Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

STABILITAS EKONOMI DALAM BERBAGAI SISTEM


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Makro Islam
Dosen Pengampu Wiwit Ayu Nofitasari, S.E.SY.,M.E

Disusun oleh:

Kelompok 4
Kamilawati (63030230087)
Andika Rahma Putra (63030230098)
Novalia Ayuk Wijayani (63030230104)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SALATIGA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan. Ucapan terima kasih kami
sampaikan kepada Ibu Wiwit Ayu Nofitasari, S.E.SY., M.E. sebagai dosen
pengampu mata kuliah Ekonomi Makro Islam yang telah membantu memberikan
arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Salatiga, 22 Maret 2024

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan .......................................................................................................... 1
BAB II .................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
A. Pandangan Aliran Monetarist tentang uang ................................................. 3
B. Pandangan Aliran Keynesians tentang uang ................................................ 5
C. Pandangan Ekonom Austria tentang uang ................................................... 6
D. Pemikiran Masudul Alam Choudury tentang uang ...................................... 7
E. Pemikiran Umer Chapra tentang uang ......................................................... 8
F. Upaya stabilitas mata uang emas (dirham) dalam konsep ekonomi .......... 10
BAB III ................................................................................................................. 14
PENUTUP ............................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekonomi merupakan ilmu yang sangat penting untuk kebutuhan atau
keperluan sehari-hari. Hal ini yang membuat banyaknya aliran serta
pemikiran-pemikiran yang membahas tentang ilmu ekonomi. Tokoh-tokoh
yang membahas ilmu ekonomi memiliki pandangan yang berbeda-beda
tentang penstabilan ekonomi untuk berbagai negara, karena setiap negara
menganut aliran yang berbeda-beda sehingga memunculkan pengaruh atau
pengerjaan sistem setiap negara yang berbeda-beda pula. Untuk mengetahui
hal ini secara lebih jelas, penulis ingin menganalisa beberapa aliran seperti
Aliran Monetaris, Keynesian, Austria, Pemikiran Masudul Alam dan Umer
Chapra mengenai uang, serta stabilisasi mata uang emas (dinar) dalam
konsep ekonomi, dengan tujuan untuk mengetahui lebih jauh tentang
pandangan dan pemikiran serta stabilitas mata uang emas (dinar) dalam
konsep ekonomi tersebut, maka disusunlah makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pandangan aliran Monetarist tentang uang?
2. Bagaimana pandangan aliran Keynesians tentang uang?
3. Bagaimana pandangan ekonom Austria tentang uang?
4. Bagaimana pemikiran Masudul Alam Choudury tentang uang?
5. Bagaimana pemikiran Umer Chapra tentang uang?
6. Bagaimana upaya stabilisasi mata uang emas (dinar) dalam konsep
ekonomi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pandangan aliran Monetarist tentang uang
2. Untuk mengetahui pandangan aliran Keynesians tentang uang

1
3. Untuk mengetahui pandangan ekonom Austria tentang uang
4. Untuk mengetahui pemikiran Masudul Alam dan Choudury
tentang uang
5. Untuk mengetahui pemikiran Umer Chapra tentang uang
6. Untuk mengetahui upaya stabilisasi mata uang emas (dinar) dalam
konsep ekonomi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pandangan Aliran Monetarist tentang uang


Apa yang diungkapkan oleh Monetarist sesungguhnya adalah
seperti pandangan Teoritisi Kuantitas Uang, yaitu berasal dari teori Jean
Bodin, kemudian John Locke, David Hume, David Richardo, John Stuart
Mill, lalu berpuncak pada Irving Fisher dalam periode 1920-an dan 1930-
an, dan kemudian Milton Friedman dalam periode 1960-an dan 1970-an.
Teori mereka yang pokok adalah adanya hubungan antara kuantitas uang
dan harga-harga, di mana money supply merupakan faktor penentu utama
tingkat harga.
Namun aliran Monetarist (disebut juga Teoritisi Kuantitas Uang
Modern) berpendapat lebih luas lagi, yaitu bahwa perubahan money supply
tidak hanya mempengaruhi tingkat harga, tetapi lebih luas lagi, bahwa
dalam jangka pendek money supply juga merupakan determinan penting
yang dapat mempengaruhi aktivitas perekonomian. Menurut kaum
Monetarist, antara money supply dan GNP terdapat hubungan langsung dan
meyakinkan. Hubungan itu tak lain adalah monetary velocity yang dapat
ditaksir (predictable). Oleh karena itu, suatu perubahan money supply akan
mengakibatkan perubahan dalam aggregate spending dan GNP dengan
jumlah yang dapat diramalkan. Jika money supply ditingkatkan selama
periode resesi, maka kenaikan spending pertama-tama akan meningkatkan
kesempatan kerja (employment) dan output riil. Sedangkan bila
perekonomian sudah mendekati full-employment, maka kenaikan GNP
(karena kenaikan money supply) akan disertai kenaikan harga-harga.
Dalam pembahasan tentang permintaan uang oleh masyarakat,
Monetarist sangat menitikberatkan perhatian pada permintaan uang untuk
tujuan transaksi. Permintaan akan uang masyarakat itu dirumuskan sebagai
suatu fraksi tertentu dari penghasilan mereka (Md= kY). Suatu kenaikan

3
money supply akan meningkatkan Y (GNP), dan kenaikan Y ini baru akan
berhenti apabila money demand = money supply (MdMs). Jadi income akan
terus meningkat sampai seluruh kenaikan money supply itu diserap ke
dalam kenaikan permintaan uang untuk transaksi (transaction demand).
Dalam hubungan ini, monetarist sama sekali tidak menyinggung
pengaruhnya terhadap tingkat bunga.
Oleh karena Md = kY, maka Md akan sama dengan Ms hanya bila
income sama dengan suatu fraksi tertentu yang dikalikan dengan money
supply (Y=1/k.Ms). Faktor pengali (1/k) ini tidak lain adalah velocity of
money (V). Velocity ini akan tetap konstan selama k tidak berubah.
Pandangan kaum Monetarist mengenai velocity ini sangat kaku
(inflexible), yakni bahwa faktör V itu tidak berubah alias konstan. Yang
perlu ditekankan hanyalah bahwa velocity itu dapat diramalkan. Tapi
belakangan sebagian besar kaum Monetarist hanya menekankan bahwa
velocity itu mestinya dapat diramalkan, dan tidak perlu harus konstan.
Dengan kata lain, jika money supply meningkat, maka GNP juga akan naik
dengan jumlah yang dapat diketahui, karena permintaan akan uang
mempunyai hubungan yang meyakinkan dengan GNP. Permintaan akan
uang mungkin saja tergantung kepada tingkat bunga, tetapi hubungan
seperti itu adalah stabil dan predictable. Situasi yang ideal bagi bank sentral
adalah suatu velocity yang stabil, ataupun kalau berubah, perubahan itu
terjadi perlahan-lahan dan dapat diramalkan selama periode waktu tertentu.
Ini merupakan asumsi utama aliran Mo- netarist. Jika misalnya velocity itu
stabil atau predictable, maka bank sentral dapat mempengaruhi hampir
seluruh spending, yaitu secara sederhana dengan menyesuaikan money
supply terhadap velocity yang diketahui itu. Dengan demikian, maka
kebijaksanaan moneter saja akan diperlukan dan cukup (necessary dan
sufficient) untuk mengendalikan seluruh spending.1

1Adiwarman A Karim, Ekonomi Makro Islami, Edisi Ketiga, (Bandung: PT RAJAGRAFINDO PERSADA:
2016), Hal. 93-94.

4
Aliran Monetarist menggambarkan hubungan antara uang dan
income dan lebih menekankan pada motif transaksi. Aliran Monetarist juga
berpendapat bahwa uang hanya berpengaruh pada tingkat inflasi dan tidak
pada tingkat pertumbuhan ekonomi riil.

B. Pandangan Aliran Keynesians tentang uang


Berbeda dengan kaum Monetarist, kaum Keynesians berpendapat
bahwa money supply mempengaruhi GNP melalui jalur yang tidak langsung
dan tidak meyakinkan, terutama karena anggapan bahwa velocity tidak
stabil baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Hal ini dijelaskan
oleh Keynesians dengan tiga cara:
1. Katakanlah Bank Sentral meningkatkan money supply melalui open
market operations (membeli surat berharga pemerintah).
2. Perubahan money supply itu tidak akan memengaruhi GNP apabila
pada saat yang sama terjadi perubahan permintaan akan uang. Di
sini Keynesians menggunakan fungsi money demand yang
tergantung juga pada tingkat bunga. Perubahan tingkat bunga akan
memengaruhi permintaan investasi dan income.
3. Dalam dunia Keynesians, masyarakat akan membelanjakan
kelebihan uang kas itu untuk assets finansiil: harga-harga surat
berharga itu akan naik dan tingkat bunganya turun.

Itulah sebabnya Keynesian menggambarkan hubungan antara uang


dan tingkat bunga. Keynesian sangat menekankan motif spekulatif dalam
memegang uang.

Kesimpulan pandangan Keynesian ialah perubahan money supply


hanya dapat memengaruhi aggregate spending dan GNP,apabila pertama-
tama tingkat bunga berubah dan kemudian hanya jika business spending

5
atau consumers spending sensitif terhadap perubahan tingkat bunga itu.2
Aliran Keynesian percaya bahwa uang dapat secara langsung
mempengaruhi kegiatan ekonomi riil disamping pengaruhnya terhadap
inflasi.3

C. Pandangan Ekonom Austria tentang uang


Terhadap kenyataaan adanya inflasi, krisis perbankan dan krisis
ekonomi, para pemikir ekonomi dari Austria menyalahkan penggunaan fiat
money sebagai penyebab utama terjadinya berbagai macam krisis tersebut.
Mereka mengusulkan diterapkannya 100% reserve gold standar. Para
ekonomi Austria beranggapan bahwa sistem ini lebih superior dibandingkan
dengan sistem fiat money yang ada. Karena dapat mencegah terjadinya
inflasi dan memelihara kesstabilan harga-harga secara umum.
Para ekonomi Austria berpendapat bahwa dengan menggunakan fiat
money pemerintahan dengan bebas akan dapat mecetak uang tanpa
mempertimbangkan kebutuhan dari transaksi di sektor riil. Di samping itu,
pencetakan uang akan menghasilkan bagi otoritas moneter. Hal tersebut
sesuai dengan persamaan sebagai berikut.4
ITEMS MONETARIST KEYNESIANS
Velocity of money Predictable dan (agak) Tidak konstan dan
konstan unpredictable
Ms GNP a. Predictable a. unpredictable
b. Langsung: Ms b. tidak langsung:
GNP Ms tk.bunga GNP
Diagram a. absis : uang a. absis : uang

2
Adiwarman A karim, Ekonomi Makro Islami, Edisi Kedua. (Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA:
2007) hal.94-95.
3 Deswita Herlina. Identifikasi Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Saluran Uang dan Saluran Suku
Bunga di Indonesia.Vol.8,No.2, Jurnal Ekonomi-Qu, 2016, 140.
4
Adiwarman A Karim, Ekonomi Makro Islami, Edisi Ketiga, (Bandung: PT RAJAGRAFINDO PERSADA:
2016), Hal. 96-97.

6
b. ordinat : income b. ordinat : tk. Bunga
Harga uang (di pasar *tingkat harga umum *tingkat bunga
uang)
Fungsi Md Stabil Tidak stabil
Ms tingkat Tk.bunga turun Tk.bunga turun
bunga Tk.bunga naik a.Tergantung pada
Jk.Pendek: sensitivitas GNP
Jk. Panjang: B.Umumnya : turun,
karena :
1. periode
interim cukup
panjang
2. adanya wealth
effect

Uang atau kredit Uang Kredit


Definisi uang M1. Tapi akhirnya juga Menggolongkan
M2 dan M3 setiap ukuran tunggal
monetary policy
Kebijaksanaan yang moneter Fiskal
disarankan

D. Pemikiran Masudul Alam Choudury tentang uang


Choudury melakukan analisis ekonomi moneternya berdasarkan
teiru endogenous money, ia berpendapat bahwa perekonomian akan
berjalan stabil ketika di tunjang oleh sistem 100% reserve. Dalam diagram
satu inilah dapat dilihat bagaimana keseimbangan antara sektor riil dengan
moneter. Mekanisme terbentuknya keseimbangan tersebut merupakan
output dari keterkaitan antara kuadran pertama dengn ketiga kuadran

7
lainnya. Kuadran kedua, menerangkan hubungan antara real value of
spending (P.Q) dengan rate of profil (P). dari kesemua hubungan kuadran
kedua merupakan kuadran yang paling utama, karena dalam kuadran inilah
dapat dilihat perbedaan antara keseimbangan umum dalam ekonomi islam
dengan ekonomi konvensional.
Kuadran ketiga menggambarkan hubungan antara rate of profit
dengan harga (p). akhrinya pada diagram empat digambarkan bagaimana
hubungan antara price (p) dengan currency value of spanding (C). hubungan
antara rate of profil dengan harga dapat dijelaskan dari fenomena naik
turunnya harga. Dalam teori endogenous money nya choudury , naik
turunnya harga disebabkan karena pergerakan aggregate demand.
Dalam kuadran empat, diterangkan bagaimana keseimbangan dalam
financial sector terbentuk. Hubungan yang terjadi dalam kuadran empat
dipengaruhi oleh hubungan yang terjadi pada kuadran kedua, hal ini dapat
dijelaskan karena Islam menghendaki currency value of spending adalah
representasi dari real value of spending. Sedangkan harga adalah biaya
moneter yang berfungsi untuk menyeimbangkan antara volume sektor riil
dengan sektor finansiil.5

E. Pemikiran Umer Chapra tentang uang


Menurut Chapra, terdapat tiga sumber pengembangan moneter
dalam rangka menjamin pertumbuhan moneter yang cukup dan tidak
berlebihan. Dua di antara nya bersifat domestik yaitu pembiayaan defisit
negara dengan meminjam dari bank sentral dan pengembangan deposit
dengan cara menciptakan bank-bank kredit komersial. Dan ketiga bersifat
eksternal berupa moneterisasi balance of payment surplus. Dengan
menggunakan formula dasar Keynes, permintaan akan uang versi Chapra
adalah sebagai berikut:

5
Adiwarman A karim, Ekonomi Makro Islami, Edisi Kedua. (Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA:
2007) hal.94-95.

8
Md = f(Y,S,II), di mana
Y = barang dan jasa yang sesuai dengan pemenuhan kebutuhan. Dan
investasi produktif yang selaras dengan nilai Islam.
S = Nilai-nilai moral dan sosial (termasuk zakat) yang nantinya akan
berpengaruh terhadap proses alokasi dan distribusi sumber daya. Ini akan
berpengaruh terhadap Md yang tidak dipergunakan untuk con- spicuous
consumption.
П = rate of profit. Suku bunga tidak diperkenankan dalam proses
financial intermediation.
Dalam rangka mencapai stabilisasi, Chapra mengusulkan beberapa
instrumen kebijakan moneter berikut ini:
1. Target Pertumbuhan pada M dan MO
Secara berkala, bank sentral harus menetapkan pertumbuhan
penawaran uang (M) sesuai dengan sasaran ekonomi nasional,
termasuk pertumbuhan ekonomi yang dapat dipertahankan dan
stabilitas dalam nilai uang. Untuk membantu tujuan di atas, bank
sentral harus berusaha membuat total MO, sebagian diperuntukkan
bagi pemerintah dan sebagian lain untuk bank-bank komersial dan
lembaga-lembaga khusus keuangan.\
MO yang disediakan untuk bank komersial, terutama dalam
bentuk pinjaman mudharabah, harus dipergunakan oleh bank sentral
sebagai instrumen kualitatif maupun kuantitatif utama untuk
mengendalikan kredit.

2. Public Share of Demand Deposit


Dalam jumlah tertentu, demand deposit bank-bank
komersial, katakanlah mak- simum sampai dengan 25%, harus
diserahkan kepada pemerintah guna memung- kinkannya
membiayai proyek-proyek yang secara sosial menguntungkan,
sementara sistem bagi hasil belum dimungkinkan. Ada tiga alasan
pendukung ide ini. Pertama, bank komersial bertindak seba- gai agen

9
negara dalam memobilisasikan dana macet dalam masyarakat.
Kedua, the banks do not pay any return on demand deposits; ketiga,
jika deposit ini diasuransikan sepenuhnya, negara tidak perlu
menanggung risiko.

3. Statutory Reserve Requirement


Bank komersial diharuskan memiliki cadangan dalam
jumlah tertentu, kata- kanlah 10-20% dari demand deposit mereka
dengan bank sentral. Jumlah cadangan ini bisa bervariasi tergantung
kepada kebijakan moneter dari bank sentral.
Statutory reserve requirement ini juga akan membantu
memberikan jaminan atas deposit dan sekaligus membantu
penyediaan likuiditas yang memadai bagi bank.

4. Credit Ceiling
Perilaku penawaran uang mencerminkan suatu interaksi
yang kompleks dari berbagai sektor perekonomian internal maupun
eksternal. Dari sini, kiranya perlu ditetapkan batas kredit yang boleh
dilakukan oleh bank-bank komersial untk memberikan jaminan
bahwa penciptaan kredit sesuai dengan target-target moneter.
Langkah ini harus dilakukan secara hati-hati, terutama dalam
pengalokasian batas antarbank secara individual agar tidak
mengancam kompetisi yang sehat antar- bank itu sendiri.

F. Upaya stabilitas mata uang emas (dirham) dalam konsep ekonomi


Dalam bagian ini yang pertama harus kita kupas adalah makna dari
kestabilan nilai mata uang menurut teori ekonomi. Ini diperlukan karena
keberadaan uang dalam sebuah perekonomian memberikan arti yang
terpenting, ketidakadilan dari alat ukur yang diakibatkan adanya instabilitas
nilai tukar uang akan mengakibat- kan perekonomian tidak berjalan pada

10
titik keseimbangan. Ibn Khaldun mengatakan bahwa suatu negeri tidak akan
mungkin mampu melakukan pembangunan secara berkesinambungan tanpa
adanya keadilan dalam sistem yang dianutnya. Menurut teori ekonomi,
kestabilan nilai mata uang dapat dibagi ke dalam dua aspek. Pertama
kestabilan nilai mata uang dilihat dari berfluktuatifnya nilai uang terhadap
harga barang dan jasa, yang lebih lanjut kita rasakan dengan adanya inflasi
dan deflasi barang dan nilai uang dalam konteks closed-economy). Kedua,
kestabilan nilai mata uang dilihat dari berfluktuatifnya nilai uang terhadap
nilai uang mata uang negara lain yang lebih lanjut kita rasakan dengan
adanya depresiasi dan apresiasi mata uang (kestabilan nilai uang dalam
konteks open economy). Segala fenomena tentang uang dari keempat hal
tersebut menjadikan stabilitas nilai mata uang akan terganggu.
1. Kestabilan Dinar (Emas) Menurut Quantity Theory of Money

Seperti yang kita ketahui bahwa dinar dan dirham sudah di gunakan sebagai
mata uang sejak sebelum risalah islam di turunkan lewat Rasulullah. Dalam
perkembangan zaman selanjutnya negara-negara di dunia tetap memakai
standar emas dalam perekonomian internasional. Dengan menggunakan standar
emas, kita dapat mengetahui mekanisme keseimbangan neraca pembayaran di
setiap negara, yang selanjutnya akan memengaruhi tingkat harga secara umum
di tiap-tiap negara.

Berikut ini juga akan terlihat bagaimana perubahan money supply akan
berpengaruh terhadap Tingkat harga secara umum, sebagaimana diutarakan
oleh David Hume. Dengan formulasi MV = PQ, di mana M (money supply), V
(velocity of money - average number of times each dollar is spent), P (price
level), dan Q (quantity or number of tran sactions paid for with money) kita
akan melihat bagaimana mekanismenya berjalan. Negara X yang neraca
pembayarannya (selanjutnya akan disingkat menjadi BoP, artinya balance of
payment) mengalami deficit pada saat yang bersamaan akan mengalami ouflow
dari emas, ini berarti money supply juga ikut berkurang yang selanjutnya akan
menurunkan tingkat harga secara umum (ingat rumusan quantity theory of

11
money di atas). Sebaliknya, negara Y yang mengalami surplus BoP akan
mendapati aliran masuk emas le dalam negara tersebut (artinya money supply
ikut naik), asumsi ceteris paribus dengan formulasi quantity theory of money,
harga harga ikut naik juga. Namun demikian, negara X yang BoP-nya deficit
akan me ngalami kenaikan ekspor secara tajam akibat harga-harga yang turun,
sebaliknya negara Y yang Bol nya surplus akan mengalami penurunan tingkat
ekspor akibat kenaikan harga-harga secara umum. Kondisi kedua negara yang
berkebalikan ter- sebut mendorong kepada tercapainya keseimbangan neraca
pembayaran di masing- masing negara.

2. Kestabilan Standard Emas (Dinar) dalam Perspektif Monetarist Model

Dengan pendekatan monetarist model dapat kita lihat bahwa nilaitukar


dalam standar emas (dinar) relatif stabil dibandingkan dengan sistem fiat money.
Beberapa keuntungan lainnya di antaranya adalah sebagai berikut.

1) Money supply tidak bisa dinaikkan sekehendak hati oleh otoritas moneter
karena sangat dibatasi oleh cadangan devisa dan cadangan emasnya. Hal ini
berpengaruh pada terjaganya kestabilan nilai tukar yang ujungnya adalah
terjaganya nilai uang tersebut.
2) Uang yang beredar di masyarakat akan terserap oleh sektor real sehingga
akan membawa keseimbangan antara sektor moneter (finansial) dan sektor
real.
3) Kalaupun terjadi apresiasi ataupun depresiasi nilai tukar, fenomena tersebut
seiring dengan pertumbuhan output akibat volume transaksi
pada sektor real.
3. Kestabilan Dinar menurut Pandangan Umar Vadillo

Umar Vadillo adalah penggagas utama kelompok yang mendukung


kembalinya uang dinar dalam arti monetisasi (bukan standar emas, melainkan emas
yang dijadikan mata uang) ke dalam perekonomian. Menurut kelompok ini, nilai
nominal dan nilai intrinsik dari mata uang dinar dan dirham akan menyatu. Hal ini
artinya nilai nominal mata uang yang berlaku akan dijaga oleh nilai intrinsiknya,

12
bukan oleh daya tukar terhadap mata uang lain. Jika nilai dolar Amerika naik, mata
uang dinar akan mengikuti senilai dolar menghargai 4,25 gram emas yang
terkandung dalam 1 dinar, depresiasi tidak akan terjadi. Jadi, dalam pandangan
kelompok ini, dengan menggunakan dinar akan terhindar dari inflasi.

Abdul Razzak (1410 H), salah satu anggota kelompok tersebut, juga
menyebutkan bahwa penurunan nilai dinar atau dirham memang akan terjadi, yaitu
ketika nilai emas yang menopang nilai nominal dinar itu mengalami penurunan di
antaranya akibat ditemukannya emas dalam jumlah besar. Akan tetapi, keadaan ini
kecil kemungkinannya karena penemuan emas besar-besaran biasanya memerlukan
usaha eksplorasi dan eksploitasi di samping memerlukan investasi yang besar, juga
waktu yang lama. Apabila hal ini terjadi, emas temuan itu akan disimpan menjadi
cadangan devisa negara, tidak langsung dilempar ke pasaran. Dengan demikian,
pengaruh penemuan emas terhadap penurunan nilai emas di pasaran bisa ditekan
seminimal mungkin. Di sinilah pentingnya ketentuan emas sebagai milik umum
harus dikuasai oleh negara.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara umum, pandangan berbagai aliran ekonomi tentang uang
menunjukkan perbedaan pendekatan dalam menjelaskan hubungan antara
uang dan stabilitas ekonomi. Monetarist menekankan hubungan langsung
antara kuantitas uang dan harga, dengan fokus pada prediktabilitas dan
kestabilan velocity of money. Di sisi lain, Keynesian melihat pengaruh uang
terhadap aktivitas ekonomi secara tidak langsung dan tidak pasti, dengan
memperhitungkan faktor-faktor seperti tingkat bunga dan motif spekulatif
dalam permintaan uang. Ekonom Austria mengkritik penggunaan fiat
money dan menganjurkan sistem 100% reserve gold standard untuk
menjaga stabilitas harga. Pemikiran Masudul Alam Choudury dan Umer
Chapra menawarkan perspektif alternatif tentang pengembangan moneter
dan kebijakan untuk mencapai stabilitas ekonomi. Sementara itu, upaya
menjaga stabilitas mata uang emas, seperti dinar, menyoroti kebutuhan akan
keseimbangan dalam sistem moneter dan ekonomi untuk mencegah inflasi
dan menjaga nilai uang.

B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini bisa memberikan kemudahan
dalam mempelajari materi ekonomi makero islam, khususnya dalam
pembahasan stabilitas ekonomi dalam berbagai sistem. Makalah ini
tentunya masih banyak kekurangan masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, penulis mohon kritik dan saran guna perbaikan makalah berikutnya.

14
15
DAFTAR PUSTAKA

A.Karim, A. (2003). Ekonomi Makro Islami edisi kedua. Jakarta: PT


RAJAGRAFINDO PERSDADA.

A.Karim, A. (2007). Ekonomi Makro Islami edisi ketiga. Bandung: PT


RAJAGRAFINDO PERSADA.

Ambarsari, M. (2015). Ekonomi Makro Islami. Tulungagung.

Herlina, D. (2018). Identifikasi Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Saluran


Uang dan Saluran Suku Bunga di Indonesia. Ekonomi Qu, 140.

Yuniarti, V. S. (2016). Ekonomi Makro Syariah. Bandung: CV PUSTAKA


SETIA.

16

Anda mungkin juga menyukai