Dosen Pengampu
Diana Putri, SEI, MM
Disusun Oleh :
Asma Khodijah
42102025
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan pertolongan-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul "Teori Moneter
Klasik dan Teori Keynes".
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Diana Putri, SEI, MM selaku dosen
pengampu Mata Kuliah "Uang dan Bank" yang telah memberikan amanah tugas makalah ini
kepada kami. Semoga dengan dibuatnya makalah ini, dapat bermanfaat dan dapat menambah
wawasan para pembacanya.
Makalah ini mungkin masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami dengan
senang hati menerima semua kritik dan saran atas makalah ini. Dari kritik dan saran tersebut.
kami berharap agar di masa mendatang kami dapat membuat makalah yang jauh lebih baik dari
ini.
Asma Khodijah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan dan Manfaat Makalah
BAB II PEMBAHASAN
2.1
2.2
2.3
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Tiang utama dari teori moneter klasik adalah J. B Say, Irving Fisher dan A. Marshall.
J. B Say terkenal karena hukum yang dikemukakannya, bahwa penawaran akan selalu
menciptakan permintaan (supply creates own demand). Artinya, bahwa suatu perekonomian
tidak akan mengalami under employment atau apa yang oleh Malthus dinamakan under
consumption. Pengeluaran total masyarakat akan selalu dapat mencukupi untuk menunjang
produksi pada keadaan kesempatan kerja penuh (full employment).
Namun demikian, potensi output yang dapat dihasilkan tergantung daripada tingkat
teknologi dan banyaknya faktor produksi tenaga kerja. Makin tinggi tingkat teknologi dan makin
tinggi jumlah dan kualitas tenaga kerja tingkat output potensial yang dapat dihasilkan juga makin
besar. Artinya, tingkat full employmentoutput dapat menjadi lebih besar. Keadaan yang selalu
pada full employmentini dapat tercapai melalui bekerjanya mekanisme pasar, yang oleh Adam
Smith disebut dengan "Invisible Hand".
Apabila seseorang yang ingin bekerja tetapi tidak memperoleh pekerjaan, dia tentu akan
menurunkan upah yang dikehendakinya sampai ada pengusaha yang mau mempekerjakan.
Demikian juga apabila terdapat pengusaha yang tidak dapat menjual semua hasil produksinya,
maka dia akan menurunkan harganya sampai habis. Upah dan harga yang bebas berubah akan
menjamin selalu terdapatnya keseimbangan dalam pasar tenaga kerja dan pasar barang sebagai
hasil saling mempengaruhinya antara permintaan dan penawaran melalui prinsip laissez faire
(bebas, tanpa adanya campur tangan).
Malthus menyanggah argumentasi diatas dengan mengatakan bahwa meskipun produksi
barang dan jasa itu menimbulkan pendapatan dalam jumlah yang sama dengan nilai total barang
dan jasa, namun tidak dapat dipastikan bahwa pengeluaran untuk pembelian mesti sama dengan
nilai barang dan jasa tersebut.
Penawaran memang akan menciptakan tenaga beli, nmun belum menciptakan
pengeluaran dengan jumlah yang sama.Misalnya jika masyarakat menabung terlalu banyak dari
pendapatannya (lebih banyak dibandingkan dengan keinginan perusahaan untuk melakukan
investasi), maka ada sebagian produksi yang tidak terjual.
Akibatnya pengusaha akan memperkecil volume produksi, sehngga akan terjadi
pengangguran. Pengusaha akan terus mengurangi produksinya sampai sisa yang tidak terjual itu
habis semua, sehingga pendapatan akan menjadi lebih rendah daripada semula.
Sedang menurut ekonomi klasik, adanya tabungan masyarakat tersebut tidak berarti dana
hilang dari peredaran, tetapi dipinjam atau dipakai oleh pegusaha untuk membiayai investasinya.
Penabung mendapatkan bunga atas tabungannya, sedang pengusaha bersedia membayar bunga
tersebut selama harapan keuntungan yang diperoleh dari investasi lebih besar dari bunga
tersebut.
Adanya kesamaan antara tabungan dengan investasi (tabungan meningkat = investasi
meningkat), adalah sebagai akibat bekerjanya mekanisme tingkat bunga. Tingkat bunga akan
berfluktusi sehingga keinginan investasi perusahaan samadengan keinginan menabung
masyarakat.
a) Dalam persamaan M.V = P.T dianggap tetap karena selalu berada dalam keadaan
full employment (atas dasar hukum Say)
M.V = P.T
Dimana :
M : jumlah uang
V : tingkat perputaran uang (velocity)
P : harga barang
T : volume barang yang menjadi obyek transaksi
Persamaan diatas merupakan identitas sebab selalu benar. Artinya jumlah unit
barang yang ditransaksikan (T) dikalikan dengan harga (nilai harga tersebut) harus/selalu
sama dengan jumlah uang (M) dikalikan dengan perputarannya (total pengeluaran
transaksi). Dengan kata lain, total pengeluaran (MV) = nilai barang yang dibeli (PT).
Dalam rumus MV =PT yang dimaksud M adalah common money saja, yaitu
jumlah uang logam ditambah dengan jumlah uang kertas negara ditambah dengan jumlah
uang kertas bank jadi uang giral belum dimasukkan dalam M tersebut. sehingga jumlah
uang yang beredar di masyarakat adalah common money ditambah demand deposit
money dengan kata lain uang giral ditambah uang kartal. Jenis rumus diatas masih terlalu
sempit karena belum diperhatikan uang giral dengan kecepatan berputarnya. Oleh karena
itu fisher memperluas rumusnya menjadi MV + M 1V1 = PT. M1 dimaksudkan uang
giral sedang V1 kecepatan berputarnya uang giral.
b) Velocity juga dianggap tetap. Velocity ini hanya akan berubah kalau terjadi perubahan
dalam kebiasaan masyarakat melakukan pembayaran. Seperti misalnya penggunaan alat-
alat pembayaran baru akan mempengaruhi banyaknya transaksi yang dilakukan.
Demikian juga, kebiasaan pembayaran dengan kredit, akan mendorong masyarakat lebih
banyak melakukan transaksi sehingga velocitynya akan naik. Bisanya perubahan dalam
kebiasaan melakukan pembayaran ini berjalan lambat (dalam waktu yang relatif lama),
sehingga dengan demikian velocity dapat pula dianggap tidak berubah. Dalam persamaan
Marshall, maka sebagai konsekuensinya (karena k= 1/V ) dapat pula dianggap tetap.
Implikasi dari kedua anggapan ini adalah: bahwa jumlah uang beredar hanyalah
mempengaruhi harga, dan pengaruhnya proporsional. Uang tidak dapat mempengaruhi output riil
(Y) Output riil hanya akan berubah kalau terdapat perubahan dalam jumlah dan kualita dari
faktor-faktor produksi. Dengan demikian uang tidak dapat mempengaruhi sector riil,
pengaruhnya terbatas pada sektor moneter saja. Pemisahan pengaruh uang terhadap sektor riil
dan moneter inilah yang sering disebut dengan classical dichotomy.
Hubungan proporsional antara jumlah uang dengan harga dapatlah dijelaskan sebagai berikut:
Apabila V dan Y masing-masing tetap pada nilai 4 dan 100, maka dengan jumlah uang beredar
(M) = 25, harga (P) akan sama dengan 1 : MV=PT
25 x 4 = 1 x 100
Artinya: Jika M naik dua kali, menjadi 50 maka P akan naik dua kali, 50 x 4 = 2 x 100. Secara
ringkas proses kenaikan harga ini dapat dijelaskan demikian. Pada permulaannya masyarakat
dalam keadaan keseimbangan portofolionya. Kemudian bank sentral menambah jumlah uang
beredar dua kali lipat. Akibatnya masyarakat mengalami ketidakseimbangan dalam portofolio-
nya, yakni kelebihan uang kas yang dipegang. Mereka akan membelanjakan (membeli barang
atau jasa) kelebihan uang kas tersebut. Karena output total tidak bisa bertambah (dalam keadaan
full employment, dengan hokum Say) maka harga akan terdorong naik. Masyarakat akan terus
membelanjakan kelebihan uang kasnya sampai total pengeluarannya naik dua kali lipat.
Karena output riil tetap kenaikan pengeluaran dua kali akan menyebabkan harga juga naik dua
kali. Hasil akhirnya: Jumlah uang yang dipegang masyarakat naik dua kali, GNP nominal (PY)
naik dua kali, harga naik dua kali, velocity dan output riil tetap seperti semula (sebelum adanya
penambahan jumlah uang).
Hubungan yang proporsional antara jumlah uang dengan harga seperti di atas dapat pula
dijelaskan dengan menggunakan persamaan Marshal. Misalnya k = 1/4 (berarti 1/4 bagian dari
GNP diujudkan dalam bentuk uang kas) Apabila GNP (PY) sama dengan Rp 400 milyar, maka
keinginan masyarakat memegang uang kas sama dengan Rp 100 milyar, yakni :
M = k PY = 1/4 x Rp 400 milyar = Rp 100 milyar
2.2 Teori Keynes
A. Sejarah
Teori Keynes merujuk pada konsepsi ekonomi global yang dikembangkan oleh ekonom
Inggris yaitu John Maynard Keynes pada awal abad ke-20, ia seorang ekonom Inggris yang
memimpin perdebatan ekonomi pada masanya, ia menciptakan teori ini sebagai tanggapan
terhadap kegagalan sistem ekonomi saat itu.
Pada awal abad ke-20, perekonomian global menghadapi berbagai tantangan, termasuk
perang dunia, ketidakstabilan politik, dan ketidakseimbangan ekonomi.
Pasca-Perang Dunia I, banyak negara mengalami ketidakstabilan ekonomi yang
signifikan, ditandai dengan tingginya pengangguran, deflasi, dan krisis keuangan.
Puncak dari ketidakstabilan ekonomi ini adalah Depresi Besar pada tahun 1929, ketika
pasar saham Amerika Serikat mengalami kejatuhan dramatis, memicu krisis ekonomi
global yang merajalela.
Depresi Besar ditandai oleh penurunan produksi, pengangguran massal, kegagalan
perbankan, dan deflasi di seluruh dunia.
Dalam sebuah karya bukunya yang monumental yaitu “The General Theory of
Employment, Interest, and Money” yang diterbitkan pada tahun 1936. Dalam karya ini,
Keynes membentuk landasan bagi pemahaman tentang kebijakan fiskal dan moneter serta
intervensi pemerintah dalam mengatasi ketidakstabilan ekonomi. Keynes menantang keyakinan
klasik tentang pasar yang efisien dan netralitas uang. Dia menegaskan bahwa pasar tidak selalu
dapat mencapai keseimbangan penuh dalam jangka pendek, terutama dalam situasi
ketidakpastian dan kegagalan pasar. Keynes memperkenalkan konsep "keseimbangan tidak
sempurna" di mana tingkat pengangguran bisa bertahan dalam jangka panjang jika permintaan
efektif di masyarakat rendah. Teori keuangan yang dikemukakan Keynes pada umumnya
menerangkan tiga hal utama, yaitu: tujuan-tujuan masyarakat untuk meminta (menggunakan
uang), factor-faktor yang menetukan tingkat bunga, dan efek perubahan penawaran uang
terhadap kegiatan ekonomi negara.
2.3 Perbedaan mendasar antara Teori Moneter Klasik dan Teori Keynes
NO Teori Moneter Klasik Teori Keynes
.
1 Menganggap nilai uang adalah stabil Menganggap nilai uang adalah tidak stabil
2 Menolak anggapan bahwa fenomena- Fenomena-fenomena moneter merupakan
fenomena moneter sebagai variabel yang variable-variabelyang dapat mempengaruhi
sanggup mempengaruhi perekonomian perekonomian secara keseluruhan.
secara keseluruhan
3 Adanya tambahan jumlah uang beredar Tambahan jumlah uang beredar akan
tak akan mempengaruhi sektor riil mempengaruhi sektor riil.
(Classical Dichotomy).
4 Permintaan dan penawaran uang Permintaan dan penawaran uang akan
menentukan tingkat harga umum. menentukan tingkat bunga.
5 V dan T dianggap tetap dan hanya V dan T dapat berubah-ubah sesuai dengan
dipengaruhi faktor-faktor non moneter. keadaan perekonomian yang terjadi.
6 Adanya hubungan langsung antara Hubungan secara tidak langsung antara
kelebihan uang tunai dimasyarakat dan kelebihan uang tunai dimasyarakat dengan
kecenderungan perubahan harga. kecenderungan perubahan harga yaitu
melalui tingkat bunga.
7 Belum secara jelas memasukkan motif Telah memasukkan unsur spekulasi,
spekulasi untuk permintaan akan uang, disamping unsur transaksi dan berjaga-
yang ada baru unsur transaksi dan berjaga- jaga.
jaga.
8 Harapan perubahan harga dimasa Harapan perubahan harga dimasa
mendatang bukan merupakan factor mendatang merupakan factor-faktor
penting dalam menentukan besarnya penting yang menentukan besarnya
permintaan uang. permintaan akan uang.
9 Berlaku untuk perekonomian yang sector Berlaku untuk perekonomian yang sector
perekonomiannya belum rumit. keuangannya sudah maju. Pasar modalnya
terorganisasi dengan baik.
10 Cocok untuk situasi yang terjadi inflasi Cocok untuk perekonomian yang tidak
dalam waktu yang lama (inflatoir) inflantoir.
11 Bentuk Fungsi Permintaan uang adalah: Bentuk situasi permintaan uang adalah:
ÚMd = k.PT L = (Y,i)
ÚMd = k.Y L = LT + LL
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Semoga dengan adanya penulisan makalah mengenai Teori Moneter Klasik dan Teori
Keynes ini, dapat menambah wawasan bagi pembaca.
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah tersebut masih terdapat banyak kesalahan
dan tentunya jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber serta kritik, maka dari itu saya mohon saran yang dapat
meningkatkan dan membangun dalam penyempurnaan makalah ini Atas saran dan
masukannya saya ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA