Anda di halaman 1dari 9

Tugas 

             : Makalah
Mata Kuliah  : Ekonomi Makro
Kelas               : B

PERTUMBUHAN UANG DAN INFLASI


Dosen : Musdar Muhammad, SE., M. Si

Oleh :
KELOMPOK VIII
1.      Nurwasila Harjan
2.      Rianto Abud
3.      Jubaida Hidayat

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TERNATE


FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
PRODI S1 PERBANKAN SYARIAH
TAHUN 2017

KATA PENGANTAR

            Tiada kata yang indah dan kalimat yang paling sempurna selain rasa syukur yang
sebesar-besarnya Penulis Panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat, karunia-Nya
serta kesehatan dan kesempatan sehingga Penulis dapat menyelesaikan. Penulisan Makalah
ini dengan tepat waktu. Dan dapat Penulis sajikan guna memenuhi tugas mata kulia Ekonomi
makro dengan judul “Pertumbuhan Uang Dan Inflasi”
Penulis juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada bapak yang telah memberikan tugas kepada penulis, sehingga penulis dapat
mengetahui cara-cara penulisan Makalah.
            Dengan kerendahan hati dan kebesaran jiwa Penulis sadari bahwa dalam
penulisan Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Sebagai manusia biasa, tentunya tidak
luput dari kehilafan dan kesalahan. Oleh karena itu, Penulis harapkan kritik dan saran untuk
penyempurnakan Makalah selanjutnya
Akhrinya buat ayah bunda yang doanya terus mengalir mengairi telaga masa depan penulis,
semoga mereka selalu dalam rahmat-Nya...Amin

                                                                                                                       Ternate, 5 Januari
2018
Kelompok VIII

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
A.    Latar Belakang........................................................................................ 1
B.     Rumusan Masalah................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3
A.    Pengertian pertumbuhan uang dan inflasi............................................... 3
B.     Teori klasik inflasi................................................................................... 9
C.      Hubungan uang dan inflasi.................................................................... 12
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 16
A.    Kesimpulan............................................................................................. 16
B.     Saran....................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 17

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Friedman dan Schwartz menulis dua makalah yang mendokumentasi sumber
danpengaruh perubahan dalam kuantitas uang selama periode 1867 – 1960 dan 1867 –1975 di
Amerika Serikat. Secara empiris, Friedman dan Schwartz berhasil memverifikasi hubungan
antara inflasi dan pertumbuhan jumlah uang beredar.
Hasil penelitian Friedman dan Schwartz menunjukkan bahwa di Amerika Serikat dekade-
dekade dengan pertumbuhan uang tinggi cenderung memiliki inflasi yang tinggi, dandekade-
dekade dengan pertumbuhan uang rendah cenderung memiliki inflasi yang rendah.Hasil yang
sama diperoleh dari perbandingan tingkat rata-rata inflasi dan tingkat rata-rata pertumbuhan
uang di lebih dari 100 negara selama tahun 1990-an. Dalam kajian tersebut, terdapat
hubungan yang jelas antara pertumbuhan uang dan inflasi. Negara-negara dengan
pertumbuhan uang tinggi cenderung memiliki inflasi yang tinggi, sementara negara-negara
dengan pertumbuhan uang rendah cenderung memiliki inlfasi yang rendah.
Namun demikian, menurut Mankiw (2003), keeratan hubungan inflasi dengan jumlah
uang beredar tidak dapat dilihat dalam jangka pendek. Teori inflasi ini bekerja paling baik
dalam jangka panjang, bukan dalam jangka pendek. Dengan demikian, hubungan antara
pertumbuhan uang dan inflasi dalam data bulanan tidak akan seerat hubungan keduanya jika
dilihat selama periode 10-tahun.
   Uang adalah persediaan aset yang dapat dengan segera digunakan untuk melakukan
transaksi.  Inflasi adalah kenaikan jumlah barang dan jasa.

1.2.Rumusan Masalah
1.      Pertumbuhan uang dan inflasi
2.      Teori klasik inflasi
3.      Beban beban inflasi
4.      Hubungan uang dan inflasi

BAB II
PEMBAHASAN

2.1.      Pertumbuhan uang dan inflasi


Antara tahun 1997 dan 2006, harga-harga naik dengan tingkat rata-rata sekitar 2% pertahun,
dan 3,4% di wilayah Asia secara keseluruhan.
Inflasi adalah fenomena dalam perekonomian yang berkaitan dengan pertama dan terpenting,
nilai alat tukar dalam perekonomian.

2.11.    Teori Klasik Inflasi


  Tingkat Harga-harga dan Nilai Uang
  Jumlah Uang yang Beredar, Permintaan Uang, dan Keseimbangan Moneter
Meskipun ada banyak variable yang memengaruhi permintaan uang terdapat satu variable
yang penting: tingkat harga rata-rata di dalam perekonomian.
Semakin tinggi harganya, semakin banyak uang yang dibutuhkan untuk transaksi pada
umumnya, dan semakin banyak uang yang ingin dimiliki di dalam dompet dan rekening
mereka. Artinya, tingkat harga yang tinggi (bererti nilai uang rendah) meningkatkan jumlah
permintaan uang.
Dalam jangka panjang, tingkat keseluruhan menyesuaikan diri dengan tingkat keseimbangan
penawaran dan permintaan.
  Dampak-dampak Injeksi Moneter
Teori jumlah uang yaitusebuah teori ynag menyatakan bahwa jumlah uang yang tesedia
menentukan tingkat harga dan bahwa tingkat pertumbuhan jumlah uang menentukan tingkat
inflasi.
            Tinjauan Singkat Proses Penyesuaian. Dikotomi Klasik dan Kenetralan
MoneterVariable-variabel nominal yaitu variable yang diukur dalam unit moneter. Variable-
variabel riil yaitu variable yang diukur dalam unit fisik. Dikotomi klasik yaitu pemisahan
teoritis variable-variabel nominal dan riil. Mengapa harus memisahkan variable-variabel ini
menjadi dua kelompok? Hume berpendapat bahwa dikotomi klasik berguna untuk
menganalisis perekonomian karenaberbagai kekuatan memengaruhi variable-variabel riil dan
nominal. Ia berpendapat, secara khusus, variable-variabel nomnal sangat dipengaruhi oleh
perkembangan-perkembangan pada system moneter dalam perekonomian, sedangkan system
moneter sangat tidak relevan dalam pemahaman tentang determinan variable-variabel riil
yang penting.
Perubahan jumah uang yang beredar, menurut Hume, memengaruhi varabel-variabel
nominal, tetapi tidak memengaruhi variable-variabel riil.
Kenetralan moneter yaitu gagasan bahwa perubahan dalam jumlah uang yang beredar tidak
memengaruhi variable-variabel riil.Sebuah analogi membantu dalam menjelaskan arti
kenetralan moneter.Kecepatan dan Perssamaan JumlahVelositas uang yaitu kecepatan
perpindahan uang

V = (P X Y) / M

Persamaan jumlah yaitu persamaan MxV=PxY, yang berkaitan dengan jumlah uang,


velositas uang, dan lnilai moneter keluaran barang dan jasa dalam perekonomian
Langkah-langkah yang menjadi inti dari teori jumlah uang dan unsur-unsur yang menjelaskan
tingkat harga keseimbangan dan tingkat inflasi, yaitu :
1.      velositas uang relatif stabil seiring berjalannya waktu
2.      Karena velositas stabil, ketika bank sentral mengubah jumlah uang (M), hal ini akan
menyebabkan perubahan-perubahan yang sebanding dengan nilai nominal keluaran (PxY)
3.      Keluaran barang dan jasa dalam perekonomian (Y) ditentukan oleh persediaan faktor (tenaga
kerja, modal fisik, modal manusia, dan sumber daya alam) dan teknologi produksi yang
tersedia. Secara khusus, karena uang bersifat netral maka uang tidak mempengaruhi jumlah
keluaran.
4.      Dengan keluaran (Y) dipengaruhi oleh persediaan faktor dan teknologi. Saat bank sentral
mengubah jumlah uang yang beredar (M) dan menyebabkan perubahan pada nilai nominal
keluaran (PxY) perubahan ini dicerminkan pada perubahan tingkat harga (P).
5.      Saat bank sentral meningkatkan jumlah uang yang beredar hasilnya adalah tingkat inflasi
yang tinggi
.
1.     Pajak
Inflasi
Pajak inflasi (inflation tax) merupakan penghasilan yang dikumpulkan oleh
pemerintah dengan cara mencetak uang yang harus diketahui dalam pajak inflasi yaitu : pajak
ini dikenakan kepada setiap orang yang memegang uang.

2.     Efek
Fisher
Suku bunga nominaladalah suku bungan yang kita ketahui / yang diberikan oleh
bank.Suku bunga riil adalah suku bunga yang telah disesuaikan dengan inflasi (suku bunga
nomina) yang telah dikurangi dengan tingkat inflasi.
Suku bunga riil = suku bunga nominal-laju inflasi
Suku bunga nominal = suku bunga riil+laju inflasi
Efek fisher (Fisher effect) yaitu penyesuaian suku bunga nominal seiring dengan
tingkat inflasi. Hal ini merupakan akibat atau lanjutan dari teori kenetralan moneter.

  Beban-Beban Inflasi

1.      Biaya Sol Sepatu


Pajak inflasi menyebabkan kerugian beban baku karena orang-orang menyia-nyiakan
sumber daya yang terbatas dengan mencoba untuk menghindari pajak. Untuk menghindari
pajak inflasi ini salah satu caranya yaitu dengan memegang uang lebih sedikit. Akibat dari
memegang uang lebih sedikit ini sadar atau tidak, sebenarnya kita telah terkena biaya sol
sepatu(shoeleather costs) -sumber daya yang terbuang ketika inflasi mendorong orang-orang
untuk mengurangi pemegangan uang mereka.

1.     Biaya
Menu
Biaya menu (menu cost) yaitu biaya untuk mengubah harga.Variabilitas harga relatif dan
kesalahan alokasi sumber-sumber daya.Harga-harga berubah hanya sekali-kali, inflasi
menyebabkan harga-harga relatif menjadi lebih berbeda daripada ketika tidak ada inflasi.
Ketika inflasi mengubah harga-harga relatif, keputusan konsumen juga berubah, dan paar-
pasar menjadi kurang mampu mengalokasikan sumber daya untuk digunakan dengan sebaik-
baiknya.

.
2.     Distorsi Pajak Akibat Inflasi
Inflasi seringkali tidak dipertimbangkan dalam penghitungan pajak. Solusinya yaitu
dengan membuat indeks pada sistem pajak -hukum pajak dapat dibuat kembali dengan
memperhitungkan efek-efek dari inflasi.

3.     Kebingungan
dan Ketidaknyamanan
Hal ini terjadi karena perubahan nilai uang yang turun secara drastis akibat inflasi.
Namun para akuntan sangat sulit untuk menghitung akibat dari inflasi ini karena inflasi
mempengaruhi variabel riil

.
4.     Kerugian Khusus Akibat Inflasi Tidak Terduga : Redistribusi Kekayaan secara Acak
Inflasi yang tidak terduga menyebabkan redistribusi kekayaan diantara populasi dengan cara
yang tidak ada hubungannya dengan kepantasan atau kebutuhan. redistribusi ini terjadi
karena banyak pinjaman dalam perekonomian ditentukan dengan menggunakan satuan hitung
yaitu uang.

2.111.  Hubungan Uang dan Inflasi


Friedman dan Schwartz menulis dua makalah yang mendokumentasi sumber
danpengaruh perubahan dalam kuantitas uang selama periode 1867 – 1960 dan 1867 –1975 di
Amerika Serikat. Secara empiris, Friedman dan Schwartz berhasil memverifikasi hubungan
antara inflasi dan pertumbuhan jumlah uang beredar. Hasil penelitian Friedman dan Schwartz
menunjukkan bahwa di Amerika Serikat dekade-dekade dengan pertumbuhan uang tinggi
cenderung memiliki inflasi yang tinggi, dandekade-dekade dengan pertumbuhan uang rendah
cenderung memiliki inflasi yang rendah.

Hasil yang sama diperoleh dari perbandingan tingkat rata-rata inflasi dan tingkat rata-
rata pertumbuhan uang di lebih dari 100 negara selama tahun 1990-an. Dalam kajian tersebut,
terdapat hubungan yang jelas antara pertumbuhan uang dan inflasi. Negara-negara dengan
pertumbuhan uang tinggi cenderung memiliki inflasi yang tinggi, sementara negara-negara
dengan pertumbuhan uang rendah cenderung memiliki inlfasi yang rendah.
Namun demikian, menurut Mankiw (2003), keeratan hubungan inflasi dengan jumlah uang
beredar tidak dapat dilihat dalam jangka pendek. Teori inflasi ini bekerja paling baik dalam
jangka panjang, bukan dalam jangka pendek. Dengan demikian, hubungan antara
pertumbuhan uang dan inflasi dalam data bulanan tidak akan seerat hubungan keduanya jika
dilihat selama periode 10-tahun.
Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau tidaknya
inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat
mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat
orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam
masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan
perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak
bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga
meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau
karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi
harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.
Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan. Kita ambil
contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun 1990, uang pensiunnya
cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 -atau tiga belas tahun
kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya, uang pensiunnya
tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, orang yang
mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti misalnya pengusaha, tidak
dirugikan dengan adanya inflasi. Begitu juga halnya dengan pegawai yang bekerja di
perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi.
Inflasi juga menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata uang
semakin menurun. Memang, tabungan menghasilkan bunga, namun jika tingkat inflasi di atas
bunga, nilai uang tetap saja menurun. Bila orang enggan menabung, dunia usaha dan
investasi akan sulit berkembang. Karena, untuk berkembang dunia usaha membutuhkan dana
dari bank yang diperoleh dari tabungan masyarakat.
Bagi orang yang meminjam uang dari bank (debitur), inflasi menguntungkan, karena
pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat
meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami
kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat
peminjaman.
Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi
daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong untuk
melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar). Namun, bila inflasi
menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan produsen, maka
produsen enggan untuk meneruskan produksinya. Produsen bisa menghentikan produksinya
untuk sementara waktu. Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha produsen
tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).
Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara,
mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif,
kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran,
dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Bagi orang yang meminjam uang dari bank (debitur), inflasi menguntungkan, karena pada
saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat
meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami
kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat
peminjaman.Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh
lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong
untuk melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar). Namun, bila
inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan produsen,
maka produsen enggan untuk meneruskan produksinya. Produsen bisa menghentikan
produksinya untuk sementara waktu. Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha
produsen tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).
Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara,
mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif,
kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidak stabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran,
dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.
3.2. Saran
Demikianlah makalah ini dibuat, tentunya makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, maka
saran yang membangun yang sangat diharapkan untuk memperbaiki makalah selanjutnya.
Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, dalam memahami
konsep pertumbuhan uang dan inflasi...amin
         DAFTAR PUSTAKA

Mankiw, N Gregory. DKK. 2014. Pengantar Ekonomi Makro. Salemba


Empat. Jakarta.
Sukirno, Sadono. 2011. Makroekonomi Teori Pengantar Rajawali Pers. Jakarta
Mankiw, Gregory. 2003.Makro Ekonomi. Rajawali Pers. Jakarta
Ajeng Faiza. 2011. Makalah Pertumbuhan Uang dan
Inflasi http://www.slideshare.net/ajengfaiza/makalah-pertumbuhan-uang-dan-inflasi (25
November 2017 Pukul 21:22)
Makalahku10. 2017. Makalah Inflasi, Pertumbuhsn Uang, Tingkat Suku Bunga dan
Pengangguran. http://www.makalahku10.ga/2017/01/makalah-inflasi-pertumbuhan-
uang.html (25 November 2017 Pukul 21:22)

Anda mungkin juga menyukai