Disusun oleh:
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga Penulis bisa merampungkan makalah dengan judul "
PERMINTAAN AGREGAT II: MENERAPKAN MODEL IS-LM” dengan tepat
waktu. Ada pun tujuan penulisan makalah ini ialah guna memenuhi tugas Ibu
Haryatih S.E., M.Si pada Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan perihal Penerapan Model IS-LM.
Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memimpin
seluruh umat keluar dari kebodohan menuju zaman terang benderang. Kita hanya
bisa berharap syafaat di akhirat.
Penulis berterima kasih pada semua pihak yang sudah membantu dalam
pengumpulan materi sehingga makalah ini bisa dirampungkan. Penulis menyadari
bahwa makalah ini sangat jauh dari ideal. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang
membangun amat diharapkan untuk menyempurnakan makalah ini.
Pemakalah
DAFTAR ISI
Contents
i
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3
1.1 Latar Belakang...............................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................3
1.3 Tujuan............................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5
2.1 Fluktuasi Dengan Model IS-LM....................................................................5
2.1.1 Bagaimana Kebijakan Fiskal Menggeser Kurva IS dan Mengubah
Ekuilibrium Jangka Pendek..................................................................................5
2.1.2 Bagaimana Kebijakan Moneter Menggeser Kurva LM dan
Mengubah Jangka Pendek....................................................................................7
2.2 Interaksi antara Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal............................9
2.3 Guncangan Pada Model IS-LM...................................................................11
2.4 IS-LM Sebagai Teori Permintaan Agregat..................................................12
2.4.1 Model IS-LM ke Kurva Permintaan Agregat.........................................12
2.4.2 Model IS-LM dalam Jangka Pendek dan Jangka Panjang....................15
2.5 The Great Depression...................................................................................17
BAB III..................................................................................................................22
STUDI KASUS......................................................................................................22
3.1 Interaksi Antara Kebijakan Moneter dan Fiskal...........................................22
BAB IV PENUTUP...............................................................................................29
4.1 Kesimpulan..................................................................................................29
4.2 Saran.............................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................31
ii
BAB I
PENDAHULUAN
3
3. Bagaimana guncangan pada model IS-LM?
4. Apa pengertian IS-LM sebagai teori permintaan agregat?
5. Apa yang dimaksud The Great Depression?
1.3 Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Fluktuasi Dengan Model IS-LM
Gambar 1
5
Seperti yang ditunjukkan Gambar 1, kurva IS bergeser ke kanan.
Ekuilibrium ekonomi bergerak dari titik A ke titik B. Kenaikan
pembelian pemerintah meningkatkan pendapatan dari Y1 ke Y2 dan
tingkat bunga dari r1 ke r2.
Gambar 2
7
Gambar 3
8
2.2 Interaksi antara Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal
9
Panel b, Fed ingin mempertahankan tingkat suku bunga yang konstan.
Dalam hal ini, ketika kenaikan pajak menggeser kurva IS ke kiri, Fed harus
menurunkan jumlah uang beredar untuk mempertahankan tingkat bunga
pada tingkat awalnya. Penurunan jumlah uang beredar ini menggeser
kurva LM ke atas. Tingkat bunga tidak turun, tetapi pendapatan turun
dalam jumlah yang lebih besar daripada jika Fed mempertahankan jumlah
uang beredar konstan. Sedangkan pada panel (a) suku bunga yang lebih
rendah merangsang investasi dan sebagian mengimbangi efek kontraksi
dari kenaikan pajak, pada panel (b) Fed memperdalam resesi dengan
mempertahankan suku bunga tinggi.
10
pendapatan tidak berubah, kombinasi kenaikan pajak dan ekspansi
moneter mengubah alokasi sumber daya perekonomian.
Dari contoh ini kita dapat melihat bahwa dampak dari perubahan
kebijakan fiskal bergantung pada kebijakan yang diambil oleh Fed, yaitu
apakah mempertahankan jumlah uang beredar, tingkat bunga, atau tingkat
pendapatan konstan. Secara lebih umum, setiap kali menganalisis perubahan
dalam satu kebijakan, kita harus membuat asumsi tentang pengaruhnya
terhadap kebijakan lainnya. Asumsi yang paling tepat tergantung pada kasus
yang dihadapi dan banyak pertimbangan politik yang melatarbelakangi
pembuatan kebijakan ekonomi.
11
kurva IS ke kiri, yaitu mengurangnya pendapatan dan kesempatan kerja.
Penurunan pendapatan ekuilibrium ini sebagian memvalidasi
pesimisme awal perusahaan.
Guncangan pada kurva IS juga dapat timbul dari perubahan permintaan
barang konsumsi. Misalnya, pemilihan presiden yang populer
meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap perekonomian dapat
mendorong konsumen untuk menabung lebih sedikit untuk masa depan
dan mengkonsumsi lebih banyak untuk saat ini. Pergeseran fungsi
konsumsi ini dapat meningkatkan juga planned expenditure atau
meningkatkan pengeluaran yang direncanakan dan menggeser kurva IS
ke kanan.
B. Guncangan kurva LM merupakan guncangan yang muncul dari
perubahan permintaan uang secara eksogen. Misalnya, pembatasan baru
pada ketersediaan kartu kredit meningkatkan jumlah uang yang dipilih
orang untuk dipegang. Menurut teori preferensi likuiditas, ketika
permintaan uang meningkat, tingkat bunga yang diperlukan untuk
menyeimbangkan pasar uang lebih tinggi (untuk setiap tingkat pendapatan
dan jumlah uang beredar). Oleh karena itu, peningkatan permintaan uang
menggeser kurva LM ke kiri atas, yang cenderung menaikkan tingkat
bunga dan menekan pendapatan. Hal ini mengindikasikan penurunan
jumlah uang yang tersedia dalam perekonomian pada setiap tingkat suku
bunga. Karena penawaran uang yang lebih rendah, tingkat suku bunga
akan naik lebih lanjut, yang dapat menghambat investasi dan pengeluaran
konsumen.
12
2.4.1 Model IS-LM ke Kurva Permintaan Agregat
Gambar 4
Untuk setiap jumlah uang beredar M, tingkat harga yang lebih tinggi
P mengurangi penawaran keseimbangan uang riil M/P Penawaran yang
lebih rendah dari keseimbangan uang riil menggeser kurva LM ke atas,
yang menaikkan tingkat bunga ekuilibrium dan menurunkan tingkat
13
pendapatan ekuilibrium, seperti yang ditunjukkan pada panel (a). Di sini
tingkat harga naik dari P1 ke P2 dan pendapatan turun dari Y1 ke Y2.
Kurva permintaan agregat pada panel (b) memplot hubungan negatif
antara pendapatan nasional dan tingkat harga. Dengan kata lain, kurva
permintaan agregat menunjukkan kumpulan titik ekuilibrium yang
muncul dalam model IS-LM saat kita memvariasikan tingkat harga dan
melihat apa yang terjadi pada pendapatan.
Gambar 5
15
Gambar 6
P = P1.
Y = Ȳ.
A. Pengertian
The Great Depression adalah sebuah kondisi perlambatan
ekonomi yang tajam dan mempengaruhi berbagai bidang. Selain itu
banyak pengangguran, terjadi krisis perbankan, krisis kredit, maka
sektor ekonomi nyaris lumpuh. Kelumpuhan ekonomi yang panjang
dan lama ini akan menyebabkan depresi ekonomi semakin parah.
Depresi ekonomi yang parah inilah yang disebut the Great
Depression.
17
Istilah Great Depression muncul ketika Amerika Serikat
mengalami krisis ekonomi berkepanjangan selama satu dekade yakni
pada tahun 1929-1939. Krisis ekonomi yang menghantam negara
adidaya tersebut justru terjadi di saat perekonomian justru sedang
mengalami perkembangan yang begitu pesat di tahun 1920.
Perkembangan ekonomi yang pesat memicu spekulasi besar-besaran
di pasar saham. Inilah yang kemudian menjadi titik balik terjadinya
Great Depression.
Great Depression di negeri Paman Sam ini diawali dengan
turunnya harga saham pada September 1929. Puncaknya pada 24
Oktober 1929 dilakukan penjualan saham besar-besaran dalam waktu
sehari. Hal ini mengakibatkan indeks saham anjlok pada level yang
mengkhawatirkan. Peristiwa ini kemudian dikenal dengan istilah
Black Tuesday.
Penjualan saham secara masif berakibat pada hilangnya
kepercayaan terhadap pasar saham. Pasca jatuhnya pasar saham, daya
beli menurun, investasi menyusut, dan sektor industri goyah. Efek
domino lainnya jumlah pengangguran merebak bak jamur di musim
hujan. Tak hanya sampai di situ saja. Banyaknya pengangguran jelas
menyebabkan peningkatan jumlah kredit macet, sehingga penyitaan
terhadap aset sebagai agunan kredit pun meningkat. Akibatnya, tuna
wisma merajalela dan kelaparan melanda.
Great Depression meluluh lantakkan sendi-sendi ekonomi rakyat
dan negara, termasuk perbankan. Pada tahun 1930, terjadi rush money
oleh masyarakat yang telah kehilangan kepercayaannya terhadap
perbankan. Rush money merupakan aksi penarikan simpanan baik
berupa tabungan ataupun deposito secara besar-besaran. Hal ini
mengakibatkan kacaunya aliran kas bank, sehingga bank mengalami
kekurangan kas. Tahun 1933 merupakan puncak dari krisis
perbankan, di mana setengah dari lembaga-lembaga perbankan di
Amerika Serikat dinyatakan bangkrut dan tutup.
Great Depression berimbas pada perekonomian dunia. Tak hanya
menghancurkan negara berkembang, Great Depression juga
memporak-porandakan perekonomian negara industri. Sebab volume
18
perdagangan menurun drastis, demikian pula dengan pendapatan
masyarakat, pajak, dan keuntungan perusahaan.
Dahsyatnya krisis ekonomi pada level Great Depression tak hanya
berdampak pada kota-kota besar yang membangun gedung-gedung
tinggi, tetapi perekonomian di wilayah pedesaan pun tak luput dari
hantamannya. Harga komoditas pertanian anjlok. Bahkan tak sedikit
komoditas pertanian yang membusuk di lahan karena ketiadaan dana
operasional untuk memanennya.
Great Depression merupakan mimpi buruk dalam sejarah
ekonomi Amerika Serikat dan dunia. Sulit untuk bangkit apalagi
keluar dari krisis. Negara adidaya sekelas Amerika Serikat
membutuhkan waktu kurang lebih sepuluh tahun untuk memulihkan
kondisi perekonomiannya. Program New Deal yang digagas oleh
Franklin D. Roosevelt, presiden Amerika Serikat yang menggantikan
Herbert Hoover.
19
Produk Domestik Bruto dijadikan sebagai ukuran kondisi
ekonomi suatu negara. Jika PDB meningkat atau stabil, artinya
perekonomian negara tersebut tidak mengalami gangguan. Namun,
apabila menurun menandakan adanya suatu masalah. Kondisi
ekonomi suatu negara disebut memasuki masa resesi apabila nilai
PDB mengalami penurunan tidak lebih dari 10%. Jika penurunan
PDB lebih dari 10%, artinya kondisi ekonomi negara masuk dalam
depresi ekonomi.
2. Masa atau jangka waktu krisis
Baik resesi maupun depresi merupakan krisis ekonomi yang
sering kali tidak menguntungkan bagi perkembangan
perekonomian. Ditinjau dari masa atau jangka waktu krisisnya,
resesi berjangka pendek, sedangkan depresi berjangka panjang.
Umumnya, resesi ekonomi ditandai dengan penurunan PDB selama
minimal 6 bulan berturut-turut dan maksimal tidak lebih dari tiga
tahun. Sementara depresi ekonomi, masa krisisnya lebih panjang
minimal tiga tahun.
3. Dampak yang ditimbulkan
Dampak yang ditimbulkan oleh depresi ekonomi cenderung
lebih parah dibandingkan dengan resesi ekonomi. Meski
mengalami kelesuan, namun dampak dari resesi masih bisa
diminimalkan dan upaya untuk keluar dari krisis lebih mudah.
Sebaliknya, dampak dari depresi ekonomi menghantam berbagai
sendi ekonomi, tak hanya level individu dan perusahaan, tetapi
juga negara bahkan perekonomian dunia. Krisis ekonomi yang
berlangsung lebih lama pada depresi ekonomi mengakibatkan
sulitnya untuk bangkit dari keterpurukan.
21
BAB III
STUDI KASUS
22
Setelah model dibangun, para ekonom dapat mensimulasikan efek dari
kebijakan alternatif dengan bantuan komputer.
Tabel 11-1 menunjukkan pengganda kebijakan fiskal yang tersirat oleh salah
satu model makroekonometrik yang banyak digunakan, model Data
Resources Incorporated (DRI), dinamai sesuai perusahaan peramalan
ekonomi yang mengembangkannya. Pengganda diberikan untuk dua asumsi
tentang bagaimana Fed mungkin menanggapi perubahan kebijakan fiskal.
Asumsi kedua tentang kebijakan moneter adalah bahwa Fed menjaga jumlah
uang beredar konstan sehingga kurva LM tidak bergeser. Dalam hal ini,
tingkat bunga naik, dan investasi terdesak, sehingga penggandanya jauh lebih
kecil. Pengganda pembelian pemerintah hanya 0,60, dan pengganda pajak
hanya -0,26.
Kejutan kedua adalah serangan teroris di New York City dan Washington,
D.C., pada 11 September 2001. Seminggu setelah serangan itu, pasar saham
jatuh lagi 12 persen, yang pada saat itu merupakan kerugian mingguan
terbesar. sejak Depresi Hebat tahun 1930-an. Selain itu, serangan tersebut
meningkatkan ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi di masa depan.
Ketidakpastian dapat mengurangi pengeluaran karena rumah tangga dan
perusahaan menunda beberapa rencana mereka sampai ketidakpastian
teratasi. Dengan demikian, serangan teroris menggeser kurva IS lebih jauh ke
kiri.
24
semakin menekan harga saham dan mengecilkan investasi bisnis pergeseran
ke kiri ketiga dalam kurva IS.
Pada saat yang sama, Federal Reserve mengejar kebijakan moneter ekspansif,
menggeser kurva LM ke kanan. Pertumbuhan uang dipercepat, dan suku
bunga turun. Suku bunga surat utang negara tiga bulan turun dari 6,4 persen
pada November 2000 menjadi 3,3 persen pada Agustus 2001, tepat sebelum
serangan teroris, Setelah serangan dan skandal perusahaan menghantam
ekonomi, The Fed meningkatkan stimulus moneternya, dan tagihan Treasury
tingkat turun menjadi 0,9 persen pada Juli 2003 - tingkat terendah dalam
beberapa dekade.
25
an, menyebabkan banyak pengamat khawatir akan penurunan yang parah
dalam kegiatan ekonomi dan peningkatan pengangguran yang substansial.
Kisah krisis 2008 dimulai beberapa tahun sebelumnya dengan ledakan besar
di pasar perumahan. Boom memiliki beberapa sumber. Sebagian, itu dipicu
oleh suku bunga rendah. Seperti yang kita lihat dalam studi kasus sebelumnya
di bab ini, Federal Reserve menurunkan suku bunga ke tingkat yang rendah
secara historis setelah resesi tahun 2001. Suku bunga yang rendah membantu
pemulihan ekonomi, tetapi dengan membuatnya lebih murah untuk
mendapatkan hipotek dan membeli rumah, mereka juga berkontribusi
terhadap kenaikan harga rumah.
Namun, harga perumahan yang tinggi terbukti tidak berkelanjutan. Dari tahun
2006 hingga 2008, harga rumah secara nasional turun sekitar 20 persen.
Fluktuasi harga seperti itu seharusnya tidak menjadi masalah dalam ekonomi
pasar. Lagi pula, pergerakan harga adalah cara penanda menyeimbangkan
penawaran dan permintaan. Selain itu, harga rumah pada tahun 2008
26
hanyalah kembali ke tingkat yang berlaku pada tahun 2004. Namun, dalam
hal ini, penurunan harga menyebabkan serangkaian dampak yang bermasalah.
27
Volatilitas yang lebih tinggi, pada gilirannya, menyebabkan dampak keempat:
penurunan kepercayaan konsumen. Di tengah segala ketidakpastian, rumah
tangga mulai menunda rencana pengeluaran. Pengeluaran untuk barang tahan
lama, khususnya, anjlok. Akibat dari semua peristiwa ini, perekonomian
mengalami pergeseran kontraksi yang besar pada kurva IS.
28
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
29
Pada dasarnya model IS-LM dapat dianggap sebagai teori permintaan
agregat dalam perekonomian karena adanya kerangka konseptual yang
digunakan untuk memahami hubungan antara permintaan agregat dan output
dalam perekonomian. Dengan kombinasi kurva IS dan kurva LM, dapat
digunakan untuk memahami bagaimana permintaan agregat mempengaruhi
output dan tingkat suku bunga dalam perekonomian. Selain itu, dapat
digunakan untuk menganalisis dampak kebijakan moneter dan fiskal terhadap
perekonomian.
The Great Depression adalah sebuah kondisi perlambatan ekonomi
yang tajam dan mempengaruhi berbagai bidang yang disebabkan oleh
hancurnya pasar saham Wall Street, besarnya beban utang rumah tangga dan
lembaga keuangan, menurunnya permintaan konsumen Kegagalan kebijakan
stabilisasi yang dilakukan pemerintah, kepanikan bank atau bank panic
(penarikan tabungan oleh nasabah secara besar-besaran) dan jumlah uang
beredar terlalu sedikit.
4.2 Saran
30
DAFTAR PUSTAKA
Boediono. (2000). Ekonomi Makro. Edisi keempat. Yogyakarta: BPFE.
Mankiw, N., Quah, E., & Wilson, P. (2017). Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta:
Salemba Empat.
Sukirno, S. (2004). Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Ningsih Lestari. (2023). The Great Depression, Krisis Ekonomi Terparah dalam
Sejarah.Sumber:https://www.kompas.com/stori/read/2023/03/08/2000000
79/the-great-depression-krisis-ekonomi-terparah-dalam sejarah?
page=all.Diakses tanggal 1 April 2003.
31