Anda di halaman 1dari 14

KESEIMBANGAN IS-LM PENDEKATAN EKONOMI ISLAM

Makalah
Diajukan untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Ekonomi Makro Islam
Dosen Pengampu:
Novi Febriyanti, ME.

Oleh;
1. Aan Juni Setyawan (402210001)
2. Al Fat Dinullah (402210012)
3. Annisa Rahma Nur Izzati (402210021)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
2021
KATA PENGANTAR

Penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melim-
pahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah dari
tugas mata kuliah Ekonomi Makro Islam berjudul “Keseimbangan IS-LM Pendekatan
Ekonomi Islam”.

Dalam penulisan makalah ini penulis banyak menghadapi kesulitan dan hambatan
tetapi berkat dorongan dan dukungan dari rekan-rekan, penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu penulis sehingga penulisan makalah ini dapat diselesaikan.

Akhir kata semoga makalah ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan para pem-
baca pada umumnya. Namun walaupun makalah ini selesai tentulah masih banyak kekurangan
hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki, oleh karena itu kritik
dan saran yang mengarah kepada perbaikan isi makalah ini sangat penulis harapkan.

Madiun, 9 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I: PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................................. 1
BAB II: PEMBAHASAN .......................................................................................................... 2
A. Keseimbangan Kurva IS-LM .......................................................................................... 2
B. Keseimbangan Pasar Barang dan Pasar Uang Menurut Perspektif Islam ....................... 6
C. Studi Kasus ..................................................................................................................... 9
BAB III: KESIMPULAN ........................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ekonomi mikro dan makro adalah bagian dari pada teori ekonomi sedangkan yang
dimaksud dengan ekonomi teori adalah ilmu yang menganalisa tentang kebutuhan antara
variable-variable ekonomi, variable-variable ekonomi yang dimaksud dapat bersifat mikro
maupun makro.
Ekonomi makro menganalisa keadaan keseluruhan dari kegiatan perekonomian. Di
dalam ekonomi makro tidak membahas kegiatan yang dilakukan oleh seorang produsen,
seorang konsumen atau seorang pemilik faktor produksi, tetapi pada keseluruhan tindakan
para konsumen, para pengusaha, pemerintah, lembaga-lembaga keuangan, dan negara lain
serta bagaimana pengaruh tindakan-tindakan tersebut terhadap perekonomian secara kese-
luruhan.1
Dalam perekonomian tentunya kita tidak asing lagi dengan istilah uang, barang dan
pasar. Ketiga hal tersebut saling berkaitan satu sama lain. Uang adalah alat perantaraan
untuk melancarkan kegiatan tukar menukar dan perdagangan. Dalam ekonomi pemba-
gian pasar dibagi menjadi dua yaitu pasar barang dan pasar uang.2 Dalam ekonomi pem-
bagian pasar dibagi menjadi dua yaitu pasar barang dan pasar uang.
B. Rumusan Masalah
Dari penulisan latar belakang di atas, maka akan dirumuskan permasalahan sebagai
berikut.
1. Keseimbangan Kurva IS-LM.
2. Keseimbangan Pasar Barang Dan Pasar Uang Dalam Perspektif Islam.
3. Studi Kasus.
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan ini untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut.
1. Bertujuan untuk mengetahui informasi mengenai keseimbangan kurva IS-LM.
2. Bertujuan untuk mengetahui informasi mengenai keseimbangan pasar barang dan
pasar uang dalam perspektif Islam.
3. Bertujuan untuk mengetahui studi kasus terkait dengan materi.

1
Priyono Teddy Chandra, Esensi Ekonomi Makro, (Sidoarjo : Zifatama Publishing, 2016), h. 1
2
Sadono Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2015), cet. 23, h. 167

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Keseimbangan Kurva IS-LM


IS-LM terdiri dari IS dan LM. IS adalah Invesment Saving yang berarti pasar barang
sedangkan LM adalah Liquidity Money yang berarti pasar uang.

Model IS-LM menjelaskan interaksi antara dua pasar, yaitu pasar barang dan pasar
uang. Di kedua pasar ini peranan tingkat suku bangsa sangat penting karena akan memen-
garuhi komponen terutama variabel konsumsi dan investasi. Perubahan-perubahan indikator
makro di kedua pasar yang terbentuk akan memengaruhi komposisi pendapatan nasional
dan pertumbuhan ekonomi suatu negara.3

a. Keseimbangan Pasar Barang dan Kurva IS

Pasar barang adalah pasar dimana semua barang dan jasa yang diproduksi oleh
suatu Negara dan dalam jangka waktu tertentu.4

Sebagai pasar, maka terdapat penawaran dan pemintaan begitupula pada pasar
barang. Permintaan dalam pasar barang merupakan agregasi dari semua permintaan
akan barang dan jasa di dalam negeri, sementara yang menjadi penawarannya adalah
semua barang dan jasa yang diproduksi dalam negeri.

Jika permintaan total dari barang dan jasa dalam suatu Negara diasumsikan pen-
jumlahan dari konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G), maka ru-
musnya adalah sebagai berikut:

Z=C+I+G
Dari persamaan sebelumnya, didapatkan bahwa besaran konsumsi ditentukan
oleh besaran disposable income (Y) yang dalam hal ini adalah total pendapatan diku-
rangi dengan pajak (T), sehingga persamaan menjadi:
Z = C (Y - T) + I + G
Secara dengan pendekatan matematis, pendekatan grafis juga dapat digunakan
untuk menggambarkan ekuilibrium di pasar barang.

3
Erni Umi Hasanah dan Danang Sunyoto, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro, (Yogyakarta: CAPS, 2014), h. 135
4
Nurul Huda, dkk, Ekonomi Makro Islam : Pendekatan Teoritis, (Jakarta: Kencana, 2009), cet. 2, h.122

2
Gambar 1. Keseimbangan pasar barang
Dari keseimbangan di pasar barang ini dapat diturunkan kurva IS. Pada bagian
ini, IS bukan lagi sesuatu yang autonomous melainkan dipengaruhi oleh tingkat bunga
dan pendapatan. Jika, diasumsikan terjadi kenaikan tingkat bunga, maka hal ini akan
berpengaruh terhadap besaran investasi.
Dalam bahasa yang lebih sederhana, kenaikan tingkat bunga akan mengakibat-
kan turunnya investasi dan akan mengakibatkan turunnya output nasional. Pergeseran
nilai output, Y yang lebih besar dibandingkan dengan berkurangnya nilai investasi,
dikarenakan adanya faktor multiplier efek.
Turunnya output, dikarenakan turunnya suku bunga, dapat digambarkan dalam
suatu kurva, yang disebut dengan kurva IS. Proses penurunan kurva IS dari keseim-
bangan di pasar barang ini dapat dijelaskan sebagai berikut
Jika suku bunga mengalami kenaikan yang akan berdampak pada turunya total
permintaan terhadap barang dan jasa. Yang disebabkan turunya investasi, selain itu ke-
naikan tingkat suku bunga akhirnya berdampak pada penurunan Y sebagai akibat
turunya tingkat investasi. jika terjadi perubahan pajak (T) yang akan mengakibatkan
perubahan konsumsi, ataupun perubahan dalam pengeluaran pemerintah maka kurva IS
akan bergeser ke kiri maupun kanan.

Gambar 2. Pergeseran kurva IS


Pergeseran kurva IS terjadi disaat apabila pajak (T) naik maka output men-
galami penurunan. Hal ini karena naiknya pajak mengakibatkan Yd menurun. sehingga
berakibat konsumsi masyarakat pun mengalami penurunan. Turunya pendapatan ini
akan diperlihatkan oleh bergesernya kurva IS ke kiri. Sehingga jika pajak meningkat
maka kurva IS bergeser ke kiri bawah. Sebaliknya jika pajak diturunkan berdampak
pada konsumsi masyarakat meningkat, dan kurva IS akan bergeser ke kanan atas.

3
Pergeseran kurva juga akan terjadi jika terjadi perubahan G. Jika pengeluaran
pemerintah atau G meningkat, maka kurva IS akan bergeser ke kanan atas. Turunnya G
akan mengakibatkan kurva IS bergeser ke kiri bawah.
b. Keseimbangan Pasar Uang dan Kurva LM

Pasar uang merupakan suatu tempat dimana terjadi transaksi keuangan. 5 Sama
halnya dengan pasar lainnya, keseimbangan akan tercapai pada saat jumlah pemintaan
uang di pasar sama dengan jumlah penawarannya. Dalam sistem ekonomi di luar
ekonomi islam permintaan uang dipengaruhi oleh tingkat bunga sedangkan pen-
warannya merupakan otoritas dari bank sentral, sehingga bentuk kurva penawarannya
menjadi inelastis sempurna.

Besarnya permintaan uang dipengaruhi oleh pendapatan nominal dan suku


bunga. Secara matematis hubungan ini akan dapat ditulis sebagai berikut:

M = $YL(i)
Berdasarkan hubungan ini dinyatakan bahwa kenaikan pendapatan akan
meningkatkan permintaan uang nominal, sedangkan kenaikan suku bunga akan
menurunkan permintaan uang. Jika hubungan dalam bentuk nominal ini akan di rubah
dalam bentuk riil, maka

M/P = YL(i)

Dari persamaan ini diketahui bahwa permintaan uang riil akan dipengaruhi oleh
pendapat rill dan tingkat bunga. Perbedaan antara uang nominal dan uang riil akan ter-
lihat dari daya belinya. Uang nominal hanya menyatakan jumlah uang yang tertera di
uang fiat, sedangkan uang riil mengukur uang dari daya belinya.

Hubungan antara permintaan dan penawaran uang secara grafis adalah sebagai
berikut:

Gambar 3. Permintaan dan Penawaran Uang

5
Ibid., h. 127

4
Perhatikan keseimbangan lama ada pada titik A dengan jumlah uang beredar M,
dan suku bunga i. sedangkan ekuilibrium yang baru ada pada kombinasi jumlah kese-
imbangan sebesar M, dengan suku bunga i’. Suku bunga yang baru atau i’ lebih tinggi
dibandingkan dengan suku bunga yang lama atau i. Dari kejadian ini, kita dapat melihat
hubungan yang lebih spesifik bahwa ketika jumlah uang beredar tetap, kenaikan pen-
dapatan, maka akan mengakibatkan suku bunga meningkat.

Jika hubungan antara suku bunga dengan pendapatan ini digambarkan secara
lebih khusus, maka akan kita temukan pada kurva LM. Proses penurunan keseimbangan
pada pasar uang (LM) terjadi apabila pendapatan naik maka akan menyebabkan money
demand meningkat yang berdampak pada kenaikan tingkat suku bunga dan menyebab-
kan kurva LM bergeser ke sebelah kanan atas.

Gambar 4. Pergeseran kurva LM

Kebijakan moneter dengan menambah atau mengurangi jumlah uang beredar


akan mengakibatkan pergeseran kurva LM. Jika bank sentral menambah jumlah uang
beredar, maka kurva LM akan bergeser ke bawah, sebaliknya jika jumlah uang beredar
dikurangi, maka kurva LM akan bergeser ke kiri atas.

Sebagaimana telah dibahas pada bagian sebelumnya bahwa kurva IS, merupakan
kurva yang menghubungkan antara i dan Y pada saat pasar barang dalam kondisi ekuilib-
rium. Sedangkan kurva LM, merupakan kurva yang menghubungkan antara Y dan i pada
saat pasar uang dalam kondisi ekuilibrium. Jika kurva IS dan kurva LM bertemu pada satu
titik maka titik (i, Y), tersebut menggambarkan sekaligus keseimbangan yang terjadi di
pasar barang maupun pasar uang.

Gambar 5. Keseimbangan pasar barang dan pasar uang

5
Keseimbangan IS-LM, merupakan keseimbangan dalam perekonomian. Pada gam-
bar diatas keseimbangan terjadi pada titik A, yaitu pada tingkat pendapatan sebesar Y, dan
tingkat bunga sebesar io. Dalam keseimbangan ini diasumsikan pasar uang dan pasar barang
dalam kondisi ekuilibrium.
B. Keseimbangan Pasar Barang dan Pasar Uang Menurut Perspektif Islam
a. Pasar barang dalam perspektif Islam

Kalau kita telaah pasar barang dalam pemikiran konvensional, komponen-kom-


ponen penyusunannya antara lain adalah konsumsi (C), investasi (I), dan pengeluaran
pemerintah (G). Jika secara matematis hubungan ini dapat dituliskan sebagai berikut:

Kurva IS: Y = C (Y-T), I (Y,i) dan G

Ada satu hal yang menjadi ciri dari pasar barang dalam sistem ekonomi
kovensional adalah kehadiran instrumen suku bunga yang menjadi faktor penentu be-
saran investasi di masyarakat. Hal ini tentunya akan bertentangan dengan konsep
perekonomian dalam Islam yang mengharamkan suku bunga karena suku bunga sama
dengan riba.

Dalam Islam, suku bunga diganti dengan ekonomi bagi hasil, sehinggga insentif
dalam melakukan investasi adalah besaran bagi hasil. Besaran bagi hasil yang menjadi
daya tarik bagi investor untuk melakukan investasi adalah share dari keuntungan yang
dibagi kepada investor dan kepada pengelola.

Terkait dengan keuntungan, besarnya keuntungan ini akan diukur dengan


menggunakan besaran standar upah minimum. Untuk mendapatakn suatu tingkat keun-
tungan tertentu akan sangat dipengaruhi oleh besaran modal yang digunakan dalam ber-
investasi.

Secara umum, kondisi ini hanya dapat terjadi pada kondisi dimana modal yang
tersedia tidak dalam bentuk bunga, melainkan dalam bentuk bagi hasil, mudarabah,
ataupun musyarakah.

b. Permintaan uang dalam perspektif Islam

Permintaan uang dalam suatu sistem perekonomian yang Islami akan dipengaruhi
oleh motif seorang muslim dalam memegang uang. Menurut Metwally ada dua motif
utama seorang muslim dalam memegang uang, yaitu : motivasi transaksi dan motivasi
berjaga-jaga.

Permintaan uang untuk tujuan spekulasi sebagaimana yang dikemukakan Keynes,


tidak akan ada dalam suatu sistem perekonomian yang Islami. Permintaan uang dalam
ekonomi Islam menurut Metwally juga dipengaruhi oleh tingkat pendapatan.

6
Motivasi berjaga-jaga, meskipun dibenarkan namun tidak berlebihan, untuk ber-
jaga-jaga hanya dibenarkan dengan jumlah yang terbatas. Terbatasnya jumlah uang un-
tuk berjaga-jaga ini tidak terlepas dari kepercayaan seorang muslim akan janji Allah di
al-Qur’an bahwa Allah aka menjamin rezeki mereka.

Selain dipengaruhi oleh tingkat pendapatannya, permintaan uang dalam sistem


ekonomi Islam juga tergantung kepada ekspetasi return dari financial aset. Ekspetasi
return yang tinggi dari financial aset menyebabkan uang menjadi kurang bermanfaat
jika uang hanya dipegang dan tidak diinvestasikan.

Meski demikian, adanya rasa tanggung jawab seorang muslim dalam membantu
sesama muslim lainnya, maka motif memegang uang sering kali dilandasi sikap untuk
dapat memberikan pinjaman qardhul hasan kepada orang lain sebagai upaya untuk
membantu mereka yang membutuhkan dana pinjaman jangka pendek. Dengan jumlah
uang tunai yang lebih banyak, maka seorang muslim idealnya akan dapat memberikan
lebih banyak pinjaman kebaikan kepada sesamanya. Permintaan uang yang di dedikasi-
kan untuk pinjaman kebaikan ini selanjutnya disebut dengan motif altruistic.

Kegiatan dasar untuk memegang uang pada saat return rendah dan dorongan un-
tuk investasi pada saat return tinggi. Dengan kondisi ini, maka motif memegang uang
untuk tujuan altruistic akan lebih besar pada saat return investasi dari aset finansial ren-
dah daripada saat ekspektasi return investasi tinggi. Fahim Khan menambahkan bahwa
dalam Islam terdapat suatu institusi pengendali dari permintaan uang yang spekulative
yaitu zakat. Dengan adanya zakat maka akan memperkuat motif memegang uang untuk
motif altruistic.

Hubungan antara permintaan uang dengan sikap altruistic oleh Fahim Khan di-
jelaskan bahwa permintaan uang real dipengaruhi oleh peningkatan pendapat real dan
penurunan tingkat ekspektasi return dan financial aset. Maka keseimbangan di pasar
uang secara matematis adalah sebagai berikut :

M
𝑘𝑌 − ℎ′ 𝑎 =
P

Keseimbangan di pasar uang ini dibangun berdasarkan asumsi jumlah uang


beredar dan tingkat harga yang tetap, sehingga jumlah uang riil yang beredar pun tetap.
Hubungan antara a dan y, jika a atau bagi hasil dengan tingkat pendapatan terdapat
suatu hubungan yang positif. Secara grafis, hubungan positif antara a dan y akan di
gambarkan pada suatu dengan kurva LAM. Seperti gambar

7
Gambar 6. Hubungan antara a dan Y di dalam pasar uang dalam system ekonomi
Islam

Meskipun antara kurva LM dengan kurva LAM memiliki slope yang sama, dan
menggambarkan sisi yang sama, yaitu moneter, namun menurut Khan, terdapat perbe-
daan mendasar diantara kedua kurva ini. Kurva LM yang menggambarkan hubungan
antara tingkat bunga (i) dan pendapat (Y) pada saat pasar uang dalam kesetimbangan.
Kurva ini dibangun berdasarkan motif spekulasi dalam permintaan uang, akibat dari
perubahan yang terjadi pada suku bunga. Sedangkan kurva LAM dibangun dari per-
mintaan uang yang berlandaskan motif untuk mendapatkan profit dari investasi dengan
mempertimbangkan sikap altruistic.

Keseimbangan antara pasar barang dan pasar uang dalam perekonomian Islam
menurut Khan, secara grafis direpsentasikan dengan terjadinya perpotongan antara kurva
IS, yang menggambarkan keseimbangan di pasar barang dengan kurva LAM, keseimbangan
di pasar uang. Perpotongan antara kedua kurva ini menunjukkan tingkat bagi hasil, atau
rasio profit sharing dengan pendapatan nasional. Bedanya dengan keseimbangan kurva IS-
LM konvensiomal adalah keberadaannya yang menggantikan suku bunga (i). ilustrasi kese-
imbangan ini dalam analisis grafis adalah sebagai berikut:

Gambar 7. Keseimbangan IS-LAM

Berdasarkan gambar diatas, keseimbangan pasar barang dan pasar uang terjadi pada
saat pendapatan nasional, berada di posisi Yo dan rasio profit sharing sebesar ao. hal ini
memberikan dampak negatif terhadap minat pelaku bisnis untuk berinvestasi. Sementara
kurva LAM, di pengaruhi besaran A. jika nilai a rendah, maka orang akan lebih senang
memegang uang dalam bentuk tunai dan memanfaatkannya dalam kegiatan yang sifatnya
altruistic. Sebaliknya, jika a besar, maka masyarakat akan melakukan investasi yang lebih
besar dalam sejumlah aset-aset finansial.

8
C. Studi Kasus
Perkembangan Pasar Uang Antar Bank di Indonesia
PUAB selama 2003 mencerminkan turunnya suku bunga PUAB mengikuti
penurunan suku bunga instrumen moneter. Laju pertumbuhan volume transaksi PUAB di
2003 turun menjadi negatif 2,1% dibanding tahun sebelumnya yang tumbuh positif sebesar
18,2%. Perkembangan PUAB di 2003 semakin menguatkan indikasi meningkatnya ekses
likuiditas perbankan sehingga bank tidak memerlukan tambahan dana yang besar melalui
transaksi PUAB. Total volume rata-rata harian transaksi PUAB rupiah, baik PUAB pagi
maupun sore, selama 2003 cenderung turun dibandingkan volume rata-rata transaksi di
2002. Ditinjau dari kelompok pelaku PUAB rupiah selama 2003, bank umum merupakan
bank yang dominan sebagai bank pemberi baik di PUAB pagi maupun sore. Kondisi ini
menunjukkan kondisi likuiditas yang cukup besar.
Dari sisi volume, transaksi harian PUAB Rupiah O/N sebagai salah satu indikator
kebutuhan likuiditas perbankan (demand for bank reserves) tercatat tumbuh 5% setelah ta-
hun 2004 terkontraksi 2,1%. Perkembangan ini selaras dengan perbaikan kegiatan
perekonomian dan berbagai kebijakan Bank Indonesia yang di antaranya ditujukan untuk
membuat PUAB lebih berarti. Ditinjau dari kelompok pelakunya, selama 2004 bank
pemerintah menjadi pemasok utama bagi likuiditas PUAB baik pada sesi pagi maupun sesi
sore.
Dari sisi volume, secara total PUAB Rupiah mengalami peningkatan dari tahun sebe-
lumnya sejalan dengan meningkatnya kegiatan perekonomian. Bila pada tahun 2005 total
volume PUAB secara rata-rata mencapai tumbuh sebesar 37%. Kenaikan volume PUAB
tersebut terutama terjadi pada aktivitas pagi, sementara di sore hari cenderung stabil.
Ketatnya likuiditas global akibat krisis keuangan yang terjadi di negara maju berim-
bas pula pada pasar uang domestik, khususnya pada paruh kedua tahun 2008. Krisis kredit
di pasar global memicu investor asing untuk mencairkan aset-asetnya yang ada di emerging
markets termasuk Indonesia. Kondisi tersebut disertai pula oleh meningkatnya perilaku in-
vestor asing yang menghindari risiko, yang selanjutnya berakibat pada meningkatnya
tekanan di pasar keuangan. Di samping itu, masih terdapat peluang untuk lebih menyem-
purnakan efektivitas kebijakan moneter melalui upaya penyelarasan sinyal kebijakan (BI
Rate) dengan perkembangan pasar uang antarbank (PUAB). Menyikapi berbagai kondisi
tersebut, Bank Indonesia menempuh berbagai kebijakan penyempurnaan pengelolaan likui-
ditas di pasar uang rupiah. Kondisi tersebut terutama terkait dengan tingginya pertumbuhan
kredit perbankan di tengah jauh lebih rendahnya pertumbuhan dana pihak ketiga. Di
samping itu, semakin menguatnya imbas krisis di pasar keuangan global memicu investor
asing untuk mencairkan aset-asetnya yang ada di emerging markets termasuk Indonesia.
Kondisi tersebut mendorong meningkatnya kebutuhan likuiditas perbankan. Hal ini
kemudian sedikit banyak menaikkan risiko antarpelaku pasar (counterparty risk) dan me-
mengaruhi tingkat kepercayaan bertransaksi (confidence) sehingga semakin mempertajam
segmentasi di PUAB.6

6
Corvia Maulidya, “Analisis Pasar Uang Antar Bank Di Indonesia”, dalam Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.
10 No. 1, Fakultas Ekonomi UNSRI, Juni 2012, h. 64

9
BAB III
KESIMPULAN

IS-LM terdiri dari IS dan LM. IS adalah Invesment Saving yang berarti pasar barang
sedangkan LM adalah Liquidity Money yang berarti pasar uang. Model IS-LM menjelaskan
interaksi antara dua pasar, yaitu pasar barang dan pasar uang.

Pasar barang adalah pasar dimana semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu
Negara dan dalam jangka waktu tertentu. Jika permintaan total dari barang dan jasa dalam
suatu Negara diasumsikan penjumlahan dari konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran
pemerintah (G), maka rumusnya adalah sebagai berikut :

Z=C+I+G

Pasar uang merupakan suatu tempat dimana terjadi transaksi keuangan. Besarnya per-
mintaan uang dipengaruhi oleh pendapatan nominal dan suku bunga. Secara matematis hub-
ungan ini akan dapat ditulis sebagai berikut:

M = $YL(i)

Jika kurva IS dan kurva LM bertemu pada satu titik, maka titik tersebut menggam-
barkan sekaligus keseimbangan yang terjadi di pasar barang maupun pasar uang. Keseim-
bangan IS-LM, merupakan keseimbangan dalam perekonomian.

Pasar barang dalam pemikiran konvensional terdiri atas komponen - komponen


penyusunannya antara lain adalah konsumsi (C), investasi (I), dan 20 pengeluaran pemerintah
(G). Jika secara matematis hubungan ini dapat dituliskan sebagai berikut:

Kurva IS: Y = C (Y-T), I (Y,i) dan G

Permintaan uang dalam suatu sistem perekonomian yang Islami akan dipengaruhi
oleh motif seorang muslim dalam memegang uang. Menurut Metwally ada dua motif utama
seorang muslim dalam memegang uang, yaitu : motivasi transaksi dan motivasi berjaga-jaga.

Keseimbangan di pasar uang secara matematis adalah sebagai berikut :

M
𝑘𝑌 − ℎ′ 𝑎 =
P

Keseimbangan antara pasar barang dan pasar uang dalam perekonomian Islam
menurut Khan, secara grafis direpsentasikan dengan terjadinya perpotongan antara kurva IS,
yang menggambarkan keseimbangan di pasar barang dengan kurva LAM, keseimbangan di
pasar uang.

10
DAFTAR PUSTAKA

Chandra, P. T. (2016). Esensi Ekonomi Makro. Sidoarjo: Zifatama Publishing.


Huda, N., & dkk. (2009). Ekonomi Makro Islam : Pendekatan Teoritis. Jakarta: Kencana.
Maulidya, C. (2012). Analisis Pasar Uang Antar Bank di Indonesia. Jurnal Ekonomi
Pembangunan Vol. 10 No. 1, 64.
Sukirno, S. (2015). Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Umi, H. E., & Sunyoto, D. (2014). Pengantar Ilmu Ekonomi Makro. Yogyakarta: CAPS.

11

Anda mungkin juga menyukai