Anda di halaman 1dari 29

SEJARAH PEREKONOMIAN ISLAM

DAN TEORI PEMBANGUNAN EKONOMI

(KAPITALIS, SOSIALIS, CAMPURAN)

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Perekonomian Indonesia

Dosen Pengampu: Riyan Andini, M.E.

Kelompok 1 C5 ESR

1. Ema Dwi Aryanti (2020210077)


2. Muhammad Rifqi Harish (2020210102)

PROGAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puja puji kami haturkan kepada Allah dimana telah memberikan hidayah
dan inayahnya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan nabi agung Muhammad
Shollu’alaihi Wassallam yang semoga kita mendapatkan syafat uudzma di akhirat
nanti.

Penuli mengucapkan banyak-banyak terimakasih kepada semua pihak yang


bersangkutan dalam pembuatan makalah ini khususnya dosen mata kuliah. Atas
bantuan kalian semuanya, penulis dapat membuat makalah dengan baik
sebagaimana yang telah terstruktur dari mata kuliah Perekonomian Indonesia,
judulnya yakni “Sejarah Perekonomian Islam dan Teori Pembangunan
Ekonomi (Kapitalis, Sosialis, Campuran).”

Penulis tentunya juga menyadari hasil dari makalah ini tidak mendekati kata
sempurna dan masih ada berbagai kesalahan didalamnya. Penulis juga
mengharapkan kritikan serta saran yang bisa membangun dari para pembaca, agar
isi yang ada di dalam makalah dapat berkembang. Apabila nanti terdapat kesalahan
atau kekeliruan yang ada pada makalah ini, kami meminta maaf yang sedalam-
dalamnua.

Kudus, 9 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I: PENDAHULUAN......................................................................................1

A. Latar Belakang .........................................................................................1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................2

C. Tujuan Masalah .......................................................................................2

BAB II: PEMBAHASAN.......................................................................................3

A. Sejarah Perekonomian Islam ..................................................................3

B. Teori-Teori Pembangunan Ekonomi .....................................................8

C. Teori Pembangunan Ekonomi Konsep Kapitalis................................12

D. Teori Pembangunan Ekonomi Konsep Sosialis ..................................14

E. Teori Pembangunan Ekonomi Konsep Campuran ............................15

F. Teori Pembangunan Ekonomi dalam Islam ........................................18

G. Studi Kasus Pembangunan Ekonomi di Kota Makassar ...................21

BAB III : PENUTUP ............................................................................................23

A. Kesimpulan .............................................................................................23

B. Saran .......................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................25

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara Umum, ekonomi merupakan salah satu cabang ilmu yang
mempelajari perilaku manusia yang berhubungan dengan proses dan bagaimana
caranya untuk memperoleh dan mengelola suatu produksi, distribusi dan
konsumsi. Ilmu ekonomi selalu berkaitan dengan perilaku manusia dengan dasar
landasan dan berbagai prinsip sebagai dasar acuannya. Dalam islam, ekonomi
diartikan sebagai sebuah studi ilmu pengetahuan modern baru yang muncul
sekitar tahun 1970-an, namun pemikiran tentang ekonomi dalam islam sudah
muncuk sejak islam itu ada mulai zaman Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi
Wassalaam dengan dasar acuan utama pemikirannya adalah Al-Qur’an dan
Hadist.

Pembangunan disebut sebagai aktivitas yang dilaksanakan secara sadar


dan berkelanjutan dengan meliputi berbagai aspek kehidupan bermasyarakat.
Pada dasarnya pembangunan dilakukan oleh manusia sendiri secara sadar untuk
mengubah keseimbangan dari tingkat kualitas rendah ke tingkat kualitas.
Biasanya di negara berkembang perhatian utama pembangunan dipusatkan
antara pertumbuhan dan pemerataan, yang mana pertumbuhan paling sering
dijadikan bahan pembicaraan adalah pembangunan ekonomi di sebuah negara.

Pembangunan ekonomi adalah pembangunan kemakmuran ekonomi


negara atau daerah guna kesejahteraan penduduknya (Mit Witjaksono,2009).
Artinya pembangunan ekonomi memiliki tujuan khusus untuk memakmurkan
dan mensejahterakan masyarakat serta mengurangi masalah-masalah terkait
pembangunan ekonomi seperti; kemiskinan, kesenjangan sosial, pengangguran,
dan masih banyak lagi.

Untuk mengatasi masalah-masalah pembangunan ekonomi seperti tadi,


para ahli ekonomi pun mengemukakan banyak sekali teori-teori pembangunan
ekonmi diantaranya yaitu, teori pertumbuhan klasik, neo-klasik, dan historis.

1
Namun tidak semua teori dapat diterapkan di sebuah negara, khususnya negara
Indonesia.

Dalam ilmu ekonoi terdapat 3 konsep sistem ekonomi yakni konsep


kapitalis, Konsep sosialis dan Konsep campuran. Ketiga konsep tersebut
merupakan konsep ekonomi yang berkembang hasil dari pemikiran para ekonom
barat, dimana tidak ada selain ketiga sistem tersebut yang secara penuh berhasil
diimplementasikan dalam perekonomian diberbagai negara. Untuk itu penulis
membahas pada makalah ini seperti apa teori pembangunan ekonomi dalam
konsep kapitalis, sosialis, campuran dan dalam pandangan islam. Guna merinci
serta mencari konsep dan teori mana yang cocok diterpakan di negara Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaiaman sejarah dari perekonomian islam?
2. Berapa dan arti macam-macam teori dalam pembangunan ekonomi?
3. Bagaimana teori pembangunan dalam konsep kapitalis?
4. Bagaimana teori pembangunan dalam konsep sosialis?
5. Bagaimana teori pembangunan dalam konsep campuran dan syariah?

C. Tujuan Masalah
1. Guna mengetahui sejarah dari perekonomian islam.
2. Untuk mempelajari berapa dan apa saja serta arti dari teori-teori dalam
pembangunan ekonomi.
3. Seperti apa teori pembangunan ekonomi dalam konsep sistem kapitalis.
4. Seperti apa teori pembangunan ekonomi dalam konsep sistem sosialis.
5. Seperti apa teori pembangunan ekonomi dalam konsep sistem campuran.
6. Seperti apa teori pembangunan ekonomi dalam lingkup islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Perekonomian Islam
1. Masa Nabi Muhammad Shalallaahu ‘Alaihi Wassalaam
Pada awal bangunnya perekonomian bermula saat Rosulullah
memimpin (Periode Madinab). Namun, masa ini konsep perekonomiannya
relatif sederhana, akan tetapi Rosulullah telah menggunakan prinsip-prinsip
dasar dalam pengelolaan ekonomi. Aktivitas ekonomi pada masa
Rosulullah mengutamakan peranan pasar yang besar serta sangat
menghargai harga yang telah ada di pasaran sebagai harga yang optimal
(adil). Rosulullah juga memperkenalkan konsep baru di bidang keuangan
negara pada abad ke-7.
Hasil dari kegiatan menghimpun dana negara dijadikan satu terlebih
dahulu, setelah itu dikeluarkan sesuai dengan kebutuhan negara. Nama
tempat penghimpun tersebut ialah ‘bai al mal’ yang terletak di Masjid
Nabawi. Baitul Mal mempunyai peranan banyak dalam mengelolak
perekonomian pada masa itu. Dengan kata lain baitul mal disebut sebagai
pihak (al-jihat) dengan tugas menangani setiap harta benda kaum muslimin,
dari pendapatan dan pengeluaran. Sumber pendapatan negara pada kala itu
berasal dari kharaj, Zakat, Khums, Jizyah, dan penerimaan lainnya.

Kebijakan-Kebijakan Ekonomi Masa Nabi Muhammad


(Kebijakan Moneter) Terjadinya defisit anggaran yang ditutup
dengan pinjamana merupakan salah satu penyebab terjadinya peredaran
uang telalu tinggi. Masa awal pemerintahan berbasis islam, defisit anggaran
jarang terjadi dan konsep pengelolaan moneter diserahkan kepada baitul
mal. Setiap harta menjadi hak kaum muslimin. Jika pemiliknya tidak jelas,
maka harta tersebut dimiliki oleh baitul mall. Namun, apabila harta itu
diambil, maka pengambilan harta itu telah menjadi hak baitul mall, baik
harta itu dimasukkan ke dalam kas atau tidak. Dalam pengelolaan mondeter

3
pada tahap awal, dana dialokasikan untuk penyebaran islam, kebudayaan,
pendidikan, pengembangan infrastruktur dan ilmu pengetahuan, serta
penyediaan layanan kesejahteraan Sosial.
(Kebijakan Fiskal) Pada masa Nabi Muhammad SAW, lapiran
penerimaan APBN terdiri dari kharaj, zakat, khums, jizyah, dan penerimaan
lainya. Pengeluaran-pengeluaran diatas digunakan untuk kepentingan
dakwah, kebudayaan, IPTEK, Kesejahteraan sosial, dan belanja para
pegawai. Perhitungan penerimaan Khums dan Zakat dilakukan secara
proporsional dalam persentase bukan dari nilai nominalnua. Sistem zakat
perniagaan tidak berpengaruh pada jumlah dan harga penawaran, sebab
perhitungan zakatan dihitung dari hasi usaha.
2. Masa Khulafaur Rosyidin
Masa Khulafaur Rosyidin merupakan masa para sahabat nabi yang
meneruskan kepemimpinan sesudah wafatnya Rasulullah SAW. Kebijakan
perekonomian yang ada pada masa ini mengikuti kebijakan yang telah ada
dari masa Rasulullah.
1. Pada Masa Abu Bakar As-Shidiq.
Oleh kalangan muslim, Abu Bakar diangkat menjadi khalifah setelah
wafatnya Rasulullah. Abu Bakar hanya mampu memimpin selama 2 tahun
dan semasa beliau memimpin banyak sekali rintangan yang di hadapi yaitu
permasalahan mengenai pengumpulan zakat dimana banyak masyarakat
yang tidak mau membayar zakat. Abu Bakar mengambil keputusan untuk
melakukan perang riddah atau disebut dengan perang perlawanan terhadap
kemurtadan yang bertujuan untuk memerangi kaum-kaum yang enggan
membayarkan kewajiban zakatnya. Setelah menjadi khalifah selama enam
bulan, Ia berpindah ke Madinah yang bersamaan dengan perpindahan
Rasulullah serta didirikannya suatu baitul maal untuk mendistribusikan
harta seperti yang dilakukan pada masa Rasulullah. Dari Abu Bakar lah
mulai dicetuskan sistem penggajian dimana dimisalkan gaji untuk khalifah
2,5 atau 2,75 dirham, kemudian jumlahnya ditetapkan menjadi 2000 atau
2500 dirham karena dianggap kurang, dan dari penjelasan lain disebutkan

4
6000 dirham pertahun. Ada beberapa kebijakan yang ditetapkan oleh Abu
Bakar dalam upayanya untuk menaikkan tingkat kesejahteraan masyarakat
Islam yaitu sebai berikut:
a. Menegakkan hukum kepada para pihak yang enggan untuk
membayar kwajiban zakat.
b. Melakukan pengelolaan zakat secara profesional dan berkonsep.
c. Pendistribusian yang merata dan adil terhadap harta baitul maal.
2. Pada Masa Umar Bin Khattab
Umar bin Khattab berasal dari keturunan suku Bani Adi, bapanya bernama
Nufail Al-Quraisy. Ia diangkat menjadi seorang khalifah hasil dari
permusyawarahan dan konsultasi yang diadakan oleh Abu Bakar As-
Shiddiq dan pemuka sahabat nabi sebelum Abu Bakar meninggal. Banyak
orang yang menganggap bahwa Umar bin Khattab merupakan orang yang
paling banyak berinovasi dalam perekonomian. Beliau menyampaikan
pidatonya di depan khalayak banyak yang dalam pidato tersebut berisi,
pertama, dalam pengambilan kekayaan umum Negara Islam harus
dilakukan dengan benar, harta dari hasil fa,i yang merupaka pemberian
Allah dan harta kharaj tidak boleh diambil melainkan dengan adanya
mekanisme yang benar. Kedua, hak atas kekayaan umum diberikan kepada
masyarakat oleh negara, pengeluaran hanya diperbolehkan sesuai dengan
haknya, dan negara memberikan subsidi serta menutup utang. Ketiga,
Negara tidak memperbolehkan penerimaan harta kekayaan yang sumbernya
berasal dari hasil yang kotor. Terjadi peningkatan pendapatan negara yang
cukup signifikan pada masa kepemimpinan yang dilakukan oleh Umar bin
Khattab. Pendapatan negara dimasa itu bersumber dari adanya harta kharaj,
zakat, ‘ushr, dan sedekah dari kaum non-muslim.
Kebijak-kebijakan ekonomi yang dilakukan pada masa Umar bin Khattab
yaitu:
a. Baitul maal dari pusat sampai daerah dilakukan reorganisasi.
b. Melakukan pencetakan uang dirham ynag digunakan untuk alat
transaksi utam.

5
c. Dilakukannya pembangunan dalam bidang pertanian yang menjadi
basis utama ekonmi negara.
d. Pendapatan negara dilakukan klasifikasi dan alokasi
e. Dibentuknya suatu dewan pengawas pasar
f. Melakukan jalinan hubungan dagang dengan negara-negara lain.
3. Pada Masa Usman bin Affan.
Di masa Usman bin Affan kondisi bidang ekonomi mengalami pertumbuhan
yang pesat. Dikala pemerintahan itu prinsip ekonomi diterapkan, yaitu
prinsip dalam pembangunan politik ekonomi haruslah dilakukan dengan
berbasis atau berlandaskan Islam, dalam penetapan dan pemungutan pajak
tidak boleh dilakukan secara kejam kepada masyarakat, kaum muslimin
wajib memberikan hartanya kepada baitul maal, ditetapkannya oleh Utsman
bin Affan bahwa harta milik kaum kafir diberikan kepada Baitul maal dan
mereka diberikan haknya dan larangan berbuat kejam kepada mereka.
Pada masa Utsman ini permasalahan ekonomi menjadi bertambah rumit
yang diakibatkan adanya perluasan wilayah negara Islam. Zakat, jizyah, dan
rampasan perang yang menjadi sumber pemasukan negara menjadi sangat
besar dan menimbulkan perubahan komposisi kelas sosial yang berubah
dengan cukup cepat. Hal ini menimbulkan konflik permasalahan sosial
politik. Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, oleh
Utsman bin Affan dikeluarkanlah kebijakan yaitu:
a. Administrasi tingkat atas dilakukan perubahan dan digantinya
beberapa gubernur.
b. Baitul maal dilakukan pengelolaan lebih efektif.
c. Kebijakan kontrol harga ditiadakan.
d. Pengelolaan zakat yang berkonsep
4. Pada Masa Ali bin Abi Thalib
Pemerintahan, administrasi umum dan permasalahan-permasalahan yang
terkait pada masa kepemimpinan Ali bin Abi-Thalib memiliki konsep yang
cukup jelas. Konsep tersebut diuraikan dengan jelas pada surat yang
tersohor yang ditujukan untuk Malik Ashter bin Hatirs yang berisi desktipsi

6
kewajiban, tugas, serta tanggung jawab untuk mengatur keutamaan
pengaplikasian dispensasi keadilan serta aktualisasi pengawasan para
pejabat tinggi dan pegawai-pegawainya, menguraikan kekurangan dan
kelebihan yang dimiliki jaksa, hakim dan abdi negara, dilakukannya
pengurangan pendapatan staf administrasi dan diadakannya perbedaharaan,
hal itu semua oleh penguasa.
Kendali pemerintahan yang dimiliki khalifah Ali memiliki jangkauan
wilayah yang cukup luas, namun berpotensi menimbulkan konflik dari
kekhalifahan sebelumnya. Sehingga, setelah Ia diangkat menjadi khalifah
sesegera mungkn dikeluarkan dan dilaksanakan kebijakanyang tidak
populis yaitu misalnya pemberhentian para pejabat yang korup yang
diangkat pada masa kepemimpinan khalifah sebelumnya yaitu Utsman bin
Affan. Dan pejabat yang berhasil dijebloskan ke dalam penjara tidaklah
sedikit, salh satunya adalah pejabat dengan tuduhan adanya penggelapan
uang yang dilakukan oleh Gubernur Ray. Bahhkan Ali pernah menolak
permintaan bantuan yang dilakukan oleh saudaranya dikarenakan
ketegasannya dan juga kebersihannya dalam unsur-unsur korupsi dan
nepotisme. Selain itu ada juga kebijak penting lainnya yang dilaukan oleh
Khalifah Ali bin Abi Thalib, yaitu:
a. Dilakukannya perpindahan pusat dari pemerintahan.
b. Baitul Maal dikembalikan fungsinya seperti posisi semula.
c. Uang koin dilakukan pencetakan
d. Pasar diberlakukan pengawasan atau controling.

7
B. Teori-Teori Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi merupakan sebuah proses meningkatkan
ekonomi pembangunan dalam suatu negara untuk meningkatkan kesejahteraan
penduduknya. Maksudnya, ekonomi pembanguan adalah serangkain proses
yang dapat meningkatkan ekonomi (pendapatan) per kapita penduduk suatu
negara. Pengertian lain dari pembangunan ekonomi yaitu sebuah proses adanya
kenaikan pendapatan total (pertumbuhan ekonomi) pada suatu negara dengan
mempertimbangkan adanya jumlah penduduk yang bertambah.

Secara umum, pembangunan ekonomi memiliki tiga elemen berkaitan


yang cukup penting. Pertama, kenaikan pendapatan nasional riil yang terjadi
pada jangka waktu panjang menjadi tolak ukur pembangunan ekonomi.
Pendapatan nasional riil yaitu output suatu negara dalam bentuk barang-barang
jadi dan jasa, harus riil yang berarti bukan fiktif. Jadi perubahn harga harus
dilakukan dengan mengesampingkan penghitungan pendapatan nasional riil.

Kedua, pendapatan perkapita mengalami kenaikan dengan periode lama.


Menurut para ahli pembangunan ekonomi bisa dikatakan Grow Up jika terdapat
kenaikan output riil per kapita, hal tersebut memungkinkan perbandinangan
perkembangan ekonomi pendapatan riil mengalami pertumbuhan yang lebih
tinggi dari pada peningkatan pertumbuhan sebuah penduduk.

Ketiga, adanya penonjolan lain dalam mengartikan pembangunan


ekonomi dilihat dari point kemakmuran ekonomi, contohnya perkembangan
ekonomi dianggap dengan suatu proses dimana ketika pendapatan perkapita
mengalami pertambahan akan dibarengi dengan menurunnya tingkat
kesenjangan di masyarakat dan usaha menyeluruh dalam pemenuhan keinginan
masyarakat.

Di sisi lain, Para ahli ekonomi juga mengemukakan banyak sekali teori-
teori pembangunan ekonomi diantaranya yang terkenal yakni, teori klasik, neo-
klasik, dan historis.

8
- Teori pembangunan ekonomi klasik
Teori pembangunan ekonomi klasik merupakan teori yang
dikemukakan tersebut berdasarkan oleh sedikit atau banyaknya penduduk
di negara atau daerah. Diantara teorinya yang terkenal yaitu teori
pembangunan menurut Adam Smith. Ia mengemukakan bahwa
perekonomian akan terus bertumbuh dan berkembang bila ada pertambahan
penduduk dimana akan memperlua pasar dan mendorong spesialis (Jingan,
2012).
Contohnya adalah ada negara A mempunyai sedikit penduduk,
namun negara B mempunyai penduduk lebih banyak dari pada negara A.
Sudah pasti kebutuhan pokok penduduk negara A lebih rendah daripada
negara B, pada akhrinya negara A tidak akan dapat permintaan jasa atau
barang yang tingi dan bervariasi di pasar. Beda lagi dengan negara B,
kebutuhan pokok masyarakatnya lebih tinggi akan membuat permintaan
barang atau jasa yang lebih tingi dan bervariasi di pasar.
Peristiwa tersebut sudah dipastikan akan memfaktori terjadinya
diversifikasi dan spesialisasi sebuah ‘peran’ yang akan menyebabkan
peningkatan penghasilan barang atau jasa untuk menutup kebutuhan poko
masyarakatnya. Kesimpulannya teori dari Adam Smith menafsiran bila
terjadi perningkatan penduduk yang tinggi, maka akan langsung terjadi
peningkatan pembangunan ekonomi di sebuah negara.

- Teori pembangunan ekonomi neo-klasik


Teori neo-klasik memfokuskan hal-hal yang dapat merangsang
adanya pembangunan ekonomi selain peningkatan penduduk, yakni seperti
berwirausaha, berbisnis, dan berinvestasi. Pada teori ini ada dua tokoh
ekonom yang terkenal dalam mengemukakan teori pembangunan ekonomi
neo-klasik.
Pertama,Harrod-Domar. Menurut mereka, diperlukan melakukan
investasi dalam mencapai pembangunan ekonomi yang kokoh. Apabila
modalnya tinggi, maka produksi barang dan jasa bertambah tinggi. Namun,

9
teori ini memiliki beberapa hal yang wajib ada agar perekonomian negara
atau daerah bisa meningkat dalam jangka panjang.
Kedua, Robert Solow atau biasa dikenal dengan sebutan Solow. Ia
mengemukakan bawah dalam pembangunan ekonomi jangka panjang,
tingkat tabungan bisa memilih modal kedalam suatu proses produksi.
Maksdunya adalah ketika tingkat tabungan semakin tinggi, maka akan
tinggi juga output dan modal yang dihasilkan. Ia menambahkan,
pembangunan ekonomi merupakan bagian dari serangkaian aktivitas
dengan empat faktor , yakni faktor SDM, modal yang terakumulasi,
canggihnya teknologi dan ouput yang dihasilkan.

- Teori pembangunan ekonomi historis


Teori pembangunan ekonomi historis merupakan jenis teori yang
memandang bahwa pembangunan ekonomi juga memiliki fase-fase atau
tertentu. Maksudnya dalam mencapai pertumbuhan dan pembangunan yang
maksimal diharuskan melewati tahapan dari awal sampai akhir. Dalam teori
ini, penulis mengambil dua tokoh terkenal, yakni Frederich List dan Walt
Whitman Rostow.
Menuru Frederich List atau disebut sebagai List, berpendapat bahwa
pembangunan ekonomi disesuaikan dengan keseharian masyarakat
setempat dalam keberlangsungan kehidupan dengan melakukan aktivitas
pengelolahan produksinya. Diantara lain;
1. Berburu dan mengembara (bergantung pada alamnya)
2. Bertani dan beternak
3. Kerajinan
4. Industri dan perniagaan

Sedangkan menurut Walt Whitman Rostow atau dikenal sebagai


Rostow, berpendapat bahwa dalam pembangunan dan pertumbuhan
ekonomi negara harus melalui tahapan-tahapan berikut:

1. Fase tradisional (didominasi sektor pertanian)

10
2. Fase transisi (pre take-off, akan mengalami perubahan dalam
struktur tenaga kerja dari pertanian menuju ke industri
3. Fase lepas landas atau take-off, terjadi ketika terdapat
halangan kedalam stuktur sosial dan politik dapat diatasi.
4. Fase menuju kematangan (drive to maturity)¸ Serikat
perdagangan dan buruh akan semakin baik.
5. Konsumsi tinggi (high mass consumption), tenaga kerja
pendidik akan mendominasi dan penduduk di desa lebih kecil
dari kota (migrasi besar dari desa ke kota).

Setelah melihat arti dan mengkaji beberapa teori pembangunan ekonomi


diatas, menurut penulis teori yang sesuai untuk di Indonesia adalah teori
pembangunan ekonomi model Neo-Klasik Solow dan model Neo-Klasik
Harrod-Domar. Investasi dan tabungan merupakan dua komponen yang perlu
ditingkatkan, karna kedua komponen tersebut akan berdampak besar untuk
mengembangkan serta meningkatkan pembangunan di Indonesia khususnya di
sektor ekonomi. Semakin tinggi investasi dan tabungan, semakin besar juga
kemungkinan pinjaman modal untuk masyarakaat. Hal ini akan memicu
terjadinya pembangunan ekonomi. Namun, pembangunan tersebut tidak terlepas
dari faktor tenaga kerja, serta variabel baru yang penting yakni teknologi.

Dengan dasaran teori Harrod-Domar dan Solow tentang peningkatan


investasi dan tabungan, pembaruan teknologi. harapannya Indonesia dapat
mengimplementasikan teori ini guna pembangunannya, khususnya di sektor
ekonomi akan semakin stabil dan meningkat.

11
C. Teori Pembangunan Ekonomi Konsep Kapitalis
Kapitalisme adalah sebuah konsep pertukaran harta yang disimpan dan
diinvestasikan kembali oleh pemiliknya untuk meraup banyak keuntungan,
distribusi dan produksi. Kata ‘kapitalis’ mempunyai arti sebuah sistem atau
konsep ekonomi yang dicirikan oleh hak privat atas alat-alat produksi dan
distribusi yang pemanfaatannya untuk mencapai laba dalam kondisi yang sangat
kompetitif (Agustiati,2009). Menurut Adam Smith konsep ekonomi seorang
tokoh madzhab klasik, konsep ekonomi kapitalis adalah sebuah sistem yang
memberikan kebebasan kepada individu untuk melakukan perekonomian.
Artinya setiap orang mendapatkan hak atas kebebasa untuk berusaha dalam
persaingan yang sempurna (Hasan dan Mahyudi, 2020).
Jadi bisa disimpulkan, konsep ekonomi kapitalis merupakan konsep
ekonomi dimana hak aset-aset produksinya sebagian dikuasai oleh hak milik
pribadi. Konsep perekonomian ini menggunakan kata kebebasan bagi setiap
orang secara penuh untuk melakukan aktivitas perekonomian seperti membuat
barang, menjualnya, menyalurkan, dan sebagainya.
Konsep kapitalis ini memberikan pandangan bahwa setiap orang adalah
pemilik satu-satunya terhadap harta yang telah diraih dirinya sendiri atau
diusahakan. Orang itu mempunyai hak yang mutlak dalam membelanjakan
hartanya sesuai keinginannya. Dengan kata lain kata ‘pribadi’ mempunyai hak
atas sarana produksi sesuai kekuasaannya dan tidak ada hak orang lain
didalamnya serta dapat mengalokasikan harta pribadinya pada bidang yang
mempunyai arti berguna terhadap materi.
Ciri-ciri konsep kapitalis diantara lain:
1. Kebebasan peseorangan dalam memiliki harta
Hak milik perorangan adalah ciri khas dari kapitalisme. Pada konsep
kapitalis tidak ada yang namanya milik pribadi berfungsi menjadi sosial.
Hak pribadi ini secara sah membuat prilaku diri sendiri untuk menggunakan
dengan maksimal sember daya yang dipunyai serta akan memberi dampak
pada distribusi pendapatan masyarakat.

12
2. Persaingan Bebas dan kebebasan ekonomi
Setiap individu mempunyai hal dalam membangun,
mengorganisasikan, dan mengelola perusahaan yang dinginkan serta berhak
mengikuti atau terjun kedalam bidang jual-beli dengan mendapatkan laba
yang banyak. Dalam konsep ini pihak negara dan pemerintah tidak bisa dan
mempunyai hak ikut campur tangan dalam segala hal aktivitas ekonomi dan
persangan bebas dalam orientasi mencari keuntungan, selama kegiatan
tersebut tidak melanggar dan legal sesuai perundang-undangan yang berlaku
di negara asal individu.
3. Campur tangan pemerintah minim
Dalam konsep kapitalisme, peran individu lebih menonjol daripada
pemerintah. Pihak pemerintah hanya memberi kebebasa kepada para
individu yang mempunyai modal untuk membangun dan mengembangkan
usahanya.
Pemerintah hanya bertugas untuk membuat regulasi untuk
membayar pajak yang besar. Hasil pajak tersebut nanti akan digunakan
untuk mensejahterakan rakyat seperti pembangunan infrastruktur (sarana
jalan, transportasi), berbagai gedung pemerintah dan usaha lainnya. Hal ini
dapat diartikan bahwa pada konsep ini pemerintah bisa turut ambil dalam
kelancaran dan keberlangsungan kegiatan perekonomian di negara, namun
tidak bisa ikut campur dalam ekonomi individu.
Dari pembahasan diatas, bisa disimpulkan bahwa Pembangunan
ekonomi pada konsep kapitalis sama sekali tidak memberikan dampak
positif bagi Indonesia dalam menciptakan kesejahteraan rakyat secara
merata. Bahkan dalam ekonomi global dan pasar bebas, hal itu justru akan
menjadi surga bagi para investor asing dalam melakukan investasi di
Indonesia. Individu mempunyai hak sendiri dalam memilih pekerjaan atau
usaha dirinya sendiri yang dimana hanya bisa diatur oleh mekanisme pasar,
peran pemerintah pun hanya amat kecil dalam konsep ini, dikarekan motif
konsep perekonomian ini ialah mendapatkan laba sebesar-besarnya. Oleh

13
karena itu, konsep kapitalis tidak cocok jika secara penuh diterapkan di
pembangunan dan pertumbuhan perekonomian Indonesia .

D. Teori Pembangunan Ekonomi Konsep Sosialis


Pengertian dari sistem ekonomi sosialis yaitu sistem ekonomi dimana
semua kegiatan ekonomi dakendalikan dan diatur oleh pemerintah. Pemerintah
berkuasa penuh atas perencanaan, pengambilan keputusan ekonomi, dan
membuat segala aturan kebijakan yang memiliki tujuan untuk memeratakan
kesejahteraan rakyat, serta menyetarakan penanganan semua masyarakat baik
rakyat miskin maupun kaya. Sistem ekonomi terpusat merupakan nama lain dari
sistem ini. Alasannya karena semua hal dikomando dan diatur oleh pusat. Sistem
ini mengharapkan pemerataan dan kemakmuran di masyarakat yang dapat
menghilangkan adanya penindasan ekonomi.
Meskipun segala sesuatunya diatur oleh pemerintah bukan berarti
pemerintah tidak memberikan kebebasan pada masyarakat. masyarakat tetap
diberi kebebasan dalam menjalankan kegiatan ekonomi, namun kebebasab
tersebut sangat terbatas. Sistem nini memiliki ciri-ciri yaitu kebersamaan atau
kolektivitas lebih diutamakan, peranan pemerintah sangatlah besar, pola
produksi menentukan sifat manusia, dan tidak diakunya hak milik individu.
Sebagai sistem ekonomi yang berada dalam satu komando, sistem
sosialis menempatkan negara ssentral kegiatan ekonomi pada negara. semua
faktor produksi kepemilikannya dikuasai oleh negara, pelaksanaan produksi
hanya disesuaikan dengan kebutuhan, kegiatan produksi dan distribusi barang
atau jasa yang masayarakat butuhkan akan diatur ketat dalam perencanaanya.
Karl Max mengembangkan sistem ekonomi ini dengan keinginan agar
negara memiliki peran yang maksimal. Seluruh sektor ekonomi dikuasai oleh
negara agar dapat dipastikan keadilan pada rakyat mulai dari kegiatan produksi,
distribusa, bahkan sampai konsumsi pada buruh sehingga hasil usaha mereka
dapat dinikmati oleh mereka juga. dalam pandangan sosialis, pasar dilakukan
penjagaan secara ketat agar tidak jatuh pada pemilik modal yang serakah yang
dapat memonopoli dan mengeksploitasa tenaga buruh hanya untuk mendapatkan

14
keuntungan dan manfaat secara besar-besaran tanpa memikirkan kesejahteraan
para buruh.
Dalam konsep ini, sumber kekayaan dianggap sangat langka. Tenaga
kerja atau buruh harus diberdayakan untuk dapat memperoleh kekayaan,
pemberdayaan dilakukan pada semua bidang, pertanian, pertambangan, dll.
selain itu dalam sistem ini semua bidang usaha dan produksi dimiliki oleh
negara, pasar (market), supply dan demand tidak tercipta. Hal ini dikarenakan
semua kebutuhan masyarakat akan disediakan oleh negara secara merata. Negara
yang akan melakukan perumusan masalah dan juga mengambil keputusan
apabila terjadi permasalahan.
Sistem ekonomi ini tidak cocok apabila dijadikan konsep pembangunan
ekonomi di Indinesia karena bertentangan dengan ideologi negara yaitu
pancasila dan juga betentangan dengan UUD 1945. Dalam ekonomi sosialis
segala sesuatunya diatur oleh pemerintah sedangkan rakyat hanya diberikan
kebebasan yang sangat sedikit hal ini bertentangan dengan ideologi negara. jika
suluruh sumber daya dikuasai oleh negar maka akan terjadi monopoli oleh
pemerintah. Dan jika tidak adanya persaingan dalam usaha dan produksi
pemerintah dapat bersikap sewenang-wenang dalam menguasai kekayaan yang
ada. Selain itu, Indonesia sangatlah luas dan terdiri dari banyak pulai, jika segala
sesuatunya di atur oleh pusat akan akan sulit terjadi pemerataan dan kontribusi
di masyarakat.

E. Teori Pembangunan Ekonomi Konsep Campuran


Ekonomi campuran merupakan perpaduan atau kolaborasi dari ekonomi
kapitalis dan ekonomi sosialis. Ekonomi kapitalis berasal dari konsep paham
kapitalisme yang dalam KBBI memili arti suatu sistem dan pemahaman
ekonomi yang sumber modalnya berasal dari pribadi ataupun dari modal
perusahaan swasta yang memiliki ciri khas adanya persaingan pasar bebas di
dalamnya.

15
Ekonomi kapitalis merupakan sistem ekonomi di mana semua orang
diberi kebebasan untuk melakukan kegiatan ekonomi yang bertujuan untuk
mendapatkan keuntungan. Harta atau kekayaan yang menjadi alat kegiatan
produksi dan usaha untuk diambil manfaatnya secara penuh menjadi hak setiap
individu. Di dalam sistem ekonomi ini, negara hanya berperan untuk
memastikan bahwa kegiatan ekonomi terjadi dengan kelancaran dan
keberlangsungan, namun negara tidak bisa ikut campur di dalam kegiatannya.

Ekonomi sosialis memiliki sebutan lain yaitu ekonomi komando atau


ekonomi terpusat, hal ini dikarenakan semua kegiatan diatur oleh negara atau
dikomando oleh pusat. Jadi dapat diartikan bahwa ekonomi sosialis adalah
sistem ekonomi yang semua kebijakan meneganai perekonomian pada suatu
negara ditetapkan oleh pemerintahannya.

Kemudian dilakukan evaluasi apa saja kekurangan dan dampak negatif


dari penerapan ekonomi kapitalis dan ekonomi sosialis pada suatu negara.
Setelah diketahui kekurangan dan juga dampak negatif dari kedua sistem
ekonomi kapitalis dan ekonomi soisialis, keduanya dikembangkan menjadi
ekonomi campuran.

Dalam ekonomi campuran diambil bagian- bagian baik dari kedua sistem
ekonomi sebelumnya untuk melakukan kegiatan perekonomian. Sistem ekonomi
campuran merupakan sistem yang mana kedua pihak (pemerintah dan swasta)
bekerjasama atau berkolaborasi dalam menjalankan kegiatan ekonomi. di dalam
sistem ekinomi ini pemerintah dapat melakukan intervensi pada kegiatan
ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat dan masyarakat diberikan kebebasan
dalam melakukan kegiatan ekonomi. Tujuannya agar tidak ada keberpihakan
kepada salah satu pihak (pemerintah, pemilik modal, ataupun masayrakat).

Penerapan sistem ini diharapkan mampu membuat masayarakat dapat


melakukan inovasi dalam kegiatan ekonomi, namun pemerintah juga tetap bisa
berperan dalam mensejahterakan masayrakat. Pemerintah berperan untuk
mengandalikan dan menstabilkan kegiatan ekonomi, sedangkan masayrakat

16
akan diberikan kesempatan melauan kegiatan produksi, distribusi, dan konsmsi.
Sistem perekonomian ini sudah diterapkan pada banyak negara di tengah
perkembangan zaman.

Salah satu contoh penerapan ekonomi campuran adalah sistem ekonomi


pancasila yang diterapkan di Indonesia. Sistem ekonomi pancasila didasarkan
Pancasila dan UUD 1945, dengan beasaskan pada pandangan hidup ideologi
pancasila yang berlandaskan pada kekeluargaan dan gotong royong. Ekonomi
pancasila berprinsip pada sisi kemanusiaan, nasionalisme ekonomi, demokrasi
ekonomi yang perwujudannnya berupa ekonomi kerakyatan dan keadilan. Yang
dijadikan dasar dari pembangunan ekonomi pancasila yaitu nilai-nilai hidup
yang beradada di masayrakat Indonesia, yang sumber asalnya dari nilai-nilai
agama, kebudayaan, adat-istiadat, dan norma-norma yang menjadi pembentuk
perilaku ekonomi masayrakat. Pelaku kegiatan ekonomi dan bsnis terrdiri dari
negara, ekonomi swasta, dan juga individu.

Konsepnya dijelaskan dengan kegiatan ekonomi yang didasari dengan


moral pancasila. Terdapat prinsip egalitarianisme atau kesamaan derajat,
pengembangan produk dalam negeri di dasari dengan nasionalisme ekonomi,
ekonomi koperasi dan perwujudan keadilan dengan dengan diselenggarakannya
desentralisasi pembangunan yang penerapannya beasaskan kekeluargaan.
Adanya Badan Usaha Miliki Negara (BUMN) merupakan contoh dari penerapan
ekonomi pancasi yang ada di Indonesia. hal ini merupakan bukti bahwa negara
ikut berperan dalam mengelola kegiatan ekonomi di berbagai sektor.

Pembangunan ekonomi di Indonesia sangat cocok menggunakan konsep


sistem ekonomi campuran. Hal ini dikarenakan ekonomi campuran dapat
disesuaikan dengan prinsip ideologi negara Indonesia yaitu pancasila. Sistem
ekonomi pancasila akan memberikan ruang kebebasan pada seluruh warga
negaranya agar bisa berusaha atau membangun usaha perekonomian dengan
adanya batasan dan bebagai syarat yang sebelumnya sudah ditentukan (Febrian
&Fadly, 2021). Masyarakat Indonesia dibeikan kebebasan dalam menjalankan

17
kegiatan ekonomi dan menjalankan usaha, namun bukan berarti mereka bisa
melakukan usaha dengan sesuka hatinya. Masyarakat diberi kebebasan dengan
batasan-batasan aturan yang ditetapkan oleh pemerintah.

Pemerintah berperan untuk mengawasi dan mengendalikan agar kegiatan


usaha dan ekonomi berlangsung secara bermbang dan adil sesuai dengan dasar
pancasila sila kelima keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sehingga
tidak adanya ketimpangan yang dapat menjadikan masayrakat kaya semakin
kaya dan masayarakat miskin semakin miskin.

Alat-alat produksi sepeti sumber daya alam yang besifat untuk


kepentigan hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara agar semua
masyarakat dapat ikut menikmatinya secara menyeluruh dan tidak dikuasai oleh
pihak-pihak tertentu saja. Selain itu, masyarakat juga membuat ketetapan aturan
yang dapat bertujuan agar pembangunan ekonomi di masyarakat terjadi secara
merata dan menyeluruh. Kebijakan tersebut misalnya yaitu ketetapan mengenai
persaingan harga, pemberian upah pada tenaga kerja, ketetapan pajak, dll.

F. Teori Pembangunan Ekonomi dalam Islam


Pembangunan ekonomi dari perspektif Islam memiliki konsep yang
berbeda dari konsep pembangunan ekonomi yang telah dikemukakan oleh para
pemikir dari Barat. Menurut pandangan Islam, pembangunan ekonomi memiliki
sifat secara material dan spiritual, di mana mencakup juga mengenai
pembangunan sumber daya manusia (SDM), kebudayaan, sosial, dll. dengan
kata lain, konsep pembangunan dalam Islam sebagai suatu agama yang
menyeluruh sesuai dengan dampak dari pembangunan menurut Islam yang
menyeluruh pula. Pembangunan ekonominya bukan hanya bersifat material,
namun juga pembangunan secara nonmaterialyang sifatnya spiritual, sosial,
kebudayaan, dan akhlak.
Menurut pandangan ekonomi Islam, faktor yang berpengaruh pada
tingkat pembangunan yaitu sumber daya yang dapat diinvestasikan (investible
resource). Yang dimaksud yaitu semua sumber daya yang mampu menjadi

18
penggerak roda perekonomian. Sumber daya tersebut berupa Sumber daya alam
(SDA), sumber daya Manusia (SDM), dan modal. Sumber daya alam menjadi
anugerah pemberian Allah yang sudah disiapkan demi kepntingan manusia.
Modal menjadi potensi dana yang dapat dioptimalkan, diantaranya yaitu
saving rate di dalam suatu negara. saving rate memiliki maksud yaitu proporsi
dana yang masyarakat simpan dengan bentuk tabungan yang bisa digunakan
untuk modal pembiayaan pembangunan. Tergantung bagaimana pilihan cara
supaya dana atau modal dapat disalurkan pada sektor-sektor yang dijadikan
sebagi prioritas dari pembangunan. Hai ini bergantung pada bagaimana SDM
yang ada.
Di dalam pembangunan Islam terdapat lima kebijakan yaitu:
1. Pembangunan dengan dilandaskan pada konsep tahuid, khalifah, dan
tazkiyah.
2. Pembangunan meliputi aspek fisik dan juga moral spiritual.
3. Pembangunan menjadika manusia aspek utama sebagai subjek dan
objek dari pembangunan dengan tujuan mencapai kesejahteraan.
4. Peran dan fungsi negara.
5. Pembangunan memiliki skala waktu meliputi dunia dan akhirat.
Konsep tauhid memiliki peranan yang sangat penting dikarenakan esensi
dari segala hal, termasuk kegiatan pembangunan adalah berdasarkan ketuntukan
kepada aturan yang ditetapkan Allah SWT. Pembangunan aruslah dilaksanakan
dan mengarah pada upaya menjalankan segala ketentuan-Nya. Yang menjadi
pelaku pembangunan itu sendiri adalah manusia. Manusia yang merupakan
hamba Allah juga menjadi khalifatullah fil ardh (wakil Allah di muka bumi)
memiliki tugas untuk memakmurkan bumi. Keberhasilan dan kesuksesan
keduanya bergantung bagaimana jalan yang dipilihnya. Pilihan tersebut dapat
memberikan pengaruh pada arah dari pembangunan. Allah membirikan manusia
duan potensi untuk menentukan arah dari kehidupan yaitu potensi al-taqwa
(kebaikan) dan juga potensi al-fujur (keburukan).
Sedangkan definisi tazkiyah adalah upaya transformasi atau perubahan
menjadi lebih baik dan berkah. Tiga prinsip utama yang mendasari kerangka

19
tazkiyah yaitu prinsip keadilan, keseimbangan, dan ketuntukan kepada Allah
SWT yang sempurna. Konsep ini memberikan dorongan agar yang menjadi
fokus pembangunan bukan hanya hal-hal ynag semata sifatnya fisik material,
namun juga berkaitan dengan aspek moral spiritual. Yang menjadi tolak ukur
keberhasilan bukan hanya ukuran material tetapi juga kualitas moral dari pelaku
pembangunan. Tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi dalam suatu negara
sangat ditentukan oleh kualitas SDM pelaku pembangunan, oleh karena itu
membangun diperlukan untuk membangun SDM.
Dari sinilah negara memiliki fungsi dan peran, pemerintah menjadi
“manajer dan pelayan” dari pembangunan harus bisa melakukan pemetakan
pada semua potensi SDM dan sumber daya alam (SDA) untuk dilaukan
pengelolaan secara maksimal, dengan tujuan agar terciptanya kesejahteraan dan
kebahagiaan dalam masyarakat dengan rentang waktu dunia akhitrat.
Maksudnya, yang dijadikan timeline (skala waktu) dari pembangunan yaitu
menciptakan masyarakat yang sejahtera di dunia tanpa harus mengorbankan
kehidupan ahirat para pelaku pembangunan.
Contoh pembangunan ekonomi pada pandangan Islam yang bukan hanya
sekedar berkaitan dengan peningkatan volume barang dan jasa, tetapi berkaitan
juga pada aspek moralitas dan kualitas akhlak SDM serta tujuan antara dunia
dan akhirat yang seimbang. Yang dijadikan tolak ukur keberhasilannya bukan
semata-mata dilihat dari sisi pencapaian materi, tetapi dilihat juga dari sisi
perbaikan kualitas dalam kehidupan yang beragama, sistem jaminan sosial dan
kemasyarakatan. Jika hanya mengacu pada pembangunan ekonomi secara
material saja, maka akan mengakibatkan nilai-nilai keadilan dan kesejahteraan
tercabut, menimbulka pelaku yang korup dalam pembangunan, pebisnis yang
curang dan kotor, serta masyarakat yang materealistik. Uang menjadi penilaian
dalam semua sisi kehidupan serta menjadi alat ukur kesejahteraan.

20
G. Studi Kasus Pembangunan Ekonomi di Kota Makassar
Studi kasus penulis ambil di kota Makasar salah satu kota di provinsi
Sulawesi Selatan melalui jurnal palangga praja. Pembangunan ekonomi di kota
Makassar dimulai dari beberapa sektor, seperti sektor ketenaga kerjaan,
pemberdayaan SDM, pengembangan pelayanan, dan lain sebagainya.

Dalam jurnal menyebutkan bahwa aparat perencan sudah melakukan


perencanaan yang telah terintegrasi mulai kelurahan, kecamatan, sampai tingkat
kabupaten. Aparat perencanaan selalu mengadakan pertemuan guna untuk
mengkoordinasi dengan beberapa perangkat yang bersangkutan. Hasil dari
koordinasi tersebut, walikota dari kota Makassar mengambil kebijakan dengan
tepat sebab masyarakat yang tinggal di kota tersebut dilibatkan dalam menyusun
rencana sesuai kebutuhan mereka.

Dengan kata lain, masyarakat lah yang membuat perencaan,


melaksanakannya, mengawasinya, sekaligus memanfaatkan dan meninkmati
hasil dari perencanaan pembangunan ekonomi di kota mereka. Dampaknya bagi
masyarakat adalah desain rencana tersebuh akan sangat memberikan
kesejahteraan masyarakat di kota Makassar sebab perencanaan itu langsung
melibatkan pihak yang bersangkutan.

Bapak walikota menganut sistem perencanaan bottom up planning dalam


mendesain rencana pembangunan ekonomi. Sistem ini melibatkan masyarakat
secara penuh agar dapat menentukan dan menyesuaikan kebutuhan masyarakat
kota makassar.

Walikota Makassar pun memberi leluasa kepada perangkat-


perangkatnya untuk menyesuaikan desain rencana pembangunan tergantung
kebutuhan masyarakatnya meskipun koordinasi tetap berjalan baik dengan pihak
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Makassar sebagai Koordinator
Perencanaan Pembangunan Kota Makassar (Riyan dan Yosar, 2020)

21
- Analisis Penulis
Berkaitan dengan hasil studi kasus yang sudah dibahas diatas perihal
tentang pembangunan ekonomi di kota Makassar, kecamatan Ujung Padang.
Dapat disimpulkan bahwa pembangunan ekonomi tersebut menggunakan
konsep campuran. Peran pemerintah dan masyarakat atau pihak swasta ikut andil
dalam pembangunan ekonomi di daerahnya.
Peran pemerintah (walikota) membuat perencanaan pembangunan
dengan melibatkan para perangkat desa untuk bekerja sama dalam mewujudkan
kesejahteraan dan kesetaraan dalam kehidupannya yang sesuai dengan
kebutuhan masing-masing. Dengan kata lain konsep ekonomi campuran
mengartikan bahwa perencaan pembangunan di kelola dengan baik atas kerja
sama antara pihak pemerintah (walikota) dengan pihak swasta (masyarakat,
perangkat).
Dalam studi kasus tersebut menjelaskan bahwa walikota makassar
melibatkan masyarakat dalam perencaaan pembangunan melalui perangkat-
perangkatnya. Hal ini dilakukan agar perencaan tersebut sesuai dengan
kebutuhan mereka. Dengan begitu pembangunan ekonomi di kota Makassar
akan berjalan sesuai dengan rencana yang mereka buat.

22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan makalah yang telah membahas tentang teori pembangunan
ekonomi dalam konsep kapitalis, sosialis, dan campuran serta pandangan
islam, dapat disimpulkan Sebagai berikut:
- Sejarah Perekonomian Islam memiliki 2 masa awalnya, yakni masa
Nabi Muhammad SAW dan Khulafaur Rosyidin. Kedua masa itu mempunyai
kebijakan-kebijakan tersendiri. Permbada dari kedua masa itu hanya sumber
hukumnya.
- Pembangunan ekonomi merupakan sebuah proses meningkatkan
ekonomi pembangunan dalam suatu negara untuk meningkatkan kesejahteraan
penduduknya. Maksudnya, ekonomi pembanguan adalah serangkain proses
yang dapat meningkatkan ekonomi (pendapatan) per kapita penduduk suatu
negara.

- konsep ekonomi kapitalis merupakan konsep ekonomi dimana hak aset-


aset produksinya sebagian dikuasai oleh hak milik pribadi. Konsep
perekonomian ini menggunakan kata kebebasan bagi setiap orang secara penuh
untuk melakukan aktivitas perekonomian seperti membuat barang, menjualnya,
menyalurkan, dan sebagainya.

- Konsep sistem ekonomi sosialis yaitu sistem ekonomi dimana semua


kegiatan ekonomi dakendalikan dan diatur oleh pemerintah. Pemerintah
berkuasa penuh atas perencanaan, pengambilan keputusan ekonomi, dan
membuat segala aturan kebijakan yang memiliki tujuan untuk memeratakan
kesejahteraan rakyat, serta menyetarakan penanganan semua masyarakat baik
rakyat miskin maupun kaya.

- Ekonomi campuran merupakan perpaduan atau kolaborasi dari


ekonomi kapitalis dan ekonomi sosialis. Dalam ekonomi campuran diambil
bagian- bagian baik dari kedua sistem ekonomi sebelumnya untuk melakukan

23
kegiatan perekonomian. Sistem ekonomi campuran merupakan sistem yang
mana kedua pihak (pemerintah dan swasta) bekerjasama atau berkolaborasi
dalam menjalankan kegiatan ekonomi.

- Menurut pandangan Islam, pembangunan ekonomi memiliki sifat


secara material dan spiritual, di mana mencakup juga mengenai pembangunan
sumber daya manusia (SDM), kebudayaan, sosial, dll. dengan kata lain, konsep
pembangunan dalam Islam sebagai suatu agama yang menyeluruh sesuai dengan
dampak dari pembangunan menurut Islam yang menyeluruh pula.
Pembangunan ekonominya bukan hanya bersifat material, namun juga
pembangunan secara nonmaterialyang sifatnya spiritual, sosial, kebudayaan, dan
akhlak.

B. Saran
Demikian isi daripada makalah hasil dari kami mengenai Teori
Pembangunan Ekonomi (Kapitalis, Sosialis, Campuran). Namun penulis juga
masih menyadari, bahwasannya makalah ini banyak kekurangan dan
kesalahan. Oleh karena itu, para pembaca dapat membirakan saran ataupun
kritikan yang bisa membangun untuk menyempurnakan makalah ini.
Harapannya makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.

24
DAFTAR PUSTAKA
Al Hamid, Rizal.“Paradigm of Pancasila Economics as The Identity of Indonesia
Nation.” Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 4, No. 1, 2022: 1170-1181.
Arifin, R., & Yuniar, V. “Social Justice In Law. Society and Development: A
Marxism Perspective of Indonesia Case.” Jurnal Hukum & Pembangunan.
Vol. 51, No. 1. September 12, 2021: 1-15.
Adisasmita, Rahardjo. Teori-Teori Pembangunan Ekonomi: Pertumbuhan
Ekonomi dan Pertumbuhan Wilayah. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013.
Basmar, Edwin, dkk. Ekonomi Pembangunan: Strategi Dan Kebijakan. Yayasan
Kita Menulis, 2021.
Clarisa, Y.T. & Sari, P.Y. “Penyebab Sistem ekonomi Pancasila Tidak Menjamin
Negara Tersebut Dapat Maju.” Jurnal Pusdansi, Vol. 2 (1), 2022.
Djojohadikusumo, Sumitro. Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi
Pembangunan. Jakarta: PT Pustaka LP3ES Indonesia, Cet. II, 1994.
Fauzi, Iskandar, et al, Helim (ed). Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Masa
Rasulullah Sampai Masa Kontemporer). Yogyakarta: Penerbit K-Media,
2019.
Huda, Nurul, dkk. Ekonomi Pembangunan Islam. Jakarta: Prenamedia Group,
2015.
Hasan, Muhammad, DKK. Teori-Teori Pembangunan Ekonomi. Bandung: Media
Sains Indonesia, 2020.
Hasan, Zainol, dan Mahyudi Mahyudi. “Analisis terhadap Pemikiran Ekonomi
Kapitalisme Adam Smith.” Istidlal: Jurnal Ekonomi dan Hukum Islam 4,
no. 1 (2020): 24–34.
Jhingan. (2012). Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: Kharisma
Putra Utama Offset.
Purba, Bonarja. “Analisis Tentang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Periode Tahun
2009-2018.” Jurnal Humaniora, Vol. 4, No.2, Oktober (2020): 244-255.
Ridwan, dan Yosar Kardiat. “Pembangunan Ekonomi Wilayah Di Kota Makassar
(Studi Kasus di Kecamatan Ujung Padang).” Jurnal Pallangga Praja, Vol.
2, No.2, Oktober 2020.

25
Rafki, Mirna. Konsep Ekonomi Pada Masa Khulafaurrasyidin (Abu Bakar As-
Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib), 2021.
Septian, Elvina & Sari, Yanti Puspita. “Penerapan Sistem Ekonomi Di Indonesia”
Jurnal Pusdansi, Vol. 2 (1), 2022.
Sumadi, Muhammad Tho’in. “Paradigma Konsep Teori dan Praktik Baitul Mal
dalam Perspektif Sistem Ekonomi Islam.” Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam,
6(02): 330-338.
Silpia, Mega. “Implementasi Sistem Ekonomi Untuk Mengatasi Kesenjangan
Sosial Perekonomian Di Indonesia.” Jurnal Pusdansi, Vol. 2 (3). 2022.
Zamzam, H. Fakhry &Aravik, Havis. Perekonomian Islam: Sejarah Dan
Pemikiran. Jakarta: Kencana, 2020.

26

Anda mungkin juga menyukai