: Makalah
Mata Kuliah : Ekonomi Makro
Kelas : B
Oleh :
KELOMPOK VIII
1. Nurwasila Harjan
2. Rianto Abud
3. Jubaida Hidayat
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang indah dan kalimat yang paling sempurna selain rasa syukur yang
sebesar-besarnya Penulis Panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat, karunia-Nya
serta kesehatan dan kesempatan sehingga Penulis dapat menyelesaikan. Penulisan Makalah
ini dengan tepat waktu. Dan dapat Penulis sajikan guna memenuhi tugas mata kulia Ekonomi
makro dengan judul “Pertumbuhan Uang Dan Inflasi”
Penulis juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada bapak yang telah memberikan tugas kepada penulis, sehingga penulis dapat
mengetahui cara-cara penulisan Makalah.
Dengan kerendahan hati dan kebesaran jiwa Penulis sadari bahwa dalam
penulisan Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Sebagai manusia biasa, tentunya tidak
luput dari kehilafan dan kesalahan. Oleh karena itu, Penulis harapkan kritik dan saran untuk
penyempurnakan Makalah selanjutnya
Akhrinya buat ayah bunda yang doanya terus mengalir mengairi telaga masa depan penulis,
semoga mereka selalu dalam rahmat-Nya...Amin
Ternate, 5 Januari
2018
Kelompok VIII
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3
A. Pengertian pertumbuhan uang dan inflasi............................................... 3
B. Teori klasik inflasi................................................................................... 9
C. Hubungan uang dan inflasi.................................................................... 12
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 16
A. Kesimpulan............................................................................................. 16
B. Saran....................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Friedman dan Schwartz menulis dua makalah yang mendokumentasi sumber
danpengaruh perubahan dalam kuantitas uang selama periode 1867 – 1960 dan 1867 –1975 di
Amerika Serikat. Secara empiris, Friedman dan Schwartz berhasil memverifikasi hubungan
antara inflasi dan pertumbuhan jumlah uang beredar.
Hasil penelitian Friedman dan Schwartz menunjukkan bahwa di Amerika Serikat dekade-
dekade dengan pertumbuhan uang tinggi cenderung memiliki inflasi yang tinggi, dandekade-
dekade dengan pertumbuhan uang rendah cenderung memiliki inflasi yang rendah.Hasil yang
sama diperoleh dari perbandingan tingkat rata-rata inflasi dan tingkat rata-rata pertumbuhan
uang di lebih dari 100 negara selama tahun 1990-an. Dalam kajian tersebut, terdapat
hubungan yang jelas antara pertumbuhan uang dan inflasi. Negara-negara dengan
pertumbuhan uang tinggi cenderung memiliki inflasi yang tinggi, sementara negara-negara
dengan pertumbuhan uang rendah cenderung memiliki inlfasi yang rendah.
Namun demikian, menurut Mankiw (2003), keeratan hubungan inflasi dengan jumlah
uang beredar tidak dapat dilihat dalam jangka pendek. Teori inflasi ini bekerja paling baik
dalam jangka panjang, bukan dalam jangka pendek. Dengan demikian, hubungan antara
pertumbuhan uang dan inflasi dalam data bulanan tidak akan seerat hubungan keduanya jika
dilihat selama periode 10-tahun.
Uang adalah persediaan aset yang dapat dengan segera digunakan untuk melakukan
transaksi. Inflasi adalah kenaikan jumlah barang dan jasa.
1.2.Rumusan Masalah
1. Pertumbuhan uang dan inflasi
2. Teori klasik inflasi
3. Beban beban inflasi
4. Hubungan uang dan inflasi
BAB II
PEMBAHASAN
V = (P X Y) / M
2. Efek
Fisher
Suku bunga nominaladalah suku bungan yang kita ketahui / yang diberikan oleh
bank.Suku bunga riil adalah suku bunga yang telah disesuaikan dengan inflasi (suku bunga
nomina) yang telah dikurangi dengan tingkat inflasi.
Suku bunga riil = suku bunga nominal-laju inflasi
Suku bunga nominal = suku bunga riil+laju inflasi
Efek fisher (Fisher effect) yaitu penyesuaian suku bunga nominal seiring dengan
tingkat inflasi. Hal ini merupakan akibat atau lanjutan dari teori kenetralan moneter.
Beban-Beban Inflasi
1. Biaya
Menu
Biaya menu (menu cost) yaitu biaya untuk mengubah harga.Variabilitas harga relatif dan
kesalahan alokasi sumber-sumber daya.Harga-harga berubah hanya sekali-kali, inflasi
menyebabkan harga-harga relatif menjadi lebih berbeda daripada ketika tidak ada inflasi.
Ketika inflasi mengubah harga-harga relatif, keputusan konsumen juga berubah, dan paar-
pasar menjadi kurang mampu mengalokasikan sumber daya untuk digunakan dengan sebaik-
baiknya.
.
2. Distorsi Pajak Akibat Inflasi
Inflasi seringkali tidak dipertimbangkan dalam penghitungan pajak. Solusinya yaitu
dengan membuat indeks pada sistem pajak -hukum pajak dapat dibuat kembali dengan
memperhitungkan efek-efek dari inflasi.
3. Kebingungan
dan Ketidaknyamanan
Hal ini terjadi karena perubahan nilai uang yang turun secara drastis akibat inflasi.
Namun para akuntan sangat sulit untuk menghitung akibat dari inflasi ini karena inflasi
mempengaruhi variabel riil
.
4. Kerugian Khusus Akibat Inflasi Tidak Terduga : Redistribusi Kekayaan secara Acak
Inflasi yang tidak terduga menyebabkan redistribusi kekayaan diantara populasi dengan cara
yang tidak ada hubungannya dengan kepantasan atau kebutuhan. redistribusi ini terjadi
karena banyak pinjaman dalam perekonomian ditentukan dengan menggunakan satuan hitung
yaitu uang.
Hasil yang sama diperoleh dari perbandingan tingkat rata-rata inflasi dan tingkat rata-
rata pertumbuhan uang di lebih dari 100 negara selama tahun 1990-an. Dalam kajian tersebut,
terdapat hubungan yang jelas antara pertumbuhan uang dan inflasi. Negara-negara dengan
pertumbuhan uang tinggi cenderung memiliki inflasi yang tinggi, sementara negara-negara
dengan pertumbuhan uang rendah cenderung memiliki inlfasi yang rendah.
Namun demikian, menurut Mankiw (2003), keeratan hubungan inflasi dengan jumlah uang
beredar tidak dapat dilihat dalam jangka pendek. Teori inflasi ini bekerja paling baik dalam
jangka panjang, bukan dalam jangka pendek. Dengan demikian, hubungan antara
pertumbuhan uang dan inflasi dalam data bulanan tidak akan seerat hubungan keduanya jika
dilihat selama periode 10-tahun.
Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau tidaknya
inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat
mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat
orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam
masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan
perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak
bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga
meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau
karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi
harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.
Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan. Kita ambil
contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun 1990, uang pensiunnya
cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 -atau tiga belas tahun
kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya, uang pensiunnya
tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, orang yang
mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti misalnya pengusaha, tidak
dirugikan dengan adanya inflasi. Begitu juga halnya dengan pegawai yang bekerja di
perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi.
Inflasi juga menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata uang
semakin menurun. Memang, tabungan menghasilkan bunga, namun jika tingkat inflasi di atas
bunga, nilai uang tetap saja menurun. Bila orang enggan menabung, dunia usaha dan
investasi akan sulit berkembang. Karena, untuk berkembang dunia usaha membutuhkan dana
dari bank yang diperoleh dari tabungan masyarakat.
Bagi orang yang meminjam uang dari bank (debitur), inflasi menguntungkan, karena
pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat
meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami
kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat
peminjaman.
Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi
daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong untuk
melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar). Namun, bila inflasi
menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan produsen, maka
produsen enggan untuk meneruskan produksinya. Produsen bisa menghentikan produksinya
untuk sementara waktu. Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha produsen
tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).
Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara,
mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif,
kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran,
dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Bagi orang yang meminjam uang dari bank (debitur), inflasi menguntungkan, karena pada
saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat
meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami
kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat
peminjaman.Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh
lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong
untuk melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar). Namun, bila
inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan produsen,
maka produsen enggan untuk meneruskan produksinya. Produsen bisa menghentikan
produksinya untuk sementara waktu. Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha
produsen tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).
Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara,
mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif,
kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidak stabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran,
dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.
3.2. Saran
Demikianlah makalah ini dibuat, tentunya makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, maka
saran yang membangun yang sangat diharapkan untuk memperbaiki makalah selanjutnya.
Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, dalam memahami
konsep pertumbuhan uang dan inflasi...amin
DAFTAR PUSTAKA