hidupnya sehingga
disebut memiliki akhlaqul karimah sebagaimana hadis nabi yang menyatakan "Tidaklah
sekiranya Aku diutus kecuali untuk menjadikan akhlaqul karimah".
1. Keadilan, yakni berbagi keuntungan atas dasar penjualan riil sesuai kontribusi dan
resiko masing-masing pihak
2. Kemitraan, yang berarti posisi nasabah investor (penyimpan dana), dan pengguna
dana, serta lembaga keuangan itu sendiri, sejajar sebagai mitra usaha yang saling bersinergi
untuk memperoleh keuntungan
4. Universal, yang artinya tidak membedakan suku, agama, ras, dan golongan dalam
masyarakat sesuai dengan prinsip Islam sebagai rahmatan lil alamin. 15
15
https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-syariah/Pages/Prinsip-dan-Konsep-PB-
Syariah.aspx#:~:text=Prinsip%2Dprinsip%20Dasar%20Syariah,kepada%20Al%20Quran%20dan%20Hadist.
D. Konsep akad syariah
Pengertian Akad menurut kompilasi hukum ekonomi syariah adalah suatu kesepakatan
dalam suatu perjanjian yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih untuk melakukan dan atau
tidak melakukan perbuatan hukum tertentu (Perundang-Undangan, 2010) Di Indonesia,
akad dikenal dengan istilah kontrak.Menurut Ibnu Abidin sebagaimana dikutip Manan,
makna kontrak secara terminologi yaitu pertalian antara ijab dan qabul yang sesuai
dengan kehendak Allah dan RasulNya dan dibenarkan oleh syariah yang kemudian
menimbulkan akibat hukum terhadap objeknya. 16
Akad dibagi menjadi beberapa jenis, yang setiap jenisnya sangat bergantung pada sudut
pandangnya. Jenis akad tersebut adalah :
1. Berdasarkan pemenuhan syarat dan rukun, seperti sah atau tidak sahnya suatu
akad.
2. Berdasarkan apakah syara’ telah memberi nama atau belum, seperti contoh akad
yang telah dinamai syara’, seperti jual-beli, hibah, gadai dan lain-lain. Sedangkan
akad yang belum dinamai syara’, tetapi disesuaikan dengan perkembangan jaman.
3. Berdasarkan barang diserahkan atau tidak , ( dibaca: zatnya), baik berupa benda
Dalam transaksi lembaga keuangan syariah dibagi dalam beberapa bagian yaitu:
orang lain tanpa ada upah. Jika Bank meminta imbalan (ujrah) atau mensyaratkan
upah, maka akad berubah menjadi ijaroh. Pada bank Syariah seperti Giro
16
Manan, A. (2012). Hukum Ekonomi Syariah dalam Persepektif Peradilan Agama. Kencana Pernada
Media Group, Jakarta.
17
Syafe’i Rachmat, Fiqih Muamalah, (Bandung, Pustaka Setia, 2006) hlm. 63
b. Mudharobah adalah Kerja sama antara dua pihak di mana yang satu sebagai
penyandang dana (shohib al-maal) dan yang kedua sebagai pengusaha (mudhorib)
sementara keuntungan dibagi bersama sesuai nisbah yang disepakati dan kerugian
2. Berbasis jual beli (al- bay) seperti murabahan, salam dan istishna.
a. Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan
yang disepakati,
c. Istishna, adalah merupakan suatu jenis khusus dari bai’ as-salam yang
merupakan akad penjualan antara pembeli dan pembuat barang. Dalam akad ini
pembuat barang menerima pesanan dari pembeli, pembuat barang lalu berusaha
melalui orang lain untuk membuat atau membeli barang menurut spesifikasi yang
a. Ijarah adalah, pembiayaan berupa talangan dana yang dibutuhkan nasabah untuk
jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan akad. Atau kata istilah lain akad
berupa leasing
b. Ijarah Muntahiiyah Bit-Tamlik, adalah akad sewa menyewa barang antara bank
dengan penyewa yang diikuti janji bahwa pada saat ditentukan kepemilikan
barang sewaan akan berpindah kepada penyewa, ringkasnya adalah Sewa yang
berakhir dengan kepemilikan.
Kafalah adalah yaitu jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafiil) kepada
pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung
(makfuul ‘anhu, ashil). Dalam produk perbankan kafalah dipakai untuk LC, Bank
guarantee dll.
Wakalah yaitu pelimpahan kekuasaan oleh satu pihak kepada pihak lain dalam
hal-hal yang boleh diwakilkan. Dalam perbankan wakalah biasanya dengan upah
(ujroh) dan dipakai dalam fee based income seperti pembayaran rekening listrik,
telpon dll.
Hiwalah yaitu akad pengalihan hutang dari satu pihak yang berhutang kepada
hawalah dengan upah (fee, ujroh) dipergunakan untuk pengalihan utang dan bisa
sebagai jaminan atas pinjaman yang diberikan oleh si piutang, perbedaan gadai
debit/cek/transfer. Atas jasa pelayanan ini bank memperoleh fee, Selain di dunia
dengan akad takaful, yaitu akad dimana saling menanggung. Para peserta
asuransi takaful memiliki rasa tanggung jawab bersama untuk membantu dan
menolong peserta lain yang mengalami musibah atau kerugian dengan niat ikhlas,
C. Contoh-contoh akad
Islam merumuskan suatu sitem ekonomi yang sama sekali berbeda dengan
sistem ekonomi lain, yang selama ini kita kenal. Hal ini karena ekonomi Islam
memiliki akar dari Syariah yang menjadi sumber dan panduan bagi setiap muslim
syariah” memiliki suatu standar istilah yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadis. 19
orang lain tanpa ada upah. Jika Bank meminta imbalan (ujrah) atau mensyaratkan
upah, maka akad berubah menjadi ijaroh. Pada bank Syariah seperti Giro
– Mudharobah adalah Kerja sama antara dua pihak di mana yang satu sebagai
penyandang dana (shohib al-maal) dan yang kedua sebagai pengusaha (mudhorib)
dana.20
18
Mustafa Edwin Nasution, et al.,eds., Pengenalan Ekonomi Islam. hlm.314
19
Muhammad Firdaus, ed., Cara Mudah Memahami Akad-Akad Syariah. h. 25.
. Dalam bank syariah seperti Tabungan maunpun Deposito berdasarkan
prinsip mudharobah
menjadi 4 yaitu :
berbasis jual beli (al- bay) seperti murabahan, salam dan istishna. Murabahah
adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang
disepakati.
2. Perbankan Syariah
tabungan haji dan kurban. Produk penghimpunan dana ini didsarkan kepada Fatwa
fatwa ini , yang dimaksud dengan tabungan adalah simpanan dana yang
disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya
dimana dana yang dititipkan pada bank khusus untuk bisnis tertentu. Produk ini
tentang deposito. Pada Fatwa ini, yang dimaksud dengan deposito adalah
simpanan dana berjangka yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu
20
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek. h. 95
pembiayaan mudharabah, baik pembiayaan modal kerja, maupun investasi khusus
dananya kepada pihak lain dengan cara mudharabah , yaitu akad kerjasama suatu
usaha antara suatu usaha antara dua belah pihak lain dengan pihak pertama (
antara mereka sesuai kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. Sesuai dengan
yang disengaja, lalai, atau menyalahi perjanjian. Begitu juga dengan jaminan.
tidak ada jaminan. Namun, agar mudharib tidak melakukan penyimpangan, bank
10
akad. Mudharabah secara fiqh yang dikenal dengan mudharabah klasik dipandang
oleh perbankan syariah sebagai investasi yang beresiko tinggi, karena dana yang
disalurkan 100% dari pihak bank kepada nasabah. Mudharabah seperti ini sulit
diterapkan bank syariah kepada nasabah secara individu.7 Oleh karena itu, bank
BAB III
KESIMPULAN
Keuangan syariah adalah salah satu sistem manajemen keuangan yang menggunakan prinsip
dan dasar hukum Islam sebagai pedomannya. Prinsip dan dasar hukum Islam tidak hanya
diaplikasikan pada sistem, tetapi juga berlaku pada lembaga penyelenggara keuangan,
termasuk produk-produk yang ditawarkannya. Sebagai sebuah sistem manajemen keuangan,
tujuannya adalah mengalihkan dana nasabah yang tersimpan di lembaga penyelenggara
keuangan kepada pengguna dana. Secara prinsip keuangan, hal ini tidak berbeda jauh dengan
manajemen keuangan konvensional. Namun, tentu saja dalam beberapa hal, keuangan
berbasis syariat berbeda dengan konvensional.
21
Pendekatan yang digunakan untuk menganalisis ketentuan-ketentuan hukum yang
bersumber pada al-Qur’an dan hadis terhadap masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan
pembiayaan perbankan syariah.
Daftar pustaka